Anda di halaman 1dari 11

TINDAK PIDANA

KORUPSI

H. MUHAMMAD ASRI, S.H M.H


PENGERTIAN TINDAK
PIDANA KORUPSI
Tindak pidana korupsi dalam bahasa inggris disebut dengan criminal
acts of corruption terdiri atas 2 suku kata, yaitu:
• Tindak pidana; dan
• Korupsi
Korupsi dapat dianalisis dari pengertian yang tercantum dalam
peraturan perundang-undangan maupun pandangan ahli. Pengertian itu
desajikan berikut ini:
• Pasal 1 ayat (1) huruf a UU No 3 Thn 1971 tentang pemberantasa
tindak pidana korupsi
• UU No 31 Thn 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.
menurut para ahli

Menurut Joseph S. Nye korupsi merupakan “perilaku


menyimpang pada tugas-tugas normal mengenai peran
publik yang berkaitan dengan (1) privat-regarding atau
berkenaan dengan persoalan pribadi (keluarga atau
Menurut Siti Maryam tindak pidana korupsi ialah
persekongkolan); (2) percuniary atau yang berkenaan
“setiap perbuatan seseorang atau badan hukum yang
dengan uang atau status gains kedudukan yang
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya
menguntungkan atau melanggar peraturan yang
diri sendiri atau orang lain atau suatu badan hukum
berlawanan dengan jenis pekerjaan tertentu yang
yang secara langsung merugikan keuangan negara
memengaruhi suasana pribadi (privat-regarding)”.
dan perekonomian negara atau diketahui patut
disangka olehnya bahwa perbuatan tersebut
merugikan keuangan negara”.
landasan filosofis, yuridis dan sosiologis
tindak pidana korupsi
• UU No.3 Thn 1971 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Landasan filosofis dibentuknya atau
ditetapkan UU ini tercantum dalam konsiderans menimbang yang menyatakan:
• Bahwa perbuatan-perbuatan korupsi sangat merugikan keuangan negara dan menghambat pembangunan nasional
• Bahwa UU No. 24 Prp. Thn 1960 tentang pengusutan, penuntutan dan pemeriksaan tindak pidana korupsi
berhubung dengan perkembangan masyarakat kurang mencukupi untuk dapat mencapai hasil yang diharapkan
dan oleh karenanya UU tersebut perlu diganti.
• UU No. 31 Thn 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi tercantum dalam pertimbangan hukum UU
tersebut. Didalam pertimbangan itu disebutkan bahwa:
• Tindak pidana korupsi sangat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dan menghambat
pembangunan nasional, sehingga harus diberantas dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
• Akibat tindak pidana korupsi yang terjadi selama ini selain merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara, juga menghambat pertumbuhan dan kelangsungan pembangunan nasional yang menuntut efisiensi tinggi.
asas-asas hukum dalam
tipikor
Da l a m p a s a l 5 UU n o . 3 0 T h n 2 0 0 2 t e l a h d i c a n t u m k a n a s a s - a s a s t e n t a n g
k o m i s i p e m b e r a n t a s a n t i n d a k p i d a n a k o r u p s i . Ad a 5 a s a s y a n g t e r c a n t u m
dalam pasal 5 diatas, yang meliputi:
• Ke p a s t i a n h u k u m
• Ke t e r b u k a a n
• Ak u n t a b i l i t a s
• Ke p e n t i n g a n u m u m
• Pr o p o r s i o n a l i t a s
subjek pidana dalam
tipikkor
Ada sembilan sebutan subjek pidana dalam tindak pidana korupsi, yang
meliputi:
• Setiap orang;
• Pegawai negri;
• Penyelenggara negara yang menerima pemberian atau janji;
• Pemborong;
• Ahli bangunan;
• Penjual bahan-bahan bangunan;
• Pemberi hadiah;
• Hakim; dan
• Advokat.
lembaga yang berwenang melakukan penyidikan dan
penuntutan terhadap tindak pidana korupsi

• Lembaga yang berwenang melakukan penyidikan dan penuntutan terhadap


perkara tindak pidan korupsi yaitu komisi pemberantasan korupsi (KPK).
KPK bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun,
maksudnya bahwa KPK dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya
tidak memihak kepada lembaga atau institusi atau orang-orang tertentu.
• Tujuan dibentuknya KPK yaitu meningkatkan daya guna dan hasil guna
terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi.
lembaga yang berwenang memeriksa, mengadili,
dan memutus perkara tipikor

Lembaga yang berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus


perkara tindak pidana korupsi yaitu pengadilan tindak pidana
korupsi. Tugas dan wewenang pengadilan tindak pidana korupsi
yaitu memeriksa dan memutus tindak pidana korupsi yang
penuntutannya diajukan oleh komisi pemberantasan korupsi
(KPK).
jenis-jenis tindak pidana
korupsi
Secara normatif, jenis-jenis tindak pidana korupsi telah ditentukan dalam pasal 2 sampai dengan pasal
13 UU No. 31 Thn 1999 tentang tindak pidana korupsi Jo. Pasal 5 sampai dengan pasal 12 UU No. 20
Thn 2001 tentang perubahan atas UU No 31 Thn 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.
Hasil kajian terhadap ketentuan tersebut telah ditemukan 10 jenis tindak pidana korupsi, meliputi:
• Memperkaya diri;
• Menyalahgunakan jabatan atau kedudukan;
• Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seorang pejabat atau hakim;
• Melakukan perbuatan curang;
• Melakukan penggelapan uang atau surat berharga;
• Melakukan pemalsuan buku-buku daftar-daftar khusus;
• Melakukan penggelapan, perusakkan dan penghancuran barang-barang;
• Menerima hadiah;
• Menerima, pemerasan, dan pemborongan; dan
• Pemberan hadiah.
tindak pidana lain yang berkaitas
dengan tipikor
Didalam UU No. 31 Thn 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi juga diatur tentang tindak
pidana yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi. Ada 4 jenis tindak pidana lain yang berkaitan
dengan tindak pidana korupsi, yaitu:
• Sengaja mencegah, merintangi atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung
penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan disidang pengadilan terhadap tersangka terdakwa atau
para saksi dalam perkara korupsi;
• Sengaja tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar;
• Pelanggaran terhadap ketentuan dalam pasal 220, 231, 241, 422, 429, atau pasal 430 KUHP; dan
• Saksi yang menyebut nama atau alamat pelapor atau hal-hal lain yang memberikan kemungkinan
dapat diketahuinya identitas pelapor.

Anda mungkin juga menyukai