Anda di halaman 1dari 43

Dhanar Cahyadi

Pengertian
SLED

Pengertian dan
jenis Profiling Tujuan
dialisis

Penerapan
Heparinisasi
Pogram SLED
selama SLED
dalam mesin

Observasi
Hemodialisis
pasien SLED
Kejadiannya lebih dari 50-60 %
Kejadian AKI di ICU
pasien di ICU

CRRT dilakukan sebagai bentuk


Lebih dari 70% membutuhkan RRT dan ditemukan berbagai
RRT kendala terlepas dari
keberhasilannya

Faktor yang independent


menyebabkan kematian
ATAU INTERMITTENT RENAL
HEMODIALFILTRASI

 hemodiafiltrasi ialah terapi pengganti ginjal dengan teknik


menggabungkan dua prinsip yaitu difusi dan konveksi.
Proses konveksi ini menghasilkan ultrafiltrasi sejumlah
besar cairan yang melintasi membran. Dengan teknik
konveksi ini sehingga molekul yang lebih besar bisa di
keluarkan.
 “Parameternya adalah dengan menggunakan Beta 2
Microglobin. Dengan hemodiafiltrasi semua keluaran baik
urea, posfat, dan kreatinin menjadi lebih efektif,”
Hemodialisa Pada Anak

 Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan


serius pada anak dengan morbiditas dan mortalitas yang
makin meningkat serta menimbulkan masalah sosial
ekonomi yang signifikan. Penyebab utama PGK pada anak
adalah anomali kongenital ginjal dan saluran kemih, diikuti
nefropati herediter dan glomerulonefritis. Indikasi absolut
untuk memulai dialisis pada anak meliputi anuria, gangguan
elektrolit berat, gangguan neurologis pada gagal ginjal,
perikarditis, diatesis perdarahan, mual berulang, gejala
uremia, volume berlebihan, atau kegagalan pertumbuhan
meskipun terapi medis sudah tepat, dan hipertensi.
HEMOFILTRASI

 hemofiltrasi , adalah terapi pengganti ginjal yang


digunakan dalam perawatan intensif . Biasanya digunakan
untuk mengobati cedera ginjal akut (AKI), namun mungkin
bermanfaat dalam sindrom disfungsi organ multipel atau
sepsis . [1] Selama hemofiltrasi, darah pasien dialirkan
melalui serangkaian tabung ( sirkuit filtrasi ) melalui mesin
ke membran semipermeabel ( filter ) tempat produk limbah
dan air (secara kolektif disebut ultrafiltrat ) dibuang secara
konveksi . Cairan pengganti ditambahkan dan darah
dikembalikan ke pasien.
Teknik hybrid ini kombinasi antara modalitas
intermitten dan kontinyu. Terminologi “slow”
atau “low efficiency” dipakai untuk
menggambarkan perusahaan intensitas dialysis.
Dalam kepustakaan dikenal juga beberapa istilah,
(Marshal & Gopler, 2007; Tolwani dkk, 2007)
• Slow Continous Dialisis (SCD)
• Go-slow Dialisis
• Nocturnal Dialisis
• Sustained Low Efficiency Daily Dialisis
(SLEDD)
• Sustained Low Efficiency Daily Dia-
filtration (SLEDD-f)
• Extended Daily Dialisis (EDD)
KEUNTUNGAN KEKURANGAN KONTRADIKSI
• Waktu pendek • Tenaga harus • Trauma brain
• Sedikit atau tanpa anti koagulan tersertifikasi dan injury
(mengurangi resiko pendarahan) harus ada sirkuit
• Sangat efisien mengangkat cairan dan air (RO)
elektrolit (pada hiperkalemi) • Dampak
• Tidak berlu bedrest hemodinamik
• Fleksibed: mesin dapat digunakan • Potensial
dengan memperpanjang mode ketergantungan
(meningkatkan efikasi)
• Murah
KEUNTUNGAN KEKURANGAN KONTRADIKSI
IHD • Waktu pendek • Tenaga harus • Trauma brain
• Sedikit atau tanpa anti koagulan tersertifikasi injury
(mengurangi resiko dan harus ada
pendarahan) sirkuit air (RO)
• Sangat efisien mengangkat cairan • Dampak
dan elektrolit (pada hiperkalemi) hemodinamik
• Tidak berlu bedrest • Potensial
• Fleksibed: mesin dapat digunakan ketergantungan
dengan memperpanjang mode
(meningkatkan efikasi)
• Murah
CRRT • Hemodinamik stabil (sedikit • Waktu yang Pasien yang
tampak terhadap cardiovaskuler) > menurun dapat memerlukan
potensial pemulihan fungsi ginjal mengurangi mobilisasi
sangat tinggi efisiensi
• Dapat dilakukan oleh staf ICU • Sistem kontinyu
secara mandiri (heparin) atau
• Unggul dalam mengangkat solute regional (citrate)
dan control volume (dalam sesi antikoagulan
24 jam) >resiko tinggi
• Dapat sekaligus memberikan pendarahan dan
therapy nutrisi parenteral clothing pada
filter
• Pasien harus
bedrest
• Mahal
• Efisiensi lebih
redah
disbanding IHD
• Resiko
hipotermia
SLED • Mudah • Tenaga harus • Tidak ada
• Sangat fleksibel pada tiap sesi tersertifikasi
nya (6-12 jam atau overnight dan harus ada
treatment) sirkuit air (RO)
• Pasien dapat mobilisasi • Hypophospatem
• Hemodinamik stabil ia
• Kebutuhan antikoagulan • Hypothermia
rendah • Efisiensi rendah
• Murah (dalam
penanganan
hiperkalemia)
IHD SLED CRRT
Mekanisme Ultrafiltrasi ultrafiltrasi Ultrafiltrasi
perpindahan cairan
Mekanisme Difusi Difusi Difusi, konveksi,
perpindahan solut atau keduanya
Qb (cc/mnt) 200-300 ml/mt 100-150 ml/mt 100-150 mm/mt
Qd (cc/mnt) 500 ml/mt 100-300 ml/mt 0
Lama Tindakan Cepat Sedang Lambat
(3-5 jam) (6-12 jam) (24 jam)
 Majalah kidney internasional tahun 2001 :
Marshal mengelola pasien 37 pasien kritis
dengan SLED
 Mesin dialisis biasa

