Pembimbing:
dr. Nur Riviati, Sp.PD, K-GER
WAKTU TIDUR
Pergeseran keseimbangan sintesis dengan degradasi
protein.
>> mitosis sel ginjal, usus, kulit
Hormon anabolik >> jam tidur, hormon
katabolik >> waktu bangun.
Kekurangan tidur ekskresi katekolamin (fungsi
katabolik & balans nitrogen negatif)
kehilangan protein.
FUNGSI TIDUR
Melindungi tubuh detoksifikasi
hipnotoksin Teori Hipnotoksin
Mengkonservasi energi Teori Benington Heler
tingkat energi di otak meningkat, penggunaan energi
↓ 15- 20%.
Restorasi otak Teori Restorasi GH dilepas
waktu tidur dalam.
Homeostasis
KELUHAN TIDUR PADA USIA LANJUT
Definisi:
SDB adalah hipopnu dan atau apnu saat tidur.
Faktor risiko:
IMT
↓ muscle tension
Perubahan anatomi jalan napas
kolaps jalan napas
↓ fungsi tiroid
↓ volume paru.
PATOFISIOLOGI SDB
3 jenis peristiwa: sentral, obstruktif,
campuran.
Kejadian sentral disebabkan oleh disfungsi
syaraf pernapasan.
Kejadian obstruktif disebabkan oleh obstruksi
anatomi jalan napas atas.
Kejadian campuran adalah kombinasi
komponen sentral dan obstruktif.
APNU TIDUR SENTRAL
Apnu: terhentinya aliran udara ke paru selama
min 10 detik.
Hipopnu: reduksi 30-50% aliran udara selama
min 10 detik.:
↓ dorongan bernapas
Lesi batang otak bawah,
Infark medula oblongata lateral
Operasi servikal tinggi
Ensefalitis yang melibatkan batang otak
Ensefalopati anoksik
APNU TIDUR OBSTRUKTIF/
OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA/ OSA
Obesitas
Penyakit neuromuskular otot faring posterior
Penyakit moto-neuron
Hipertrofi Adenotonsilar Memperburuk
Sedatif OSA
Kelelahan
Stroke
Trauma kepala
Penyakit neurologi akut lainnya
Penyakit paru
SINDROM APNU-HIPOPNU TIDUR OBSTRUKTIF
Malam Siang
Mendengkur Apnu Mengantuk
Tercekik Dispnu Fatigue
Gelisah Nokturia Nyeri kepal pagi hari
Diaforesis (>> keringat) Konsentrasi buruk
Refluks (tersedak) Drooling Libido menurun/ impoten
(ngeces) Atensi menurun
Depresi
Kecekatan fisik berkurang
Perubahan kepribadian
DIAGNOSIS SDB
Gejala:
Mendengkur pasien tidak sadar.
Terbangun malam berulang
Mengantuk siang hari yang berlebihan.
Pengkajian:
Anamnesis riwayat tidur lengkap
PF: tanda-tanda obstruksi jalan napas, IMT
Penunjang: rekaman PSG
PERIODIC LIMB MOVEMENT DISORDERS/ PLMD GANGGUAN
GERAK EKSTREMITAS PERIODIK WAKTU TIDUR
PLMD: gangguan gerak ekstremitas
periodik, hampir tiap 20-40 detik
sepanjang malam.
Gerakan-gerakan ini berlangsung sekitar
0,5-5 detik dan menyebabkan sering
terbangun singkat.
Patofisiologi PLMS
Disfungsi sistim dopamin efek terapi
dengan agonis dopamin.
DIAGNOSIS PLMD
Laboratorium PSG tidur gerak
ekstremitas yang khas.
PLMD Ringan: PLMI 5-24/jam
PLMD Sedang: PLMI 25-49/jam
PLMD Berat: PLMI ≥50/jam
RESTLESS LEGS SYNDROME/ RLS
SINDROM TUNGKAI GELISAH
Disestesia tungkai rasa tidak enak berlebihan
terutama di kaki saat beristirahat malam.
Terdapat sensasi rasa serangga merayap atau seperti
peniti dan jarum yang membaik dengan sering
menggerakkan kaki.
Epidemiologi
Prevalensi meningkat pada usia lanjut, 10-35% pada usia
> 65 tahun, 2 x lebih banyak pada .
Mayoritas pasien RLS juga mengalami PLMS tapi hanya
¼ pasien PLMS juga RLS.
PATOFISIOLOGI RLS
Disregulasi homeostasis besi kadar feritin di
cairan serebrospinal lebih rendah.
Dugaan mekanisme RLS defisiensi besi (besi:
kofaktor sintesis enzim tirosin hidroksilasi pd
reseptor dopaminergik) mengganggu
biosintesis dopamin.
Kelainan lain yang menyertai: SSRIs, antidepresan
trisiklik, neuropati perifer, gagal ginjal, artritis
rematoid, dan gagal jantung kongestif.
DIAGNOSIS
Diagnosis umumnya ditegakkan secara klinis.
Sindrom RLS td 4 Kriteria:
RBD ditandai dengan mengigau, berjalan, bahkan makan sambil tidur, terutama pada
paruh kedua malam pada saat tidur REM.
Epidemiologi
Prevalensi RBD belum diketahui. Pria usia lanjut berisiko lebih tinggi
mengalami RBD.
PATOFISIOLOGI RBD
Disfungsi batang otak yang bertanggung jawab terhadap supresi tonus
motorik selama tidur REM.
Jenis insomnia:
1. Sleep onset insomnia
2. Sleep maintenance insomnia >>
3. Early morning insomnia >>
4. Psychophysiological insomnia berasosiasi dengan
gangguan psikiatrik.
JENIS INSOMNIA ~ LAMANYA
1. Insomnia transien: beberapa hari
2. Insomnia jangka pendek: beberapa minggu
3. Insomnia kronik: bbrp bulan-tahun
EPIDEMIOLOGI
INSOMNIA
>> pada usia lanjut 40-50%.
Insiden 5%.
Wanita > pria.
PATOFISIOLOGI
INSOMNIA
Multi faktor
>> komorbid dengan kondisi medis,
psikiatris, atau psikososial atau sekunder
terhadap terapi kondisi-kondisi ini.
DIAGNOSIS
INSOMNIA
Penilaian medis, psikiatri, dan penilaian tidur
menyeluruh serta evaluasi obat- obatan.
Catatan harian tidur 1-2 minggu.
Informasi karakteristik, onset, lama, dan beratnya
insomnia serta evaluasi faktor- faktor konstributor
gangguan tidur.
MEDIKASI & ZAT LAIN YANG BERKONTRIBUSI
TERHADAP INSOMNIA PADA USIA LANJUT
- Non
Farmakologi
- Farmakologi
Sleep Efficiency =
Rasio waktu tidur terhadap waktu di tempat tidur
PEMERIKSAAN TIDUR
OBJEKTIF
1. Polisomnografi (PSG) di klinik tidur/ rumah
first night effect (-):
EEG
Elektrookulogram
Hipnogram
EMG
Langkah 6
Evaluasi faktor lingkungan,
kebiasaan, dan perilaku yang
berkontribusi
Langkah 7
Evaluasi kondisi medis dan obat-
obat yang mungkin
berkontribusi
Langkah 8 Langkah 9 Langkah 10
Pertimbangkan apakah Buat kesimpulan hasil Berikan terapi
evaluasi oleh spesialis penilaian nonfarmakologis
gangguan tidur diperlukan?
Langkah 12 Langkah 11
Terapi Atasi kondisi medis yang menjadi Pertimbangkan lagi kebutuhan
penyebab gangguan tidur obat-obat yang dpt mengganggu
tidur
Langkah 13 Langkah 14
Resepkan obat, dikombinasi dg Monitor efektivitas
terapi nonfarmakologis intervensi terapi
Monitoring Langkah 15
Langkah 16
Monitor manajemen Pertahankan atau modifikasi
fasilitas gangguan tidur terapi berdasarkan respon
pasien
KESIMPULAN
Pada usia lanjut terdapat perubahan pola tidur normal.
Gangguan tidur kerap terjadi pada usia lanjut.
Gangguan tidur tersering pada usia lanjut adalah insomnia.
Perlu diidentifikasi faktor-faktor kontributor gangguan tidur pada
usia lanjut.
Penting secara rutin ditanyakan langsung pada pasien & keluarga/
pramu rawat mengenai gangguan tidur karena seringkali terabaikan.
Catatan harian tidur & anamnesis lengkap merupakan alat
diagnostik esensial.
Pemeriksaan tidur obyektif diindikasikan pada kondisi tertentu.
CONTOH KASUS
NAMA PASIEN: BAPAK ALI USIA: 80 TAHUN