Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH PEMBENTUKAN

PENGAWAS PEMILU DAN KE-BAWASLU-AN

BIMTEK Bagi Panwascam, Pemilihan Tahun 2018 & Pemilu Tahun 2019
Garut, 29-31 Oktober 2017
SEJARAH PEMBENTUKAN
PENGAWAS PEMILU
Defenisi Jati diri
 Arnold Dashelfsky: Ciri-ciri melekat pada diri seseorang (kelompok)
 Soemarno Soedarsono: Tanda spesifik yang memberdaan seseorang
dengan orang lain
 Hank Johuston:
 Jati diri individu: Ciri-ciri seseorang secara menyeluruh dalam
berintraksi sosial
 Jadi diri kolektif (lembaga): Interaksi individu ke individu lain dalam
suatu kelompok bahkan tindakan-tindakan bersama dalam sebuah
kelompok
Defenisi Umum

Jati diri dapat diartikan sebagai kekuatan jiwa (the power of mind)
manusia yang terdiri dari sifat, karakter, paham, semangat, kepribadian,
moralitas, ahlak dan keyakinan yang merupakan hasil proses belajar
dalam waktu yang panjang dan yang muncul dalam ekspresi dan
aktualisasi diri serta dalam pola-pola perilaku berkehidupan,
bermasyarakat dan berbudaya.
DEFENISI JATI DIRI BAWASLU

Jati diri bawaslu diartikan sebagai suatu kekuatan yang dimiliki


Bawaslu yg berakar dari Bawaslu itu sendiri, yang menjadi
identitas, karakter, atau ciri Bawaslu itu sendiri yang menjadi
modal dasar untuk membangun dirinya.
Fundamental Jati Diri
Pengawas Pemilu

 Mandat Sejarah
 Konteks (sosial, politik, hukum dan budaya)
 Mandat perundang-undangan (prinsip pemilu, asas
penyelenggara pemilu, struktur organisasi)
MENGAPA JATI DIRI DIPERLUKAN

 Membedakan suatu lembaga terhadap lembaga lain sehingga mantap


dalam berpola pikir, bersikap, bertindak menghadapi prubahan zaman
 Sebagai daya gerak dari dalam sehingga mampu menumbuhkan sikap
dan perasaan percaya diri dan mewujudkan karya cipta dan karsa
 Memampukan kelompok memainkn peran dalam suatu interaksi
 Memberi semangat bagi seseorang yang menjadi bagian dari suatu
kelompok.
PADA SAAT KAPAN JATI DIRI
MUNCUL?

 Pada saat seseorang/kelompok melakukan interaksi

 Disebabkan oleh beberapa hal seperti : refleksi hati nurani, keramahan


yang tulus dan santun, ketakwaan kepada Tuhan, keuletan dan
ketangguhan, kecerdasan yang arif dan harga diri.
BENTUK-BENTUK PERWUJUDAN JATI
DIRI BAWASLU

 Etos kerja pengawas pemilu yang tinggi demi tewujudnya excellence


with integrity
 Bersikap tidak arogan dalam menjalankan tugas pengawasan dan
mampu mengendalikan dorongan nafsu liar.
 Sikap menjunjung tinggi nilai kejujuran, keterbukaan, keikhlasan dan
tanggungjawab
 Berkepribadian tangguh dalam membela dan menjunjung kebenaran
PROSES PERWUJUDAN JATI DIRI

Mandat Sosial-politik Mandat


Mandat Historis
budaya Perundang-Undangan

Jati Diri Pengawas

Sikap Panwaslu Prilaku Kerja Panwaslu


BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
BAWASLU PROVINSI
BAGAN STRUKTUR PANWASLU
KABUPATEN/KOTA
Tugas, Wewenang dan Kewajiban Panwaslu
(Bawaslu) Kab/Kota

UU No. 1 Tahun 2015 Sebagaimana Telah


UU No. 7 Tahun 2017 diubah Beberapa Kali Terakhir dengan UU
No 10 Tahun 2016 (Perubahan Kedua)
Diatur dalam: Diatur dalam:
Pasal 101 s.d Pasal 30 & Pasal 32
Pasal 104
Catatan: PERMASALAHAN PELAKSANAAN
TUGAS, WEWENANG SERTA KEWAJIBAN
PENGAWAS PEMILU

 Pemahaman Atas Peraturan Per-UU Terkait


Pemilu/Pemilihan
 Pelaksanaan pengawasan tahapan Pemilu
yg Kurang Maksimal
 Penanganan temuan/laporan pelanggaran
yg kurang maksimal
 Ketidakpatuhan/ketidakdisiplinan dalam
menyampaikan laporan hasil pengawasan
LANGKAH PERBAIKAN PELAKSANAAN
TUGAS, WEWENANG SERTA KEWAJIBAN
PENGAWAS PEMILU

 Penguatan Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dan


Pembinaan jajaran pengawas pemilu yang dilakukan oleh
lembaga pengawas pemilu diatasnya
 Mengingatkan kembali nilai-nilai, dan tanggung jawab
jajaran pengawas pemilu sebagai pejabat publik dalam
melaksanakan tugas dan wewenang selain berpedoman
pada asas-asas penyelenggara pemilu, juga berpedoman
pada Asas Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB)
 Penerapan sistem reward dan punishment
ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YG BAIK
(AAUPB)

a. Asas Kepastian Hukum;


b. Asas Keseimbangan;
c. Asas Kesamaan;
d. Asas Bertindak Cermat;
e. Asas Motivasi;
f. Asas Tidak Mencampuradukkan Kewenangan;
g. Asas Permainan Yang Layak;
h. Asas Keadilan Dan Kewajaran;
i. Asas Menanggapi Pengharapan Yang Wajar;
j. Asas Meniadakan Suatu Akibat Keputusan-keputusan Yang Batal;
k. Asas Perlindungan Pandangan Hidup;
l. Asas Kebijaksanaan; dan
m. Asas Pelaksanaan Kepentingan Umu
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai