Anda di halaman 1dari 13

TEORI EKONOMI 1

BAB 11
PASAR MONOPOLISTIK DAN
OLIGOPOLI

Ardiprawiro S.E., MMSI


TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan dapat:

Mampu menganalisis model pasar persaingan monopolistik, pasar


oligopoli dianalisis menggunakan banyak model untuk menjelaskan
proses perusahaan yang bersaing.

ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id
PERSAINGAN MONOPOLISTIK
 Persaingan monopolistik adalah pasar di mana produsen dapat masuk
secara bebas (free entry), masing-masing memproduksi mereknya sendiri
atau versi produk yang dibedakan.
 Pasar yang kompetitif secara monopolistis memiliki dua karakteristik utama:
1) Produsen bersaing dengan menjual produk berbeda yang dapat
disubtitusikan satu sama lain tetapi bukan pengganti yang sempurna.
Dengan kata lain elastisitas harga silang dari permintaan adalah besar
tetapi terbatas.
2) Ada masuk (free entry) dan keluar gratis (free exit): bagi produsen baru
dapat dengan mudah untuk memasuki pasar dengan merek mereka
sendiri dan bagi produsen yang sudah ada dapat dengan mudah keluar
dari pasar jika produk mereka menjadi tidak menguntungkan.
ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id
MONOPOLISTIK DAN EFISIENSI EKONOMI –
JANGKA PENDEK
P  Seperti halnya pasar monopoli,
produsen dalam persaingan
MC
monopolistik menghadapi kurva
permintaan yang menurun
PSR AC
sehingga mereka memiliki kekuatan
A monopoli dalam jangka pendek.
 Dalam jangka pendek, harga produk
DSR produsen pasar monopolistik
melebihi biaya marginal (MC) dan
biaya rata-rata (AC), dan
MRSR perusahaan mendapatkan kekuatan
QSR Q
monopoli dan keuntungan yang
mereka miliki ditunjukkan oleh A.
ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id
MONOPOLISTIK DAN EFISIENSI EKONOMI –
JANGKA PANJANG
P  Seperti halnya pasar persaingan
sempurna, kemudahan untuk
memasuki pasar monopolistik menjadi
MC potensi untuk produsen lain dengan
PLR merek yang bersaing untuk meraih
AC keuntungan di pasar. Hal ini pada
jangka panjang akan menurunkan laba
ekonomi menjadi nol.
DLR  Dalam jangka panjang, masuknya
produsen baru mengakibatkan harga
produk produsen sama dengan biaya
MRLR rata-rata (AC). Hal ini menandakan
walaupun produsen monopolistik
QLR Q menghasilkan laba nol meskipun
memiliki kekuatan monopoli.
ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id
PASAR OLIGOPOLI
 Pasar oligopoli adalah pasar di mana hanya beberapa produsen
bersaing satu sama lain, dan produsen baru sulit untuk masuk.
 Pasar oligopoli memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
1) Hanya sedikit produsen dalam pasar oligopoli.
2) Produk yang dijual bersifat homogen atau terdiferensiasi.
3) Pengambilan keputusan dalam menentukan harga dan jumlah
produk yang dihasilkan akan mempengaruhi perusahaan lain
(interdependence decisions), baik bagi produsen yang sudah ada
maupun produsen baru.
4) Kompetisi produsen juga berlangsung dalam non-harga, antara lain
pelayanan purna jual, iklan, dan lain-lain.
ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id
MODEL – MODEL PASAR OLIGOPOLI

 Para ekonom mengembangkan beberapa model untuk menjelaskan situasi di dalam pasar
oligopoli, model-model tersebut antara lain:
1) Model Cournot yaitu model oligopoli di mana produsen menghasilkan barang yang
homogen, masing-masing produsen memperlakukan output pesaingnya sebagai tetap, dan
semua perusahaan secara bersamaan memutuskan berapa banyak yang akan diproduksi.
2) Model Stackelberg yaitu model oligopoli di mana satu produsen sebagai pemimpin pasar
menentukan outputnya sebelum produsen lain melakukannya.
3) Model Bertrand yaitu model oligopoli di mana produsen menghasilkan barang yang
homogen, masing-masing produsen memperlakukan harga pesaingnya tetap sebagai tetap,
dan semua produsen secara bersamaan memutuskan berapa harga yang akan dibebankan.
4) Model Kurva Permintaan Tertekuk yaitu model oligopoli di mana masing-masing
perusahaan menghadapi kurva permintaan yang terputus-putus pada harga yang berlaku
saat ini: pada harga yang lebih tinggi permintaan sangat elastis, sedangkan pada harga yang
lebih rendah itu tidak elastis.

ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id
MODEL COURNOT
Q1  Asumsi dibalik model Cournot adalah
pengambilan keputusan output dilakukan
100 Reaksi Produsen 2 secara simultan.
Kurva Q*2(Q1)  Jika Produsen 1 berpikir bahwa Produsen
75
2 tidak akan menghasilkan apa-apa,
50 Produsen 1 akan bereaksi 50; jika
menurutnya Produsen 2 akan
Ekuilibrium menghasilkan 50, Produsen 1 akan
Cournot bereaksi 25; dan seterusnya. Ini disebut
25 kurva reaksi.
Reaksi Produsen 1  Maksimalisasi output kedua produsen
12,5 Kurva Q*1(Q2) akan tercapai jika masing-masing
produsen dengan tepat mengasumsikan
25 50 75 100 Q2 berapa banyak pesaing akan menghasilkan
output. Ini disebut ekuilibrium Cournot.
ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id
MODEL STACKELBERG
 Asumsi model Stackelberg adalah pengambilan keputusan strategis di mana
produsen-produsen diasumsikan membuat keputusan output secara
berurutan.
 Dalam model ini, Produsen 1 yang menetapkan outputnya terlebih dahulu dan
kemudian Produsen 2, setelah mengamati Produsen 1, membuat keputusan
outputnya.
 Di model Stackelberg, produsen yang terpilih untuk menetapkan outputnya
terlebih dahulu adalah keuntungan strategik. Hal ini dikarenakan penetapan
output 1 akan menciptakan situasi fetakompli.
 Untuk memaksimalkan keuntungan, pesaing harus mengambil ketetapan
output 1 sebagai tetap dan harus menetapkan tingkat output yang lebih kecil
untuk dirinya sendiri. Jika pesaing menetapkan output lebih besar dari output 1
maka harga akan turun dan produsen 1 serta 2 akan kehilangan keuntungan.
ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id
MODEL BERTRAND
 Asumsi model Bertrand adalah pengambilan keputusan strategis di mana produsen-
produsen diasumsikan menetapkan harga secara simultan.
 Yang harus diperhatikan dalam model Bertrand adalah barang yang dijual bersifat
homogen, maka produsen yang mengenakan harga lebih rendah dari pesaingnya akan
memasok seluruh pasar dan produsen yang harga tinggi tidak akan menjual apa pun. Jika
kedua produsen menetapkan harga yang sama, maka masing-masing produsen akan
memasok setengah dari pasar.
 Model Bertrand dikritik dalam beberapa hal:
1) Untuk barang homogen, akan lebih alami bagi masing-masing produsen bersaing dalam
penetapan kuantitas daripada harga.
2) Terdapat Bertrand Trap, situasi di mana masing-masing produsen akan berusaha
menurunkan harga daripada harga pesaing sampai dititik di mana harga tidak bisa
diturunkan lagi/dijual dengan laba ekonomi nol.
3) Walaupun masing-masing produsen menetapkan harga yang sama, tidak ada jaminan
kalau masing-masing produsen akan menerima keuntungan yang rata.
ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id
MODEL KURVA PERMINTAAN TERTEKUK
P  Dasar dari model kurva permintaan
tertekuk adalah kekakuan harga
(price rigidity): karakteristik pasar
oligopoli di mana perusahaan
enggan untuk mengubah harga
MC’ bahkan jika biaya dan permintaan
P*
MC
berubah.
 Alasan mengapa kurva permintaan
ini tertekuk adalah jika produsen
menaikkan harga di atas P*, pesaing
D tidak akan mengikutinya, dan
akibatnya mereka akan kehilangan
Q* MR Q2 keuntungan dan pangsa pasar,
begitu juga sebaliknya.
ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id
REFERENSI

 Pindyck, R.S., & Rubinfeld, D.S. 2018. Microeconomics, 9th Edition.


Harlow: Pearson
 Chiang, A.C., & Wainwright, K. 2005. Fundamental Methods of
Mathematical Economics, 4th Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin

ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai