Anda di halaman 1dari 25

Teori-teori kepemimpinan

Ade rahmat sm, m.kom.i


Teori kemunculan pemimpin
1. Teori Herditas (keturunan).
Pemimpin muncul dari orang–orang terkemuka. Ciri–cirinya, sifat
yang dominan adalah kurang demokratis dan kharismatik.

2. Teori Environmental (lingkungan).


Pemimpin muncul karena faktor lingkungan. Teori ini kebalikan dari teori
pertama yang kurang memperhitungkan faktor keturunan untuk menjadi
seorang pemimpin. Ciri–cirinya demokratis dan kepiawian.

3. Teori Konvergensi (campuran antar keduanya).


Menganggap kedua – duanya signifikan. Model ini lebih banyak diterima
masyarakat modern, khususnya negara – negara demokratis (Indonesia,
Malaysia dll).
Tipe & Gaya Kepemimpinan
1. Tipe Otokratis
2. Tipe Paternalistik
3. Tipe Militeristik
4. Demokratis
5. Tipe Kharismatik
Tipe otokratis

Memperlakukan organisasi yang


dipimpinnya sebagai milik pribadi, serta
keinginan untuk menjadi subjek tunggal
dalam organisasi.

(next)
Tipe paternalistik

Pemimpin cenderung menganggap yang


dipimpin tidak dewasa, dan dipandang
sebelah mata olehnya.

(next)
Tipe militeristik
Tidak harus dalam organisasi militer tetapi gaya
kepemimpinannya seperti militer yakni perintah
pemimpin harus ditaati secara mutlak (garis komando).

(next)
Demokratis
Pemimpin berusaha menyinkronkan antara kepentingan
dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan
yang dipimpinnya.

(next)
Tipe kharismatik
Pemimpin mempunyai daya pikat yang sangat
besar/sangat berpengaruh terhadap pengikutnya.

(next)
Beberapa Kriteria Kepemimpinan dalam Islam
Kepemimpinan setelah Rasulullah SAW, merupakan
pemimpin yang harus memiliki kualitas spiritual yang sama
dengan Rasul, terbebas dari segala bentuk dosa, memiliki
pengetahuan yang sesuai dengan realitas, tidak terjebak dan
menjauhi kenikmatan dunia, serta harus memiliki sifat adil.
Oleh sebab itu ia haruslah mengetahui cita rasa spritual yang
sesuai dengan realitasnya, agar ketika menyampaikan sesuatu
pesan maka ia paham betulakan makna yang sesungguhnya
dari realitas (cakupan) spiritual tersebut. Ketika pemimpin
memiliki kualitas spiritual yang sama dengan rasul maka
pastilah ia terbebas dari segala bentuk dosa. Terdapat beberapa
kriteria dalam konsep kepemimpinan dalam islam. Islam
menentukan seseorang pantas menjadi seorang pemimpin
dengan melihat beberapa aspek.
1. Menggunakan Hukum Allah
Next
2. Tidak Meminta Jabatan atau Menginginka
n Jabatan Tertentu
Bahwa pemimpin dalam islam
adalah mereka yang senantiasa
mengambil dan menempatkan
hukum Allah dalam
seluruh aspek
kepemimpinannya.
2. Tidak Meminta Jabatan atau Menginginkan Jabatan Tertentu

"Sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan ini kepada


seseorang yang memintanya, tidak pula kepada orang yang sangat
berambisi untuk mendapatkannya" (HRMuslim).

"Sesungguhnya engkau ini lemah (ketika abu dzar meminta jabatan


dijawab demikian oleh Rasulullah), sementara jabatan adalah amanah,
di hari kiamat dia akan mendatangkan penyesalan dan kerugian, kecuali
bagi mereka yang menunaikannya dengan baik dan melaksanakan apa
yang menjadi kewajiban atas dirinya". (HR Muslim).
Kecuali, jika tidak ada lagi kandidat dan
tugas kepemimpinan akan jatuh pada orang yang tidak
amanah dan akan lebih banyak membawa mudhorot
dari pada manfaat, hal ini sebagaimana ayat ;
"Jadikanlah aku bendaharawan negeri (mesir), karena
next sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga
dan berpengetahuan". (Qs : Yusuf :55)
3. Kuat dan Amanah

