Anda di halaman 1dari 19

EFUSI PLEURA

Kelompok 3
Kelas : 2C KEPERAWATAN

Rita Fauziah
Silpa Sagera
Tika Triyani
Trinanda Drana Sistha
A. Definisi Efusi Pleura

Efusi Pleura berasal dari dua kata,


yaitu efusion yang berarti ektravasasi cairan
ke dalam jaringan atau rongga tubuh,
sedangkan pleura yang berarti membran
tipis yang terdiri dari dua lapisan yaitu,
pleura viseralis dan pluera
perietalis.Sehingga dapat disimpulkan Efusi
Pleura adalah ekstravasasi cairan yang
terjadi di antara lapisan viseralis perietalis
(Sudoyo, 2006).
Efusi pleura adalah kondisi yang
ditandai oleh penumpukan cairan di antara
dua lapisan pleura. Pleura merupakan
membran yang memisahkan paru-paru
dengan dinding dada bagian dalam. Cairan
yang diproduksi pleura ini sebenarnya
berfungsi sebagai pelumas yang membantu
kelancaran pergerakan paru-paru ketika
bernapas. Namun ketika cairan tersebut
berlebihan dan menumpuk, maka bisa
menimbulkan gejala-gejala tertentu.
B. Gejala Efusi Pleura

Gejala-gejala efusi pelura antara lain


adalah nyeri dada saat menarik dan
membuang napas, batuk, demam, dan
sesak napas. Gejala biasanya terasa jika
efusi pleura sudah memasuki level
menengah hingga parah, atau terjadi
peradangan. Jika penumpukan cairan masih
tergolong ringan biasanya penderita tidak
akan merasakan gejala apa-apa.
C. Penyebab Efusi Pleura

Efusi pleura umumnya dibagi menjadi


dua, yaitu transudatif dan eksudatif. Efusi
pleura transudatif disebabkan oleh
meningkatnya tekanan dalam pembuluh
darah atau rendahnya kadar protein dalam
darah. Hal ini mengakibatkan cairan
merembes ke lapisan pleura. Sedangkan
efusi pelura eksudatif disebabkan oleh
peradangan, cedera pada paru-paru, tumor,
dan penyumbatan pembuluh darah atau
pembuluh getah bening.
Efusi pleura sering kali terjadi sebagai komplikasi dari
beberapa jenis penyakit lainnya, seperti :

 Kanker paru-paru.
 Tuberkulosis (TBC).
 Pneumonia.
 Emboli paru.
 Sirosis atau penurunan fungsi hati.
 Penyakit ginjal.
 Gagal jantung
 Penyakit lupus.
 Rheumatoid arthritis.
Anatomi Pleura
Pleura adalah membrane serosa yang
licin, mengkilat, tipis, dan transparan yang
membungkus paru (pulmo). Membran ini terdiri
dari 2 lapis:
a. Pleura viseralis: terletak disebelah dalam,
langsung menutupi permukaan paru.
b. Pleura parietalis: terletak disebelah luar,
berhubungan dengan dinding dada.
Fisiologi Pleura

Fungsi mekanis pleura adalah


meneruskan tekanan negatif thoraks
kedalam paru-paru, sehingga paru-paru
yang elastis dapat mengembang.Tekanan
pleura pada waktu istirahat (resting
pressure) dalam posisi tiduran pada adalah -
2 sampai -5 cm H2O; sedikit bertambah
negatif di apex sewaktu posisi
berdiri.Sewaktu inspirasi tekanan negatif
meningkat menjadi -25 sampai -35 cm H2O.
Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab


dasar, untuk mencegah penumpukan kembali cairan, dan untuk
menghilangkan ketidaknyamanan serta dipsnea. Pengobatan
spesifik ditujukan pada penyebab dasar (misal gagal jantung
kongestif, pneumonia, seosis)
Torakosintesis dilakukan untuk membuang cairan, untuk
mendapatkan specimen guna keperluan analisis, dan untuk
menghilangkan dipsnea. Namun bila penyebab dasar adalah
malignansi, efusi dapat terjadi kembali dalam beberapa hari atau
minggu. Torasentesis berulang menyebabkan nyeri, penipisan
protein dan elektrolit, dan kadang pneumotoraks. Dalam keadaan
ini pasien mungkin diatasi dengan pemasangan selang dada dengan
drainase yang dihubungkan ke system drainase water-seal atau
pengisapan untuk mengevaluasi ruang pleura dan pengembangan
paru.
Manifestasi Klinis

Efusi pleura yang luas akan menyebabkan sesak nafas.


Area yang mengandung cairan atau menunjukkan bunyi napas
minimal atau tidak sama sekali menghasilkan bunyi datar,
pekak saat diperkusi. Egofoni akan terdengar di atas area
efusi. Deviasi trakea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi
jika penumpukan cairan pleural yang signifikan. Bila terjadi
efusi pleural kecil sampai sedang, dipsnea mungkin saja tidak
terdapat
Pemeriksaan Penunjang
1. Foto Thorax
Permukaan cairan yang terdapat dalam rongga pleura akan
membentuk bayangan seperti kurva, dengan permukaan daerah
lateral lebih tinggi daripada bagian medial. Bila permukaannya
horisontal dari lateral ke medial, pasti terdapat udara dalam rongga
tersebut yang dapat berasal dari luar atau dari dalam paru-paru
sendiri. Kadang-kadang sulit membedakan antara bayangan cairan
bebas dalam pleura dengan adhesi karena radang (pleuritis).
2. CT – SCAN
Pada kasus kanker paru Ct Scan bermanfaat untuk
mendeteksi adanya tumor paru juga sekaligus digunakan dalam
penentuan staging klinik yang meliputi :
 menentukan adanya tumor dan ukurannya
 mendeteksi adanya invasi tumor ke dinding thorax, bronkus,
mediatinum dan pembuluh darah besar
 mendeteksi adanya efusi pleura
Etiologi
Berdasarkan jenis cairan yang terbetuk, cairan pleura
dibagi menjadi transudat dan eksudat adalah:
 Transudat Efusi pleura transudatif terjadi kalau faktor
sistemik yang mempengaruhi pembentukan dan
penyerapan cairan pleura mengalami perubahan.
Transudat ini disebabkan oleh kegagalan jantung
kongestif (gagal jantung kiri), sindroma nefrotik,
asites (oleh karena sirosis kepatis), syndroma vena
cava superior, tumor, sindroma meig, hipoalbumenia,
dialysis peritoneal, hidrothoraks hepatic
 EksudatEfusi pleura eksudatif terjadi jika faktor lokal
yang mempengaruhi pembentukan dan penyerapan
cairan pleura mengalami perubahan.Eksudat
disebabkan oleh infeksi, TB, pneumonia dan
sebagainya,tumor, ifark paru, radiasi, penyakit
kolagen.
Berdasarkan lokasi cairan yang terbentuk,
effusi dibagi menjadi dua yaitu:
Unilateral Efusi yang unilateral tidak
mempunyai kaitan yang spesifik
dengan penyakit penyebabnya

Bilateral Effusi yang bilateral


ditemukan pada penyakit-penyakit
dibawah ini : Kegagalan jantung
kongestif, sindroma nefrotik, asites,
infark paru, lupus eritematosus
systemic, tumor dan tuberkolosis
Diagnosis efusi pleura

Diagnosis efusi pleura biasanya diawali


dengan pemeriksaan fisik sederhana
menggunakan stetoskop atau mengetuk-
ngetuk dada setelah sebelumnya
mengumpulkan keterangan dari pasien
perihal gejala yang dirasakan dan riwayat
penyakit yang diderita.
Pengobatan efusi pleura

Karena efusi pleura timbul sebagai


komplikasi dari penyakit-penyakit lain, maka
pengobatan yang harus dilakukan pun
adalah dengan cara menyembuhkan kondisi-
kondisi yang menyebabkannya. Contoh yang
bisa diambil di sini adalah pengobatan
kanker dengan radioterapi dan kemoterapi,
atau pengobatan pneumonia dengan
antibiotik.
Apabila cairan pada efusi pleura sudah terlalu banyak
atau sudah terdapat infeksi, maka dokter akan
menggunakan sejumlah prosedur guna mengeluarkan
cairan yang menumpuk, di antaranya:
 Prosedur thoracocentesis atau punksi pleura selain
untuk mengambil sampel cairan pleura untuk
dianalisis, juga dapat untuk mengeluarkan cairan
pleura dengan volume besar.
 Pemasangan selang plastik khusus (chest
tube) selama beberapa hari ke dalam rongga pleura
melalui bedah torakotomi.
 Pemasangan kateter secara jangka panjang lewat
kulit ke dalam ruang pleura (pleural drain), untuk
efusi pleura yang terus muncul.
 Penyuntikan zat pemicu iritasi (misalnya talk,
doxycycline, atau bleomycin) ke dalam ruang
pleura melalui selang khusus guna mengikat kedua
lapisan pleura, sehingga rongga pleura tertutup.
Prosedur yang dinamakan pleurodesis ini biasanya
diterapkan untuk mencegah efusi pleura yang
kerap kambuh.
 Selain prosedur-prosedur yang bertujuan
mengeluarkan dan mencegah cairan pleura
terakumulasi kembali, prosedur untuk mengangkat
jaringan-jaringan yang tidak sehat atau telah
mengalami peradangan juga bisa dilakukan apabila
dampak kerusakan efusi pleura telah mencapai
tahap tersebut. Pengangkatan jaringan ini bisa
dilakukan melalui bedah torakoskopi (tanpa
membuka rongga dada) atau torakotomi (dengan
membuka rongga dada).
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai