com>
Prospek Right Issue PANI yang Tidak Niat Cari Modal dari Ritel?
1 pesan
MIKIRIN DUIT
PANI melakukan right issue dengan target dana Rp10,48 triliun. Lalu, PT
Multi Artha Pratama (MAP), selaku pengendali PANI, akan menjadi
pembeli siaga untuk memborong saham PANI yang tidak dieksekusi oleh
pemegang saham lainnya.
Mayoritas dana itu akan digunakan senilai Rp9,48 triliun untuk akuisisi 7
perusahaan terafiliasi. Lalu, Rp990 miliar digunakan untuk penyetoran
modal ke anak usaha.
Sebenarnya, aksi right issue ini tidak jumbo. Soalnya, Rp9,48 triliun itu
bisa jadi menggunakan skema inbreng. Jadi, Agung Sedayu mengalihkan
saja catatan aset dan kepemilikan saham dari miliknya ke PANI. Sehingga
tak perlu ada uang keluar senilai Rp9,48 triliun. Toh, semua perusahaan
yang mau diakuisisi ini terafiliasi.
Inbreng skema tambah modal dalam bentuk aset, bukan uang. Hal ini
sering dilakukan BUMN seperti saat BBRI right issue dengan dikasih aset
kepemilikan Pegadaian dan PNM
Jadi, total uang yang disetor sesungguhnya hanya Rp990 miliar. Bahkan,
PANI bisa dapat dana tambahan jika seluruh pemegang saham publik
eksekusi saham barunya. Jadi, total dana yang didapatkan sekitar Rp1,25
triliun. Ada selisih lebih uang Rp300 miliar yang bisa digunakan sebagai
cashflow tambahan.
Kedua, harga right issue PANI lebih tinggi dibandingkan dengan harga
pasar hingga harga saham perseroan dalam 12 bulan terakhir. Hal ini
agak tidak lazim bagi saham yang mau right issue. Soalnya, saham yang
mau right issue itu butuh modal. Sehingga mereka akan menawarkan
harga pelaksanaan di bawah harga pasar agar hasil right issuenya
optimal.
Di sini, harga mahal right issue PANI menandakan mereka tidak terlalu
butuh dana dari pemegang saham publik. Untuk itu, skema right issue
PANI ini lebih mirip private placement karena harganya lebih tinggi dari
pasar, tapi pemegang saham publik yang tidak ingin porsinya terdilusi
diberikan tempat untuk ikut meski harus membayar lebih tinggi.
Hal itu biasanya terjadi jika ada saham yang right issue dalam jumlah
besar hingga lebih dari 50 persen saham modal disetor, serta harga
pelaksanaan jauh di bawah harga pasar.
Dalam kasus PANI, saham properti ini hanya melepas 13 persen saham
barunya lewat right issue. Dengan harga pelaksanaan di Rp5.000 per
saham, serta dihitung dengan harga saham per 24 November 2023,
senilai Rp4.700 per saham. Nantinya, setelah right issue selesai, harga
teoritis PANI justru akan naik ke Rp4.740 per saham.
Jika saham PANI tidak naik hingga ke Rp5.000 per saham sampai proses
right issue selesai, berarti kamu yang tidak eksekusi saham barunya
justru bisa mencatatkan kenaikan harga saham, sedangkan jika eksekusi
saham barunya berarti melakukan average up.
Kesimpulan
Jadi, apakah lebih baik eksekusi saham baru PANI atau nggak nih?
selama harga saham rata-rata PANI yang kau pegang di bawah Rp5.000
per saham, lebih baik hold dulu aja. Jadi, nanti setelah aksi right issue
bisa mendapatkan kenaikan harga teoritisnya.
Namun, bagi yang belum punya gimana? cari saham lain aja. Meski,
ekspektasi Net Asset Value per price PANI dinilai sangat bagus dan
potensial, tetap saja kecepatan kenaikannya cukup tinggi.
Kan ada insentif properti hingga warga negara asing boleh beli
apartemen? sentimen itu memang bisa positif ke harga saham sektor
properti. Namun, dengan kenaikan yang sudah terlalu agresif, kami
menilai terlalu berisiko masuk PANI di harga saat ini. [pernyataan ini dari
sudut pandang manajemen risiko]
Kalau kamu beli #Mikirdividen edisi pertama ini, kamu bisa mendapatkan:
Jangan lupa follow kami di Googlenews dan kamu bisa baca di sini
KEEP READING
SUBSCRIPTION DETAILS
You are receiving this because you are a free subscriber to Mikirin Duit.