Anda di halaman 1dari 22

SGD 2

Nyeri perut
Terminologi
• alkali phospatase
enzim dalam aliran darah yang bertugas membantu memecah protein dalam tubuh
• ludwig sign
pemeriksaan untuk melakukan pemeriksaan pembesaran hati
• AST
(aspartate amino transferase) merupakanenzim mitokondria yang terdapat pada organ
jantung,hati,otot, danginjal yang berperan dalam metabolisme asam amino
• ALT
(alanin amino transferase) merupakan enzim yang mengubahprotein menjadi energy
untuk digunakan oleh sel-sel hati
Terminologi
• kesadaran kompos mentis
yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan
tentang keadaan sekelilingnya
• serum kreatinin
Sampah hasil metabolism otot yang mengalir pada sirkulasi darah
identifikasi masalah
• Pasien mengalami nyeri perut kanan atas dan bengkak sekitar 1 bulan
• Pasien mengalami demam yang bersifat hilang timbul, mual danmuntah, nafsu makan
berkurang, dan badan terasa pegal
• P. fisik abdomen: hepar teraba 3cm BAC, pinggir tajam, permukaanterba benjolan ,
nyeri tekan(+), Ludwig sign (+)
• Dari anamnesis didapatkan riwayat BAB berdarah dan berlendirlebih kurang 1 tahun
yang lalu
• P. lab didapat hb 9,6%, leukosit 12.000, trombosit 271.000/mm3. Total bilirubin 1,7
mg/dl, direk bilirubin 1,2 mg/dl , AST dan ALT masing masing 53 u/l dan 62 u/l alkali
phosphatase 375 u/l . protein total 6,4 g/l , albumin 3,2 g/dl , dan globulin 4,2 g/dl.
Serum keratin 0,6 mg/dl. gula darah 169 mg/dl.
Analisis masalah
• Berapakah ukuran normal hepar padadewasa?
=normalnya berat hati 1,2-1,5 kg dan berukuran rata-rata 15cm dan normalnyapada tubuh tidak teraba.

2. Apa yang menyebabkan pasien merasakan demam hilang timbul, mual dan muntah serta nafsu makan
berkurang?
= dikarenakan gejala abses hati yang dialami pasien

3. Berapa nilai normal pemeriksaanlaboraturium ?


• normal hb: lk: 13-17 pr: 12-15
• leukosit: 4.500-11.000
Alkali phosphatase: 20-140
• trombosit: 150.000-450.000
• Protein total:6-8,3gr/dl
• bilirubin total: 0,2-1,2
• Albumin:3,5-5,5
• bilirubin direk:0- 0,4
• Globulin:2,8-3,2
• AST:8-48 • Gula darah sewaktu <100
• ALT: 7-55 • Serum kreatin: pr=1,2 lk=1,4
Analisis masalah
4. Apa yang menyebabkan BAB berlendir danberdarah? Pasien tersebut mengalamiganguan hati yang
disebabkan oleh infeksinon virus ( bakteri atau protozoa) maka empedu yang dihasilkan hati juga terinfeksi
bakteri/ protozoa sehingga feses pasien tersebut berdarah dan berlendir

5. Apa tujuan dilakukan Ludwig sign?


=untuk menilai adanya pembesaran padahati

6. Apa Diagnose yang ditegakkan pada skenario?


=abses hati
NYERI PERUT
K A N A N AT A S

PEMERIKSAAN
FISIK PEMERIKSAAN
• LUDWIG SIGN PENUNJANG
• V I TA L S I G N • HASIL LAB
• NYERI TEKAN • FOTO USG

DIAGNOSIS

P E N TA L A K S A N A A N
Learning objective
Mahasiswa mampu memahami danmenjelaskan:
• Etiologic abses hati (infeksi hati non virus)
• Pathogenesis abses hati
• Diagnosis abses hati
• Tanda dan gejala abses hati
• Penatalaksanaan abses hati
• Komplikasi abses hati
Etiologi abses hati
Abses hati dibagi menjadi 2 berdasarkan penyebabnya, yaitu bakteri pyogenic dan
amoebic.

• 1.Abses hati pyogenic (AHP)


Abses hati piogenik pada umumnya disebabkan oleh bakteri aerob gram negatif dan
anaerob, yang tersering adalah bakteri yang berasal dari flora normal usus seperti
Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, Bacteriodes, enterokokus, streptokokus
anaerob, dan streptokokus mikroaerofilik.
Abses hati pyogenic terjadi karena adanya infeksi oleh bakteri aerob maupun anaerob
yang mengarah ke descending infection. Bakteri tersebut masuk melalui sirkulasi
sistemik, seperti sistem portal, yang akhirnya menyebabkan rusaknya sel pada jaringan
hati. Selain sirkulasi sistemik, abses hati pyogenic juga dapat disebabkan oleh obstruksi
dari saluran empedu. Hal ini menyebabkan kenaikan marker laboratorium, seperti
bilirubin, SGOT dan SGPT, serta didapatkan penurunan Hb dan albumin pada pasien
abses hati pyogenic.
2.Abses hati amoebic (AHA)
Abses hati amoebic adalah manifestasi ekstraintestinal terbanyak pada infeksi dari
protozoa Entamoeba histolytica. Parasit ini masuk melalui jalur ascending dari GI Tract
atau melalui vena portal. Setelah masuk parasit ini mengeluarkan enzim proteolitik

yang akhirnya dapat meningkatkan kadar leukosit dengan sangat tinggi. Karena
memasuki lewat vena portal maka lobus yang terkena lebih banyak pada lobus kanan
dengan karakteristik single dengan ukuran lebih besar.
patogenesis abses hati
Jika terjadi infeksi di sepanjang saluran pencernaan, mikroorganisme penyebab infeksi
dapat sampai ke hati. Mikroorganisme tersebut masuk ke hati melalui sitem billier,
sistem vena porta, sistem arterial hepatik.Kuman yang masuk kedalam tubuh akan
• menyebabkan kerusakanakan jaringan dengan cara mengeluarkan toksin. Bakteri
melepaskan eksotoksin yang spesifik (sintesis), kimiawi yang secara spesifik
mengawali proses peradangan atau melepaskan endotoksin yang ada hubunganya
dengan dinding sel. Reaksi hipersensitivitas terjadi bila ada perubahan kondisi respon
imunologi mengakibatkan perubahan reaksi imun yang merusak jaringan.
Diagnosis abses hati
gejala klinis

nafsu makan berat badan demam nyeri perut malaise


berkurang menurun kanan atas

trias klasik: demam,nyeri RUQ dan malaise.


Namun hanya di temukan pada 30% kasus

Your paragraph text


Diagnosis abses hati
pemeriksaan penunjang

Your paragraph text


Diagnosis abses hati
USG Abses hati Piogenik vs AmoebiK

-umumnya hypoechoic (fokal atu difus) -umumnya hypoechoic tanpa adanya echo
signifikan pada dinding
-dinding batas tidak jelas dan irreguler
-posterior acoustic enhanchement
-posterior acoustic enhancement
-pada kondisi tertentu,,menyerupai PLA

Your paragraph text


Diagnosis abses hati
CT Scan abses hati piogenik vs amoebik

Mikroabses (<2cm ) tampak sebagai: Doublel target sign :


- lesi multiple,kecil -lesi hipogenik dengan edema di sekitar
-batas tegas lesi
-penyangatan tepi minimal -dinding yang menyangat 3-15mm

Your paragraph text


Tanda dan gejala abses hati
Gambaran klinis klasik AHP adalah demam dan nyeri perut kanan atau demam tinggi yng naik turun
disertai mengigil merupakan keluhan terbanyak. Nyeri perut kanan atas biasanya menetap dan dapat
menyebar ke bahu kanan. Kebnyakan pasien mengalami keadaan ini kurang dari 2 minggu, sebelum
pergi berobat. Gejala khas lainnya keringat malam, muntah, anoreksia, kelemahan umum, dan
penurunan besar badan.

Pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran hati disertai nyeri pada kuadran kanan atas. Ikterik di
jumpai apabila penyakit telah lanjut. Beberapa pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri perut kuadran
kanan atas ataupun tidak didapatkan hepatomegali, biasanya gambaran klinis menunjukkan fever of
unknown origin (FUO). Adanya kelainan paru kanan berupa pekak pada perkusi dan penurunan suara
napas di jumpai apabila proses penyakit terjadi pada segemen superior lobus kanan. Pada pemeriksaan
fisik pari ditemukan kelainan pada sekitar 20-30% kasus.
Tanda dan gejala abses hati
Abses hati amuba lebih sering dikaitkan dengan presentasi klinis yang akut di bandingkan abses piogenik hati.
Gejala telah terjadi rata rata 2 minggu pada saat diagnosis dibuat. Dapat terjadi antara infeksi hati usus dan
selanjutnya sampai bertahun tahun dan kurang dari 10% pasien melaporkan riwayat diare berdarah dengan disentri
amuba.
Nyeri perut kanan atas dirasakan lebih berat dibandingkan piogenik terutama di kuadran kanan atas. Kadang nyeri
disertai disertai mual, muntah, anoreksia, penurunan berat badan, kelemahan tubuh, dan pembesaran hati yang
juga terasa nyeri. Nyeri spontan perut kanan atas disertai dengan jalan membungkuk kedepan dengan kedua tangan
diletakkan diatasnya merupakan gambaran klinis khas yang sering dijumpai.
Demam umum terjadi, tetapi mungkin pula polanya intermiten, mialgia, artralgia umum terjadi. Ikterus jarang
ditemukan dan bila ada menandakan prognosis yang buruk. Gejala dan tanda paru dapat terjadi, tetapi paricaldial
rub dan peritonitis jarang ditemukan. Kadang kadang friction rub terdengar dihati.
Gambaran laboratorium mirip dengan yang di temukan di abses piogenik. Komplikasi yang jarang terjadi adalah
pecah di intra peritoneal, intratorakal, dan perikardial serta kegagalan multiorgan
Penatalaksanaan abses hati
• ANTIBIOTIKA
• •Antibiotika yang diberikan adalah kombinasi antibiotik: sefalosporin generasi ketiga dan
metronidazole
• •Durasi pemberian antibiotik tergantung kondisi klinis, namun disarankan lama pemberian
antibiotik intravena antara 2 - 3 minggu, dilanjutkan dengan pemberian secara oral selama 1-2
bulan.
• •Alternatif antibiotik lainnya adalah meropenem 500 mg/ 8 jam atau tigecycline 100 mg dosis
pertama dilanjutkan 50 mg / 12 jam

• DRAINASE ABSES NON BEDAH


• •Drainase abses non bedah dapat dilakukan melalui aspirasi jarum perkutan atau drainase kateter
perkutan.
• • Drainase kateter perkutan memberikan hasil evakuasi yang lebih banyak secara bermakna
dibandingkan menggunakan jarum (Singh dick, 2013) dan metode tersebut lebih dipilih
dibandingkan aspirasi jarum
Penatalaksanaan abses hati
• •Indikasi drainase abses non bedah:
• -Pasien tetap febris serelah 48 - 72 jam mendaparkan antibiorilka
• -Diameter abses hati > 6 cm
• -Gambaran klinis arau USG memperliharkan ancaman perforat atau ruptur

• DRAINASE SECARA BEDAH


• Indikasi drainase abses secara bedah
• •Cairan bersifat kental sehingga sulit diaspirasi
• •Pasien dengan abses multipel
• •Pasien mengalami sepsis atau pasien yang gagal dikelola dengan antibiotik dan drainase perkutan.
• •Abses terlokalisir dan multipel
• •Abses berada di lobus kiri
• •Abses yang mengalami ruptur
Komplikasi abses hati
• Komplikasi abses hati amoeba umumnya berupa Perforasi abses ke berbagai rongga tubuh dan ke
kulit insiden Perforasi ke rongga pleura adalah 10-20% akan terjadi efusi pleura Yang besar dan
luas yang memperlihatkan cairan coklat pada aspirasi Perforasi dapat berlanjut ke baru sampai ke
bronkus sehingga didapat sputum Yang berwarna khas coklat Perforasi ke perikard Menyebabkan
efusi Prikard Dan temponade jantung
• Komplikasi ke kau dal terjadi ke rongga Peritoneum Perforasi akut menyebabkan Peritonitis umum
abses kronis artinya sebelum Perforasi Omentum dan usus mempunyai kesempatan untuk
mengurung proses inflamasi menyebabkan Peritonitis lokal Perforasi ke depan atau ke sisi terjadi
ke arah kulit sehingga menimbulkan fistel yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi sekunder
Referensi
Sumber: B Cahyono, JB Suhario. Tatalaksana Klinis Di
Bidang Gastro dan Hepatologi. Jakarta: Cv Sagung Seto,
2019.

Sjamsuhidajat R.dkk.2010. Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi 3.


Jakarta:Penerbit EGC.

jurnal medical profession(medpro)

Nusi, I. A., Waleleng, B. J., Wenas, N. T., & Rotty, L. (2014).


Alergi Makanan. In S. Setiati , I. Alwi, & A. W. Sudoyo, Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI (pp. 1991-1999).
Jakarta: InternaPublishing.
Thank you very
much!

Anda mungkin juga menyukai