Dengan catatan bahwa amanah kepemimpinan


dilakukan dengan :
• Ikhlas
• Amanah
• Memiliki keunggulan dari para kompetitor lainnya
• Menyebabkan terjadinya bencana jika dibiarkan
jabatan itu diserahkan kepada orang lain.
3. Kuat dan Amanah
next
4. Profesional "Salah seorang dari kedua
wanita itu berkata: "Ya bapakku
ambillah ia sebagai orang yang
bekerja (pada kita), karena
sesungguhnya orang yang paling
baik yang kamu ambil untuk
bekerja (pada kita) ialah orang
yang kuat lagi dapat dipercaya."
(Qs : 28: 26).
4. Profesional
next
5. Tidak Sebab Aji Mumpung KKN
"Sesungguhnya Allah sangat senang
pada pekerjaan salah seorang
di antara kalian jika dilakukan
dengan profesional" (HR : Baihaqi)
5. Tidak Sebab
Aji Mumpung KKN
next Rasulullah SAW, "Barang siapa yang
menempatkan seseorang karena
hubungan kerabat, sedangkan masih
6. Menempatkan Orang y ada orang yang lebih Allah ridhoi, maka
ang Paling Cocok
sesungguhnya dia telah mengkhianati
Allah, Rasul-Nya dan orang mukmin".
(HR Al Hakim). Umar bin Khatab; "Siapa
yang menempatkan seseorang pada
jabatan tertentu, karena rasa cinta atau
karena hubungan kekerabatan, dia
melakukannya hanya atas
pertimbangan itu, maka
seseungguhnya dia telah mengkhianati
Allah, Rasul-Nya dan kaum mukminin".
6. Menempatkan Orang yang
Paling Cocok
next
7. Diutamakan Laki – Laki "Rasulullah menjawab; jika sebuah perkara telah
diberikan kepada orang yang tidak semestinya
(bukan ahlinya), maka tunggulah kiamat
(kehancurannya)". (HR Bukhari). Dalam konteks
hadits ini, setidaknya ada beberapa hal yang bisa
kita cermati :
a) Seorang pemimpin harus bisa melihat
potensi seseorang.
b) Bisa mengasah potensi seseorang.
c) Menempatkan seseorang sesuai
dengan potensi yang ia miliki.
d) Mengatur setiap potensi dari mereka yang
di pimpinnya menjadi satu kekuatan yang
kokoh.
7. Diutamakan Laki – Laki

next “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin


8. Tidak Menerima Hadiah
bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas
sebagian yang lain (perempuan), dan karena
mereka (laki-laki) telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka
wanita yang saleh ialah yang ta’at kepada
Allah lagi memelihara diri (maksudnya tidak
berlaku serong ataupun curang serta
memelihara rahasia dan harta suaminya)
ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah
telah memelihara “ – Surat An-Nisaa’ (4) :34
Bukan berarti seorang wanita tidak
boleh menjadi pemimpin, tetapi alangkah
lebih baik jika laki – laki lah yang memimpin
sebuah kekuasaan atau komunitas tertentu.
8. Tidak Menerima Hadiah

next Rasulullah bersabda, ”Pemberian


9. Dapat Menasehati Rakyat ke Jalan yang B
enar
hadiah kepada pemimpin adalah
pengkhianatan.” (Riwayat
Thabrani).

Yang memiliki arti bahwa, dalam


melaksanakan tugasnya
pemimpin harus lillahitaalla
untuk mengemban amanah yang
telah didapatkannya, ikhlas tanpa
mengharapkan imbalan
sedikitpun.
9. Dapat Menasehati Rakyat ke Jalan yang
Benar
Rasulullah bersabda, ”Tidaklah seorang pemimpin
yang memegang urusan kaum Muslimin lalu ia tidak
bersungguh-sungguh dan tidak menasehati mereka, kecuali
pemimpin itu tidak akan masuk surga bersama mereka
(rakyatnya).”

Menasehati dalam point ini bukan berarti menggurui


atau mengedepankan statusnya sebagai pemimpin, tetapi
meluruskan dan memberi tahu apabila rakyat tersebut
menyimpang atau tidak mengerti bahwa yang ia ketahui
salah. Sehingga pemimpin diharapkan untuk selalu
menasehati rakyatnya dan tetap berada pada jalan yang baik
dan benar.
Kepemimpinan di Negara – Negara Islam

Arab Saudi : kerajaan, kepala negara dan


pemerintahannya adalah raja. Kekuasaan eksekutif
dilaksanakan oleh para pembantu raja yaitu Dewan
Menteri.

Pakistan : republik Islam Pakistan, kepala negara presiden,


dan kepala pemerintahan perdana menteri. Kekuasaan
legislative DPR.

Maroko : kerajaan yang berkonstitusi dan demokratis,


kedaulatan di tangan bangsa dan Islam adalah agama
negara. Menganut sistem banyak partai
Mesir : republik arab Mesir, kepala negara dan
pemerintahan presiden yang dipilih oleh DPR yang
beranggotakan 458 orang. Negara demokrasi, sosialis
yang didasarkan pada aliansi kekuasaan rakyat yang
berpengaruh

Turki : republik nasionalis, kerakyatan, kenegaraan,


sekuler dan revolusionis, kedaulatan di tangan bangsa
Perbandingan Kepemimpinan Ideal Menurut
Islam dan Barat
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai