Anda di halaman 1dari 101

Bab

VII Mitigasi dan Adaptasi Bencana Alam

Wilayah Indonesia merupakan wilayah yang rawan akan bencana alam, khususnya gempa bumi
karena wilayah Indonesia merupakan tempat pertemuan empat lempeng tektonik aktif dunia.
Bencana alam merupakan peristiwa luar biasa yang dapat menimbulkan penderitaan luar biasa
bagi yang mengalaminya. Bahkan, bencana alam tertentu dapat menimbulkan banyak korban
cedera maupun meninggal dunia. Oleh karena itu, penanggulangan bencana alam dan mitigasi
bencana harus dipersiapkan sebelum bencana itu datang, agar tidak timbul korban jiwa dan
kerugian material yang cukup banyak.
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

Isi Materi Semester 2

A. Jenis dan Karakteristik Bencana Alam


Bab IV

B. Sebaran Wilayah Bencana Alam di Indonesia

Bab V
C. Usaha Pengurangan Risiko Bencana Alam

D. Kelembagaan Penanggulangan Bencana Alam


Bab VI

Bab VII
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

Mitigasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk mengurangi Semester 2


dan
memperkecil dampak bencana alam.
Mitigasi
1. meliputi peta
Menerbitkan beberapa kegiatan
wilayah rawanberikut ini.seperti gambar di
bencana, Bab IV

bawah.
2. Memasang rambu-rambu peringatan bahaya dan larangan di
wilayah
rawan bencana. Bab V

1. Mengembangkan SDA satuan pelaksana.


2. Mengadakan pelatihan penanggulangan bencana kepada warga di
wilayah rawan bencana. Bab VI

3. Mengadakan penyuluhan atas upaya peningkatan kewaspadaan


masyarakat di wilayah rawan bencana.
1. Menyiapkan tempat penampungan sementara di jalur-jalur evakuasi
jika bencana terjadi. Bab VII
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

A. Jenis dan Karakteristik Bencana Semester 2

Alam
1. Jenis Bencana Alam Bab IV

Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun


a. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
2007:
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain
Bab V
berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan,
angin topan, dan tanah longsor.
b. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal
Bab VI
teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
c. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang
meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas Bab VII
masyarakat, dan teror.
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

2. Karakteristik Bencana Alam Semester 2

a. Bencana Gempa Bumi


Bab IV
Gempa bumi adalah getaran di tanah yang disebabkan oleh
pergerakan permukaan bumi. Episentrum adalah titik di
permukaan bumi, tepat di pusat gempa. Hiposentrum berada jauh
dalam tanah ditempat batuan pecah dan bergeser untuk pertama Bab V
kali.
1) Jenis Gempa
Bumi
Gempa bumi vulkanik adalah getaran kuat akibat kegiatan Bab VI
a) gunung
berapi.
b) Gempa bumi tektonik adalah getaran kuat yang
diakibatkan oleh patahan bumi karena pergesekan lempeng Bab VII
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

2) Tanda-Tanda Akan Terjadinya Bencana Gempa Semester 2

Bumi
a) Tanda-Tanda Gempa yang Dirasakan jika Berada di dalam
Bangunan Bab IV

Semua benda yang tergantung bergoyang dan berjatuhan, misalnya


lampu gantung, pigura, jam dinding, lukisan dan lain-lain. Semua
benda yang berdiri atau terletak di atas meja bergeser dan Bab V
berjatuhan, misalnya TV, radio, jam, alat makan, kompor dan lain-
lain.
b) Tanda-Tanda Gempa yang Dirasakan jika Berada di Luar Bangunan
Bab VI
Pohon, tiang listrik dan lampu jalan, jembatan serta gedung bergetar,
bahkan jika terjadi getaran sangat kuat akan mengakibatkan
tumbang dan roboh. Retakan/rekahan akan terlihat jelas pada
permukaan tanah, dinding bangunan, dan jembatan.
Bab VII
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

b. Bencana Alam Tsunami Semester 2

Tsunami adalah gelombang laut yang sangat besar, yang diakibatkan


oleh gempa bumi yang sangat kuat dan sumber gempanya berada di
dasar laut dengan kedalaman pusat gempa kurang dari 30 km. Bab IV

c Bencana Alam Banjir


Tanda-tanda bencana banjir Bab V

•Terjadinya hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi


tanpa disertai dengan proses Infiltrasi/penyerapan yang Bab VI

baik.

Bab VII
2) Air melebihi batas sempadan sungai sehingga meluap dan
menggenangi daerah sekitarnya.
3) Air yang jatuh ke permukaan tidak dapat mengalir dengan baik.
4) Tergenangnya air akibat tidak mampunya air yang ada melakukan
infiltrasi karena kurangnya fungsi vegetasi sebagai penyerap atau
penyimpan cadangan air.
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

d. Bencana Gelombang Semester 2


Pasang
Gelombang pasang adalah gelombang air laut yang melebihi batas
Bab IV

normal dan dapat menimbulkan bahaya baik di lautan, maupun di


darat terutama daerah pinggir pantai.
Umumnya gelombang pasang terjadi karena adanya angin Bab V

kencang/topan, perubahan cuaca yang sangat cepat, dan


karena ada pengaruh dari gravitasi bulan maupun matahari.
Bab VI

Bab VII
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

e. Bencana Alam Letusan Gunung Semester 2

Api
Tanda-tanda suatu gunung api akan meletus adalah sebagai
berikut.
1) Gempa Vulkanik Bab IV

2) Munculnya Gas-Gas Vulkanik


3) Adanya Perubahan Bentuk (Deformasi) Gunung
Api Bab V

4) Naiknya Suhu Sekitar Kawah

Bab VI

Bab VII
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

f. Bencana Alam Tanah Longsor Semester 2

Tanda-tanda sebelum terjadinya tanah


longsor
1) Runtuh atau jatuhnya lapisan tanah pada tepian tebing dan
Bab IV
tumbangnya pohon-pohon yang ada di atasnya.
2) Pada saat terjadi hujan, air yang mengalir akan terlihat berwarna
keruh karena membawa material tanah (lumpur)
Bab V
1) Biasanya terdengar suara gemuruh karena adanya gempa
runtuhan di daerah longsor.
2) Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah
tebing. Bab VI

3) Biasanya terjadi setelah hujan.


4) Munculnya mata air bari secara tiba-tiba.
Bab VII
5) Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

B. Sebaran Wilayah Rawan Bencana Alam Semester 2

di
Indonesia
1. Wilayah Rawan Bencana Alam Gempa Bab IV

Bumi

Bab V

Bab VI

Bab VII
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

2. Wilayah Rawan Bencana Alam Semester 2


Tsunami

Bab IV

Bab V

Bab VI

Bab VII
Gempa bumi merusak dan tsunami Periode: 1991–2010
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

3. Wilayah Rawan Bencana Alam Banjir Semester 2

Wilayah yang rawan banjir tersebar di daerah dengan kondisi


relief yang datar, seperti di sepanjang Pantai Utara Jawa
(Pantura), Pantai Timur Sumatra, dan dataran rendah di pulau- Bab IV

pulau lainnya.

Bab V

Bab VI

Bab VII
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

4. Wilayah Rawan Bencana Alam Gunung Semester 2


Meletus

Bab IV

Bab V

Bab VI

Bab VII
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

5. Wilayah Rawan Bencana Alam Longsor Semester 2

Wilayah yang rawan longsor berada di wilayah perbukitan


dan
Bab IV
pegunungan.

Bab V

Bab VI

Bab VII
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

C. Usaha Pengurangan Risiko Bencana Semester 2

Alam
Dalam konsep disaster management, ada tiga tahap penting, yaitu
tahap sebelum terjadi bencana, tahap saat terjadi bencana dan Bab IV

yang terakhir merupakan tahap pasca bencana.


Tahap sebelum terjadi bencana ini terdapat tiga bagian yaitu:
1. Pencegahan dapat dikatakan sebagai upaya untuk
Bab V
menghindari daerah bahaya yang ada, ketika kita mengetahui
suatu daerah memiliki potensi terjadi bencana maka kita akan
lebih memilih menjauhi daerah tersebut sebagai daerah
pemukiman.
Bab VI
2. Mitigasi merupakan upaya untuk mengurangi risiko terjadinya
a. Mitigasi secara
bencana.
struktural
3. b.
Kesiapan
Mitigasimasyarakat ini akan meningkatkan kapasitas yang
non-struktural Bab VII
dimiliki ketika menghadapi bencana.
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

1. Upaya Pengurangan Risiko Bencana Gempa Semester 2


bumi
1) Mengenal
Upaya apa yang
pengurangan disebut
risiko gempaterjadi
sebelum bumi. gempa bumi, antara lain
2) Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi gempa bumi Bab IV
sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung.
3) Belajar melakukan P3K.
4) Belajar menggunakan pemadam kebakaran.
5) Mencatat nomor telpon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa
bumi. Bab V

6) Perabotan (lemari, kabinet, dan lain-lain) diatur menempel pada dinding


(dipaku/diikat dan lain-lain) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat
terjadi gempa bumi.
7) Menyimpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah,
Bab VI
agar terhindar dari kebakaran.
1) Selalu mematikan air, gas, dan listrik apabila sedang tidak digunakan.
2) Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempa bumi adalah akibat
kejatuhan material.
10) Alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K (Senter/lampu batrai, Bab VII
Radio,
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

2. Upaya Pengurangan Risiko Bencana Semester 2


Tsunami
Secara fisik, tindakan mitigasi tsunami dapat dilakukan
dengan
membuat penghalang atau peredam gelombang. Peredaman Bab IV

gelombang secara alami dapat dilakukan dengan membangun


kawasan penyangga (buffer zone) di kawasan pesisir dengan vegetasi
Bab V
pantai, seperti hutan pantai atau Mangrove.
Pembangunan sistem peringatan dini merupakan salah satu tindakan
mitigasi yang sangat penting untuk mengurangi dampak yang Bab VI

ditimbulkan akibat tsunami. Agar berjalan secara efektif, peringatan


dini perlu dilakukan dengan melibatkan partisipasi masyarakat
Bab VII
setempat.
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

3. Upaya Pengurangan Risiko Bencana Semester 2

Banjir
Upaya Pengurangan Risiko yang Harus Dilakukan Saat Banjir
1)Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk Bab IV

mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena bencana


2)Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih
memungkinkan untuk disebrangi Bab V

3)Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus


banjir.
4)Segera mengamankan barang-barang berharga ke tempat yang lebih Bab VI
tinggi.
5)Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan
penanggulangan bencana seperti kantor kepala desa, lurah ataupun
camat. Bab VII
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

4. Upaya Pengurangan Risiko Bencana Letusan Gunung Semester 2


Api
Upaya pengurangan risiko yang harus dilakukan pada saat terjadi
letusan gunung
a) Hindari apirawan bencana seperti lereng gunung, lembah
daerah
Bab IV

dan
daerah aliran lahar.
b) Di tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas.
Bab V
c) Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
d) Kenakan pakaian yang melindungi tubuh seperti, baju lengan
panjang,
celana panjang, topi dan lainnya. Bab VI
e) Jangan memakai lensa kontak.
f) Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.
g) Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah Bab VII
dengan
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

5. Upaya Pengurangan Risiko Bencana Tanah Longsor Semester 2

Upaya pencegahan untuk mengurangi dampak bencana tanah


longsor antara lain sebagai berikut.
Bab IV
a. Kenali daerah tempat tinggal kita sehingga jika terdapat ciri-ciri
daerah rawan longsor kita dapat menghindar.
a. Perbaiki tata air dan tata guna lahan daerah lereng.
b. Tanami daerah lereng dengan tanaman yang sistem Bab V

perakarannya dalam (akar tunggang).


c. Tutup retakan-retakan yang timbul di atas tebing dengan
material lempung untuk mencegah air masuk ke dalam tanah Bab VI

d. Selalu waspada pada saat musim hujan terutama pada saat


curah hujan yang tinggi dalam waktu lama.
e. Waspada terhadap mata air/rembesan dan kejadian longsor Bab VII
skala kecil di sepanjang lereng.
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

D. Kelembagaan Penanggulangan Bencana Semester 2

Alam
Setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, pemerintah kemudian mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008
tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bab IV

Tugas BNPB
•Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang
mencakup pencegahan bencana, penanganan tanggap darurat, rehabilitasi, dan
rekonstruksi secara adil dan setara. Bab V
•Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulang an bencana
berdasarkan peraturan perundang undangan.
•Menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada masyarakat.
•Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada presiden setiap sebulan
sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana. Bab VI
•Menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional dan
internasional.
•Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
•Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bab VII
•Menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Mengkaji Ilmu
PREV JUDUL ISI NEXT
MATERI
Geografi 1

Fungsi BNPB Semester 2


1) Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan
efisien.
Bab IV
2) Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, dan menyeluruh.
Pasal 26 Ayat (1) UU No. 24/2007 merumuskan hak masyarakat
dalam penanggulangan bencana sebagai berikut:
a. mendapatkan pelindungan sosial dan rasa aman, khususnya bagi kelompok Bab V
masyarakat
rentan bencana;
a. mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan keterampilan dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana;
b. mendapatkan informasi secara tertulis dan/atau lisan tentang kebijakan Bab VI
penanggulangan bencana;
c. berperan serta dalam perencanaan, pengoperasian, dan pemeliharaan program
penyediaan bantuan pelayanan kesehatan termasuk dukungan psikososial;
a. berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap kegiatan penanggulangan
bencana, khususnya yang berkaitan dengan diri dan komunitasnya; Bab VII
b. melakukan pengawasan sesuai dengan mekanisme yang diatur atas pelaksanaan
Mitigasi dan
Adaptasi
Bencana Alam
A. Jenis dan Karakteristik Bencana
Alam mitigasi  mengidentifikasi karakteristik
• Upaya
setiap bencana.

• Dengan mitigasi, kita dapat menyusun langkah –


langkah yang diperlukan ketika bencana terjadi
dan meminimalisasi kerugian yang diakibatkan
dari bencana tersebut. Ini juga merupakan tahap
memahami karakteristik bencana alam.
• Menurut Badan Koordinasi Nasional
Penanganan Bencana ( BAKORNAS PB ),
pemahaman tentang ancaman bencana meliputi
pengetahuan secara menyeluruh tentang hal –
• 1.) bagaimana ancaman bahaya timbul
• 2.) tingkat kemungkinan terjadinya bencana serta
seberapa besar skalanya
• 3.) mekanisme perusakan secara fisik
• 4.) sektor dan kegiatan – kegiatan apa saja yang
akan sangat terpengaruh atas kejadian bencana
• 5.) dampak dari kerusakan

• Setelah mengetahui hal – hal apa saja yang harus


kita kuasai, sekarang coba kita identifikasi bencana
yang sering terjadi di Indonesia. Bencana –
bencana yang sering terjadi di Indonesia :
• 1.) banjir
• 2.) tanah
longsor
• 3.)
kekeringan
• 4.) kebakaran hutan dan
lahan
• 5.) angin
badai
• 6.) gelombang badai /
pasang
• 7.) gempa
bumi
• 8.) tsunami
• 9.) letusan gunung
api
• 10.) kegagalan
teknologi
• 11.) wabah
penyakit
• Upaya mitigasi yang dapat kita lakukan untuk
menghadapi berbagai jenis bencana tersebut,
dilakukan dengan prinsip – prinsip sebagai berikut.

• 1.) bencana yang terjadi harus kita jadikan pelajaran


bagi upaya mitigasi terhadap bencana berikutnya
• 2.) upaya mitigasi membutuhkan kerja sama banyak
pihak
• 3.) upaya mitigasi dijalankan dengan aktif
• 4.) upaya mitigasi harus mendahulukan kelompok
rentan untuk menghindari korban jatuh lebih banyak
• 5.) setiap upaya mitigasi harus selalu dipantau dan
terus – menerus dievaluasi agar didapat hasil yang
efektif
• Berikut ini adalah beberapa strategi dalam mitigasi
bencana alam yang dikemukakan oleh BAKORNAS
PB :
mengintegrasikan mitigasi bencana dalam
program
pembangunan yang lebih besar
pemilihan upaya mitigasi harus didasarkan atas
biaya dan manfaat
agar dapat diterima masyarakat, mitigasi harus
menunjukkan hasil yang segera tampak
upaya mitigasi harus dimulai dari yang mudah
dilaksanakan segera setelah bencana
mitigasi dilakukan dengan cara meningkatkan
kemampuan lokal dalam manajemen dan
• 1. Banjir

• a. Pengertian

• Aliran air yang tingginya melebihi muka air


normal.

• Hal itu menyebabkan genangan pada lahan rendah


di sisinya.
• Jenis banjir :
Banjir akibat hujan lebat. Hal ini menyebabkan kapasitas
penyaluran sistem pengaliran air tidak mampu bekerja
dengan baik. Sistem penyaluran air dapat dibagi menjadi
sistem sungai alamiah dan sistem drainase buatan manusia.

Banjir akibat pasang laut. Pasang laut menyebabkan


meningkatnya muka air di sungai.

Banjir akibat kegagalan bangunan air buatan manusia. Setiap


buatan manusia pasti mengalami kerusakan. Bangunan air
buatan manusia di antaranya adalah bendungan, tanggul,
dan bangunan pengendalian banjir.

Banjir akibat kegagalan bendungan alam atau penyumbatan


aliran sungai akibat longsornya tebing sungai. Hal ini
menyebabkan bendungan tidak dapat menahan tekanan air.
• b.
Penyebab
tingginya curah
hujan
• daya tampung sistem pengaliran air yang
telah
melampaui batas
• penggundulan hutan
• penumpukan sampah
•  padatnya
bangunan
• c. Mekanisme Perusakan

• Banjir umumnya mempunyai sifat merusak, baik


yang menggenang maupun banjir bandang. Sifat ini
didapatkan karena arus air yang cepat dan
bergolak dapat menghanyutkan berbagai benda di
sekitarnya. Kerusakan akan semakin tinggi ketika
aliran air membawa material tanah. Air banjir
dapat merusak pondasi bangunan, baik rumah
maupun jembatan. Material yang hanyut bersama
banjir akan diendapkan setelah surut. Endapan
tersebut dapat merusak tanaman, perumahan, dan
menimbulkan penyakit.
• d. Kajian Bahaya

• Kajian mengenai bahaya banjir dapat didapatkan


melalui data – data yang tepat. Hal ini dibutuhkan
untuk menentukan tingkat kerawanan serta upaya
antisipasi banjir.

• Data yang dibutuhkan berasal dari hal – hal


berikut.
Rekaman kejadian bencana yang terjadi. Data ini
berfungsi sebagai indikasi awal akan datangnya
banjir di masa yang akan datang. Melalui data ini
dapat ditentukan pola terjadnya banjir periodik
( tahunan, lima tahunan, sepuluh tahunan, lima
Pemetaan topografi. Peta topografi dapat
menunjukkan kontur ketinggian sekitar daerah
aliran sungai. Melalui data ini dapat ditentukan
kemampuan kapasitas sistem hidrologi dan
luas daerah tangkapan hujan.

Data curah hujan. Data ini dipergunakan untuk


menghitung kapasitas penyaluran sistem
pengaliran.
• e. Gejala dan Peringatan Dini
curah hujan yang tinggi
tingginya pasang laut dan terjadinya
badai
dilampauinya ketinggian muka banjir

f. Parameter
luas genangan
kedalaman atau ketinggian air banjir
kecepatan aliran
material yang dihanyutkan aliran banjir
lamanya waktu genangan
• g. Komponen yang
Terancam
• 1.) Manusia
• a.) meninggal dunia
• b.) hilang
• c.) luka – luka
• d.) mengungsi

• 2.) Prasarana Umum


• a.) prasarana transportasi tergenang
• b.) fasilitas sosial tergenang, rusak, dan hanyut
• c.) rusaknya fasilitas pemerintahan, industri, jasa, dan
lainnya
• d.) harta benda perorangan
• e.) kegiatan pertanian dan perikanan terganggu, akibatnya
• h. Upaya Mitigasi dan Pengurangan
Bencana
• 1.) Upaya Mitigasi Non Struktural
– a.Ϳ PeŵďeŶtukaŶ ͞ Keloŵpok Kerja ͞ ; POKJA Ϳ yaŶg
beranggotakan dinas / instansi terkait. Kelompok ini
diketuai oleh Dinas Pengairan / Sumber Daya Air. Tugas
kelompok ini melaksanakan dan menetapkan
pembagian peran dan kerja atas upaya – upaya nonfisik
penanggulangan mitigsi bencana banjir.
– b.) Merekomendasikan upaya perbaikan atas prasarana
dan sarana pengendalian banjir.
– c.) Memonitor dan mengevaluasi data curah
hujan, banjir, daerah genangan dan informasi lain. Hal
ini untuk meramalkan kejadian banjir, daerah yang
diidentifikasi terkena banjir serta daerah yang rawan
banjir.
-d.) Menyiapkanpeta daerah rawan banjir dilengkapi dengan
͞plottiŶg͟ rute peŶguŶgsiaŶ, lokasi peŶguŶgsiaŶ sementara,
lokasi POSKO, dan lokasi pos pengamat debit banjir /
ketinggian muka air banjir di sungai penyebab banjir.
-e.) Mengecek dan menguji sarana sistem peringatan dini.
-f.) Melaksanakan perencanaanlogistik dan penyediaan
dana, peralatan dan material yang diperlukan untuk
kegiatan / upaya tanggap darurat.
-g.) Perencanaan dan penyiapan SOP ( Standard Operation
Procedure ) / Prosedur Operasi Standar untuk kegiatan /
upaya tanggap darurat.
-h.) Pelaksanaan Sistem Informasi Banjir, dengan diseminasi
langsung kepada masyarakat dan penerbitan press release.
• -i.) Melaksanakan pelatihan evakuasi untuk
mengecek kesiapan masyarakat, SATLAK dan
peralatan evakuasi, dan kesiapan tempat
pengungsian sementara beserta perlengkapannya.
• -j.) Mengadakan rapat – rapat koordinasi di tingkat
BAKORNAS, SATKORLAK, SATLAK, dan POKJA Antar
Dinas / instansi untuk menentukan beberapa
tingkat dari resiko bencana bajir berikut
konsekuensinya dan pembagian peran di antara
instansi yang terkait, serta pengenalan peran di
antara instansi yang terkait, serta pengenalan /
dismeinasi kepada seluruh anggota SATKORLAK,
SATLAK, dan POSKO atas SOP dalam kondisi
darurat dan untuk menyepakati format dan
prosedur arus informasi / laporan.
• -k.) Membentuk jaringan lintas instansi / sektor
dan LSM yang bergerak di bidang kepedulian
terhadap bencana di bidangkepedulian terhadap
bencana serta dengan media massa baik cetak
maupun elektronik untuk mengadakan kampanye
peduli bencana kepada masyarakat termasuk
penyaluran informasi tentang bencana banjir.
• -l.) Melaksanakan pendidikan masyarakat atas
pemetaan ancaman banjir dan resiko yang terkait
serta penggunaan material bangunan yang tahan
air /banjir.
• 2.) Upaya Mitigasi
Struktural
– a.) Pembangunan tembok penahan dan tanggul di
sepanjang sungai, tembok laut sepanjang pantai yang
rawan badai atau tsunami untuk mengurangi tingkat
debit banjir.
– b.) Pengaturankecepatan aliran dan debit air permukaan
dari daerah hulu sangat membantu mengurangi
terjadinya bencana banjir. Upaya yang dapat dilakukan
di antaranya reboisasi dan pembangunan sistem
peresapan serta pembangunan bendungan / waduk.
– c.) Pengerukan sungai, pembuatan sodetan sungai baik
secara saluran terbuka maupun tertutup atau
terowongan dapat membantu mengurangi terjadinya
banjir.
• 3.) Peran serta
Masyarakat
• a.) Aspek Penyebab
– 1.) Tidak membuang sampah / limbah padat ke
sungai,
saluran dan sistem drainase.
– 2.) Tidak membangun jembatan dan atau bangunan
yang menghalangi atau mempersempit palung aliran
sungai.
– 3.) Tidak tinggal dalam bantaran sungai.
– 4.) Tidak menggunakan dataran retensi banjir untuk
permukiman atau untuk hal – hal lain di luar rencana
peruntukannya.
– 5.) Menghentikan penggundulan hutan di daerah
tangkapan air.
– 6.) Menghentikan praktik pertanian dan penggunaan
lahan yang bertentangan dengan kaidah – kaidah
konservasi air dan tanah
– 7.) Ikut mengendalikan laju urbanisasi dan
pertumbuhan penduduk.
• b.) Aspek
Partisipatif
– 1.) Ikut serta dan aktif dalam latihan – latihan ( gladi )
upaya mtiigasi bencana banjir misalnya kampanye
peduli bencana, latihan kesiapan penanggulangan banjir
dan evakuasi, latihan peringatan dini banjir dsb.
– 2.) Ikut serta dan aktif dalam program desain dan
pembangunan rumah tahan banjir antara lain rumah
tingkat, penggunaan material yang tahan air, dan
gerusan air.
– 3.) Ikut serta dalam pendidikan publik yang terkait
dengan upaya mtiigasi bencana banjir.
– 4.) Ikut serta dalam setiap tahapan konsultasi publik
yang terkait dengan pembangunan prasarana
pengendalian banjir dan upaya mitigasi bencana
banjir.
– 5.) Melaksanakan pola dan waktu tanam yang
mengadaptasi pola dan kondisi banjir setempat untuk
mengurangi kerugian usaha dan lahan pertanian dari
banjir.
– 6.) Mengadakan gotong – royong pembersihan
saluran
drainase yang ada di lingkungannya masing – masing.
• 2. Tanah
Longsor
a. Pengertian

•Gerakan massa tanah atau batuan, ataupun


percampuran keduanya, menuruni atau ke luar
lereng akibat dari terganggunya kestabilan
tanah atau batuan penyusun lereng tersebut.

•Longsor dapat dibedakan menjadi 6 jenis :


• Longsoran translasi, yaitu bergeraknya massa
tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk
rata atau menggelombang landai.
• Longsoran rotasi, yaitu bergeraknya massa tanah
dan batuan padabidang gelincir berbentuk cekung.
• Pergerakan blok, yaitu perpindahan batuan
yang
bergerak pada bidang gelincir berbentuk
rata.
• Runtuhan batu, yaitu terjadi ketika sejumlah besar
batuan atau materiallain bergerak ke bawah
dengan cara jatuh bebas.
• Rayapan tanah, yaitu jenis tanah longsor
yang
bergerak lambat.
• Rombakan, yaitu terjadi ketika massa
tanah
bergerak didorong oleh air.
• b.
Penyebab
• 1.) Faktor pengontrol gangguan kestabilan lereng
• penggundulan hutan menyebabkan
pengikatan
air tanah sangat kurang
• batuan endapan gunung api dan batuan
sedimen
yang mengalami pelapukan.
• jenis tanah yang kurang padat dengan
kemiringan lereng yang curam berpotensi
mengalami longsor ditambah dengan intensitas
curah hujan yang cukup tinggi.
• tingginya intensitas curah
hujan
• lereng atau tebing yang
terjal
• sering terjadi di daerah tata lahan
persawahan, perladangan, dan adanya genangan
air di lereng yang terjal
• 2.) Proses pemicu longsoran dapat
berupa :
• peningkatan kandungan air dalam
lereng
• getaran pada lereng akibat gempa bumi
ataupun
ledakan, penggalian, dan getaran alat / kendaraan
• peningkatan beban yang melampaui daya
dukung
tanah atau kuat geser tanah.
• peŵotoŶgaŶ ͚kaki͛ lereŶg seĐara seŵďaraŶgaŶ
yang mengakibatkan lereng kehilangan gaya
penyangga
• menurunnya gaya penahan lereng
akibat
susutnya muka air
• c. Gejala dan Peringatan
Ddini
• muncul retakan memanjang atau lengkung
pada tanah atau pada konstruksi bangunan, yang
biasa terjadi setelah hujan.
• terjadi penggembungan pada lereng atau
pada
tembok penahan
• tiba – tiba pintu atau jendela rumah sulit
untuk dibuka – akibat deformasi bangunan yang
terdorong oleh massa tanah yang bergerak.
• tiba – tiba muncul rembesan atau mata air
pada
lereng.
• air rembesan pada lereng berubah
warna
menjadi keruh.
• pepohonan atau tiang – tiang miring
searah
dengan kemiringan lereng
• .
• terdengar suara gemuruh atau ledakan dari
atas
lereng.
• terjadi runtuhan atau aliran butir tanah /
kerikil
secara mendadak dari atas lereng.
• d. Parameter

• volume material yang bergerak / longsor


( m3 )
• luas daerah yang terkubur ( m2 )
• kecepatan gerakan ( cm/hari , m/jam )
• ukuran bongkah batuan (diameter, berat,
volume)
• jenis dan intensitas kerusakan ( rumah )
• jumlah korban jiwa ( jiwa )
• e. Upaya Mitigasi dan Pengurangan Bencana

• hindari daerah rawan bencana untuk


pembangunan permukiman dan fasilitas utama
lainnya
• mengurangi tingkat keterjalan lereng
• meningkatkan / memperbaiki dan memelihara
drainase baik air permukaan maupun air tanah
• pembuatan bangunan penahan, jangkar
( anchor
), dan pilling
• terasering dengan sistem drainase yang tepat
• penghijauan dengan tanaman yang sistem
perakarannya dalam dan jarak tanam yang tepat
• pembuatan tanggul penahan baik berupa
bangunan konstruksi, tanaman maupun parit
• identifikasi daerah yang aktif bergerak
• stabilisasi lereng dengan pembuatan teras
dan
penghijauan
• 3.
Kekeringan

• a. Pengertian

• Yaitu ketidakseimbangan ketersediaan air


dengan kebutuhan air manusia dan lingkungan.
• Menurut BNPB, kekeringan dapat
diklasifikasikan
menjadi 2 :

• 1.) Kekeringan Alamiah

• kekeringan meteorologis, akibat tingkat curah


hujan di bawah normal dalam satu musim.
• kekeringan hidrologis, akibat
kekurangan
cadangan air dan air tanah.
• kekeringan pertanian, akibat
kekurangan cadangan air dalam tanah
sehingga tidak mampumemenuhi
kebutuhan tanaman.
• kekeringan sosial ekonomi, akibat kekurangan
pasokan komoditi ekonomi akibat terjadinya
kekeringan meteorologi, hidrologi, dan
pertanian.
• 2. Kekeringan Antropogenik

• Disebabkan oleh ketidakpatuhan manusia pada


peraturan, yang dapat dilihat dari kebutuhan air
lebih besar dari cadangan yang direncanakan.
Juga disebabkanoleh kerusakan kawasan
tangkapan air dan sumber – sumber air akibat
perbuatan manusia.
• b. Penyebab

• Kekeringan di Indonesia berkaitan erat dengan


ENSO ( El Nino Southern Oscillation ) . Dampaknya
berpengaruh kuat terhadap wilayah yang
dipengaruhioleh sistem muson. Pengaruhnya
dapat dilihat dari pola – pola pada keragaman
hujan sebagai berikut :
• akhir musim kemarau mundur dari normal
• awal masuk musim hujan mundur dari normal
• curah hujan musim kemarau turun tajam
dibanding normal
• deret hari kering semakin panjang
• c. Mekanisme
Perusakan
• menurunnya kesehatan
manusia
• gagal
panen

Anda mungkin juga menyukai