Anda di halaman 1dari 17

Manfaat Pembelajaran Interaktif dalam

Mengajarkan Pengantar
Biologi Sel
Shyamala Hande1
Melaka Manipal Medical College, Manipal-576104, Karnataka , INDIA
Manjunatha Hande
Kasturba Medical College, Manipal-576104, Karnataka , INDIA

Translated by human
Abstrak
Dalam jurnal ini kita akan berbagi pengalaman mengenai metode
pengajaran interaktif yang dalam pelaksanaannya melibatkan setiap
siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Dalam penelitian ini
menjelaskan pembelajaran interaktif yang dilakukan selama dua tahun
bagi siswa premedical. Proses ini melibatkan tiga tahap yaitu sesi
belajar, sesi tes-mandiri dan sesi ulasan. Melalui umpan balik dari siswa
yang telah kami dapatkan sebesar 96% dari siswa yang menggunakan
metode ini merasa sangat berguna dan bermanfaat. Metode ini memiliki
keunggulan seperti keseragaman konten (pembahasan), memberikan
ruang untuk belajar kelompok, dan membantu memvisualkan metode
belajar mengajar dan meningkatkan minat kalangan guru dan peserta
didik. Dengan menghidupkan suasana lingkungan belajar di dalam kelas,
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran meningkat. Dengan
meningkatkan keterlibatan siswa ini, prestasi akademik dapat
ditingkatkan. Selain itu, dengan secara aktif melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran, siswa dapat belajar bertanggung jawab terhadap
pendidikan mereka dan terus mengembangkan profesional keilmuannya.
(Cross 1987).
PENDAHULUAN
Pembelajaran interaktif yaitu pembelajaran yang
melibatkan semua siswa selama pembelajaran
seperti menjawab pertanyaan, menafsirkan
grafik, atau memecahkan suatu masalah.
Kegiatan ini termasuk kegiatan yang paling
efektif jika dilakukan secara teratur atau
terusur - menerus selama jangka waktu
tertentu. Menciptakan suasana pembelajaran
interaktif di dalam kelas merupakan tantangan
besar bagi pendidik pada saat ini.
Latar Belakang

Ada tiga alasan utama metode pembelajaran


interaktif diterapkan:
1. Dalam paradigma ini, guru masih menggunakan metode
pembelajaran seperti biasa atau tradisional sebagai
metode utama. Rata-rata informasi tingkat keberhasilan
metode ceramah ini hanya 5% selama 24 jam, berbeda
jika dibandingkan dengan pendekatan alternatif seperti
demonstrasi (30%), kelompok diskusi (50%), kegiatan
praktek (75%), dan belajar denagn teman sebaya (90%)
(Sousa, 1995).
LANJUTAN!!
2. Wawancara intensif yang telah dilakukan dengan
siswa dapat memberikan gambaran bahwa mereka
menikmati sesi interaktif dan pembelajaran
kolaboratif tetapi mereka tidak suka pembelajaran
didaktik atau self-directed learning. Pembelajaran
interaktif telah dibuktikan dapat menjadi cara yang
efektif untuk meningkatkan kinerja siswa menurut
Tonkin, Taverner, Latte & Doecke 2006. Beberapa
penelitian (Mannison, Patton, & Lemon, 1994; Ali et
al, 1999, Wilke., 2003; Arwood, 2004) menunjukkan
bahwa strategi pengajaran interaktif secara
signifikan dapat meningkatkan hasil belajar
dibandingkan dengan metode tradisional.
LANJUTAN!!
3. Beberapa lembaga-lembaga kesehatan telah memasukan Self
Directed Learning sebagai bagian dari kurikulum. Siswa dalam
belajar mandiri berinisiatif untuk memanfaatkan sumber bukan
hanya mempelajari perkembangan ilmu pengetahuan (biasanya
hanya sebatas memandang pengetahuan sebagai informasi).
Menggunakan self-directed learning membantu peserta didik
untuk mempelajari lebih lanjut dan belajar lebih baik. Tujuan
utama dari pendidikan harus mengembangkan keterampilan yang
dimiliki dan yang lebih penting untuk membekali siswa untuk
memperoleh pengetahuan baru dengan mudah dan terampil untuk
kehidupan mereka di masa yang akan datang. (Ramnarayan &
Shyamala, 2005). Untuk menangani masalah kesehatan dalam
lingkungan saat ini, self-directed learning menjadi metode yang
paling utama bagi siswa premedical. Jadi, sudah sepantasnya
pada lembaga pendidikan premedical harus menanamkan
keterampilan.
Metode
Pembelajaran interaktif dilakukan dengan cara
berkelompok, tiap kelompok berbeda jumlahnya,
mulai dari enam siswa (terkecil) sampai lima puluh
siswa (terbesar). Masing-masing sesi durasinya
selama 120 menit. Para siswa diminta untuk
membawa buku teks ke kelas. Didalam kelas guru
menugaskan materi yang dianggap mudah dan akrab
dengan siswa. Misalnya, salah satu materi
makromolekul biologis yang telah diberikan pada
siswa secara sepintas pada semester sebelumnya.
Mereka diberi waktu satu jam untuk membuat
catatan mengenai materi ini.
LANJUTAN!!
Pengetahuan siswa akan diujikan dalam satu jam
berikutnya. Siswa diminta untuk menyimpan semua
buku-buku teks mereka "tes mandiri". Setelah satu
jam pertama, guru menyajikan sekitar 20
pertanyaan berdasarkan respon terbaik dan
diproyeksikan pertanyaan satu per satu di layar
LCD. Pertanyaan yang ditampilkan dalam Power Point
menggunakan durasi waktu otomatis selama 2 menit
per pertanyaan. Setelah sesi "tes mandiri" guru
akan memeriksa sekaligus membahas jawaban yang
benar dari setiap pertanyaan. Para mahasiswa diberi
formulir feedback (Tabel 1) sehingga mereka bisa
mengevaluasi pembelajaran.
LANJUTAN!!

• Tabel 1. Evaluasi Siswa


• Skala Nilai

Sangat
Sangat Kurang Tidak
Setuju Tidak
Setuju Setuju Setuju
Setuju

5 4 3 2 1
LANJUTAN!!
Sangat
Sangat Kurang Tidak
Pertanyaan Setuju Tidak
Setuju Setuju Setuju
Setuju

1) Itu mencangkup seluruh bab secara efektif

2) Waktu yang dialokasikan untuk penelitian

cukup

3) Waktu yang dialokasikan untuk pengujian cukup

4) Mengembangkan kemampuan berpikir

5) Saya bisa memahami konten secara

menyeluruh

6) Itu membimbing saya dalam mempelajari bab

secara efektif

7) Saya lebih suka belajar dengan kegiatan

seperti ini

8) Ini adalah pengalaman belajar yang baik


Gambar 1. Evaluasi siswa kelas interaktif. Setiap pie chart sesuai dengan respon dalam
persentase terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk umpan balik siswa.
Hasil dan Pembahasan
• Secara keseluruhan, 96 siswa berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran. Sebanyak 96% siswa ini menilai bahwa
metode ini bermanfaat dan memberikan pengaruh yang
positif. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam nilai
siswa atau respon antara masing-masing batch. Kemudian,
hasil seluruh siswa dikumpulkan. Kuesioner atau formulir
feedback yang diberikan kepada siswa dianalisis dan
hasilnya disajikan dalam bentuk grafis pada Gambar 1.
• Strategi pembelajaran ini juga membantu siswa untuk
berlatih menggunakan buku teks secara efektif karena
pertanyaan yang diajukan dalam setiap bab dalam buku ini.
Siswa memahami konten materi yang diinginkan. Untuk
fakultas, menambahkan beberapa komponen visual yang
mungkin akan memakan waktu dan usaha lebih untuk
mengembangkannya tetapi hal ini dapat mencegah
kejenuhan dalam belajar.
LANJUTAN!!

• Ada beberapa tanggapan umum yang terbuka terhadap


"komentar lainnya". Salah satu komentar paling umum
adalah "Ini adalah latihan yang sangat bermanfaat". Ini
sangat menggembirakan. Berdasarkan feedback dari
siswa, jenis strategi pembelajaran ini sangat berguna dan
bermanfaat karena dapat menjangkau seluruh siswa.
Komentar positif lainnya yaitu pembelajaran interaktif
dapat meningkatkan kemampuan belajar mereka dalam
durasi waktu yang cukup singkat. Hal ini juga mendorong
siswa yang kurang termotivasi dalam belajar dapat
belajar secara bekelompok.
LANJUTAN!!
• Seperti yang terlihat pada Gambar 1 tentang
tanggapan siswa atas semua pertanyaan diajukan dan
hasilnya menunjukkan bahwa ada feedback positif
yang kuat berkaitan dengan pembelajaran interaktif.
Sekitar 96% dari siswa menyukai aktivitas belajar ini.
Para siswa merasa bahwa dua jam dihabiskan dengan
sangat bermanfaat, mengurangi tingkat kesetresan
dan mereka sangat menikmati kegiatan belajar dengan
cara ini. Keuntungannya adalah siswa dapat
mempelajari materi di kelas, dan juga mampu menilai
diri dengan tes mandiri serta dapat mengetahui hasil
belajarnya dengan adanya feedback secara langsung.
Setiap siswa yang terlibat dalam pembelajaran ini
merasa puas terhadap apa yang dilakukan oleh guru.
LANJUTAN!!
• Siswa bertanggung jawab terhadap dirinya ketika
belajar sendiri. Dengan aktif melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran, prestasi akademik dapat
ditingkatkan. Siswa belajar lebih banyak ketika
mereka secara aktif terlibat dalam pembelajaran
daripada ketika mereka hanya sebagai penerima
informasi dan hanya diinstruksikan secara pasif
(Cross, 1987). Pendidik yang menemukan siswa yang
tidak tertarik pada pembelajaran mandiri terus
berusaha untuk mengembangkan dan mengevaluasi
strategi pengajaran yang inovatif untuk
meningkatkan interaksi siswa, bukan hanya
pengertian dan pemahaman konsep dan bahan saja.
Kesimpulan
• Kegiatan pembelajaran seperti ini dapat menciptakan lingkungan belajar
yang aktif. Dengan suasana pembelajaran yang hidup walau pun ketika
berada di ruang kelas, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran secara
signifikan dapat meningkat.
• Dengan meningkatkan keaktifan siswa, prestasi akademik dapat
ditingkatkan. Selain itu, dengan cara aktif melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran, siswa dapat belajar bertanggung jawab atas dirinya sendiri
dalam pendidikan mereka selanjutnya (Cross 1987). Fakultas bisa
mengambil pelajaran melalui hal ini yaitu tidak berpengaruh besarnya
kelompok terhadap konten materi akan membantu mengembangkan
siswa di kelas dasar. Tidak harus setiap waktu di dalam kelas itu digunakan
untuk belajar. Mendidik siswa yang berasal dari generasi teknologi seperti
sekarang ini merupakan hal yang membuat pengajaran lebih menantang
dari sebelumnya. Pihak universitas mendorong pendidik untuk mencari
strategi yang akan meningkatkan retensi siswa dan penerapan informasi,
yang mengarah ke keberhasilan dalam masing-masing program studi.
ABI NGAHATURKEUN NUHUN
(Saya Mengucapkan Teimakasih)

Anda mungkin juga menyukai