Anda di halaman 1dari 59

SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE

• Spektroskopi merupakan bagian ilmu yg


mempelajari tentang cahaya dimana salah
satu sifatnya dinyatakan dg panjang
gelombang (λ)→ dg satuan nm, Ȧ, dll atau
dinyatakan dg satuan bilangan gelombang
(λ=1/ϑ)
• Spektrofotometri (spektrometri) ialah
pengukuran absorbsi dan emisi cahaya yang
melalui suatu materi/zat tertentu
SIFAT DARI SINAR

Bagian dari gelombang elektromagnetik yang mampu


berinteraksi dengan materi hanya komponen listrik saja
λ = jarak dua buah puncak
A = amplitudo = jarak dari simpul perpotongan ke puncak
• Cahaya merupakan gelombang
elektromagnetik, yaitu aliran paket energi yg
bergerak dg kec. Tinggi
• Paket energi cahaya disebut foton,
dirumuskan
E = hυ
E = energi cahaya yg diserap
H = tetapan Planck (6,62 x 10-27 erg.det-1)
Υ = frek. Radiasi, Hz (c/λ)
c= = kec. Cahaya = 3x 1010 cm.det-1
Daerah sinar Panjang gelombang
Sinar Ý 0,005-1,4 A
Sinar X 0,1-10 nm
UV-vakum 10-200 nm
UV dekat 200-400 nm
Sinar tampak 400-800 nm
Sinar IR dekat 0,8-25 µm
IR asasi (fundamental) 25-50 µm
IR jauh 50-300 µm
Gelombang micro 0,3 mm-0,5 m
Gelombang radio 0,5-300 m

Sinar X, UV-Vis dinyatakan dalam λ


IR dinyatakan dalam ϑ
NMR dan gelombang radio dinyatakan dalam mHz
Daerah sinar tampak adalah daerah sinar yg terlihat seperti pelangi dg
 panjang gelombang 400-800 nm
Sinar ultra lembayung < 400 nm dpt dideteksi dg film fotografik atau dlm sel fotolistr
Sinar infra merah > 800 nm dpt dideteksi secara fotografik atau dg menggunakan
detektor panas seperti thermopile
E=hυ
sampel

Energi/sinar akan mengalami :


1.Sinar diteruskan semua,ex : kaca, plastik
2.Sinar diserap semua, ex: benda hitam
sempurna
3.Sinar sebagian diserap, sebagian diteruskan
Fenomena inilah yang digunakan dalam analisis
• Tenaga sinar E=hυ akan menaikkan tingkatan
tenaga yg rendah (ground state) ke tingkatan
yg lebih tinggi (excited state) disebut peristiwa
eksitasi
• Jika energi yang dikenakan pada materi
dihilangkan maka energi sistem akan turun ke
ground state dg melepaskan energi dlm
bentuk panas atau cahaya
Hukum Lambert
• Jika cahaya dialirkan melalui suatu larutan,
maka pengurangan intensitas cahaya
persatuan panjang larutan sebanding dg
intensitas cahaya
• dP = k1P
db
P = intensitas cahaya yg dialirkan melalui larutan
B = tebal lapisan larutan/panjang jalan yg
ditempuh oleh sinar
Hukum Beer
• Jika cahaya dialirkan melalui suatu larutan
maka pengurangan intensitas per satuan
konsentrasi sebanding dg intensitas cahaya
• dP = k3C
dC
P = intensitas cahaya yg dialirkan melalui suatu
larutan
C = konsentrasi
HUKUM Lambert-Beer
• Log P0 = A = a b c
P
a = absortivitas, jika c dlm g/L
ε = absortivitas mplar, jika c dlm mol/L
c = konsentrasi larutan
P0 = daya radiasi masuk
b = tebal sel (cm)
• Besaran dapat juga dlm bentuk transmittan
-log T = a b c

T=P
P0

Jadi A = log P0 = -log T


P
T dinyatakan dlm % .
Misal % T = 40 berarti T = 40 % ,yang diserap 60 %
Alat spektrofotometer UV-Vis
Monokromator
• Digunakan untuk memilih λ yang kita inginkan
• Dg prisma/kisi difraksi sinar polikromatis dapat
diuraikan menjadi komponen2 λ-nya dan dengan
memakai lensa atau celah yang sempit, komponen ini
dpt dipisahkan menjadi pita2 yg sempit.
• Keuntungan yg diperoleh adalah puncak dpt diukur pd
nilai serapan yg maksimum dan hal ini mempertinggi
kepekaan pengukuran
• Penyerapan sinar dg pita yg sempit akan memenuhi
Hukum Lambert Beer dg lebih baik karena hanya λ
yang diserap akan terukur. Dengan demikian dapat
dibuat spektrum serapan yaitu kurva A thd λ
Sel atau kuvet
• Terbuat dari bahan yg dpt meneruskan sinar
dan tdk menyerap cahaya dari daerah
spektrum yang dipakai.
• Sel untuk blanko dan sel utk cuplikan harus
matched.Artinya mempunyai sifat optik yang
sama yaitu panjang jalan sinar, sifat2
pemantulan sinar, karakteristik
transmisi(penerusan sinar) harus sama
• Sel ada yg berbentuk silinder (seperti tabung reaksi), dan
persegi
• Bentuk silinder lebih murah tapi harus diberi tanda sendiri
supaya penempatannya selalu sama. Pasangan silinder
harus dimatched sendiri.
• Bentuk persegi adalah paling baik walau harga mahal.
Pasangan yang sudah dimatched dapat dibeli.
• Dinding sel yg ditembusi sinar dijaga kebersihannya karena
akan menimbulkan kesalahan besar pada pengukuran
kuantitatif.
• Dinding sel yang akan dikenai sinar jangan dipegang
langsung
• Sel yang terbuat dari kaca dan kwarsa dapat dibersihkan
dengan air. Bila belum cukup dapat dibersihkan dg larutan
detergen atau dg asam nitri hangat
• Jangan mengeringkan sel dg oven
Single beam, 1 set kuvet. Pelarut dan
(pelarut+cuplikan) diukur sendiri

Double beam, 2 set. Pelarut dan


(pelarut+cuplikan) dikenai sinar yg sama
pelarut

pelarut + cuplikan
Penggunaan sinar tampak/ultra
lembayung
• Analisis kuantitatif
• Analisis kualitatif, berguna untuk mengetahui
ada atau tdknya gugus fungsional tertentu.
Misalnya gugus karbonil, aromatik, nitro, dan
lain-lain dalam senyawa organik
Hal-hal yg harus diperhatikan pada
prosedur analisis kuantitatif
• Pembentukan molekul yg dapat menyerap
sinar pada daerah uv-vis
• Pemilihan panjang gelombang
• Pembuatan kurva kalibrasi
• Pengukuran absorbans atau % T cuplikan
Pembentukan molekul yg dpt
menyerap sinar uv-vis
• Langkah ini dilakukan bila senyawa yg dianalisis tdk
melakukan penyerapan pada daerah sinar ini dengan
cara mereaksikannya dg pereaksi yg dapat menyerap
• Misalnya ion Fe3+ warnanya sangat lemah (kuning),
jadi absorbansinya kecil. Direaksikan dg KCNS atau
pereaksi 1,10-fenantrolin akan timbul senyawa
kompleks berwarna yg menyerap dg kuat dan dpt
digunakan utk analisis besi dlm kadar kecil
Pereaksi yang dipakai harus
memenuhi syarat
• Reaksinya harus selektif dan sensitif
• Tdk boleh membentuk warna dg zat2 lain yg ada dlm
larutan
• Reaksinya dg zat yg dianalisis harus berlangsung dg
cepat dan sempurna
• Warna yg ditimbulkan harus stabil utk jangka waktu
yg tdk terlalu pendek
• Pengaruh pH thd kompleks berwarna yg terjadi harus
diketahui
Pemilihan panjang gelombang
Bila tdk ada zat lain yg mengganggu, maka λ yg
digunakan adalah A maksimum ,sebabnya ialah :
 Perubahan serapan utk setiap satuan konsentrasi
adaah paling besar pd λ maksimum sehingga
diperoleh kepekaan analisis yg maksimum pula
 Disekitar λ maksimum bentuk kurva serapan adalah
datar, pada kondisi demikian hukum Lambert-Beer
akan dipenuhi dg baik
Pembuatan kurva kalibrasi

