Anda di halaman 1dari 12

Kajian Psikolinguistik

Psikolinguistik adalah ilmu antardisiplin antara psikologi dan linguistik, yang memiliki ciri-
ciri, antara lain:
Objek psikolinguistik adalah bahasa, gejala jiwa, dan
hubungan di antara keduanya. Bahasa yang berproses
dalam jiwa manusia yang tercermin dalam gejala jiwa.
Bahasa dilihat dari aspek psikologis, yakni proses bahasa
yang terjadi pada otak (mind), baik pada otak pembicara
maupun otak pendengar

Aspek-aspek yang penting dalam garapan psikolinguistik, antara lain:

(1) kompetensi (proses bahasa dalam komunikasi dan pikiran)


(2) akuisisi (pemerolehan bahasa)
(3) performansi (pola tingkah laku berbahasa)
(4) asosiasi verbal dan persoalan makna
(5) proses bahasa pada orang abnormal
(6) persepsi ujaran dan kognisi
(7) pembelajaran bahasa
PEMEROLEHAN
BAHASA

Batasan Pemerolehan Bahasa Pemerolehan bahasa ditujukan kepada proses penghasilan


pengetahuan bahasa tanpa kualifikasi oleh penutur bahasa.
Para psikolinguis lebih suka
memakai istilah pemerolehan Pemerolehan bahasa
bahasa (language acquisition) (1) terjadi pada masa kanak-kanak,
daripada pembelajaran bahasa (2) bermotovasi internal, ada tingkah laku dan komunikasi
(language learning). Istilah verbal, (3) data bahasa tak terprogram,
pemerolehan bahasa dirasakan (4) tak ada guru (instruktur) formal;
lebih tepat dan sederhana (Lyons,
1981:252)
Pembelajaran bahasa
(1) terjadi kemudian jika performansi
pertama sudah tetap,
(2) termotivasi eksternal, ada faktor
kebutuh-an dan kemanfaatan,
(3) berlangsung dengan program
terencana, dan
(4) ada guru (instruktur) formal.

Kiparsky (1977) menjelaskan bahwa pemerolehan


bahasa itu ―proses yang dipakai oleh kanak -kanak untuk
menyesuaikan serangkai- an hipotesis yang makin bertambah
rumit atau teori-teori yang masih terpendam yang mungkin
terjadi dengan ucapan orang tuanya sampai dia memilih
menurut ukuran penilaian tata bahasa yang terbaik dan
sederhana dari bahasanya‖
Simanjuntak (1987:157) menjelaskan bahwa pemerolehan bahasa
merupakan proses yang terjadi dalam otak kanak-kanak (bayi)
sewaktu memperoleh bahasa ibunya.

Jadi, pemerolehan bahasa melibatkan bahasa pertama, yang berbeda


dengan pembelajaran bahasa yang melibatkan bahasa kedua atau
bahasa asing.
Komponen Pemerolehan Bahasa

Komponen bahasa itu berkaitan erat dengan kaidah bahasa.


Chomsky (1965) menjelaskna bahwa kaidah (tata) bahasa meliputi
komponen: fonologi, sintaksis, dan semantik.
Sintaksis merupakan komponen sentral yang konsisten dengan penguasaan
kaidah dan leksikon untuk menurunkan struktur batin dan struktur lahir yang
dihubungkan melalui kaidah transformasi.
Proses Pemerolehan Bahasa

Proses yang terjadi ketika anak memperoleh bahasa ibunya itu meliputi dua aspek: performansi
dan kompetensi. Performansi merupakan pelaksanaan kemampuan bahasa secara nyata (aktual)
berupa ujaran yang dihasilkan bahasawan seperti berbicara, menyimak, membaca, dan
menulis. Kompetensi merupakan pengetahuan tentang bahasa yang bersifat abstak dan tidak
sadar

Umumnya proses berbahasa digambarkan berikut ini.


Fungsi Bahasa dalam Pemerolehan Bahasa

Pemerolehan bahasa anak berarti proses anak mulai mengenal komuni-kasi dengan lingkungannya
secara verbal. Anak-anak (0-7 tahun) berbahasa sebagai pranata sosial dan sistem lambang
komunikasi.

Halliday (1975) menyebutkan 7 fungsi bahasa yakni:


(1) instrumental, (2) regulasi, (3) interaksional, (4) personal, (5) heuiristik,
(6) representasional, dan (7) imajinatif.

Wood (1981) menggambarkan fungsi bahasa dengan fase pemerolehan bahasa sebagai berikut.
(2) Fase I (9-16 bulan): bunyi dan makna dengan fungsi bahasa regulasi, instrumental, interaksional,
heuristik, personal, dan imajinatif.
(3) Fase II (16-24 bulan): tata bahasa dan dialog dengan fungsi bahasa pragmatik dan matetik.
(4) Fase III (24 bulan - …): teks dengan fungsi bahasa interpersonal dan ideasional.
Masa Kritis Proses Pemerolehan Bahasa

Penfield & Robets berpendapat bahwa Lenneberg membagi masa kritis berbahasa sebagai
secara neurologis anak usia 2-12 tahun berikut.
memiliki kemampuan terbatas untuk
berbahasa. masa ini merupakan masa
pemerolehan bahasa secara khusus karena
otak platis bahasa anak berkembang.

Masa ini oleh Lenneberg (1969) disebut


masa kritis karena anak yang tidak
mengalami proses sosial berbahasa sampai
dengan usia lewat masa kritis akan
mengalami kesulitan dan keterlambatan
berbahasa
Tahap Pemerolehan Bahasa

Steinberg (1982:149-157) menjelaskan Atchison (1976) menggambarkan hubungan tahap


tiga tahap dalam pemerolehan bahasa, pemerolehan bahasa dan performansi linguistik sebagai
yakni berikut.
(1) penamaan dan holofrasis,
(2) telegrafis, dan
(3) transformasional dan morfemis.

Tahap pemerolehan bahasa ini berkaitan


erat dengan performansi linguistik.
BERSAMBUNG …

Anda mungkin juga menyukai