PENGERTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI Tindak pidana korupsi dalam bahasa inggris disebut dengan criminal acts of corruption terdiri atas 2 suku kata, yaitu: • Tindak pidana; dan • Korupsi Korupsi dapat dianalisis dari pengertian yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan maupun pandangan ahli. Pengertian itu desajikan berikut ini: • Pasal 1 ayat (1) huruf a UU No 3 Thn 1971 tentang pemberantasa tindak pidana korupsi • UU No 31 Thn 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. menurut para ahli
Menurut Joseph S. Nye korupsi merupakan “perilaku
menyimpang pada tugas-tugas normal mengenai peran publik yang berkaitan dengan (1) privat-regarding atau berkenaan dengan persoalan pribadi (keluarga atau Menurut Siti Maryam tindak pidana korupsi ialah persekongkolan); (2) percuniary atau yang berkenaan “setiap perbuatan seseorang atau badan hukum yang dengan uang atau status gains kedudukan yang melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya menguntungkan atau melanggar peraturan yang diri sendiri atau orang lain atau suatu badan hukum berlawanan dengan jenis pekerjaan tertentu yang yang secara langsung merugikan keuangan negara memengaruhi suasana pribadi (privat-regarding)”. dan perekonomian negara atau diketahui patut disangka olehnya bahwa perbuatan tersebut merugikan keuangan negara”. landasan filosofis, yuridis dan sosiologis tindak pidana korupsi • UU No.3 Thn 1971 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Landasan filosofis dibentuknya atau ditetapkan UU ini tercantum dalam konsiderans menimbang yang menyatakan: • Bahwa perbuatan-perbuatan korupsi sangat merugikan keuangan negara dan menghambat pembangunan nasional • Bahwa UU No. 24 Prp. Thn 1960 tentang pengusutan, penuntutan dan pemeriksaan tindak pidana korupsi berhubung dengan perkembangan masyarakat kurang mencukupi untuk dapat mencapai hasil yang diharapkan dan oleh karenanya UU tersebut perlu diganti. • UU No. 31 Thn 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi tercantum dalam pertimbangan hukum UU tersebut. Didalam pertimbangan itu disebutkan bahwa: • Tindak pidana korupsi sangat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dan menghambat pembangunan nasional, sehingga harus diberantas dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. • Akibat tindak pidana korupsi yang terjadi selama ini selain merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, juga menghambat pertumbuhan dan kelangsungan pembangunan nasional yang menuntut efisiensi tinggi. asas-asas hukum dalam tipikor Da l a m p a s a l 5 UU n o . 3 0 T h n 2 0 0 2 t e l a h d i c a n t u m k a n a s a s - a s a s t e n t a n g k o m i s i p e m b e r a n t a s a n t i n d a k p i d a n a k o r u p s i . Ad a 5 a s a s y a n g t e r c a n t u m dalam pasal 5 diatas, yang meliputi: • Ke p a s t i a n h u k u m • Ke t e r b u k a a n • Ak u n t a b i l i t a s • Ke p e n t i n g a n u m u m • Pr o p o r s i o n a l i t a s subjek pidana dalam tipikkor Ada sembilan sebutan subjek pidana dalam tindak pidana korupsi, yang meliputi: • Setiap orang; • Pegawai negri; • Penyelenggara negara yang menerima pemberian atau janji; • Pemborong; • Ahli bangunan; • Penjual bahan-bahan bangunan; • Pemberi hadiah; • Hakim; dan • Advokat. lembaga yang berwenang melakukan penyidikan dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi
• Lembaga yang berwenang melakukan penyidikan dan penuntutan terhadap
perkara tindak pidan korupsi yaitu komisi pemberantasan korupsi (KPK). KPK bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun, maksudnya bahwa KPK dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya tidak memihak kepada lembaga atau institusi atau orang-orang tertentu. • Tujuan dibentuknya KPK yaitu meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. lembaga yang berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tipikor
Lembaga yang berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus
perkara tindak pidana korupsi yaitu pengadilan tindak pidana korupsi. Tugas dan wewenang pengadilan tindak pidana korupsi yaitu memeriksa dan memutus tindak pidana korupsi yang penuntutannya diajukan oleh komisi pemberantasan korupsi (KPK). jenis-jenis tindak pidana korupsi Secara normatif, jenis-jenis tindak pidana korupsi telah ditentukan dalam pasal 2 sampai dengan pasal 13 UU No. 31 Thn 1999 tentang tindak pidana korupsi Jo. Pasal 5 sampai dengan pasal 12 UU No. 20 Thn 2001 tentang perubahan atas UU No 31 Thn 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Hasil kajian terhadap ketentuan tersebut telah ditemukan 10 jenis tindak pidana korupsi, meliputi: • Memperkaya diri; • Menyalahgunakan jabatan atau kedudukan; • Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seorang pejabat atau hakim; • Melakukan perbuatan curang; • Melakukan penggelapan uang atau surat berharga; • Melakukan pemalsuan buku-buku daftar-daftar khusus; • Melakukan penggelapan, perusakkan dan penghancuran barang-barang; • Menerima hadiah; • Menerima, pemerasan, dan pemborongan; dan • Pemberan hadiah. tindak pidana lain yang berkaitas dengan tipikor Didalam UU No. 31 Thn 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi juga diatur tentang tindak pidana yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi. Ada 4 jenis tindak pidana lain yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi, yaitu: • Sengaja mencegah, merintangi atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan disidang pengadilan terhadap tersangka terdakwa atau para saksi dalam perkara korupsi; • Sengaja tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar; • Pelanggaran terhadap ketentuan dalam pasal 220, 231, 241, 422, 429, atau pasal 430 KUHP; dan • Saksi yang menyebut nama atau alamat pelapor atau hal-hal lain yang memberikan kemungkinan dapat diketahuinya identitas pelapor.