• Dibuat sejumlah larutan dg berbagai konsentrasi yg


diketahui (larutan baku).
• Absorban diukur (terhadap blanko) kemudian dibuat
grafik A vs c
• Bila hukum Lambert-Beer terpenuhi maka grafik ini
akan berbentuk garis lurus yang melalui titik nol
koordinat yang disebut kurva kalibrasi
• Lereng atau slope kurva=a (absortivitas) atau ε
(absortivitas molar)
Kurva baku sering dicek utk mencegah
penyimpangan yg disebabkan oleh
• Kekuatan ion yang tinggi dari medium
• Perubahan suhu yang agak besar
• Penggunaaan sinar polikromatik
• Adanya reaksi kimia
Pengukuran A cuplikan
• Pembentukan warna cuplikan harus dilakukan
pada kondisi yang sama pada pembentukan
warna pada standar
• Konsentrasi yg dicari dibuat sedemikian rupa
sehingga A 0,12-1,0 atau %T 0,10-0,75 (10-
75%) dg anggapan kesalahan pembacaan
±0,005 atau %T=0,5%. Ini disebut kesalahan
fotometrikdg nilai konsentrasi C sebesar 1-2%
bila nilai A yg diukur 0,15-1,0
Kesalahan-kesalahan yg
bergantung pada T
• Kesalahan yg bersumber pada penyiapan
cuplikan
• Ketidaksempurnaan kuvet
• Ketidakpastian pemasangan panjang
gelombang
• Perubahan intensitas pancaran sumber sinar
Analisis kualitatif
• Berguna untuk mengetahui ada/tidaknya
gugus fungsional tertentu
Macam ikatan
• Ikatan σ, lebih kuat dan stabil
• Ikatan π lemah, mudah putus
• Energi ikatan adalah energi yang diperlukan
untuk memutus suatu ikatan. Semakin banyak
ikatan maka energi ikatan juga semakin besar
+ overlap

Ikatan σ

Ikatan σ *
overlap

Ikatan π

Ikatan π *
Ikatan tunggal (ikatan σ)
Ikatan tunggal (ikatan σ)
Ikatan rangkap (ikatan π)
• Non bonding elektron (n)/done pair
electron/pasangan elektron bebas
• Contoh

C=O
cuplikan
E=hυ

Bagian cuplikan yang mana yang


dapat menyerap sinar uv-vis?
antibonding
σ*

π* antibonding

energi n nonbonding

π bonding

bonding
σ
σ- σ * π-π * n-σ * n- π *
• Jika dikenai energi E=hυ dimana E>Eσ maka ikatan σ
akan putus menghasilkan ikatan σ anti bonding.
Tetapi ini jarang terjadi karena dibutuhkan energi
yang besar untuk eksitasi σ – σ *.Jadi senyawa yang
hanya memiliki ikatan σ saja(contoh:alkana) apabila
diukur spektrofotometri uv-vis tidak memberikan
respon
• Ikatan π jika dikenai energi yang tinggi (E>Eπ) maka
ikatan akan putus menghasilkan π antibonding
• Untuk nonbonding elektron akan mudah sekali
mengalami eksitasi jika dikenai sinar/energi karena
ada elektron bebas yang tdk berikatan
Absorbsi senyawa tidak jenuh ( transisi n-σ*)

Senyawa λmax (nm) εmax


H2O 167 1480
CH3OH 184 150
CH3Cl 173 200
CH3I 258 365
(CH3)2S 229 140
(CH3)2O 184 2520
CH3NH2 215 600
(CH3)3N 227 900
• Kromofor adalah gugus fungsional tdk jenuh
yg dapat menyerap sinar radiasi
elektromagnetik pada daerah uv-vis
• Pergeseran batokromik (red shift) ialah
pergeseran serapan ke arah λ yang lebih
panjang
• Pergeseran hipsokromik (blue shift) ialah
pergeseran serapan ke arah λ yang lebih
pendek
• Transisi π→π* keadaan tereksitasi lebih terkutub
(polar) daripada keadaan dasar. Akibatnya pada
transisi π→π* dalam pelarut terkutub absorbsi akan
bergeser ke arah panjang gelombang lebih besar
(batokrom)
• Molekul yg memiliki elektron bebas dapat
berinteraksi dg pelarut berikatan hidrogen secara
baik dalam keadaan dasar daripada keadaan
tereksitasi. Akibatnya, absorbsi transisi n→π*
bergerak ke panjang gelombang kecil bila
kemampuan pelarut untuk membentuk ikatan
hidrogen bertambah (hipsokrom)
Karakteristik absorbsi gugus kromofor

Kromofor Contoh Pelarut Λmaks, εmax


nm
Alkena C6H13CH=CH2 n-heptana 177 13000
Alkena CH2=CHCH=CH2 n-heptana 217 21000
terkonyugas
i
Alkuna C5H11CΞC-CH3 n-heptana 178 10000
196 2000
225 160
Karbonil CH3C=OCH3 n-heksana 186 1000
280 16
CH3C=OH n-heksana 180 besar
293 12
Karboksil CH3C=OOH etanol 204 41
Amido CH3C=ONH2 air 214 60
Kromofor Contoh Pelarut Λmax, nm εmax
Nitro CH3NO2 Isooktana 280 22
Nitroso C4H9NO Etil eter 300 100
665 20
Nitrat C2H5ONO2 Dioksan 270 12
Aromatik Benzen n-heksana 204 7900
256 200
Syarat pelarut
• Dapat melarutkan cuplikan
• Dapat meneruskan sinar dari daerah panjang
gelombang yang dipakai
• Tidak boleh menyerap sinar tersebut
• Kemurniannya tinggi
Batas tembus sinar terendah untuk pelarut didaerah uv-vis

Pelarut Batas Pelarut Batas tembus


tembus sinar sinar (nm)
(nm)
Aseton 330 Etanol 95 % 205
Benzen 285 Dietil eter 205
CCl4 265 Iso oktana 215
Kloroform 245 Isopropanol 215
Diklorometana 235 Metanol 215
Karbondisulfid 375 Piridin 305
a
Sikloheksana 215 Air 200
Dioksan 320 Silena 295
• Senyawa 1,3-butadiena
• CH2=CH2-CH2=CH2 mempunyai angka serapan
dasar λ=217 nm
• Jika atom H diganti gugus alkil maka λ akan
bertambah 5 nm sifat aditif
• Jika jumlah atom H yang diganti nxR maka λ=λ
dasar(217 nm)+(nx5 nm)
Sistem diena tertutup

Angka dasar serapan λ =253 nm


Pada ujung2nya mengalami substitusi R disebut “sisa cincin”
Setiap sisa cincin nambah λ 5 nm
Angka serapan aditif 253 nm + (nx5 nm)
• Lima buah sampel air sungai Gadjah Wong yang
masing2 volumenya 10 mL diambil dan dimasukkan
ke dalam 5 buah labu ukur 25 mL. Ke dalam labu
ukur tersebut ditambahkan 0,5,10,15, dan 20 mL
larutan standar Fe2+ 10 ppm dan pengompleks 1,10
fenantrolin.Setelah diencerkan hingga 25 mL
absorbansi 5 larutan tersebut diukur pada 510 nm
dan dihasilkan absorbansi berturut-turut
0,214;0,425;0,685;0,825 dan 0,970. Buatlah
persamaan regresi liniernya dan tentukan
konsentrasi Fe2+ dalam sungai tersebut
cuplikan
E=hυ

Bagian cuplikan yang mana yang


dapat menyerap sinar uv-vis?
• Yang berperan dalam menyerap sinar adalah
ikatan
• Energi dari luar yang diserap akan
menyebabkan eksitasi dan jika energinya
cukup besar maka ikatan dapat putus
Daftar Pustaka
• Harvey, D., Modern Analytical Chemistry,
2000, The McGraw Hill Companies, North
America.
• Rubinson, K.A., Rubinson, J.F., Contemporary
Instrumental Analysis, 2000, Prentice-Hall,
New Jersey
• Skoog, D.A., Principles of Instrumental
Analysis, 1985, third Edition, Saunders College
Publishing, America
• Skoog,D.A., West,D.M., Holler,F.J.,
Crouch,S.R., Fundamentals of Analytical
Chemistry, 2004, Thomson Learning, America

Anda mungkin juga menyukai