Anda di halaman 1dari 56

Risk Management

KRT Azir Alfanan Dwijowiguno, S.K.M., M.Sc


KRT AZIR ALFANAN DWIJOWIGUNO, S.K.M., M.Sc
aziralfanan@gmail.com
HP : 085 729 666 408

Education Background :
S-1 : Public Health, UNRIYO
S-2 : Occupational Health, UGM
• Experiences :
1. Lecturer & Researcher of UNRIYO since 2014
2. Certificated by Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia Kemenkes for Ahli Kesehatan
Masyarakat since 2014
3. Certificated by Kemnaker RI for Hiperkes & KK since 2014
4. Certificated by Kemnaker RI for Ahli K3 Umum since 2015
5. Certificated by Kemnaker RI for Occupational Health Trainer since 2018
6. Certificated by Kemnaker RI for Auditor SMK3 since 2019
7. Certificated by Kemdikbud RI for OSH Lecturer since 2020
KRT AZIR ALFANAN DWIJOWIGUNO, S.K.M., M.Sc
aziralfanan@gmail.com
HP : 085 729 666 408

• Professional Organizations :
1. Commissariat of Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) DIY
2. Commissariat of Perhimpunan Profesional dan Ahli Kesehatan Masyarakat
Indonesia (PERSAKMI DIY)
3. Member of Indonesian Industrial Hygiene Indonesia (IIHA)
4. Commisariat of Komunitas Ahli K3 Rumah Sakit (KAK3RS) DIY
5. Commisariat of Perhimpunan Ahli Kesehatan Kerja Indonesia (PAKKI) DIY
6. Member of Perhimpunan Dosen K3 (FDK3) Jateng - DIY
7. Commisariat of Asosiasi Lembaga Pembinaan K3 Indonesia (ALPK3I) DIY
Principals of Risk Management

Risk management can be defined as:

The eradication or minimisation of the


adverse affects of risks to which an
organisation is exposed.
Apa itu Risiko?
Apa itu Risiko?
Apa itu Risiko?
Hazar Inciden Safety
Management
d t

Risk
Definisi

Risiko  Kombinasi dari kemungkinan terjadinya kejadian


berbahaya/paparan dengan keparahan dari cidera/ gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh kejadian tersebut.
Bahaya  Suatu sumber atau situasi/keadaan yang
mempunyai potesi menimbulkan gangguan atau berpotensi
menimbulkan kerugian, cidera, kerusakan.
Manajemen Risiko

Risk Management atau Manajemen Risiko


 suatu proses untuk mengelola risiko yang
ada dalam setiap kegiatan.
Proses Manajemen Risiko
Menentukan
Konteks

Pemantauan dan Tinjau Ulang


Komunikasi dan Konsultasi

Identifikasi Bahaya

Analisa Risiko

Evaluasi Risiko
Penilaian Risiko

Pengendalian
Risiko
Menentukan Konteks

Misal :
• Risiko kesehatan kerja
• Kebakaran
• Higiene dll.
Dari konteks tsb. Masih dapat
dikembangkan:
• Untuk RS
• Industri kimia, konstruksi dll.
CLASSIFY WORK ACTIVITY

A work process broken down into n work


Activities
Work Activity Work Activity Work Activity Work Activity
1 2 3 n
Identifikasi bahaya

• Merupakan upaya sistematis untuk


mengetahui sifat dan karakteristik bahaya
yang ada di lingkungan kerja.
• Dengan mengetahui sifat dan karakteristik
bahaya kita dapat lebih berhati-hati dan
dapat melakukan langkah pengamanan
Identifikasi bahaya
Prosedur identifikasi bahaya dan penilaian
risiko harus mempertimbangkan:
• Aktivitas rutin dan non rutin
• Aktivitas semua individu yang memiliki
akses ke tempat kerja
• Perilaku manusia, kemampuan, dan faktor
manusia lainnya
• Identifikasi semua bahaya dari luar tempat
kerja
Identifikasi bahaya
• Bahaya yang ditimbulkan disekitar tempat kerja
dari aktivitas organisasi
• Infrastruktur, peralatan dan material di tempat
kerja
• Perubahan atau rencana perubahan dalam
organisasi
• Setiap persyaratan legal
• Rancangan lingkungan kerja, proses, instalasi,
mesin, peralatan, prosedur operasi
HAZARD IDENTIFICATIONS

Bahaya Biologi Bahaya Radiasi


Bahaya Kimia
Binatang Sinar Alpha
Mudah terbakar
Tanaman Sinar Beta
Meledak Korosif Materi yang infeksius Gamma
Oksidator
Sinar X
Racun
Ultraviolet
Radioaktif
infrared
Infeksius
Laser
BAHAN

