Anda di halaman 1dari 50

Financial Programming and Policies:

Sektor Riil

Bandung, Juni 2013


Topik 2

1. PDB & Agregat Lainnya


2. Indikator Pasar Tenaga Kerja
3. Output Potensial & Output Gap
4. Proyeksi Sektor Riil
Topik 3

1. PDB & Agregat Lainnya


2. Indikator Pasar Tenaga Kerja
3. Output Potensial & Output Gap
4. Proyeksi Sektor Riil
Produk Domestik Bruto 4

Definisi
• Produk Domestik Bruto (PDB) adalah ukuran pendapatan dan
pengeluaran sebuah ekonomi  mengabaikan pendapatan
yang diterima dari atau dibayar kepada non residen.
• Ini adalah total nilai pasar semua barang dan jasa yang
diproduksi dalam suatu negara dalam jangka waktu tertentu.
• Untuk perekonomian secara keseluruhan, pendapatan harus
sama dengan pengeluaran karena:
– Setiap transaksi ada pembeli dan penjual.
– Setiap dolar pengeluaran oleh pembeli adalah dolar
pendapatan untuk penjual.
• Kesetaraan pendapatan dan pengeluaran dapat diilustrasikan
dengan diagram circular-flow.
Diagram circular-flow 5
Pendekatan terhadap PDB 6

1. Pendekatan Produksi
– Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya
barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi,
misalnya, nilai tambah di sektor pertanian, manufaktur, dll
– PDB =  VA
2. Pendekatan Pengeluaran
– Konsumsi (C): Pengeluaran rumah tangga untuk barang dan
jasa  menengah & akhir.
– Investasi (I): Pengeluaran untuk peralatan modal, inventaris,
dan struktur  bukan obligasi dan saham.
– Pengeluaran pemerintah (G): Pengeluaran untuk barang dan
jasa oleh lokal, negara bagian, dan federal.
– Ekspor bersih (X - M): Ekspor dikurangi impor.
– PDB = C + I + (X –M)
Pendekatan terhadap PDB 7

3. Pendekatan pendapatan
– Jumlah pendapatan faktor, yaitu upah, bunga, sewa dan
keuntungan.
– PDB = W + OS + TSP
– W = kompensasi karyawan, termasuk upah, gaji, dan biaya
tenaga kerja lainnya ( kontribusi majikan dan kontribusi
karyawan untuk jaminan sosial);
– OS = surplus bruto operasi perusahaan (termasuk keuntungan,
sewa, bunga, dan depresiasi);
– TSP = pajak dikurangi subsidi produk
Masalah dengan PDB 8

Yang tidak dilaporkan:


•Kegiatan sukarela dan jasa amal  tidak diperdagangkan
•Peningkatan kualitas barang
•Black market dan perekonomian underground  aktivitas
illegal seperti drug trafficking & penyelundupan
•Selisih total pendapatan dan pengeluaran atau produksi
dan pengeluaran
SD = PDB – (C+I+X-M)
Agregat Lainnya 9

1. Pendapatan Nasional Bruto (GNI)


• Sebelumnya disebut Produk Nasional Bruto (GNP)
• GNI= PDB + Neto pendapatan faktor dari luar negeri (YF)
• Pendapatan faktor tersebut terutama:
1) Pendapatan modal, yang mencakupi pendapatan
investasi dalam bentuk dividen dari investasi langsung
dan bunga dari pinjaman eksternal atau peminjaman;
2) Pendapatan tenaga kerja dari pekerja migran dan
musiman;
3) Pendapatan jasa atas tanah, sewa bangunan, dan royalti.
• Tidak sepert PDB, yang merupakan konsep produksi dan
pendapatan, GNI adalah konsep yang hanya meliputi
pendapatan.
Agregat Lainnya 10

2. Pendapatan Nasional Setelah Pajak Bruto (GNDI)


• GNDI= GNI + Neto transfer berjalan dari luar negeri
(TRF)
• Transfer pribadi sebagian besar adalah pengiriman uang
pekerja;
• Transfer publik sebagian besar adalah hibah
pemerintah.

3. Tabungan Nasional Bruto (S)


• S = GNDI - C
Hubungan Akuntansi 11

• GDP = C + I + (X – M) = A + (X – M)
• GNI = GDP + YF = C + I + (X – M + YF ) = A + (X – M + YF )
• GNDI = GNI + TRF = C + I + (X-M + YF + TRF ) = A + (X-M + YF
+ TRF )

Oleh karena itu,


• GNDI - A = (X-M + YF + TRF ) = CAB
• GNDI – C = S
• GNDI – C = I + (X-M + YF + TRF )
• S – I = (X-M + YF + TRF ) = CAB
Hubungan Akuntansi 12

• Jika Absorption (A) didefinisikan sebagai C+I, kemudian GNDI – A =


CAB = S – I = Foreign saving
• Jika A > GNDI  CA defisit defisit transaksi berjalan terjadi setiap
kali suatu negara memiliki pengeluaran di luar kemampuannya
atau menyerap lebih dari menghasilkan
• Jika A < GNDI  CA surplus
• Jika A = GNDI  CA dalam kesetimbangan
• Jangka pendek: Output yang meningkat (dan karena itu
pendapatan juga meningkat) membutuhkan kapasitas produksi
yang belum terpakai,
• Jangka menengah: peningkatan kapasitas produksi melalui
investasi, partisipasi angkatan kerja, dan kebijakan struktural yang
memadai untuk mempromosikan peningkatan produktivitas.
PDB Nominal dan Riil 13

• PDB nominal mengukur nilai output selama satu tahun dengan harga
dalam tahun itu.
• Perubahan PDB nominal dari waktu ke waktu akan mencerminkan
perubahan baik dalam harga dan dalam output fisik.
• Untuk mencerminkan hanya perubahan di output fisik, ekonom
menurunkan PDB nominal sebanyak indeks harga keseluruhan,
deflator PDB implisit.
• Deflator PDB implisit adalah indeks yang mengukur rata – rata tingkat
harga output ekonomi relatif terhadap base year.
• PDB Riil, disebut sebagai “PDB atas dasar harga konstan” di SNA,
mengukur nilai output suatu perekonomian menggunakan harga dari
base year yang telah ditetapkan.
Nominal vs Riil 14

Value (V) = Price (P) * Quantity (Q)


Hubungan dasar yang akan digunakan berulang-ulang!

 Perkiraan: ∆%V ≈ ∆%P + ∆%Q


 Hubungan yang tepat:
(1+ ∆%V/100) = (1+∆%P/100)*(1+∆%Q/100)

Misalkan: PDB riil tumbuh 8%


Harga bertambah 10%

%Value = (1+0.08)(1+0.10) – 1 = 0.188


 PDB nominal meningkat sebanyak 18.8%
Topik 15

1. PDB & Agregat Lainnya


2. Indikator Pasar Tenaga Kerja
3. Output Potensial & Output Gap
4. Proyeksi Sektor Riil
Pekerjaan & Pengangguran 16

• Pasar Tenaga Kerja mencakupi semua individu dalam usia kerja


(biasanya berusia 16 atau lebih) baik yang sudah sedang bekerja
atau aktif mencari pekerjaan.
• Tingkat pengangguran mengukur persentase orang-orang di pasar
tenaga kerja yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan yang sedang
mencari pekerjaan.
• Tingkat partisipasi tenaga kerja didefinisikan sebagai rasio
angkatan tenaga kerja terhadap penduduk usia kerja. Faktor-faktor
budaya dan kelembagaan yang mempengaruhi tingkat partisipasi
tenaga kerja termasuk akses perempuan ke pasar tenaga kerja,
rata-rata usia meninggalkan sekolah, dan rata-rata usia pensiun.
• Tingkat non-percepatan inflasi pengangguran, atau NAIRU, adalah
tingkat ekuilibrium pengangguran. NAIRU didefinisikan sebagai
tingkat penangguran yang tidak mempercepat atau memperlambat
inflasi.
Produktivitas Tenaga Kerja 17

Produktivitas didefinisikan sebagai rasio output terhadap penggunaan input.


Pengukutan produktivitas yang paling sederhanda dan paling sering digunakan
adalah produktivitas tenaga kerja, yang dapat didefinisikan sebagai output (Y)
per unit input tenaga kerja (L):

Produktivitas tenaga kerja mengukur seberapa efisien penggunaan tenaga


kerja untuk menghasilkan output.
Pada tingkat agregat, dengan beberapa penyesuaian, produktivitas tenaga
kerja diterjemahkan menjadi pendapatan per kapita, ukuran standar hidup.
Ada dua cara di mana produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan:
•melalui pendalaman modal (kenaikan rasio modal fisik terhadap input
tenaga kerja), dan
•melalui kemajuan teknis (kenaikan output karena ketersediaan teknologi
baru).
Upah Riil 18

Recall:

di mana (W/P) adalah upah riil dan (R/P) adalah tarif sewa modal riil.
Dibagi dengan Y, kita mendapatkan

sL = (WL)/(PY) = proporsi updah dalam total pendapatan


sK = (RK)/(PY) = proposi laba dalam total pendapatan.
Perhatikan bahwa sL dapat juga ditulis menjadi:

Jika upah riil tumbuh lebih cepat dari rata-rata produktivitas tenaga kerja,
proporsi upah dalam pendapatan meningkat dan proporsi laba dalam
pendapatan menurun.
Unit Biaya Tenaga Kerja 19

Unit biaya tenaga kerja (ULC) dihitung dengan rasio kompensasi


pekerja terhadap output.

ULC bertambah ketika upah meningkat lebih cepat daripada rata-rata


produktivitas tenaga kerja.

• Jika proporsi updah dalam total pendapatan (sL) naik, proporsi


laba dalam total pendapatan (sK) harus berkurang.
• Dengan demikian, peningkatan ULC umunya diartikan sebagai
penurunan profitabilitas.
Topik 20

1. PDB & Agregat Lainnya


2. Indikator Pasar Tenaga Kerja
3. Output Potensial & Output Gap
4. Proyeksi Sektor Riil
Produksi Fungsi 21

Produksi Fungsi Cobb-Douglas:

Sebuah kerangka akuntansi pertumbuhan diperoleh dengan


menguraikan tingkat pertumbuhan output ke tingkat pertumbuhan
modal, tingkat pertumbuhan input tenaga kerja, dan tingkat
pertumbuhan TFP (atau perubahan teknis).

Output bertumbuh dengan tingkat pertumbuhan faktor produksi


dikali proporsi mereka terhadap output ditambah kontribusi dari
TFP:
Output Potensial 22

Konsep output potensial pada dasarnya adalah hubungan teknis


antara input dan output yang dianalisa dan diperkirakan dengan
menggunakan berbagai bentuk fungsi produksi.
It specifies the aggregate supply of goods and services, given the
nation’s endowment of productive factors, as well as the prices for
inputs and outputs.

1. Pendekatan Fungsi Produksi

2. Pendekatan Regresi Linier

3. Teknik time series


Output Gap 23

Output gap didefinisikan sebagai perbedaan antara tingkat output


aktual dan output output potensial, biasanya dinyatakan sebagai
persentase dari tingkat output potensial:

• Ketika output aktual melebihi output potensial, akan ada output


gap yang positif dan inflase cenderung naik.
• Ketika output aktual turun di bawah output potensial, akan ada
output gap yang negatif dan tekanan pada inflasi untuk turun.
• Dengan demikian, output gap memberikan ukuran tingkat tekanan
inflasi dalam perekonomian.
Topik 24

1. PDB & Agregat Lainnya


2. Indikator Pasar Tenaga Kerja
3. Output Potensial & Output Gap
4. Proyeksi Sektor Riil
Contoh: Tracker Pertumbuhan Makro Ekonomi: Demand 25

• Konsumsi Tw. I dalam rentang normal hingga rendah seiring perlambatan beberapa indikator koinsiden.
Konsumsi Tw. 2 terindikasi dalam rentang normal hingga rendah sejalan dengan pergerakan indikator
leading
• Ekspor berada dalam kisaran rendah hingga normal dengan penguatan pertumbuhan secara terbatas
Contoh: Tracker Pertumbuhan Makro Ekonomi: Supply 26

• Produksi manufaktur tumbuh normal dengan bias rendah sejalan dengan kontraksi impor bahan baku
• Impor total dalam kisaran rendah terkait kontraksi impor barang modal, bahan baku dan barang konsumsi
• Investasi dalam kisaran normal hingga rendah sejalan dengan kontraksi yg semakin dalam pada impor
barang modal dan perlambatan penjualan semen
Contoh: Supply vs Demand 27

Diperkirakan belum terjadi kelebihan permintaan agregat


• PDB Tw.I dan II-2013 diperkirakan masih di bawah potensialnya.
• Excess Capacity mfg masih besar; Tkt utilisasi kapasitas 71,1%; berada dlm kisaran moderat historis (70-75%).
• Tingkat persediaan perusahaan bursa meningkat; Rasio persediaan thd penjualan dlm tren meningkat.
• Kontribusi kredit modal kerja riil & kredit investasi riil lebih besar dibanding kontribusi kredit konsumsi riil .
Gap PDB Penggunaan Kapasitas: Manufacturing

Tingkat Inventaris Perusahaan yang Terdaftar Pertumbuhan Riil Kontributor Kredit


Langkah-Langkah Proyeksi PDB 28

1. Proyeksi PDB riil dari sisi supply


2. Proyeksi PDB riil dari sisi demand
• Cp  persamaan atau rasio C terhdap Y
• Cg  preliminary, terutama dari sektor fiskal
• Ip  residual (perbedaan supply dan demand)  gunakan
solver!
• Ig  preliminary, terutama dari sektor fiskal
• X  preliminary, terutama dari sektor eksternal (BOP)
• M preliminary, terutama dari sektor eksternal (BOP)
3. Proyeksi deflator PDB
4. Hitung PDB nominal
Proyeksi PDB dari Sisi Supply 29

Gross Domestic Product by Sector of Origin


at Constant 1998 Prices, 1998–2002 1/
Sectors 2003
1999 2000 2001 2002 Baseline Program

Agriculture 176,987 180,304 183,492 187,330


Mining and quarrying 118,377 124,902 126,533 129,763
Manufacturing 248,446 262,807 270,599 279,733
Utilities 12,216 13,139 14,212 15,064
Construction 60,580 63,998 66,828 70,073
Trade, hotels, and restaurants 146,650 154,958 160,635 166,758
Transport and communications 51,253 55,533 59,682 64,146
Banks, finance, dwellings, and real estate 50,302 52,515 55,422 58,577
Other services 98,340 101,290 105,187 108,426
GDP 963,151 1,009,446 1,042,592 1,079,869
Oil/gas 4/ 106,464 107,544 102,736 101,676
Non-oil/gas 856,688 901,902 939,856 978,193
GDP Growth 4.81 3.28 3.58
Proyeksi PDB dari Sisi Supply 30
Proyeksi PDB dari Sisi Supply 31

Gunakan informasi untuk membuat proyeksi, seperti indikator


terkemuka:
i. Menyebabkan fluktuasi dalam kegiatan ekonomi suku bunga
jangka pendek
ii. Mengekspresikan ekspetasi pelaku ekonomi survei tendesi
konsumer atau bisnis dan harga saham
iii. Mengukur aktivitas ekonomi pada tahap awal proses produksi
 pembangunan rumah dan output barang-barang
intermediate, kerja lembur.
Proyeksi produksi di masing-masing sektor secara terpisah dan
dapatkan tingkat pertumbuhan PDB riil secara keseluruhan
sebagai weighted average dari tingkat pertumbuhan sektoral.
Proyeksi Pertumbuhan PDB 2003 32

• Melihat sektor-sektor ekonomi:


• Pertanian (1), Pertambangan & Penggalian (2),
Manufaktur (3), …, Jasa Lainnya(10). Pertumbuhan PDB
riil dapat diuraikan sebagai berikut:
– Pertumbuhan PDB tahun 2003 = W1  pertumbuhan PDB di
Sektor1 pada tahun 2003 + W2  pertumbuhan PDB di Sektor2
pada tahun 2003+… + W10  pertumbuhan PDB si Sektor10
pada tahun 2003
where W1 = PDB di sektor1/ PDB
W2 = PDB di sektor2/ PDB
W10 = PDB di sektor10/ PDB
• Untuk memproyeksikan weights (W’s) Anda boleh
menganggap weights sama seperti pada tahun 2002.
Contoh: Proyeksi Pertumbuhan PDB 33

Sektor Struktur 1/ Pertumbuhan Riil2/ Kontribusi weighted

Pertanian 10% -2% -2 x 0.10 = -0.20%

Industri 15% 5% 5 x 0.15 = 0.75%

Perdagangan 30% 4% 4 x 0.30 = 1.20%

Jasa 45% 3% 3 x 0.45 = 1.35%

PDB 100% ???  = 3.10%

1/ Untuk t-1 atau base year


2/ Proyeksi pertumbuhan sektoral diperoleh dari instansi terkait.
Proyeksi PDB dari Sisi Demand 34

Table 2.4. Indonesia: Expenditure on Gross Domestic Product, 1997–2002 1/


(at constant 1998 prices)

2003
1999 2000 2001 2002 Baseline Program

(In billions of rupiah)

In 1998 prices

Domestic demand 823,848 844,461 903,635 927,541


Consumption 625,027 612,363 656,457 679,844
Private 590,950 576,921 623,181 644,936
Public (cental govt) 34,078 35,442 33,276 34,908
Investment 198,821 232,098 247,178 247,697
Fixed capital 198,821 232,098 247,178 247,697
private sector 153,728 191,137 214,450 220,644
government (central govt) 45,093 40,961 32,728 27,053
Change in stocks 0 0 0 0

Net export 139,304 164,985 138,957 152,328


Exports of goods and nonfactor services 519,415 651,102 596,723 614,203
Imports of goods and nonfactor services 380,111 486,117 457,766 461,874

Gross domestic product 963,151 1,009,446 1,042,592 1,079,869


Proyeksi PDB dari Sisi Demand 35
Proyeksi Konsumsi 36

• Konsumsi Swasta Riil


– Teliti rasio konsumsi swasta riil di PDB yang sebelumnya; atau
– Hitung elastisitas terhadap PDB riil di tahun-tahun
sebelumnya;

Versi sederhana teori ekonomi Keynesian

di mana a > 0 dan 0 < b < 1.


Marginal propensity to consume (dCp /dYD) adalah konstan dan sama
dengan b, tetapi average propensity to consume (C /YD) berkurang
ketika YD meningkat

Selain disposable income saat ini, variabel lain yang berpotensi


mempengaruhi konsumsi adalah ekspetasi pendapatan masa
depan, kekayaan, dan suku bunga riil.
Proyeksi Konsumsi 37

• Konsumsi Pemerintal Riil


– Dapatkan hanya proyeksi awal untuk item ini,
berdasarkan tren masa lalu (misalnya dengan
mempertimbangkan rasio konsumsi pemerintah
terhadap PDB).
– Variabel ini akan diproyeksikan dengan lebih
akurat dalam akun fiskal.
Proyeksi Investasi 38

• Investasi Swasta Riil


– Teliti rasio investasi swasta riil di PDB sebelumnya;
atau
– Hitung elastisitas terhadap PDB riil;
– Berhubungan positif dengan ekspetasi pertumbuhan
PDB, utilisasi kapasitas, dan insentif fiskal,
– Dipengaruhi secara negatif oleh suku bunga, output
gap, biaya konstruksi, biaya riil mesin dan peralatan,
dan volatilitas dan ketidakpastian politik dan ekonomi.
Proyeksi Investasi 39

• Investasi Pemerintah Riil


–Dapatkan hanya proyeksi awal untuk item ini,
berdasarkan tren-tren sebelumnya (misalnya, dengan
mempertimbangkan rasio investasi pemerintah
terhadap PDB).
–Variabel ini akan diproyeksikan secara lebih akurat di
akun fiskal.
Proyeksi Ekspor & Impor 40

• Ekspor & Impor Riil Barang dan Jasa


– Peropleh hanya proyeksi awal untuk item-item ini
– Dapat menggunakan tren masa lalu atau asumsi.
– Variabel-variebel ini akan diproyeksikan secara lebih akurat di
akun eksternal.
Proyeksi PDB 41

Hitung PDB menurut Pengeluaran


PDB = Konsumsi + Investasi+ Ekspor barang dan jasa – Impor
barang dan jasa

Bandingkan proyeksi PDB yang diperopleh dari sisi Supply dan


Demand.

• Tujuannya adalah untuk meminimalkan ketidaksesuaian ,


atau perbedaan, antara dua perkiraan PDB.
• Jika statistical discrepancy relatif terhadap tahun-tahun
sebelumnya terlalu besar, revisi proyeksi Anda
Proyeksi Deflator PDB 42

Persentase perubahan deflator PDB dapat diproyeksikan


sebagai weighted average dari persentase perubahan dalam
deflator konsumsi, investasi, ekspor dan impor:
% deflator PDB= WC .% deflator konsumsi
+ WI .% deflator investasi
+ WX .% deflator ekspor
- WM .% deflator impor

Di mana:
• WC = Konsumsi Riil/ PDB Riil
• WI = Investasi Riil/ PDB Riil
• WX = Ekspor Riil/ PDB Riil
• WM = Impor Riil/ PDB Riil
Deflator Konsumsi 43

• Deflator Konsumsi
Persentase perubahan deflator konsumsi, %Chg deflator
konsumsi, dapat diperkirakan dengan perubahan
Consumer Price Index (CPI).
• CPI dapat diproyeksikan dengan ekstrapolasi tren-
tren sebelumnya.
• Perubahan nilai rata-rata tahunan CPI berbeda dari
perubahan CPI dari bulan ke bulan.
Proyeksi Deflator Investasi 44

• Untuk memproyeksi perubahan deflator investasi, dapat


digunakan pendekatan sederhana berikut:
%  Deflator Investasi = β %  deflator impor
+ (1- β)  % PID

β = rasio barang-barang investasi yang diimpor terhadap


total investasi
%  PID = persentasi perubahan harga barang-barang
investasi produksi dalam negeri (menggunakan CPI)
• Bagaimana menghitung β?
Contoh: Perhitungan β 45

Nilai Impor Merchandise menurut Kelompok Komoditas 2002


(US$ juta)
Impor Umum 26,795
Barang Modal 2,104
Impor Pemerintah 2,171

PDB menurut Pengeluaran pada Current Prices 2002


(gunakan kurs rata-rata tahunan pada tahun 2002)
Investasi Tetap Bruto 35,218.6 (US$ juta)

Perkiraan β sebagai  β = 2104/35218.6 = 0.0597


Proyeksi Deflator Ekspor dan Impor 46

• Anggap %  Deflator Ekspor= 4.0 persen (harga US$)


• Anggap %  Deflator Impor= 4.4 persen (harga US$)
• Dari WEO, IMF
• Berikutnya masukkan asumsi dasar pada nilai tukar
nominal
• %  deflator ekspor (harga rupiah) = ((1+4.0/100)*(1+
%perubahan nilai tukar nominal/100)-1)*100
• %  deflator impor (harga rupiah) = ((1+4.4/100)*(1+
%perubahan nilai tukar nominal/100)-1)*100
Menggabungkan Deflator 47

• Setelah memproyeksikan persentase perubahan


deflator konsumsi, investasi, impor, dan expor, peroleh
proyeksi untuk persentase perubahan deflator PDB:

%  Deflator PDB =
WC .%  Deflator Konsumsi
+ WI .%  Deflator Investasi
+ WX .%  Deflator Ekspor
- WM .%  Deflator Impor
Deflator untuk 2003: Pertumbuhan dan Tingkat 48

Setelah memproyeksikan persentase perubahan deflator-deflator,


proyeksi indeks harga 2003 dapat diperoolehi:

Sebagai contoh:
•Indeks deflator PDB tahun 2003 = indeks deflator PDB tahun 2002
 (1+ %  deflator PDB 2003)

•Indeks deflator konsumsi tahun 2003 = Indeks deflator konsumsi


tahun 2002  (1+ %  deflator konsumsi tahun 2003)

•Dan seterusnya..
Cara Mendapatkan Proyeksi Nominal 49

 Tujuan: Proyeksi nilai nominal


 Langkah-langkah:
 Proyeksi pertumbuhan riil
 Proyeksi perubahan harga
 Gabungkan proyeksi kuantitas dan harga:

Nilai Nominal (V) = Harga (P) * Kuantitas (Q)


(1+ V/100) = (1+P/100)*(1+Q/100)
50

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai