Anda di halaman 1dari 20

PEMBELAJARAN MANAJEMEN

RISIKO KETENAGALISTRIKAN

BAB 5
TEKNIK EVALUASI
RISIKO
TAHUN 2021 Rev.01
TEKNIK EVALUASI RISIKO PADA ISO 31010
Beberapa teknik asesmen yang dimuat pada ISO 31010 yang terkait dengan analisis risiko
terdiri dari klausul B1, B8, dan B9. Namun hanya teknik yang lebih umum digunakan yang
dibahas pada materi ini.

B.1 Teknik untuk mendapatkan B.9 Teknik untuk memilih antara opsi
pandangan dari stakeholder dan ahli • Cost/benefit analysis
• Brainstorming* • Decision tree analysis
• Delphi Technique* • Game theory
• Nominal Group Technique* • Multi-criteria analysis
• Interviews*
• Surveys*
B.8 Teknik utk mengevaluasi
signifikansi risiko
• ALARP/SFAIRP
• Frequency-number (F-N)
diagram
• Pareto charts
• Reliability centered maintenance
• Risk indices

Catatan: Teknik asesmen yg dibahas pada materi ini hanya teknik


yg di-bold warna biru
*Dijelaskan pada Bab lain

www.pln.co.id |
PERTIMBANGAN SAAT EVALUASI RISIKO
Beberapa hal yg perlu dipertimbangkan saat menentukan Beberapa hal yg perlu dipertimbangkan saat memilih opsi
prioritisasi risiko: atau pengendalian risiko:
• Berapa dampak maksimum atau yg diekspektasi • Biaya dibanding manfaat pengendalian
• Efektivitas dari pengendalian risiko • Potensi kejadian dan perkembangan yg dapat
berpengaruh
• Pendapat stakeholder
• Pendapat stakeholder
• Biaya dan kewajaran upaya penurunan risiko dibanding
manfaat yg diperoleh • Ketidakpastian atau keraguan yg ada terhadap hasil
analisis risiko, termasuk kemungkinan berubahnya
• Interaksi antar risiko termasuk juga dampak kriteria2 dan sasaran terkait di masa yg akan datang
pengendalian pada risiko lainnya
• Apakah pengendalian dapat menimbulkan risiko lain

www.pln.co.id |
5.1 TEKNIK EVALUASI
SIGNIFIKANSI/PRIORITISAS
I RISIKO
As Low As Reasonably Practicable (ALARP)
5.1.1 ALARP/SFAIRP 1/2 So Far As is Reasonably Practicable (SFAIRP)

• ALARP dan SFAIRP adalah akronim yg menggunakan prinsip “yang dapat


dipraktikkan secara wajar” atau “reasonably practicable” yang merepresentasikan
Risiko tidak dapat dijustifikasi kecuali pada
kriteria risiko yg dapat diterima atau ditoleransi. Tidak keadaan luar biasa
diterima
• Sebuah risiko dapat diterima dgn prinsip ALARP, apabila upaya lebih jauh utk
menurunkan risiko sudah tidak seimbang dgn manfaat yg didapatkan. Dapat ditoleransi hanya jika upaya penurunan risiko
tidak praktis atau biaya yg ditimbulkan tidak
• SFAIRP merupakan ekuivalensi dari ALARP yg lebih populer di kalangan medis seimbang dgn manfaat
Zona
dan keselamatan. Sebuah risiko keselamatan dapat ditoleransi dgn prinsip SFAIRP, ALARP
hanya jika tidak ada lagi upaya pengendalian risiko yang mungkin dipraktikan. Dapat ditoleransi jika upaya penurunan
risiko melebihi manfaatnya
• Dalam menentukan ALARP/SFAIRP terdapat 3 hal yg perlu dijawab:
1. Apakah praktik terbaik sudah dilakukan? Diterima
2. Apakah masih ada upaya yg dapat dilakukan utk menekan risiko?
3. Jika ada, apakah upaya tersebut wajar utk dipraktikkan?

LIMITATION
STRENGTHS
S
Mendukung keseimbangan antara risk-return dgn menghindari upaya 2 + - Menafsirkan ALARP/SFAIRP dapat menjadi tantangan karena memerlukan
penurunan risiko yang tidak wajar pemahaman atas konteks kewajaran atas praktik yg dimaksud
Menyediakan metodologi transparan & objektif utk menentukan risiko yg + - Menerapkan ALARP/SFAIRP ke teknologi baru dapat mjd masalah karena risiko
dapat ditoleransi melalui konsultasi stakeholder dan pengendaliannya belum dipahami dgn baik
- Penetapan ALARP/SFAIRP tidak kompatibel lintas organisasi terutama dgn
kapasitas yg berbeda

www.pln.co.id |
As Low As Reasonably Practicable (ALARP)
5.1.1 ALARP/SFAIRP 2/2 So Far As is Reasonably Practicable (SFAIRP)

Studi Kasus:
PLTU X memiliki risiko kesulitan akses masuk PLTU akibat banjir. Dampak kerusakan yang dapat terjadi adalah
sebesar Rp500.000.000. Untuk menangani risiko ini terdapat tiga alternatif mitigasi risiko. Alternatif pertama adalah
membangun saluran air. Mitigasi ini dapat mengurangi kerusakan sebesar Rp200.000.000 dengan biaya
Rp100.000.000. Alternatif kedua adalah membangun saluran air dan tanggul. Penanganan ini dapat mengurangi
kerusakan sebesar Rp400.000.000 dengan biaya Rp250.000.000. Alternatif ketiga adalah membangun saluran air dan
tanggul serta memasang pompa. Penanganan ini dapat mengurangi kerusakan sebesar Rp450.000.000 dengan biaya
sebesar Rp550.000.000.

Berdasarkan prinsip ALARP, alternatif pertama tidak boleh diambil karena risiko masih bisa diperkecil lebih jauh.
Alternatif ketiga juga tidak dapat diambil melakukan mitigasi dengan biaya lebih besar dibandingkan manfaatnya
tidak masuk akal untuk dilakukan. Oleh karena itu alternatif yang diambil adalah alternatif kedua karena dapat
mengurangi risiko hingga sekecil mungkin dan masih masuk akal untuk dilakukan.

www.pln.co.id |
5.1.2 CONSEQUENCE/LIKELIHOOD MATRIX
• Consequence/Likelihood Matrix atau istilah lainnya adalah Matriks Risiko
adalah sebuah cara utk menampilkan risiko berdasarkan tingkat kemungkinan
(likelihood) dan tingkat dampak (consequence) dan menggabungkan keduanya
menjadi tingkat risiko.
• PLN memiliki standar peta risiko sesuai Perdir 0071.P/DIR/2021 tentang
Pedoman Manajemen Risiko Terintegrasi PLN yang dapat digunakan utk
menentukan signifikansi atau prioritisasi risiko berdasarkan koordinatnya
• Urutan dalam menentukan prioritisasi risiko adalah sebagai berikut:
1. Tingkat Risiko: semakin tinggi tingkat risiko semakin prioritas
Urutan
2. Tingkat Dampak: risiko dgn tingkat risiko yg sama (misal sama2 Tinggi), prioritas
maka risiko dgn tingkat dampak lebih tinggi yg lebih prioritas
3. Tingkat Kemungkinan: risiko dgn tingkat risiko yg sama (misal sama2
Tinggi) dan tingkat dampak yg sama (misal sama2 Signifikan), maka risiko
dgn tingkat kemungkinan lebih tinggi yg lebih prioritas