 Memperlambat QD

 Memperlambat QB

Melaporkan bahwa tehnik SLED mempunyai


efisiensi yang mendekati CRRT
 Durasi
 6 – 12 jam tergantung individu pasien

 Jika pasien hanya memerlukan UF durasi dapat


lebih singkat dengan QD 300 ml/mnt
 Jika hemodinamik tidak stabil, perlu durasi yang
lama dengan QD 100 – 200 ml/mnt
 Waktu

 Dapat dilakukan pada malam hari, tidak


menganggu tindakan pada siang hari
Kelebihan dari CRRT, dialisis dapat dihentikan untuk
melaksanakan tindakan lain
 Ruang HD biasa atau ICU
 Water tratment
 Mesin HD
 Dialisat dan selang darah (AVBL)
 Dialiser
 Akses vaskuler
 Dokter dan perawat
 Pada dasarnya semua mesin HD dapat
dipergunakan asal dapat memperlambat aliran
darah (QB) dan aliran dialisat (QD) serta
dapat mengatur profiling natrium, profiling
bikarbonat, profiling ultrafiltrasi dan suhu
cairan dialisat
 Mesin yang dipakai hendaknya mesin dengan
volumetric control
 Untuk pasien yang belum mempunyai sarana
hubungan sirkulasi yang tetap cimino/AV
shunt sebaiknya di pasang vaskuler kateter
double lumen karena hemodialisis akan
berlangsung lama
 V. Femoralis akan menjadi pilihan terakhir
bagi pasien – pasien akut jika CDL benar –
benar tidak bisa dilakukan > resiko kegagalan,
tingkat kesulitan perlu dipertimbangkan
karena mengingat kontak perawat yang lebih
lama selama akses
 Sebaiknya dilakukan di ruang perawatan
intensif (icu)
 Hemodialisis program SLED ini memerlukan
observasi pasien sangat ketat dan pasien
juga memerlukan alat bantu lain, misalnya
alat bantu nafas (ventilator)
 Dialiser yang digunakan adalah
sama dengan yang digunakan
IHD
 Bisa memakai low flux maupun high flux
dialiser
 Unfractionated heparin
 1000 – 2000 unit bolus
 Maintanace : 500 – 1000 unit/jam
 Parameter APTT of 1,5 kali baseline
 Antikoagulasi citrate > efisien
 Penambahan cairan pre filter dapat
menurunkan pembekuan darah di dialiser
 Cairan dialisat yang digunakan adalah seperti
yang biasa digunakan untuk hemodialisis
bikarbonat
 Biasanya mengandung 3,0 - 4,0 mEq/L kalium,
1,5 – 2,5 mEq kalsium dan 24 – 35 mmol/L
bikarbonat
Pre Dialisis Serum HCO3 Dialysate Bicarbonate

> 25 Standar

22-23 +2

20-22 +3

15-19 +4

< 12 +5
 Persiapan Profiling Natrium
 Kolaborasi dengan dokter
 Pastikan nilai laborat : elektrolit pasien
 Pastikan keadaan umum pasien
 Setting prescripe natrium mesin sesuai SPO
Pre Dialisis Serum HCO3 Dialysate Bicarbonate

> 25 Standar

22-23 +2

20-22 +3

15-19 +4

< 12 +5
Ultrafiltrasi yaitu berpindahnya cairan melalui
membran permiable karena adanya perbedaan
tekanan
 UF profiling adalah mengatur
ULTRAFILTRASI dimana modelnya tidak
sama untuk setiap jam sesuai dengan kondisi
pasien
 UF profiling sangat berpengaruh pada tekanan
darah > ultrafiltrasi rendah lebih stabil untuk
hemodinamik
 Time dialisis : 6 – 12 jam
 QB : 100 – 150 ml/mnt
 QD : 200 – 300 ml/mnt
 Ultrafiltrasi : Profiling ultrafiltrasi
 Natrium : Profing natrium
 Bikarbonat : Profiling bikarbonat
 Suhu : lebih rendah 35,5 – 36,5° C
 Heparin : Sesuai kondisi ( >> free heparin )
 Hipotensi
 Perubahan keseimbangan elektrolit dan asam
basa
 Perdarahan
 Hemodinamik pasien lebih stabil
 Adekuasi dialisis dapat dicapai
 Mudah dikerjakan oleh semua perawat dialisis
 Biaya tidak jauh berbeda dengan hemodialisis
biasa
 SLED adalah metode RRT yang digunakan untuk
pasien dengan hemodinamik yang tidak stabil
atau mempunyai resiko terhadap gangguan
hemodinamik intradialisis
 SLED bukan hanya dilakukan pada pasien rawat
intensive tapi juga pasien IHD dengan gangguan
hemodinamik
 Perawat merupakan bagian penting dalam
memberikan informasi melalui pengkajian dan
observasi yang tepat untuk kebutuhan preskripsi
SLED
 Komplikasi tersering adalah hipotensi

Anda mungkin juga menyukai