PEKERJAAN
Bahaya Ergonomik/ Bio
Bahaya Mesin / mekanikal
Peralatan
Alat yang bergerak Alat LINGKUNGAN KERJA AKTIVITAS KERJA Mengangkat
Menurunkan Menarik
yang tajam
Elektrikal / mendorong
Mengangkut
Debu
Bising Gerakan berulang
Manusia & Organisasi
Bau Bahaya Gravitasi Memutar & mengikat
Kerja
Fume Tingkat yang berbeda Tingkat Menjangkau
Kurang ketrampilan
Mist yang sama Posisi statis
Kejatuhan benda Kurang pengetahuan
Gas Desain yang tidak nyaman
Stress fisik / mental
Spark/Fire
Kekerasan
Serat/Fiber Suhu
Pelecehan
yang tinggi
Vibrasi
Alat yg tdk terlindung
Alat bertekanan
Bahaya dan Risiko

Tabel berikut ini mengilustrasikan hubungan antara bahaya dan rIsiko


Bahaya Resiko
Roller yang tidak diberi guard pada printing press Tangan Pekerja mungkin akan masuk dan hancur

Bahan kimia mudah terbakar yang beracun ( dalam area Jika bahan kimia tercecer, suatu ledakan kebakaran mungkin terjadi, atau pekerja memasuki area yang
penyimpanan yang tidak dikelompokan secara memadai) penuh dengan asap dan menimbulkan masalah kesehatan
Listrik pada kabel power dari deep fat fryer (insulasi kabel retak) Pekerja mungkin meninggal karena arus listrik

Pancaran bunga listrik dari peralatan las ( tidak ada shielding) Pekerja dan pihak lain di area tersebut mungkin menghadapi kerusakan mata yang timbul dari
cahaya/kilatan pengelasan
Gas dari operasi pengelasan ( tidak ada exhaust extraction) Pekerja dan pihak lain mungkin menderita penyakit pernafasan; pekerja pada akhirnya menderita
demam karena asap logam

Hydraulic car hoist (Tidak ada batas beban kerja aman yang Hoist mungkin rusak karena kelebihan beban/overloading, menimbulkan kecelakaan
dipasang pada hoist )
Darah yang terinfeksi di Rumah Sakit Luka karena jarum suntik mungkin menyebabkan infeksi pada staff
Compressed Air Jets dari peralatan compressor udara ( Tidak Pekerja dapat menggunakan peralatan udara tersebut dengan cara yang tidak benar , menyebabkan
ada pelatihan dalam penggunaan aman untuk pekerja ) masuknya udara ke pembuluh darah

Tingkat kebisingan di atas 120 dB(A) yang timbul dari jack Pekerja dan pihak lainnya dapat menderita kerusakan pendengaran yang tidak dapat diperbaiki
hammer
Semen kantong 45 kg ada pada konstruksi site ( tidak ada Pekerja dapat mengalami cidera punggung atau menderita kelelahan atau penyakit otot lainnya karena
peralatan pengangkat yang tersedia) mengangkat dan membawa beban
Time-pressure(Batas Waktu) untuk pengemudi pengirim barang Resiko bahwa pengemudi salah memperkirakan situasi lalu lintas dan mengalami kecelakaan karena
harus memadai sehingga dapat memnuhi jadwal pengiriman tergesa-gesa

Sumber : CCH (p.43)..


Teknik Identifikasi Bahaya

Teknik/metode pasif
• Bahaya dapat dikenal dengan mudah
ketika kita mengalaminya sendiri secara
langsung
• Cara ini bersifat primitif
• Metode ini sangat rawan
Teknik Identifikasi Bahaya

Teknik semi proaktif


• Teknik ini disebut juga belajar dari orang
lain, kita tidak perlu mengalaminya sendiri
• Teknik ini lebih baik karena tidak perlu
mengalami sendiri
• Masih kurang efektif
Teknik Identifikasi Bahaya

Metode proaktif
• Metode paling baik
• Bersifat preventif
• Bersifat peningkatan berkelanjutan
(continual improvement)
• Meningkatkan awareness semua pekerja
• Mencegah pemborosan yang tidak
diinginkan
Teknik Identifikasi Bahaya
• Data kejadian
• Daftar periksa
• Brainstorming
• What if analysis
• Hazops (Hazards and Operability Study)
• Analisa moda kegagalan dan efek
• Task Analysis
• JSA
• HIRADC
Teknik Identifikasi Bahaya
Yang harus dipertimbangkan :
• Sistematis dan terstruktur
• Mendorong pemikiran kreatif tentang
kemungkinan bahaya yang belum dikenal
sebelumnya
• Harus sesuai dengan sifat dan skala
kegiatan
• Mempertimbangkan ketersediaan
informasi yang diperlukan
Identifikasi Bahaya

•Apakah ada sumber untuk menimbulkan cedera?


•Sumber bahaya ditempat kerja dapat berasail dari
• BAHAN / MATERIAL
ALAT/MESIN METODE
KERJA
• LINGKUNGAN KERJA
Identifikasi Bahaya
• Safety hazards
– Listrik, mekanik, BKB, WAH
• Health Hazards
– Lingker : Fisik, Kimia, Biologi, Ergonomi,
Psikologi, Higiene & Sanitasi
– Beban kerja
– Kapasitas kerja
Identifikasi Bahaya
Identifikasi Bahaya
Penilaian Risiko

• Digunakan untuk menentukan tingkat


risiko ditinjau dari kemungkinan kejadian
(likelihood) dan keparahan yang
ditimbulkan (severity)
• Pendekatan yang digunakan kualitatif,
semi kuantitatif, dan kuantitatif
Siapa yang melakukan Penilaian Risk?

• Manajer
• Supervisor
• Ahli K3  HSE dibantu Safetyman
• Dapat dilakukan pihak ketiga
Apa yang harus diketahui di tempat kerja
sebelum melakukan Risk Assessment ?
• Lokasi dimana pekerjaan dilakukan
• Siapa pekerja yang akan melakukan
pekerjaan
• Peralatan apa yang digunakan
• Langkah pekerjaan yang akan dilakukan
• Persyaratan pengendalian yang dilakukan
saat ini
• Peraturan dan standar K3 yang terkait.
TUJUAN PENERAPAN PRINSIP DASAR RISK
ASSESSMENT PROSES

Penerapan Prinsip Dasar akan membantu :


a) Mencapai pemenuhan penerapan syarat-
syarat K3;
b) Dapat digunakan utk meningkatkan level of
protection thd risiko yg ada diperusahaan.
TUJUAN PENILAIAN RISIKO

1. Untuk mengetahui, memahami dan


mengukur risiko yang terdapat di
tempat kerja;
2. Untuk melakukan penilaian finansial
dan risiko;
3. Untuk mengendalikan risiko;
Penilaian Risiko K3

Page 9
likelihood
Tingkat Uraian Contoh rinci

A Hampir pasti Dapat terjadi setiap saat dalam kondisi


terjadi normal Ex. Kecelakaan lalin.
B Sering terjadi Terjadi beberapa kali dalam periode
waktu tertentu
C Dapat terjadi Risiko dapat terjadi namun tidak sering
Ex. Jatuh dari ketinggian
D Kadang-kadang Kadang-kadang terjadi

E Jarang sekali Dapat terjadi dalam keadaan tertentu


Ex. Kesambar petir
Severity
Tingkat Uraian Contoh Rinci
1 Tidak Kejadian tidak menimbulkan
signifikan kerugian atau cedera pada
manusia
2 Kecil Menimbulkan cedera ringan,
kerugian kecil, tidak menimbulkan
dampak serius pd bisnis
3 Sedang Cedera berat dan dirawat di RS,
tidak menimbulkan cacat tetap,
kerugian finansial sedang
Formula Penilaian Risiko

TR = F x A
Analisa Risiko
Penghitung Score Risiko

◦ Besarnya risiko ditentukan menggunakan matrik 2 dimensi dan


mempertimbangkan kemungkinan & konsekuensi dari terjadinya
kejadian bahaya
◦ Kemudian diberikan suatu rating penilaian risiko (tinggi, sedang dan
rendah) & implementasi pengendalian, sesuai dengan rating tsb

Standard Australia & New Zealand AS/NZS4360 ͚Manajamen Resiko͛ dikeluarkan tahun1999 dan
diperbaharui tahun 2004.
Perhitungan Score Risiko (AZ/NZS 4360)
frekuensi Akibat
Fre k
1 2 3 4 5
1 1 2 3 4 5
2 2 4 6 8 10
3 3 6 9 12 15
4 4 8 12 16 20
5 5 10 15 20 25

Klasifikasi Uraian
H Risiko tinggi, high risk (9-25)
M Risiko sedang, medium risk (4-8)
L Risiko rendah, low risk (1-3)
Studi Kasus Penilaian Risiko
Studi Kasus Penilaian Risiko

• Berapa nilai F
• Berapa nilai A
• Berapa Risk?
• Klasifikasi Risk?
Penilaian Risk
Menentukan suatu risiko dapat diterima akan
tergantung kepada penilaian/pertimbangan dari suatu
organisasi berdasarkan :
• Tindakan pengendalian yang telah ada
• Sumber daya (finansial, SDM, fasilitas, dll)
• Regulasi/standard yang berlaku
• Rencana keadaan darurat
• Catatan/data kecelakaan terdahulu, dll
Catatan : walaupun suatu risiko masih dapat
diterima tapi tetap harus dipantau/dimonitor
Pengendalian Bahaya
Eliminasi

Subtitusi

Engeenering

Administritif

APD
• Rekayasa Teknis
• Administrasi
• Praktik Kerja
• APD
Eliminasi

CONTOH MENGELIMINASI BAHAYA

1) Kompresor yang bising dimatikan


2) Lubang bekas galian ditutup
3) Tidak menggunakan bahan kimia berbahaya

Eliminasi bahaya tidak boleh mengarah ke metode alternatif produk atau


proses yang kurang efektif.
Substitusi
CONTOH MENGGANTI BAHAYA (SUBTITUSI)
• Penggunaan toluene atau pelarut lain sebagai pengganti benzene, yang
diketahui menyebabkan kanker.
• Menggunakan air bertekanan & detergent daripada pelarut organik untuk
degreasing part mesin, dll.
• Penggunaan sebuah ͚scanners͛ untuk men-scan teks yang akan diinput ke
komputer, daripada pengetik harus memasukannya ke komputer .
Engineering
CONTOH PENGENDALIAN ENGINEERING
1) Penggunaan peralatan mekanis untuk mengangkat atau
memindahkan beban.
2) Penggunaan ventilasi exhaust lokal untuk mengeluarkan
asap pengelasan dari tempatnya dihasilkan.
3) Pemasangan peredam kebisingan pada genset
Administratif
CONTOH PENGENDALIAN ADMINISTRATIF
1) Pembuatan & penggunaan prosedur kerja aman
2) Pemasangan rambu K3 pada area tertentu
3) Penggunaan suatu rotasi pekerjaan untuk mengurangi
paparan pekerja pada kebisingan atau tugas yang berulang-
ulang.
ALAT PELINDUNG DIRI

CONTOH PENGENDALIAN APD


1) Penggunaan pelindung pendengaran saat pekerja menerima, atau mungkin akan
menerima dosis kebisingan di tempat kerja di atas tingkat yang diterima,
2) Penggunaan penutup wajah penuh (full face shield ) selama operasi
penggerindaan/ grinding.
3) Penggunaan sarung tangan yang tepat saat menangani asam.

Keterbatasan APD sebagai metode pengendalian :


◦ Bahaya akan tetap ada.
◦ APD mungkin tidak nyaman dan tidak enak dipakai.
◦ Penggunaan APD mungkin membuat pekerjaan lebih sulit dilakukan.
◦ Jika tidak dirawat dengan benar, perlindungan penuh tidak akan tersedia..
Lembar HIRADC

07/11/2016
JSA
• Tetapkan jenis pekerjaan : Ex. Mengelas
Uraian Identifikasi F A TR Pengedali
Pekerja bahaya an
Menyiapka … … … … …
n alat las
Menghubu … … … … …
ngkan
sumber
energi las
yang
digunakan
WHAT IF ANALYSIS
Pemantauan & Tinjau Ulang

Setelah rencana tindakan pengendalian risiko dilakukan


maka selanjutnya perlu dipantau dan ditinjau ulang apakah
tindakan tersebut sudah efektif atau belum
Bentuk pemantauan antara lain :
 Inspeksi dan safety patrol
 Pemantauan lingkungan kerja dan LH
 Near miss report
 Accident report
 Pemeriksaan kesehatan
 Audit
Pemantauan & Tinjau Ulang

Harus dilakukan karena akan selalu ada potensi hazard yang


baru untuk setiap tempat kerja, hazard ini dapat disebabkan
oleh:
 Penggunaan teknologi, peralatan atau bahan-bahan dan
produk baru
 Penerapan dari metode atau prosedur kerja baru
(SOP baru)
 Perubahan lingkungan kerja (perpindahan ke kantor yang
berbeda, pengurangan staff, mutasi, rotasi , shift dll)
 Perubahan organisasi / manajemen.
 Mempekerjakan staf baru dengan tingkat kemampuan dan
pengetahuan yang berbeda
Komunikasi & Konsultasi
• Komunikasi antar personil dalam proses
man. Risk
• Konsultasi dengan Ahli/pimpinan/lintas
departemen
• Rencana, proses, output risk man harus
dikomunikasikan kepada seluruh personil
Thank You

Anda mungkin juga menyukai