Anda di halaman 1dari 17

HUKUM ORGANISASI

INTERNASIONAL

Oleh:
Dr. Anang Setiyawan
Email: anang.setiyawan.sh@gmail.com
Organisasi Internasional

• Menurut L Bennet • D.W. Bowet “there


– A permanent organization to carry an
permanent
contiuning set of function
– Voluntary membership of eligible parties association of
– Basic instrument starting goals, structure government or
and methods of operation administration base
– A broadly representative consultative
conference organ
upon a treaty of a
– Permanent secretariat to carry on multilateral rather the
continuous administrative, research and bilateral type and with
information function
some definite criterion
purpose”
Hubungan HI & OI

• Sebagai subjek hukum internasional


• Membantu pembentukan hukum internasional
• Sebagai forum untuk membicarakan, mencari jalan
keluar masalah yang dihadapi anggota
• Sebagai alat memaksakan agar kaidah HI ditaati
Klasifikasi OI

• Klasifikasi berdasarkan pada sifat permanen atau tidak


• Klasifikasi berdasarkan pada organisasi internasional
publik dan organisasi internasional privat
• Organisasiyang didasarkan pada keanggotannya,
organisasi universal dan organisasi tertutup
• Organisasi berdasarkan sifat organisasinya yaitu
supranasional
• Klasifikasi berdasarkan fungsinya
Keanggotaan OI

• Penggolongan keanggotaan • Prinsip keanggotaan


– Full members – Berdasarkan kedekatan letak
– Associate members geografis
– Partial members – Berdasarkan kepentingan yang
– Affiliate members akan dicapai
– Berdasarkan sistem
pemerintahan
– Berdasarkan persamaan budaya,
agama, etnis dan sejarah
– Berdasarkan pada penerapan
HAM
Pembentukan & Pembubaran OI

• Pembentukan OI berdasarkan perjanjian • Pembubaran OI


antara negara pemerkasa dan setelah – Tujuan tercapai
adanya kesepakatan diantaranya yang – Berdiri OI baru yang
dirumuskan dalam anggaran dasar OI menggantikan tugas OI lama
• Aspek pembentukan OI
– Filosofis
– Administrasi
– Hukum
• Prakarsa pembentukan OI
– Kelompok negara yang berkepentingan
– Organisasi internasional yang ada
– Satu negara
Akibat Hukum Pembubaran OI

PEMBUBARAN OI

KEKAYAAN OI STRUKTUR OI

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN


Liga Bangsa-Bangsa

• Dasar filosofis pembentukan


“in order to promote international cooperation and to achieve
international peace and security by the acceptance of obligation no to
resort to war by the prescription of open, just and honorable relations
between nations by the firm establishment of the understanding of
international law as the actual rule of conduct among government, and
by the maintenance of justice and scrupulous respect for all treaty
obligations in the dealing of organized people with another, agree to this
covenant of the league of nations”
Kelemahan Liga Bangsa-Bangsa

• Kelemahan konstitusional;
• Pemungutan suara dengan sistem suara bulat;
• Kekuasaan ekslusif dari konsil dan majelis umum yang merupakan
persaingan diantara kedua organ tsb;
• Kekuasaan konsil sangat luas;
• Masalah proses amandemen konvenan yang sangat sulit karena harus
diratifikasi oleh anggota konsil dan mayoritas anggota majelis umum;
• Kebijaksanaan memperbolehkan anggota mengundurkan diri;
• Sanksi yang sistemnya terpusat di konsil menjadi tidak efektif;
• Amerika yang aktif mengusulkan LBB tidak masuk menjadi anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa

• Tujuan pembentukan
– Memelihara perdamaian dan keamanan internasional
– Mengembangkan hubungan persahabatan diantara
bangsa2 berdasarkan penghargaan atas prinsip persamaan
hak dan hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri dan
mengambil tindakan yang wajar lain untuk memperteguh
perdamaian universal
Perserikatan Bangsa-Bangsa

• Prinsip2 PBB
– Prinsip persamaan kedaulatan bagi semua anggota
– Untuk menjamin diperolehnya hak dan manfaat yang timbul dari keanggotaan maka
harus dengan setia memenuhi kewajiban dalam piagam PBB
– Setiap anggota harus menyelsaikan sengketa internasional dengan damai dan
mempergunakan cara demikian sehingga perdamaian,keamanan dan keadilan tidak
terancam
– Menjauhkan diri dari tindakan mengancam/ menggunakan kekerasan terhadap
integritas wilayah/ kemerdekaan politik negara lain/ dengan cara apapun yang
bertentangan dg tujuan PBB
– memberikan segala bantuan pada PBB dalam suatu tindakan yang diambil sesuai
piagam PBB
– Tidak ada ketentuan dalam piagam PBB yang memberikan kuasa pada PBB untuk
mencampuri urusan negara lain.
ASEAN
• Tujuan Pembentukan (I)
– Mempertahankan & mengembangkan perdamaian, keamanan dan memperkuat
kerjasama dengan orientasi pada perdamaian sesuai nilai dalam kawasan
– Mendorong kerjasama regional dengan mempromosikan kerjasama yang lebih erat
dalam bidang politik, keamanan, ekonomi sosial dan budaya
– Menjaga asia tenggara sebagai daerah bebas senjata nuklir dan senjata pemusnah
masa lainnya
– Menjamin bahwa rakyat dan negara anggota hidup damai, demokratis dan harmonis
– Menciptakan pasar tunggal dan didasarkan pada produksi yg stabil, menguntungkan
dll
– Mengurangi kemiskinan dan memperkecil gap antar negara anggota
– Memperkuat demokrasi, good government dan rule of law dan mempromosikan
HAM dan kebebasan mendasar
– Kerjasama efektif dalam kaitannya denan keamanan, segala bentuk penanggulangan
pelanggaran, kejahatan transnasional & masalah lintas batas lainnya
ASEAN

• Tujuan Pembentukan (II)


– Mendorong adanya pembangunan yang berkelanjutan serta menjamin
perlindungan lingkungan
– Membangun sumberdaya manusia melalui kerjasama dalam bidang
pendidikan, pendidikan seumur hidup dalam bidang sains dan teknologi
– Mendorong kehidupan yang lebih baik bagi rakyat asean
– Memperkuat kerjasama dalam bidang keselamatan, keamanan dan
bebas narkona
– Mengusahakan proses integrasi ASEAN dan community building
– Mendorong identitas ASEAN melalui adanya kesadaran perbedaan
budaya dan warisan
– Mendorong adanya hubungan dan kerjsama dengan external partners
ASEAN

• Prinsip Asean (I)


– Menghargai kemerdekaan, kedaulatan, persamaan derajat, integritas
wilayah dan identitas nasional anggota Asean
– Sharing komitmen dan tanggungjawab kolektif dalam memajukan
perdamaian, keamanan dan kemakmuran regional
– Penolakan terhadap agresi, penggunaan kekerasan/ tindakan yang
bertentangan dengan hukum internasional
– Mendukung penyelesaian sengketa dengan damai
– Tidak ikut campur urusan dalam negeri
– Menghormati hak anggota untuk membela kepentingan nasionalnya
bebas dari campur tangan, subversi dan paksaan
– Mendoron konsultasi untuk masalah2 yang serius untuk kepentingan
ASEAN
ASEAN

• Prinsip Asean (II)


– Mendorong ditaatinya rule of law, good governance, prinsip demokrasi
dan konstitusional
– Menghormati kemerdekaan dasar, promosi dan proteksi keadilan sosial
– Menghormati piagam PBB dan hukum internasional termasuk hukum
humaniter
– Abstain untuk berpartisipasi dalam aktivitas termasuk penggunaan
wilayah untuk tindakan2 berbahaya bagi kedaulatan, integritas wilayah/
politik, ekonomi untuk stabilitas negara anggota Asean
– Menghormati perbedaan budaya, bahasa dan agama
– Memusatkan hubungan politik eksternal
– Mendorong diaatinya peraturan dalam bidang perdagangan
ASEAN

• Negara Anggota : Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Philipina, Brunei,


Vietnam, rsyaKamboja, Laos dan Myanmar
• Persyaratan menjadi anggota Asean (art. 6 Asean Charter)
– Secara geografis terletak di wilayah asia tenggara
– Diakui oleh negara anggota Asean lainnya
– Berjanji untuk terikat pada piagam Asean
– Mampu dan ingin melaksanakan kewajiban sebagai anggota
• Keanggotaan ditetapkan dengan konsensus Asean Summit atas rekomendasi
Asean Council
• Negara yang akan bergabung menandatangani instrumen assesi piagam
Asean
Struktur Organisasi Asean

• Asean summit (Art. 7 Asean Charter)


• Asean Coordinating Council (Art. 8 Asean Charter)
• Asean Community Councils (Art. 9 Asean Charter)
• Asean Sectoral Ministerial Bodies (Art. 10 Asean Charter)
• Sekjen Asean & Sekretariat Asean (Art. 11 Asean Charter)
• Komite dari perwakilan tetap untuk Asean (Art. 12 Asean Charter)
• Sekretariat Nasional Asean (Art. 13 Asean Charter)
• Badan HAM Asean (Art. 14 Asean Charter)
• Asean Foundation (Art. 15 Asean Charter)

Anda mungkin juga menyukai