Anda di halaman 1dari 8

Toleransi dalam hidup

beragama
Q. S Al-Mumtahanah (60): 5-9 Dalam Kitab tafsir Ibnu Katsir
OUR TEAM
01 Adiyansah
2231060004
Fareiza ali putra
02
2231060213

03 Muhamma Dhafa N.F


2231060100
PEMBAHASAN

1.toleransi hidup dalam beragama


QS.Mumtahanah ayat 5-9

2.Toleransi Beragama Dalam Kitab


Tafsir Ibnu Jarir Ath-Thabari
4.Tafsir Mafatihul Ghaib

3.Toleransi Beragama Dalam Kitab Tafsir Quraish Shihab


toleransi hidup dalam
beragama
QS.Mumtahanah ayat
5-9
Dalam QS-Mumtahanah 5-9 adalah membahas tentang seseorang yang menjadi teladan dalam kehidupan kita sehari-hari

yaitu Nabi Ibrahim AS. Tetap berbuat baik terhadap orang tua walaupun kedua orang tua nya berbeda dalam keimanan ( kafir

),namun tetap mendokana kedua orangtuanya yang sudah jelas musuh ALLAH SWT.

1. Pengertian toleransi

Toleransi berasal dari bahasa latin “ Tolerare” yang berarti sabar untuk membiarkan sesuatu.salah satunya toleransi

beragama di mana penganut agama mayoritas dalam suatu masyarakat membiarkan adanya agama minoritas lainnya.

Dengan demikian toleransi antar umat beragama berarti sikap masyarakat sebagai umat yang satu agama atau kepercayaan

untuk menghormati atau menghargai pemeluk agama lainnya.


Toleransi Beragama
Dalam Kitab Tafsir Ibnu
Jarir Ath-Thabari
Pandangan Ibnu Jalil as-Tabari mengenai toleransi beragama sangat relevan dengan

situasi pluralisme di Indonesia dan terdapat di banyak agama, antara lain Islam, Kristen,

Katolik, Hindu, dan Budha. Tasamuh (moderat) Islam melarang pemaksaan, penindasan,

ketakutan atau intimidasi terhadap pemeluk agama lain untuk masuk Islam.

Dalam Islam terdapat kebebasan memilih agama, dan umat Islam hanya

diwajibkan berdakwah dengan ramah. Ajaran Islam yang menjamin kebebasan beragama

dan menghormati pemeluk agama lain secara garis besar sejalan dengan nilai-nilai yang

terkandung dalam Pancasila sebagai dasar negara.


Toleransi Beragama
Dalam Kitab Tafsir
Quraish Shihab
Allah memerintahkan umat-Nya untuk bersikap kasar terhadap orang-orang kafir, tetapi berbuat baiklah

dengan menjalin hubungan dengan orang-orang yang tidak akan memerangi kamu atau mengusir kamu dari

negerimu karena agamamu.

Allah tidak melarang umat-Nya berbuat baik kepada mereka, juga tidak melarang Allah berlaku adil kepada

mereka. Jika mereka berada di pihak yang benar dalam sebuah interaksi sosial dan seorang Muslim berada di

pihak yang salah, maka mereka diperbolehkan melakukan hal tersebut. Sesungguhnya Allah menyukai orang-

orang yang mengamalkan keadilan. Allah hanya melarangmu bergaul dengan orang-orang yang bertengkar

denganmu dalam masalah agama, mengusirmu dari negerimu, atau menolong orang lain untuk mengusirmu.

Allah melarang kamu menjadikan mereka teman dekat yang bisa kamu pelihara.
Tafsir Mafatihul Ghaib

Imam abu Abdillah Muhammad bin umar memiliki tafsir tentang ayat ke 8 dalam

surah Qur’an al muntaha, yang artinya, “Allah tidak melarang kamu berbuat baik
01
dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan

agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah
02
mencintai orang-orang yang berlaku adil”

(QS Al-Mumtahanah: 8).


03
Syekh Abu Abdillah bin Abdurrahman as-Sa’idi (w. 1376 H), dalam tafsirnya

mengatakan, ada banyak alasan untuk melakukan kebaikan, sekali pun kepada

04 kelompok agama lain. Alasan-alasan tersebut, misalnya, bergaul dengan dasar

kesopanan, berbuat baik karena adanya hubungan kerabat, menjadi tetangga,

atau jika keduanya tidak ada, alasan terakhir adalah karena hubungan

kemanusiaan.
Jika anda bingung
Mau tanya apa,
Kami juga bingung
mau jawab apa.

Thankyou

Anda mungkin juga menyukai