Anda di halaman 1dari 13

PENGOLAHAN

TEMBAGA
PT.FREEPORT
INDONESIA
KELOMPOK 2
1. MUH. PUTRAWAN HASIM/09320210203
2. MEYFADHIZA ALYAH ARIANTO/09320210228
3. NANDINI/09320210232
4. LA TINRO INRA JAYA KUNTA/09320210247
5. MUHAMMAD MAGFIR HARIS/09320210272
6. BAYU/09320210282
DAFTAR ISI

01 02 03
Tembaga Sejarah Pengolahan
PT. Freeport Tembaga di
Indonesia PT. Freeport
Indonesia
01
TEMBAGA
Tembaga
Tembaga atau copper adalah salah satu Tembaga secara alami terdapat di dalam
unsur logam berbentuk kristal dengan lapisan kulit bumi dalam berbagai bentuk
warna kemerahan dengan nama kimia seperti sulfida (chalcopyrite, bornite,
Cuprum dilambangkan dengan Cu. chalcosite, covellite), dalam bentuk
Tembaga di alam banyak ditemukan karbonat (azurite dan malachite), dalam
dalam bentuk persenyawaan atau sebagai bentuk silikat (chrysycolla dan dioptase)
senyawa padat dalam bentuk mineral dan juga sebagai tembaga murni.
(Palar, 2004) Kebanyakan tembaga ditambang atau
diekstraksi dalam bentuk tembaga sulfida
dari tambang terbuka.
02
PT. Freeport
Indonesia
PT FREEPORT INDONESIA
Merupakan perusahaan tambang mineral afiliasi dari Freeport-McMoRan (FCX) dan Mining Industry Indonesia
( MIND ID ). Saat ini PT. FI menerapkan dua Teknik penambangan, yakni open pit atau tambang terbuka yang
menggunakan truk pengangkut dan sekop listrik besar di tambang Grasberg, serta Teknik ambrukan atau block
caving pada tambang bawah tanah deep ore zone. Bijih hasil penambangan kemudian diangkut ke pabrik
pengolahan untuk dihancurkan menjadi pasir yang sangat halus. PTFI menambang dan memproses bijih
menghasilkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak. Kami memasarkan konsentrat ke seluruh
penjuru dunia dan terutama ke smelter tembaga dalam negeri, PT Smelting. PTFI beroperasi di dataran tinggi
terpencil di Pengunungan Sudirman, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, Indonesia.
SEJARAH PT. FREEPORT INDONESIA
Sejarah PT Freeport Indonesia (PTFI) bermula pada kegiatan eksplorasi di Ertsberg pada Desember 1967.
Konstruksi skala besar di mulai bulan Mei 1970, di lanjutkan dengan ekspor perdana konsentrat tembaga pada
bulan Desember 1972. Pada tahun 1980 sudah dapat menghasilkan konsentrat tembaga dengan kadar ± 30% Cu
sebanyak 180.000 ton/tahun.
03
Pengolahan
Tembaga di
PT. Freeport
Indonesia
PROSES PENGOLAHAN TEMBAGA
Proses pengolahan tembaga di PT Freeport Indonesia melibatkan beberapa tahapan utama, seperti
penghancuran, penggilingan, pengapungan, dan pengeringan. Berikut adalah tahapan pengolahan tembaga di PT
Freeport berdasarkan informasi yang ditemukan:
1. Penghancuran dan Penggilingan
Dilakukan penghancuran dan penggerusan bijih dengan SAG mill dan ball mill. Penghancuran dan penggilingan
mengubah bentuk besaran bijih menjadi ukuran pasir halus guna membebaskan butiran yang mengandung tembaga dan
emas.
2. Pengapungan (Flotasi)
Pengapungan (Flotasi) adalah proses pemisahan yang digunakan untuk menghasilkan konsentrat tembaga-
emas. Bubur konsentrat (slurry) yang terdiri dari bijih yang sudah halus (hasil gilingan) dan air dicampur dengan
reagen dimasukkan ke dalam serangkaian tangki pengaduk yang disebut dengan sel flotasi, di mana penambahan
udara dipompa ke dalam slurry tersebut.
Reagen yang digunakan adalah kapur, pembuih (frother) dan kolektor. Pembuih membentuk gelembung yang
stabil, yang mengapung ke permukaan sel flotasi sebagai buih. Reagen kolektor bereaksi dengan permukaan
partikel mineral sulfida logam berharga sehingga menjadikan permukaan tersebut bersifat menolak air
(hydrophobic). Butir mineral sulfida yang hidrofobik tersebut menempel pada gelembung udara yang terangkat
dari zona slurry ke dalam buih yang mengapung di permukaan sel. Buih yang bermuatan mineral berharga
tersebut, yang menyerupai buih deterjen metalik, meluap dari bibir atas mesin flotasi kedalam palung (launders)
sebagai tempat pengumpulan mineral berharga.
3. Pengeringan
Mineral berharga yang telah terkumpul di dalam palung tersebut adalah 'konsentrat'. Konsentrat (dalam bentuk
slurry, 65% padat menurut berat) dipompa ke Portsite melalui empat jaringan pipa slurry sepanjang 115 km.
Sesampainya di Portsite, konsentrat ini dikeringkan sampai kandungannya hanya 9% air dan kemudian
dikapalkan untuk dijual. Pasir yang tak bernilai dikumpulkan di dasar sel flotasi yang terakhir sebagai limbah
yang disebut 'tailing'. Tailing akhir ini disalurkan menuju suatu sistem pembuangan alami yang mengalir dari Mill
menuju Daerah Pengendapan Ajkwa yang diModifikasi (ModADA).
Berikut Diagram Penambangan
Hingga Pengolahan Tembaga
di PT. FI.
REFERENSI
• Palar. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineke Cipta
• https://ptfi.co.id/id/ore-processing-plant
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai