Anda di halaman 1dari 14

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

KELOMPOK 3

• BAYU FITRIADI (221010550140)


• JELSILIA DEBY OKTRIANI (221010550992)
• LENA MAYA PUSPITA (221010551179)
• PUTRI ALFIANI MAULANA (221010550838)
• RAHMAWATI (221010551556)
• SAFWAN ADIANSYAH (221010550147)
PENGERTIAN KERUKUNAN

Kata "Rukun" berasal dari Bahasa Arab "ruknun" artinya


asas atau dasar, seperti rukun Islam. Rukun dalam arti
adjektiva adalah baik atau damai. Kerukunan hidup umat
beragama artinya hidup dalam suasana damai, harmonis dan
tidak bertengkar walaupun berbeda agama.
Sementara Itu toleransi (tolerance / ‫ )تس@امح‬berarti sa’at al-shadr (lapang dada), tasâhul
(ramah, suka memaafkan) dan terbuka (welcome). kata toleransi berasal dari bahasa latin
“tolerare” yang berarti “berusaha untuk tetap bertahan hidup, tinggal, atau berinteraksi
dengan sesuatu yang sebenarnya tidak disukai atau disenangi.

Toleransi berarti menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai perbedaan,
menjembatani kesenjangan di antara kita, sehingga tercapai kesamaan sikap. Toleransi
juga merupakan awal dari sikap menerima bahwa perbedaan bukanlah suatu hal yang
salah, justru perbedaan harus dihargai dan dimengerti sebagai kekayaan.
KERUKUNAN ANTAR
UMAT BERAGAMA

Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua
golongan agama bisa hidup bersama tanpa mengurangi hak dasar masing-
masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Masing-masing
pemeluk agama yang baik haruslah hidup rukun dan damai. Karena itu
kerukunan antar umat beragama tidak mungkin akan lahir dari sikap
fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak keberagaman dan perasaan
orang lain.
Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah kesejahteraan
hidup di negeri ini. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat 10:

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu
(yang berselisih) dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat"
(QS. Al-Hujurat ayat 10)
KONSEP ISLAM MENYIKAPI
PLURALITAS

Dalam kehidupan ini, hanya Allah saja yang benar-benar


merupakan satu kesatuan yang mutlak (true unity). Sementara
alam semesta Allah ciptakan penuh dengan keberagaman
(heterogenitas). seperti dalam hal keturunan, pemikiran, tingkah
laku, kepercayaan, adat istiadat, agama, dan sebagainya.
Al-Qur’an Surat Al-Maidah/5: 48 menyebutkan hikmah yang akan didapatkan
manusia dengan Pluralitas, yaitu terciptanya iklim attasâbuq fî al-khairât
(kompetisi dalam amal-amal kebaikan). Secara psikologis, jika seseorang
berada dalam situasi yang plural, maka ia akan terdorong untuk berkompetisi
dengan orang lain. Artinya, ia akan dihadapkan pada tantangan untuk menjadi
lebih baik dari yang lain. Dinamika kehidupan yang seperti ini, pada akhirnya,
akan menciptakan individu-individu,

selanjutnya masyarakat, yang aktif, dinamis, dan kreatif.


DASAR PEMIKIRAN HIDUP RUKUN
MENURUT
AL-QURAN DAN SUNNAH

Yusuf al-Qardhawi mengatakan dalam bukunya Fatâwâ Mu’âshirah bahwa


toleransi dalam Islam dibangun diatas beberapa landasan pokok,2 yaitu:
1. Prinsip tentang kemuliaan manusia betapapun beragamnya kehidupan mereka.
2. Keyakinan bahwa pluralitas sudah merupakan kehendak Allah SWT yang tidak akan mengalami perubahan.
3. Umat Islam meyakini bahwa mereka tidak bertanggung jawab terhadap jalan hidup yang dipilih oleh umat-
umat lain.
4. Prinsip keadilan (al-‘adalah), terhadapa sesama manusia.
Konsep Islam Menyikapi Pluralitas
Dalam kehidupan ini, hanya Allah saja yang benar-benar merupakan satu
kesatuan yang mutlak (true unity). Sementara alam semesta Allah ciptakan
penuh
dengan keberagaman (heterogenitas). seperti dalam hal keturunan, pemikiran,
tingkah
laku, kepercayaan, adat istiadat, agama, dan sebagainya.
Jika dicermati, Allah SWT sebenarnya banyak menyinggung masalah
pluralisme dalam al-Quran. Dalam surat al-Rum (30): 22 misalnya, Allah SWT
menyatakan bahwa manusia diciptakan dalam berbagai warna kulit dan bahasa.
PRINSIP KERUKUNAN ANTAR
UMAT BERAGAMA

Berdasar Hukum Islam:

a. Islam tidak membenarkan adanya paksaan dalam memeluk suatu agama (QS. al-
Baqarah/2: 256).
b. Allah swt. tidak melarang orang Islam untuk berbuat baik, berlaku adil dan tidak
boleh memusuhi penganut agama lain, selama mereka tidak memusuhi, tidak
memerangi dan tidak mengusir orang Islam. (QS. alMumtah}anah/60: 8).
c. Setiap pemeluk agama mempunyai kebebasan untuk mengamalkan syari'at
agamanya masing-masing (QS. alBaqarah/2: 139).
d. Islam mengharuskan berbuat baik dan menghormati hakhak tetangga, tanpa
membedakan agama tetangga tersebut. Sikap menghormati terhadap tetangga itu
dihubungkan dengan iman kepada Allah swt. dan iman kepada hari akhir (Hadis Nabi
riwayat Muttafaq Alai>h).

e. Barangsiapa membunuh orang mu'ahid, orang kafir yang mempunyai perjanjian


perdamaian dengan umat Islam, tidak akan mencium bau surga, padahal bau surga itu
telah tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun (Hadis Nabi dari Abdullah bin
'Ash riwayat Bukhari).
FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA
KERUKUNAN
UMAT Beragama

1. Ajaran Agama
Ajaran agama yang dianut dan diyakini oleh setiap umatnya, yang mengajarkan untuk Saling menyayangi
dan menhormati satu dengan
yang lain.
2. Peran Pemerintah Setempat
Pemerintah setempat sangat mengutamakan kerukunan warganya. Sehingga dalam menjalankan roda
pemerintahan tidak membedakan warga yang satu dengan yang lain.
3. Peran Pemuka Agama Setempat.
Terbentuknya kerukunan di Kuripan juga tak luput dari peran pemuka agama masing-masing, yang
bertindak sebagai pengayom, pengawas dan penengah kaumnya dalam kehidupan bermasyarakt.
KEGIATAN SOSIAL YANG DAPAT
MENCIPTAKAN KERUKUNAN ANTAR
UMAT BERAGAMA

1. Dialog antar agama:


Dialog semacam ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kedekatan antar agama serta mengurangi kecurigaan dan prasangka yang
sering terjadi.

2. Kegiatan relawan bersama:


Melibatkan umat beragama dalam kegiatan relawan bersama seperti aksi kemanusiaan, bakti sosial, atau upaya lingkungan.

3. Acara keagamaan bersama: Mengadakan acara keagamaan yang melibatkan berbagai agama, seperti konser musik lintas agama, pesta rakyat,
atau festival budaya, dapat menjadi wadah yang baik untuk menghargai dan merayakan keberagaman.

4. Kunjungan tempat ibadah:


Membuka pintu tempat ibadah bagi umat beragama lain untuk saling mengenal dan memahami praktik keagamaan masing-masing.

5. Program pendidikan agama lintas agama:


Program semacam ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang keyakinan dan praktik agama lain untuk mengurangi presepsi negatif
dan meningkatkan toleransi antar umat beragama.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai