Anda di halaman 1dari 9

EFUSI PLEURA : PENYEBAB,

GEJALA DAN PENGOBATAN


Bram Ardianto | January 13, 2014 | Kesehatan | No Comments

Efusi pleura adalah suatu kondisi kesehatan dimana jumlah kelebihan cairan
menumpuk di rongga pleura. Ini membatasi kemampuan paru-paru berkembang dan
karenanya pasien kesulitan untuk bernapas. Di bawah ini, kita mempelajari
penyebab dasar, gejala dan pengobatan yang tersedia untuk efusi pleura.

Ada lapisan tipis cairan di antara paru-paru dan dinding dada, dalam tubuh manusia. Cairan ini
sangat penting karena bertindak sebagai pelumas antara dinding dada dan paru-paru ketika kita
bernapas. Rongga atau ruang antara dinding dada dan paru-paru, dimana cairan ini
terakumulasi, disebut pleura dan cairan tersebut dinamakan cairan pleura. Peningkatan
abnormal dalam jumlah cairan pleura menyebabkan dinding dada terpisah dari paru-paru.
Kondisi ini dikenal sebagai efusi pleura atau orang awam menyebutnya paru-paru basah.

APA PENYEBAB EFUSI PLEURA


Efusi pleura dapat secara luas diklasifikasikan menjadi dua jenis, efusi pleura transudatif dan
eksudatif.
Efusi pleura transudatif disebabkan oleh cairan bocor ke dalam ruang pleura. Kebocoran
tersebut mungkin karena berbagai alasan tetapi yang paling umum adalah gagalnya ventrikel kiri
dalam hati manusia. Orang yang menderita komplikasi setelah operasi jantung, juga sering
didiagnosa menderita efusi pleura transudatif. Emboli paru dan sirosis adalah penyebab umum
lainnya untuk bentuk efusi pleura.

Baca Juga : Keracunan Fluorida


Efusi pleura eksudatif disebabkan oleh pembuluh darah bocor, yang selanjutnya, disebabkan
terutama karena penyakit paru-paru. Beberapa penyebab yang paling umum adalah infeksi paruparu, TBC, pneumonia bakteri, emboli paru, kanker payudara dan kanker paru-paru. Lupus yang
diinduksi obat-obatan kadang-kadang dipicu oleh beberapa jenis obat dan ini juga dapat

menyebabkan efusi pleura. Efusi pleura disebabkan karena obat-obatan ini tidak terlalu akut,
karena cairan pleura mulai mengurangi volume segera setelah prosedur pengobatan selesai.
Arthritis menyebabkan peradangan bagian tubuh dan dalam kasus tertentu, hal itu juga dapat
menyebabkan peradangan pleura. Lupus eritematosus sistematis dan infusi cairan tidak secara
sengaja, juga berada di antara penyebab utama lainnya. Alasan langka adalah pankreas,
penyakit hati dan ginjal, infeksi virus dan jamur dan mesotelioma.

Baca Juga : Cara Mencegah Obesitas pada Anak

GEJALA
Kemungkinan tanda-tanda efusi pleura adalah :

Penekanan pada paru-paru

Nyeri dada (tidak terjadi pada semua pasien)

Kesulitan bernapas

Batuk dan demam dengan empiema (bila pneumonia telah menyebabkan


efusi)

Cegukan

Dispnea (sesak napas)

Sumber : bramardianto.com/efusi pleura

Efusi pleura merupakan manifestasi klinik yang dapat dijumpai pada sekitan 50-60% penderita
keganasan pleura primer atau me-tastatik, Sementana 95% kasus mesotelioma (keganasan
pleura primer) dapat disertai efusi pleura dan sekitar 50% penderita kanker payudara akhirnya
akan mengalami efusi pleura.
Efusi pleura keganasan memiliki dua sifat yang khas, yaitu cairan pleura lazim berwarna merah
(hemoragik) dan pada umumnya cepat terbentuk kembali setelah diaspirasi. Oleh karena itu,
jumlah cairan pleura biasanya banyak, sehingga mengakibatkan pendorongan mediastinum ke
arah sisi yang sehat.
Efusi pleura adalah penimbunan cairan di dalam rongga pleura akibat transudasi atau eksudasi
yang berlebihan dari per-mukaan pleura. Efusi pleura bukan merupakan suatu penyakit, akan
tetapi merupakatrtanda suatu penyakit. Pada keadaan normal, ronggapleura hanya mengandung
sedikit cairan se-banyak 10-20 ml yang membentuk lapisan tipis pada pleura parietalis dan
viseralis, dengan fungsi utama sebagai pelicin gesekan antara permukaan kedua pleura pada
waktu pernafasan
Penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan efusi pleura adalah tuberkulosis, infeksi paru nontuberkulosis, keganasan, sirosis hati, trauma tembus atau tumpul pada daerah Ada, infark paru,
serta gagal jantung kongestif. Di negana-negara barat, efusi pleura terutama disebabkan oleh
gagal jantung kongestif, sirosis hati, keganasan, dan pneumonia bakteri, sementara di negaranegana yang sedang berkembang, seperti Indonesia, lazim diakibatkan oleh infeksi tuberculosis
Alasan dari penulis memilih kasus ini karena penulis belum pernah mendapatkan kasus tersebut
dan tertarik untuk mengambil kasus tersebut.
STUDI PUSTAKA
EFUSI PLEURA
A. PENGERTIAN.
Efusi pleura adalah akumulasi cairan yang berlebihan pada rongga pleura, cairan tersebut
mengisi ruangan yang mengelilingi paru. Cairan dalam jumlah yang berlebihan dapat
mengganggu pernapasan dengan membatasi peregangan paru selama inhalasi.
Terdapat empat tipe cairan yang dapat ditemukan pada efusi pleura, yaitu :
1. Cairan serus (hidrothorax)
2. Darah (hemothotaks)
3. Chyle (chylothoraks)
4. Nanah (pyothoraks atau empyema)
1. Hemotoraks (darah di dalam rongga pleura)
Biasanya terjadi karena cedera di dada. Penyebab lainnya adalah:
a. pecahnya sebuah pembuluh darah yang kemudian mengalirkan darahnya ke dalam rongga
pleura
b. kebocoran aneurisma aorta (daerah yang menonjol di dalam aorta) yang kemudian
mengalirkan darahnya ke dalam rongga pleura
c. gangguan pembekuan darah. Darah di dalam rongga pleura tidak membeku secara sempurna,
sehingga biasanya mudah dikeluarkan melalui sebuah jarum atau selang.
2. Empiema (nanah di dalam rongga pleura)
Bisa terjadi jika pneumonia atau abses paru menyebar ke dalam rongga pleura. Empiema bisa

merupakan komplikasi dari:


a. Infeksi pada cedera di dada
b. Pembedahan dada
c. Pecahnya kerongkongan
d. Abses di perut
e. Pneumonia
3. Kilotoraks (cairan seperti susu di dalam rongga dada)
Kilotoraks disebabkan oleh suatu cedera pada saluran getah bening utama di dada (duktus
torakikus) atau oleh penyumbatan saluran karena adanya tumor.
Rongga pleura yang terisi cairan dengan kadar kolesterol yang tinggi terjadi karena efusi pleura
menahun yang disebabkan oleh tuberkulosis atau artritis rematoid.
B. DIAGNOSIS
Pada pemeriksaan fisik, dengan bantuan stetoskop akan terdengar adanya penurunan suara
pernafasan. Apabila cairan yang terakumulasi lebih dari 500 ml, biasanya akan menunjukkan
gejala klinis seperti penurunan pergerakan dada yang terkena efusi pada saat inspirasi, pada
pemeriksaan perkusi didapatkan dullness/pekak, auskultasi didapatkan suara pernapasan
menurun, dan vocal fremitus yang menurun.
Untuk membantu memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan berikut:
1. Rontgen dada
Rontgen dada biasanya merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk mendiagnosis efusi
pleura, yang hasilnya menunjukkan adanya cairan.
2. CT scan dada
CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan dan bisa menunjukkan adanya
pneumonia, abses paru atau tumor.
3. USG dada
USG bisa membantu menentukan lokasi dari pengumpulan cairan yang jumlahnya sedikit,
sehingga bisa dilakukan pengeluaran cairan.
4. Torakosentesis
Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan
terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui torakosentesis (pengambilan cairan melalui
sebuah jarum yang dimasukkan diantara sela iga ke dalam rongga dada dibawah pengaruh
pembiusan lokal).
5. Biopsi
Jika dengan torakosentesis tidak dapat ditentukan penyebabnya, maka dilakukan biopsi, dimana
contoh lapisan pleura sebelah luar diambil untuk dianalisa.
Pada sekitar 20% penderita, meskipun telah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, penyebab dari
efusi pleura tetap tidak dapat ditentukan.
6. Analisa cairan pleura
Efusi pleura didiagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dan di konfirmasi
dengan foto thoraks. Dengan foto thoraks posisi lateral decubitus dapat diketahui adanya cairan
dalam rongga pleura sebanyak paling sedikit 50 ml, sedangkan dengan posisi AP atau PA paling
tidak cairan dalam rongga pleura sebanyak 300 ml. Pada foto thoraks posisi AP atau PA
ditemukan adanya sudut costophreicus yang tidak tajam.
7. Bronkoskopi
Bronkoskopi kadang dilakukan untuk membantu menemukan sumber cairan yang terkumpul.

Bila efusi pleura telah didiagnosis, penyebabnya harus diketahui, kemudian cairan pleura diambil
dengan jarum, tindakan ini disebut thorakosentesis. Setelah didapatkan cairan efusi dilakukan
pemeriksaan seperti:
1. Komposisi kimia seperti protein, laktat dehidrogenase (LDH), albumin, amylase, pH, dan
glucose.
2. Dilakukan pemeriksaan gram, kultur, sensitifitas untuk mengetahui kemungkinan terjadi infeksi
bakteri
3. Pemeriksaan hitung sel
4. Sitologi untuk mengidentifikasi adanya keganasan
Langkah selanjutnya dalam evaluasi cairan pleura adalah untuk membedakan apakan cairan
tersebut merupakan cairan transudat atau eksudat. Efusi pleura transudatif disebabkan oleh
faktor sistemik yang mengubah keseimbangan antara pembentukan dan penyerapan cairan
pleura. Misalnya pada keadaan gagal jantung kiri, emboli paru, sirosis hepatis. Sedangkan efusi
pleura eksudatif disebabkan oleh faktor local yang mempengaruhi pembentukan dan penyerapan
cairan pleura. Efusi pleura eksudatif biasanya ditemukan pada Tuberkulosis paru, pneumonia
bakteri, infeksi virus, dan keganasan
C. ETIOLOGI
Penyebab paling sering efusi pleura transudatif di USA adalah oleh karena penyakit gagal
jantung kiri, emboli paru, dan sirosis hepatis, sedangkan penyebab efusi pleura eksudatif
disebabkan oleh pneumonia bakteri, keganasan (ca paru, ca mammae, dan lymphoma
merupakan 75 % penyebab efusi pleura oleh karena kanker), infeksi virus.
Tuberkulosis paru merupakan penyebab paling sering dari efusi pleura di Negara berkembang
termasuk Indonesia. Selain TBC, keadaan lain juga menyebabkan efusi pleura seperti pada
penyakit autoimun systemic lupus erythematosus (SLE), perdarahan (sering akibat trauma).
Efusi pleura jarang pada keadaan rupture esophagus, penyakit pancreas, abses intraabdomen,
rheumatoid arthritis, sindroma Meig (asites, dan efusi pleura karena adanya tumor ovarium).
D. GEJALA
Gejala yang paling sering ditemukan (tanpa menghiraukan jenis cairan yang terkumpul ataupun
penyebabnya) adalah sesak nafas dan nyeri dada (biasanya bersifat tajam dan semakin
memburuk jika penderita batuk atau bernafas dalam). Kadang beberapa penderita tidak
menunjukkan gejala sama sekali.Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:batuk, cegukan,
pernapasan yang cepat serta nyeri perut.
E. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan tergantung pada penyakit yang mendasari terjadinya efusi pleura. Aspirasi
cairan menggunakan jarum dapat dilakukan untuk mengeluarkan cairan pleura, apabila jumlah
cairan banyak dapat dilakukan pemasangan drainase interkostalis atau pemasangan WSD. Efusi
pleura yang berulang mungkin memerlukan tambahan medikamentosan atau dapat dilakukan
tidakan operatif yaitu pleurodesis, dimana kedua permukaan pleura ditempelkan sehingga tidak
ada lagi ruangan yang akan terisi oleh cairan.

Sumber : pengetahuan tentang ilmu kesehatan @facebook

Efusi pleura merupakan manifestasi klinik yang dapat dijumpai pada sekitan 50-60% penderita
keganasan pleura primer atau me-tastatik, Sementana 95% kasus mesotelioma (keganasan
pleura primer) dapat disertai efusi pleura dan sekitar 50% penderita kanker payudara akhirnya
akan mengalami efusi pleura.
Efusi pleura keganasan memiliki dua sifat yang khas, yaitu cairan pleura lazim berwarna merah
(hemoragik) dan pada umumnya cepat terbentuk kembali setelah diaspirasi. Oleh karena itu,
jumlah cairan pleura biasanya banyak, sehingga mengakibatkan pendorongan mediastinum ke
arah sisi yang sehat.
Efusi pleura adalah penimbunan cairan di dalam rongga pleura akibat transudasi atau eksudasi
yang berlebihan dari per-mukaan pleura. Efusi pleura bukan merupakan suatu penyakit, akan
tetapi merupakatrtanda suatu penyakit. Pada keadaan normal, ronggapleura hanya mengandung
sedikit cairan se-banyak 10-20 ml yang membentuk lapisan tipis pada pleura parietalis dan
viseralis, dengan fungsi utama sebagai pelicin gesekan antara permukaan kedua pleura pada
waktu pernafasan
Penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan efusi pleura adalah tuberkulosis, infeksi paru nontuberkulosis, keganasan, sirosis hati, trauma tembus atau tumpul pada daerah Ada, infark paru,
serta gagal jantung kongestif. Di negana-negara barat, efusi pleura terutama disebabkan oleh
gagal jantung kongestif, sirosis hati, keganasan, dan pneumonia bakteri, sementara di negaranegana yang sedang berkembang, seperti Indonesia, lazim diakibatkan oleh infeksi tuberculosis

Alasan dari penulis memilih kasus ini karena penulis belum pernah mendapatkan kasus tersebut
dan tertarik untuk mengambil kasus tersebut.
STUDI PUSTAKA
EFUSI PLEURA
A. PENGERTIAN.
Efusi pleura adalah akumulasi cairan yang berlebihan pada rongga pleura, cairan tersebut
mengisi ruangan yang mengelilingi paru. Cairan dalam jumlah yang berlebihan dapat
mengganggu pernapasan dengan membatasi peregangan paru selama inhalasi.
Terdapat empat tipe cairan yang dapat ditemukan pada efusi pleura, yaitu :
1. Cairan serus (hidrothorax)
2. Darah (hemothotaks)
3. Chyle (chylothoraks)
4. Nanah (pyothoraks atau empyema)
1. Hemotoraks (darah di dalam rongga pleura)
Biasanya terjadi karena cedera di dada. Penyebab lainnya adalah:
a. pecahnya sebuah pembuluh darah yang kemudian mengalirkan darahnya ke dalam rongga
pleura
b. kebocoran aneurisma aorta (daerah yang menonjol di dalam aorta) yang kemudian
mengalirkan darahnya ke dalam rongga pleura
c. gangguan pembekuan darah. Darah di dalam rongga pleura tidak membeku secara sempurna,
sehingga biasanya mudah dikeluarkan melalui sebuah jarum atau selang.
2. Empiema (nanah di dalam rongga pleura)
Bisa terjadi jika pneumonia atau abses paru menyebar ke dalam rongga pleura. Empiema bisa
merupakan komplikasi dari:
a. Infeksi pada cedera di dada
b. Pembedahan dada
c. Pecahnya kerongkongan
d. Abses di perut
e. Pneumonia
3. Kilotoraks (cairan seperti susu di dalam rongga dada)
Kilotoraks disebabkan oleh suatu cedera pada saluran getah bening utama di dada (duktus
torakikus) atau oleh penyumbatan saluran karena adanya tumor.
Rongga pleura yang terisi cairan dengan kadar kolesterol yang tinggi terjadi karena efusi pleura
menahun yang disebabkan oleh tuberkulosis atau artritis rematoid.
B. DIAGNOSIS
Pada pemeriksaan fisik, dengan bantuan stetoskop akan terdengar adanya penurunan suara
pernafasan. Apabila cairan yang terakumulasi lebih dari 500 ml, biasanya akan menunjukkan
gejala klinis seperti penurunan pergerakan dada yang terkena efusi pada saat inspirasi, pada
pemeriksaan perkusi didapatkan dullness/pekak, auskultasi didapatkan suara pernapasan
menurun, dan vocal fremitus yang menurun.
Untuk membantu memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan berikut:
1. Rontgen dada
Rontgen dada biasanya merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk mendiagnosis efusi
pleura, yang hasilnya menunjukkan adanya cairan.

2. CT scan dada
CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan dan bisa menunjukkan adanya
pneumonia, abses paru atau tumor.
3. USG dada
USG bisa membantu menentukan lokasi dari pengumpulan cairan yang jumlahnya sedikit,
sehingga bisa dilakukan pengeluaran cairan.
4. Torakosentesis
Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan
terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui torakosentesis (pengambilan cairan melalui
sebuah jarum yang dimasukkan diantara sela iga ke dalam rongga dada dibawah pengaruh
pembiusan lokal).
5. Biopsi
Jika dengan torakosentesis tidak dapat ditentukan penyebabnya, maka dilakukan biopsi, dimana
contoh lapisan pleura sebelah luar diambil untuk dianalisa.
Pada sekitar 20% penderita, meskipun telah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, penyebab dari
efusi pleura tetap tidak dapat ditentukan.
6. Analisa cairan pleura
Efusi pleura didiagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dan di konfirmasi
dengan foto thoraks. Dengan foto thoraks posisi lateral decubitus dapat diketahui adanya cairan
dalam rongga pleura sebanyak paling sedikit 50 ml, sedangkan dengan posisi AP atau PA paling
tidak cairan dalam rongga pleura sebanyak 300 ml. Pada foto thoraks posisi AP atau PA
ditemukan adanya sudut costophreicus yang tidak tajam.
7. Bronkoskopi
Bronkoskopi kadang dilakukan untuk membantu menemukan sumber cairan yang terkumpul.
Bila efusi pleura telah didiagnosis, penyebabnya harus diketahui, kemudian cairan pleura diambil
dengan jarum, tindakan ini disebut thorakosentesis. Setelah didapatkan cairan efusi dilakukan
pemeriksaan seperti:
1. Komposisi kimia seperti protein, laktat dehidrogenase (LDH), albumin, amylase, pH, dan
glucose.
2. Dilakukan pemeriksaan gram, kultur, sensitifitas untuk mengetahui kemungkinan terjadi infeksi
bakteri
3. Pemeriksaan hitung sel
4. Sitologi untuk mengidentifikasi adanya keganasan
Langkah selanjutnya dalam evaluasi cairan pleura adalah untuk membedakan apakan cairan
tersebut merupakan cairan transudat atau eksudat. Efusi pleura transudatif disebabkan oleh
faktor sistemik yang mengubah keseimbangan antara pembentukan dan penyerapan cairan
pleura. Misalnya pada keadaan gagal jantung kiri, emboli paru, sirosis hepatis. Sedangkan efusi
pleura eksudatif disebabkan oleh faktor local yang mempengaruhi pembentukan dan penyerapan
cairan pleura. Efusi pleura eksudatif biasanya ditemukan pada Tuberkulosis paru, pneumonia
bakteri, infeksi virus, dan keganasan
C. ETIOLOGI
Penyebab paling sering efusi pleura transudatif di USA adalah oleh karena penyakit gagal
jantung kiri, emboli paru, dan sirosis hepatis, sedangkan penyebab efusi pleura eksudatif
disebabkan oleh pneumonia bakteri, keganasan (ca paru, ca mammae, dan lymphoma
merupakan 75 % penyebab efusi pleura oleh karena kanker), infeksi virus.

Tuberkulosis paru merupakan penyebab paling sering dari efusi pleura di Negara berkembang
termasuk Indonesia. Selain TBC, keadaan lain juga menyebabkan efusi pleura seperti pada
penyakit autoimun systemic lupus erythematosus (SLE), perdarahan (sering akibat trauma).
Efusi pleura jarang pada keadaan rupture esophagus, penyakit pancreas, abses intraabdomen,
rheumatoid arthritis, sindroma Meig (asites, dan efusi pleura karena adanya tumor ovarium).
D. GEJALA
Gejala yang paling sering ditemukan (tanpa menghiraukan jenis cairan yang terkumpul ataupun
penyebabnya) adalah sesak nafas dan nyeri dada (biasanya bersifat tajam dan semakin
memburuk jika penderita batuk atau bernafas dalam). Kadang beberapa penderita tidak
menunjukkan gejala sama sekali.Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:batuk, cegukan,
pernapasan yang cepat serta nyeri perut.
E. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan tergantung pada penyakit yang mendasari terjadinya efusi pleura. Aspirasi
cairan menggunakan jarum dapat dilakukan untuk mengeluarkan cairan pleura, apabila jumlah
cairan banyak dapat dilakukan pemasangan drainase interkostalis atau pemasangan WSD. Efusi
pleura yang berulang mungkin memerlukan tambahan medikamentosan atau dapat dilakukan
tidakan operatif yaitu pleurodesis, dimana kedua permukaan pleura ditempelkan sehingga tidak
ada lagi ruangan yang akan terisi oleh cairan.
Sumber : penyebabterbaru.blogspot.com/penyebab efusi pleura

Anda mungkin juga menyukai