LIMITATION
STRENGTHS
S
Pendekatannya mudah dan sudah standar di seluruh PLN + - Jumlah prioritas terbatas maksimum 25 urutan
Matriks risiko tidak hanya memberikan gambaran visual atas posisi risiko + - Jika terdapat risiko dgn kuadran yg sama (tingkat kemungkinan & dampak yg
pada heat map, namun juga gambaran mengenai prioritisasi sama) maka penentuan prioritasnya perlu dilakukan dgn cara lain seperti Benefit-
Cost Ratio

www.pln.co.id |
5.2 TEKNIK PEMILIHAN/
PRIORITISASI OPSI
5.2.1 COST/BENEFIT ANALYSIS (CBA) 1/2
• CBA adalah teknik untuk mengevaluasi kelayakan dari rencana perlakuan risiko dengan membandingkan
antara manfaat dengan biaya yang dikeluarkan secara ekonomis.
• CBA kuantitatif biasanya menggunakan pendekatan nilai uang dalam mengukur seluruh biaya dan
manfaat. Sedangkan pada CBA kualitatif besaran intangible tidak diberi nilai uang, melainkan hubungan
atau keseimbangan antara biaya dan manfaat dipertimbangkan secara kualitatif.
• Untuk CBA kualitatif, khususnya pada risiko yang terkait dengan keselamatan, biasanya digunakan prinsip
ALARP atau SFAIRP.
• CBA memilik berbagai macam metode, pada materi ini akan dijelaskan 5 metode CBA yg umum
digunakan, yaitu:
1. CBA Ratio
2. Payback period (PBP)
3. Return on Investment (ROI)
4. Net Present Value (NPV)
5. Internal Rate of Return (IRR)
LIMITATION
STRENGTHS
S
Perbandingan antara biaya/manfaat menggunakan satuan yg sama + - Membutuhkan pemahaman yg cukup mengenai manfaat yg mungkin didapat
Menyediakan transparansi informasi dalam pengambilan keputusan + - CBA kuantitatif terkadang menghasilkan perbedaan yg dramatis, tergantung pada
asumsi yg digunakan
Mendorong para pihak utk mengumpulkan informasi yg lebih rinci pada +
semua aspek dari keputusan - Pada kondisi tertentu terkadang sulit menentukan discount rate yg benar

www.pln.co.id |
Risk Assesment

5.2.1 COST/BENEFIT ANALYSIS (CBA) 1/2


Risk Treatment (Action) Plan
Cost Benefit Analysis sebagai bagian dari Tahapan Perlakuan Risiko
Risiko diterima dan memerlukan rencana perlakuan khusus untuk memitigasi atau
Cost Benefit Analysis membagi risiko ke pihak lain.

Menentukan tujuan (tingkat risiko target), aktivitas kontrol, biaya per aktivitas, jadwal,
Risk Treatment pemilik kontrol, pemilik risiko, dll.

CBA adalah teknik untuk mengevaluasi kelayakan dari rencana perlakuan risiko dengan
membandingkan antara manfaat dengan biaya yang dikeluarkan secara ekonomis.

Implementasi dari rencana perlakuan risiko yang diikuti dengan pemantauan dan review,
termasuk pendokumentasian dan pelaporan (bagian dari komunikasi dan konsultasi)

www.pln.co.id |
5.2.1.a CBA RATIO 1/2

• Pada umumnya biaya dan manfaat secara ekonomis dapat direpresentasikan dalam
rasio sederhana (CBA Ratio)
• Tahapan Analisis Biaya Manfaat (CBA)
1. Baseline cost = (Financial impact) x (current risk level/total risk level)
2. Residual cost = (Financial impact) x (residual risk level/total risk level)
3. Total implementation cost = total cost for risk treatment
4. Benefit = Baseline cost – Residual cost
5. CBA Ratio =
6. CBA Ratio > 100% artinya manfaat lebih besar dari biaya, sehingga rencana
perlakuan risiko dianggap layak untuk diimplementasikan

www.pln.co.id |
5.2.1.a CBA RATIO 2/2
Studi Kasus: Contoh:
• PT. XYZ merupakan perusahaan Penyedia energi dengan Diketahui:
pendapatan tahun lalu sebesar Rp 2,5 triliun. PT. XYZ ingin • Pendapatan: Rp 2,5 trilyun,-. Peningkatan pendapatan via
meningkatan pendapatannya dengan menggunakan platform pembayaran online 50% dari pendapatan: Rp 1,25 trilyun,-
digital dan menyediakan pembayaran tagihan online dan
memperkirakan peningkatan pendapatan sebesar 50%. • Eksposur risiko saat ini: (K=35%), (D=40%)
• Eksposur risiko targeted residual: (K=20%), (D=10%)
• Berdasarkan asesmen risiko ditemukan risiko cyber crime
berupa pencurian data konsumen. Kemungkinan kejadian Jawab:
risiko tersebut sebesar 35%. Apabila terjadi, maka hal • Baseline cost: 35% x 40% x 1,25 trilyun = 175 milyar
tersebut menggerus pendapatan sebesar 40% • Residual cost: 20% x 10% x 1,25 trilyun = 25 milyar
• Perusahaan berencana melakukan rencana tindak lanjut risiko • Benefit: 175 milyar – 25 milyar = 150 milyar
yang mengeluarkan biaya sebesar Rp30 miliar. Dengan • CBA Ratio: x 100% = 500%
rencana mitigasi ini diharapkan kemungkinan kejadian dapat
menurun menjadi 20% dan dampak tersisa hanya 10% dari Jadi, mitigasi risiko layak dilaksanakan
pendapatan
• Lakukan analisis biaya dan manfaatnya

www.pln.co.id |
5.2.1.b PAYBACK PERIOD (PBP)
Payback period (PBP) adalah lama waktu pengembalian suatu investasi atau dgn kata lain
kapan kas masuk dan kas keluar dari suatu investasi mencapai titik keseimbangan. Proyek dapat dinyatakan layak
apabila nilai PBP di bawah
Studi Kasus 2: Mengevaluasi investasi proyek jangka waktu (lifetime) dari
Setiap investasi terdapat 2 komponen : proyek atau peralatan. Namun
PLTMH senilai US$15 Juta dgn proyeksi
• KAS MASUK (Proceeds): keuntungan setelah pajak PBP jarang digunakan secara
pendapatan (proceeds) setiap tahun sbb: individu dalam menentukan
dan depresiasi setiap tahun.
• KAS KELUAR: Biaya investasi, operasi, 1. Kas masuk tahun ke-1 = US$5.000.000 kelayakan, karena tidak
2. Kas masuk tahun ke-2 = US$4.000.000 menunjukkan berapa besarnya
pemeliharaan, kepegawaian, dll. profit atau tingkat profitabilitas
3. Kas masuk tahun ke-3 = US$4.500.000 dari proyek.
4. Kas masuk tahun ke-4 = US$6.000.000
Studi Kasus 1: Mengevaluasi investasi proyek PLTMH
senilai US$15 Juta dgn asumsi pendapatan (proceeds) tetap Pada kasus ini PBP juga tidak memperhitungkan faktor bunga, namun karena
setiap tahun sebesar US$4 Juta asumsi kas masuk berbeda setiap tahunnya, maka perhitungan PBP:
1. Perkirakan kapan total kas masuk ‘mendekati’ nilai investasi, misalnya dgn
Pada kasus ini payback period tidak memperhitungkan cara trial & error. Pada kasus ini pada tahun ke-3 total kas masuk paling
faktor bunga (discount rate), serta dgn asumsi kas masuk yg mendekati nilai investasi:
tetap setiap tahunnya, maka PBP dapat dihitung dgn rumus Total kas masuk s.d. tahun ke-3 = 5jt + 4jt + 4,5jt = 13,5jt
sederhana:
Sisa kas masuk yg dibutuhkan utk mencapai PBP = 15jt – 13,5jt = 1,5jt
2. Hitung sisa PBP dgn membagi antara sisa kas masuk yg dibutuhkan utk
mencapai PBP dgn kas masuk tahun ke-4
lalu

www.pln.co.id |
5.2.1.c RETURN ON INVESTMENT (ROI)
Return on Investment (ROI) adalah perbandingan antara Studi Kasus: Mengevaluasi investasi proyek pembangunan PLTD senilai Rp173jt
keuntungan investasi dibanding total biaya yg dikeluarkan. dengan lifetime 4 tahun dan proyeksi aliran kas sbb:
Satuan ROI adalah rasio atau persen.
Tahun ke-n Kas keluar Kas Masuk
0 Rp173.000.000 -
1 Rp12.200.000 Rp68.000.000
2 Rp13.500.000 Rp88.500.000
Proyek dapat dinyatakan layak apabila nilai ROI di atas 3 Rp15.800.000 Rp113.000.000
nol.
4 Rp17.050.000 Rp125.000.000
• ROI merupakan salah satu ukuran profitabilitas, yaitu TOTAL Rp231.550.000 Rp394.500.000
ukuran yg menunjukkan seberapa menguntungkan
sebuah proyek atau produksi. Pada kasus ini ROI dihitung:
• Rasio profitabilitas lainnya antara lain: Return on Asset
(ROA), Return on Equity (ROE), Return on Invested
Capital (ROIC), Return on Capital Employed (ROCE),
Net Profit Margin (NPM), dan Gross Profit Margin Sehingga investasi dapat dinyatakan LAYAK karena ROI lebih besar dari 0.
(GPM)

www.pln.co.id |
5.2.1.d NET PRESENT VALUE (NPV) 1/2
Net Present Value (NPV) adalah selisih antara kas masuk • Discount Rate atau tingkat diskonto merupakan tingkat bunga atau
dan kas keluar yang telah didiskontokan setiap tahun. pengembalian yg diharapkan yg digunakan untuk menghitung nilai uang saat
Satuan NPV adalah nilai uang. ini (present value) dari nilai uang masa depan (future value).
• Terdapat banyak cara dalam menentukan Discount rate, 2 cara yg umum:
1. Discount rate = risk-free rate
di mana: 2. Discount rate = weighted average cost of capital (WACC)
Rt = selisih antara kas masuk dan kas keluar tahun ke-t • Risk-free rate adalah tingkat bunga suatu investasi yang dianggap memiliki
risiko paling kecil (risk-free), misalnya: bunga deposito, yield obligasi yg
t = jangka waktu atau lifetime proyek dijamin pemerintah, dll
i = discount rate (tingkat diskonto) atau WACC • Jika menggunakan konsep risk-free rate artinya apabila tingkat pengembalian
investasi di bawah risk-free rate menjadi tidak layak karena terdapat metode
investasi lain yg bebas risiko dan memberikan keuntungan lebih besar dari
proyek yg akan dikerjakan
Proyek dapat dinyatakan layak apabila nilai NPV di atas
• Sedangkan konsep WACC adalah yg paling populer digunakan utk menentukan
nol.
kelayakan proyek di sebuah perusahaan. Modal yg digunakan utk berinvestasi
Berbeda dgn metode2 yg dipelajari sebelumnya, NPV seringkali memiliki ‘biaya’ yg ditimbulkan dari bunga pinjaman, hal ini disebut
mempertimbangkan konsep time value of money, di mana cost of capital.
nilai uang sebenarnya (nilai intrinsik) akan menurun seiring • Jika menggunakan konsep WACC artinya apabila tingkat pengembalian
berjalannya waktu. investasi di bawah WACC menjadi tidak layak karena biaya yg harus
dikeluarkan perusahaan utk mengembalikan modal dan bunganya lebih besar
dari pendapatan yg dihasilkan proyek.

www.pln.co.id |
5.2.1.d NET PRESENT VALUE (NPV) 2/2
1 Kas Masuk -
Kas Keluar
Tahun Selisih L/R present
Studi Kasus: Tahun ke Kas Masuk Kas Keluar
ke
Kas Masuk Kas Keluar
Laba/Rugi value
𝑅𝑡
Mengevaluasi 0 - 90.000.000
0 0 90.000.000 (90.000.000) (90.000.000)
1 11.000.000 2.000.000 𝑡
kelayakan investasi 1 11.000.000 2.000.000 9.000.000 8.256.881 ( 1 +𝑖 )
2 11.000.000 2.000.000
2 11.000.000 2.000.000 9.000.000 7.575.120 2
3 11.000.000 2.000.000
proyek pembangunan 4 11.000.000 2.000.000
3 11.000.000 2.000.000 9.000.000 6.949.651
4 11.000.000 2.000.000 9.000.000 6.375.827
PLTU senilai US$90jt 5 11.000.000 4.000.000
5 11.000.000 4.000.000 7.000.000 4.549.520
6 13.000.000 2.000.000 7 . 000 . 000
dengan lifetime 30 7 10.000.000 2.000.000
6 13.000.000 2.000.000 11.000.000 6.558.941
=4 . 549 .520
7 10.000.000 2.000.000 8.000.000 4.376.274
tahun. Diasumsikan 8 13.000.000 2.000.000
8 13.000.000 2.000.000 11.000.000 5.520.529 (1+ 0 , 09 )5
9 12.000.000 2.000.000
WACC perusahaan 9 12.000.000 2.000.000 10.000.000 4.604.278
10 12.000.000 4.000.000
10 12.000.000 4.000.000 8.000.000 3.379.286
11 11.000.000 2.000.000
sebesar 9% dan aliran 12 11.000.000 2.000.000
11 11.000.000 2.000.000 9.000.000 3.487.796
Catatan:
12 11.000.000 2.000.000 9.000.000 3.199.813
kas masuk dan kas 13 11.000.000 2.000.000
13 11.000.000 2.000.000 9.000.000 2.935.608 • Tahun ke-0 hanyalah baris untuk
14 11.000.000 2.000.000
keluar adalah sbb 15 12.000.000 4.000.000
14 11.000.000 2.000.000 9.000.000 2.693.218 menambahkan biaya investasi
15 12.000.000 4.000.000 8.000.000 2.196.304 awal, shg tidak ada kas masuk.
(dalam US$): 16
17
11.000.000
12.000.000
2.000.000
2.000.000
16 11.000.000 2.000.000 9.000.000 2.266.828 • Perhatikan total L/R tanpa
17 12.000.000 2.000.000 10.000.000 2.310.732
18 12.000.000 2.000.000
18 12.000.000 2.000.000 10.000.000 2.119.937
present value sebesar US$180jt,
19 11.000.000 2.000.000 sedangkan dgn present value
19 11.000.000 2.000.000 9.000.000 1.750.407
20 11.000.000 4.000.000
20 11.000.000 4.000.000 7.000.000 1.249.016 menjadi hanya US$2,8jt. Prinsip
21 12.000.000 2.000.000
21 12.000.000 2.000.000 10.000.000 1.636.981 time value of money sangat
22 12.000.000 2.000.000
22 12.000.000 2.000.000 10.000.000 1.501.817 mempengaruhi perhitungan
23 12.000.000 2.000.000
23 12.000.000 2.000.000 10.000.000 1.377.814
24 11.000.000 2.000.000 kelayakan yg pada akhirnya
24 11.000.000 2.000.000 9.000.000 1.137.644
25 11.000.000 4.000.000 mempengaruhi pengambilan
25 11.000.000 4.000.000 7.000.000 811.775
26 12.000.000 2.000.000
27 12.000.000 2.000.000
26 12.000.000 2.000.000 10.000.000 1.063.925 keputusan.
27 12.000.000 2.000.000 10.000.000 976.078
28 10.000.000 2.000.000
28 10.000.000 2.000.000 8.000.000 716.388
29 11.000.000 2.000.000
29 11.000.000 2.000.000 9.000.000 739.391
30 11.000.000 4.000.000
30 11.000.000 4.000.000 7.000.000 527.598
TOTAL 342.000.000 162.000.000
TOTAL 342.000.000 162.000.000 180.000.000 2.845.376
3 NPV > 0 berarti proyek dapat
dinyatakan LAYAK

Tips: rumus Excel utk menghitung NPV adalah =NPV(Discount rate, selisih L/R) – Investasi awal. www.pln.co.id |
Selisih L/R yg dimasukkan ke dalam rumus mulai tahun ke-1 sampai tahun terakhir, tidak termasuk tahun ke-0.
5.2.1.e ITERNAL RATE OF RETURN (IRR) Kolom
hitung
Kolom
hitung
NPV IRR
Tahun Selisih L/R dgn
• Internal Rate of Return (IRR) adalah estimasi tingkat ke Kas Masuk Kas Keluar
Laba/Rugi
L/R dgn i=9%
i=IRR Studi Kasus (sama dgn NPV):
Mengevaluasi kelayakan
pengembalian tahunan dari sebuah investasi yg sudah 0 0 90.000.000 (90.000.000) (90.000.000) (90.000.000)
investasi proyek pembangunan
1 11.000.000 2.000.000 9.000.000 8.256.881 8.230.093
didiskontokan setiap tahun. 2 11.000.000 2.000.000 9.000.000 7.575.120 7.526.048
PLTU senilai US$90jt dengan
lifetime 30 tahun. Diasumsikan
• IRR adalah discount rate yang membuat NPV menjadi 3 11.000.000 2.000.000 9.000.000 6.949.651 6.882.230
WACC perusahaan sebesar 9%
4 11.000.000 2.000.000 9.000.000 6.375.827 6.293.488
nol. Satuan IRR adalah persen. 5 11.000.000 4.000.000 7.000.000 4.549.520 4.476.197 dan aliran kas seperti di
6 13.000.000 2.000.000 11.000.000 6.558.941 6.432.296 samping.
7 10.000.000 2.000.000 8.000.000 4.376.274 4.277.850
8 13.000.000 2.000.000 11.000.000 5.520.529 5.378.863 Angka2 pada kolom ini
9 12.000.000 2.000.000 10.000.000 4.604.278 4.471.570
didapat dgn cara trial &
di mana: 10 12.000.000 4.000.000 8.000.000 3.379.286 3.271.239
error, dgn mengubah2 nilai
Rt = selisih antara kas masuk dan kas keluar tahun ke-t 11 11.000.000 2.000.000 9.000.000 3.487.796 3.365.325
12 11.000.000 2.000.000 9.000.000 3.199.813 3.077.437 discount rate (i) sehingga
t = jangka waktu atau lifetime proyek 13 11.000.000 2.000.000 9.000.000 2.935.608 2.814.177 NPV menjadi nol (atau
i = discount rate (tingkat diskonto) atau WACC 14 11.000.000 2.000.000 9.000.000 2.693.218 2.573.438 setidaknya mendekati nol).
15 12.000.000 4.000.000 8.000.000 2.196.304 2.091.815
• Karena sifat dari rumus IRR di atas, perhitungan IRR 16 11.000.000 2.000.000 9.000.000 2.266.828 2.151.979 Dari trial & error tsb
17 12.000.000 2.000.000 10.000.000 2.310.732 2.186.542 didapat angka i = 9,35%,
dilakukan secara trial & error atau dgn bantuan software 18 12.000.000 2.000.000 10.000.000 2.119.937 1.999.494 inilah angka IRR.
seperti Excel. 19 11.000.000 2.000.000 9.000.000 1.750.407 1.645.602
20 11.000.000 4.000.000 7.000.000 1.249.016 1.170.422
• IRR dan NPV biasanya digunakan berpasangan dalam 21 12.000.000 2.000.000 10.000.000 1.636.981 1.528.997
menghitung kelayakan proyek. 22 12.000.000 2.000.000 10.000.000 1.501.817 1.398.199
23 12.000.000 2.000.000 10.000.000 1.377.814 1.278.590
24 11.000.000 2.000.000 9.000.000 1.137.644 1.052.291 IRR > WACC berarti proyek
25 11.000.000 4.000.000 7.000.000 811.775 748.434 dapat dinyatakan LAYAK
26 12.000.000 2.000.000 10.000.000 1.063.925 977.728
27 12.000.000 2.000.000 10.000.000 976.078 894.088
28 10.000.000 2.000.000 8.000.000 716.388 654.082
Proyek dapat dinyatakan layak apabila nilai IRR di atas 29 11.000.000 2.000.000 9.000.000 739.391 672.895
discount rate atau WACC yg ditetapkan. 30 11.000.000 4.000.000 7.000.000 527.598 478.591
TOTAL 342.000.000 162.000.000 180.000.000 2.845.376 0

Tips: rumus Excel utk menghitung IRR adalah =IRR(selisih L/R). www.pln.co.id |
Selisih L/R yg dimasukkan ke dalam rumus mulai tahun ke-0 sampai tahun terakhir.
Proyek sukses
P=0,6
Tidak melakukan
apa2
Proyek gagal

5.2.2 DECISION TREE ANALYSIS (DTA) 1/2


P=0,4

Proyek sukses
P=0,8
Keputusan
Proyek?
Opsi 1 • DTA dilakukan dgn cara memvisualisasikan
Proyek gagal
P=0,2
proses pembuatan keputusan untuk Additional cost = …
memilih alternatif terbaik berdasar Risk exposure=…
Proyek sukses parameter dan ketidakpastian yang
P=0,9
Opsi 2
menyertai.
Proyek gagal
P=0,1 • DTA sering digunakan dalam mengambil Additional cost = …
keputusan terkait risiko proyek (misalnya Risk exposure=…
apakah lanjut Proyek A atau Proyek B) atau
situasi lain di mana terdapat ketidakpastian
dan keterbatasan lainnya shg organisasi
Additional cost = …
harus memilih alternatif yg terbaik. Risk exposure=…

LIMITATION
STRENGTHS
S
Visualisasi pohon dapat mempermudah pengambilan keputusan + - Apabila opsi yg haris diambil banyak dapat membuat DTA menjadi besar dan sulit
utk dikomunikasikan
Memungkinkan kuantifikasi atas masing 2 opsi keputusan +
- Ada kecenderungan utk terlalu menyederhanakan situasi shg dapat
Mendorong pemahaman yg lebih baik mengenai biaya dan risiko dari setiap +
direpresentasikan sebagai diagram pohon
opsi keputusan
- Bergantung pada data historis yg terkadang tidak sesuai dgn keputusan yg sedang
dimodelkan

www.pln.co.id |
5.2.2 DECISION TREE ANALYSIS (DTA) 2/2
Studi Kasus:
PLN P2B Jamali sedang mengembangkan suatu proyek software SCADA
baru untuk lebih efektif dalam mengendalikan transmisi dan GI.
Proyek ini masih berjalan di bawah suatu kelompok tim software-engineers
yang memahami permasalahan tetapi masih belum biasa dengan peralatan
baru yang dipakai. Oleh karena itu, manajer proyek melakukan perhitungan
dan diperoleh hasil paparan risiko dengan probabilitas sebesar 0,4: bahwa
pada proyek ini berpotensi terjadi kesalahan kritis (critical error) dan
menggagalkan keseluruhan investasi proyek senilai US$20 juta.
Manajer proyek memiliki 2 pilihan utk mengurangi paparan risiko tsb:
a. Melakukan pelatihan lanjut kepada para anggota tim engineering
mengenai metode pengembangan software yang lebih canggih.
Penambahan biaya yang terjadi adalah sebesar US$10.000. Estimasi
penurunan probabilitas paparan risiko kegagalan menjadi 0,1
b. Menggunakan pihak ketiga untuk melakukan verifikasi dan validasi
secara independen terhadap software yang dihasilkan. Ini memerlukan
tambahan biaya sebesar US$500.000 dan diperkirakan upaya ini dapat
menurunkan probabilitas paparan risiko menjadi 0,02

www.pln.co.id |
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai