Anda di halaman 1dari 36

KEBIJAKAN MUTU &

AKREDITASI PELAYANAN
KESEHATAN RUJUKAN
Direktorat Mutu Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI

Dalam Acara Peningkatan Kapasiitas SDM RS Kelas D Pratama


Jakarta, 6-8 Desember 2023
L A T A
R BELAK
ANG

2
Pengembangan dan Pembinaan Layanan Unggulan dan RS Rujukan Nasional
Kalimantan Sulawesi
1,19 1,46
Akses layanan rujukan terbatas 15,92 Juta Populasi 19,22 Juta

terutama di daerah luar Jawa Sumatera


1,28
Populasi

Maluku
56,95 Juta
1,18
Tempat Tidur RS/1.000 populasi Populasi
2,95 Juta
Populasi

Indonesia 1,18 DKI Jakarta


2,24
Rerata Asia 3,3 10,37 Juta Populasi

Rerata negara OECD 4,8 Jawa & Bali Nusa Tenggara Papua
1,10 0,76 1,20
152,42 Juta 10,24 Juta Populasi 4,18 Juta Populasi
Populasi

Sedangkan, mutu RS di Indonesia juga perlu ditingkatkan


Setiap tahunnya... … terutama ke 3 negara tujuan

600 ribu – 1 juta


WNI berobat ke luar negeri
Malaysia RRT Thailand
~70% transaksi wisatawan ~300 ribu WNI berobat untuk Biaya pengobatan cukup
11,5 miliar USD medis Indonesia penyakit komplikasi bersaing dibanding Malaysia
untuk pelayanan kesehatan ke luar negeri
MASALAH AKI DAN AKB
Proyeksi An g k a Kematian Ibu sampai 2030
4 0 0
Prevalensi stunting Indonesia sangat
tinggi dibandingkan dengan negara lain2
3 4 6
3 5 0 3 0 5

3 0 0

2 5 0
2 1 2
2 0 0

1 3 1
1 5 0

1 0 0
6 8
5 0

0
2 0 1 0 2 0 1 2 2 0 1 4 2 0 1 6 2 0 1 8 2 0 2 0 2 0 2 2 2 0 2 4 2 0 2 6 2 0 2 8 2 0 3 0

A R R = 2,4% A R R = 5,5% A R R = 9,5%

A R R 2 , 4 % : sesuai d e n g a n tren p e n u r u n a n a n g k a kemat i an ibu berdasarkan a n g k a S P 2 0 1 0 d a n S U P A S 2 0 1 5


A R R 5 , 5 % : Kes epakat an global
A R R 9 , 5 % : U p a y a u n t u k men cap a i target S D G S

Angka Kematian Neonatal


20 19
RPJMN

Vietnam
Malaysia
Cuba

Japan

Philippines
15 15

Thailand
14,1

States

Indonesia
United
13,3 12,5 11,8 11,2
10 10,6 10

5
0
2012 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

World Bank (2015), mengestimasikan


Diperlukan mekanisme bahwa Indonesia kehilangan 2-
pencatatan dan 3% dari PDB pertahun akibat
stunting.2
pelaporan yang valid
untuk mengatasi
underreported

1. Data Bank Dunia, Infant


Mortality
2. Data Prospera, Laporan
PENEMUAN KASUS HIV TERUS MENINGKAT CAPAIAN TREATMENT COVERAGE SEBESAR 69%
Gap dengan target penemuan kasus mengecil
(414.778 ODHIV atau 79% ditemukan dari target *berdasarkan notifikasi kasus TBC dan estimasi beban TBC 969.000

526.841) INDONESIA 69%


112%
99%
BANTEN
97%
700.000
640.443 640.443 DKI JAKARTA 94%
77%
JATENG 77%
600.000
543.100 543.100 70%
526.841 JATIM 70%
79% 68%
500.000
417.778 MALU 66%
T 59%
3 87.210 KALBA
400.000 3 59.457 59%
3 27.573 R 57%
SULTRA 56%
300.000 2 86.085 55%
41% DIY 54%
Target : 90%
54%
200.000
15 2.525 1 9.767 KALTIM 53%
12 7.613 1 2.906 6 53%
10 8.479 4 SUMBAR 53%
100.000 26.093 51%
3 3.027 21.35 1 ACEH 51%
6 .131 9 .121 15%
- 50%
KALSEL 46%
2018 2019 2020 2021 2022 44%
KEPRI 41%
Estimasi ODHIV 40%
KALTENG 39%
ODHIV ditemukan yang masih hidup dan tahu status HIV-nya 39%
ODHIV On ART PAPUA BARAT 39%
38%
ODHIV on ART dengan VL tersupresi JAMBI 38%
37%
BALI 32%

 Retensi pengobatan menjadi tantangan besar


• Sumber data: Dashboard SITB per 29 Desember 2022
TRANSFORMASI
S I S T E M
K E S E H A T A
N

6
FOKUS PEMBANGUNAN
PN III PENINGKATAN SDM BERKUALITAS DAN BERDAYA
SAING
Pengendalian penduduk dan tata kelola
1 kependudukan
KEGIATAN
PRIORITAS
Peningkatan kesehatan ibu
2 Penguatan pelaksanaan perlindungan anak,
dan KB, dan kesehatan
sosial reproduksi
Percepatan Perbaikan
Gizi
Masyarakat
3 Peningkatan akses dan mutu pelayanan
kesehatan
Peningkatan Pengendalian
Penyakit
Penguatan Germas Hidup
Sehat
4 Pemerataan pelayanan pendidikan Penguatan Pelayanan
berkualitas Kesehatan dan
Pengawasan Obat dan
Makanan
5 Peningkatan kualitas anak, perempuan, dan pemuda

6 Pengentasan
kemiskinan

Peningkatan produktivitas dan daya saing


7 7
Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan
6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkankesehatan Memperkuat sistem


Outcom
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan&
e
berencana dan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat(GERMAS) pengendalian obatdan
RPJMN
kesehatanreproduksi makanan
bidang
kesehata
n
1 Transformasi layanan 2 Transformasi 3 Transformasi sistem
primer layanan rujukan ketahanan
a b c d
kesehatan
aa bb
Peningkatan Penguatan
6 Peningkat Peningkatan surveilans
ketahanan
kategori a n akses dan sektor farmasi berbasislab
utama Pencegahan kapasitas mutu layanan & alat dan
Edukasi Pencegahan ketahanan
Sekunder dan sekunder & kesehatan
Kesehatan Primer tanggap
kapabilitas tersier darurat
layanan
primer

4 Transformas 5 Transformas 6 Transformas


4 i sistem 5 i SDM 6 i teknologi
pembiayaan Kesehatan kesehatan
kesehatan a Teknologiinformasi b
Bioteknologi
PENINGKATAN AKSES LAYANAN RUJUKAN
Melalui program jejaring pengampuan layanan prioritas
Perubahan pola penyakit penyebab kematian tertinggi selama
10 7 RS VERTIKAL SEBAGAI KOORDINATOR
tahun terakhir
PENGAMPU PROGRAM NASIONAL

RSCM sebagai Pengampu Layanan DM, Ginjal, Hepar,


dan KIA

RS Kanker Dharmais sebagai Pengampu Layanan


Kanker

Sumber: Institute for Health Metrics and Evaluation RS PON sebagai Pengampu Layanan Stroke
(IHME)

Kelompok penyakit tersebut menimbulkan beban RSJPD Harapan Kita sebagai Pengampu Layanan
pembiayaan terbesar Jantung

RSAB Harapan Kita sebagai Pengampu Layanan

KIA RSUP Persahabatan sebagai Pengampu

Layanan TB

Sumber: BPJSKesehatan, 31
2021
RSPI Sulianti Saroso sebagai Pengampu Layanan PIE
PENINGKATA
N M U T
U P E L AYA N
AN KESEH
AT A N

10
PENINGKATAN MUTU
PENETAPAN PEDOMAN MUTU
Penetapan pedoman mutu pelayanan kesehatan yang dapat
PELAYANAN KESEHATAN
disesuaikan dengan masing-masing jenis dan
kemampuan pelayanan kesehatan.

strategi nasional mutu pelayanan


kesehatan.

strategi nasional keselamatan


pasien

PENJAMINAN MUTU
pengukuran dan pelaporan
indikator mutu
1. Sistem Penjaminan mutu internal, terdiri atas :
Merupakan tolok ukur yang digunakan untuk a. pengukuran dan pelaporan indikator mutu;
menilai tingkat capaian target mutu pelayanan b. penyelenggaraan Keselamatan Pasien; dan
kesehatan di fasilitas pelayanan Kesehatan. Penerapan Manajemen Risiko a. manajemen risiko.
2. Sistem Penjaminan Mutu eksternal, terdiri atas :
Penyelenggaraan Keselamatan a. Lisensi, fasyankes memenuhi persyaratn
upaya pencegahan bahaya dan kerugian yang
Pasien sehingga dapat operasional
dilaksanakan oleh Fasilitas Pelayanan
Kesehatan baik risiko klinis maupun risiko non b. registrasi, fasyankes telah tercatat secara resmi
upaya Fasilitas Pelayanan Kesehatan agar segala
klinis. secara nasional
tindakan medis dan pelayanan lain yang
c. Akreditasi, pengakuan terhadap mutu pelayanan
dilakukan terhadap pasien berlangsung aman
fasyankes, setelah dilakukan penilaian telah
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
memenuhi standar akreditasi.
mencegah terjadinya cedera
11
INDIKATOR NASIONAL MUTU PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT
Diatur dalam PMK No. 30 Tahun 2022 tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat
Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit,
Laboratorium Kesehatan, dan Unit Transfusi Darah

Kepatuhan kebersihan tangan Pelaporan hasil kritis laboratorium

Kepatuhan penggunaan APD Kepatuhan penggunaan formularium nasional

Kepatuhan identifikasi pasien Kepatuhan terhadap alur klinis (clinical pathway)

Waktu tanggap Operasi Seksio sesarea


emergensi Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh

Waktu tunggu rawat jalan Kecepatan waktu tanggap komplain

Penundaan operasi elektif Kepuasan pasien

Kepatuhan waktu visite Dokter

Rumah Sakit harus melakukan pengukuran INM dan


melakukan pelaporan ke aplikasi mutufasyankes
PELAPORAN INM RS HINGGA OKTOBER TAHUN 2023
Jumlah RS (RS % % % % % % % % %
PROVINSI Online 10 Nov JAN JAN FEB FEB MAR MAR APR APR MEI MEI JUN JUN JUL JUL AGU AGU SEP SEP OKT % OKT
2023)
Aceh 73 19 26,0% 25 34,2% 22 30,1% 26 35,6% 26 35,6% 29 39,7% 31 42,5% 30 41,1% 33 45,2% 31 42,5%
Bali 75 40 53,3% 59 78,7% 57 76,0% 60 80,0% 64 85,3% 62 82,7% 68 90,7% 68 90,7% 67 89,3% 65 86,7%
Banten 126 47 37,3% 84 66,7% 93 73,8% 94 74,6% 96 76,2% 94 74,6% 92 73,0% 91 72,2% 92 73,0% 87 69,0%
Bengkulu 26 11 42,3% 22 84,6% 20 76,9% 22 84,6% 22 84,6% 21 80,8% 22 84,6% 23 88,5% 23 88,5% 23 88,5%
DI Yogyakarta 80 47 58,8% 52 65,0% 56 70,0% 60 75,0% 58 72,5% 57 71,3% 59 73,8% 58 72,5% 59 73,8% 60 75,0%
DKI Jakarta 196 111 56,6% 145 74,0% 166 84,7% 168 85,7% 167 85,2% 167 85,2% 167 85,2% 165 84,2% 163 83,2% 158 80,6%
Gorontalo 20 11 55,0% 13 65,0% 13 65,0% 11 55,0% 12 60,0% 14 70,0% 13 65,0% 14 70,0% 14 70,0% 13 65,0%
Jambi 42 16 38,1% 29 69,0% 31 73,8% 32 76,2% 30 71,4% 31 73,8% 32 76,2% 33 78,6% 32 76,2% 30 71,4%
Jawa Barat 412 195 47,3% 279 67,7% 299 72,6% 291 70,6% 298 72,3% 302 73,3% 302 73,3% 306 74,3% 318 77,2% 332 80,6%
Jawa Tengah 342 168 49,1% 247 72,2% 255 74,6% 257 75,1% 263 76,9% 266 77,8% 270 78,9% 260 76,0% 271 79,2% 276 80,7%
Jawa Timur 419 202 48,2% 290 69,2% 305 72,8% 299 71,4% 300 71,6% 307 73,3% 311 74,2% 315 75,2% 325 77,6% 311 74,2%
Kalimantan Barat 56 14 25,0% 32 57,1% 29 51,8% 29 51,8% 29 51,8% 33 58,9% 36 64,3% 36 64,3% 37 66,1% 39 69,6%
Kalimantan Selatan 52 23 44,2% 36 69,2% 41 78,8% 38 73,1% 42 80,8% 45 86,5% 48 92,3% 44 84,6% 46 88,5% 44 84,6%
Kalimantan Tengah 33 5 15,2% 15 45,5% 18 54,5% 16 48,5% 17 51,5% 19 57,6% 20 60,6% 21 63,6% 22 66,7% 20 60,6%
Kalimantan Timur 59 21 35,6% 27 45,8% 28 47,5% 35 59,3% 35 59,3% 39 66,1% 36 61,0% 37 62,7% 37 62,7% 38 64,4%
Kalimantan Utara 16 5 31,3% 5 31,3% 4 25,0% 4 25,0% 5 31,3% 5 31,3% 7 43,8% 9 56,3% 9 56,3% 9 56,3%
Kepulauan Bangka Belitung 27 13 48,1% 20 74,1% 21 77,8% 22 81,5% 21 77,8% 24 88,9% 24 88,9% 25 92,6% 24 88,9% 22 81,5%
Kepulauan Riau 37 5 13,5% 11 29,7% 13 35,1% 16 43,2% 13 35,1% 14 37,8% 17 45,9% 18 48,6% 16 43,2% 25 67,6%
Lampung 81 53 65,4% 69 85,2% 69 85,2% 68 84,0% 73 90,1% 75 92,6% 71 87,7% 72 88,9% 73 90,1% 69 85,2%
Maluku 30 6 20,0% 14 46,7% 16 53,3% 17 56,7% 12 40,0% 17 56,7% 16 53,3% 18 60,0% 18 60,0% 15 50,0%
Maluku Utara 22 6 27,3% 10 45,5% 8 36,4% 8 36,4% 7 31,8% 8 36,4% 10 45,5% 10 45,5% 11 50,0% 11 50,0%
Nusa Tenggara Barat 45 21 46,7% 26 57,8% 25 55,6% 26 57,8% 31 68,9% 28 62,2% 33 73,3% 34 75,6% 37 82,2% 36 80,0%
Nusa Tenggara Timur 59 23 39,0% 26 44,1% 27 45,8% 29 49,2% 30 50,8% 32 54,2% 29 49,2% 29 49,2% 33 55,9% 34 57,6%
Papua 50 8 16,0% 10 20,0% 13 26,0% 15 30,0% 16 32,0% 13 26,0% 16 32,0% 15 30,0% 13 26,0% 15 30,0%
Papua Barat 24 5 20,8% 6 25,0% 9 37,5% 9 37,5% 11 45,8% 11 45,8% 10 41,7% 10 41,7% 11 45,8% 10 41,7%
Riau 79 57 72,2% 65 82,3% 70 88,6% 68 86,1% 69 87,3% 68 86,1% 69 87,3% 68 86,1% 71 89,9% 70 88,6%
Sulawesi Barat 15 2 13,3% 10 66,7% 12 80,0% 13 86,7% 12 80,0% 14 93,3% 14 93,3% 14 93,3% 13 86,7% 13 86,7%
Sulawesi Selatan 122 26 21,3% 55 45,1% 59 48,4% 67 54,9% 86 70,5% 86 70,5% 83 68,0% 88 72,1% 89 73,0% 88 72,1%
Sulawesi Tengah 40 29 72,5% 35 87,5% 35 87,5% 34 85,0% 38 95,0% 40 100,0% 39 97,5% 40 100,0% 39 97,5% 39 97,5%
Sulawesi Tenggara 43 10 23,3% 16 37,2% 23 53,5% 23 53,5% 22 51,2% 25 58,1% 26 60,5% 25 58,1% 28 65,1% 29 67,4%
Sulawesi Utara 56 23 41,1% 37 66,1% 33 58,9% 32 57,1% 35 62,5% 39 69,6% 40 71,4% 37 66,1% 35 62,5% 40 71,4%
Sumatera Barat 82 25 30,5% 44 53,7% 41 50,0% 44 53,7% 43 52,4% 48 58,5% 46 56,1% 46 56,1% 50 61,0% 45 54,9%
Sumatera Selatan 85 46 54,1% 73 85,9% 74 87,1% 71 83,5% 71 83,5% 75 88,2% 76 89,4% 75 88,2% 74 87,1% 73 85,9%
Sumatera Utara 210 48 22,9% 58 27,6% 61 29,0% 67 31,9% 102 48,6% 130 61,9% 139 66,2% 157 74,8% 157 74,8% 161 76,7%
TOTAL 3134 1341 42,8% 1945 62,1% 2046 65,3% 2071 66,1% 2156 68,8% 2238 71,4% 2272 72,5% 2291 73,1% 2340 74,7% 2331 13
74,4%
*Update Data 11 November 2023
PELAPORAN INM RS HINGGA OKTOBER TAHUN 2023

Gambaran Rata-Rata Kepatuhan INM Perprovinsi Hingga Oktober Tahun 2023


450
412 419

400

350 342

292 297
300

253
250
210
196
200 Jumlah RS (RS Online 10 Nov 2023)
Rata-Rata
158
150
126 122
108
100 87 82 85
75 80 81 79
73 69 68 73 71
61 57 56 59 59 56
52 45 50
50 42 41 37 4037 43 43
30 31 33 33 30 30 29 35
27 2621 2722 24 23
20
13 17 16 15 15 229 13 9 1512
6
0
eh li n u rta rta o bi at h ur at n h ur ra g u g ku ra at ur ua t t
ra Riau ara atan gah gara tara ara atan tara
t
Ac Ba nte kul a a t al m ar nga im Bar lata nga im Uta litun Ria pun alu Uta B ar im Pap Ba n
a ng a k a k on J a B e T e e T n T i B e l e g U B el U
B
Be og
y
KI J Gor w
a
a
T
w
a ta n n S n
T an
t t a n Be aua Lam M ku
u a ra ara pua e s
s i S
s i T
T en esi era a S era
Y D J a w J a n t a t a n n ka l a l g g a w e e i w a t e r t
DI Ja a
an an a a ng ep
u
M ng ng P la w law es ula m at um
a
lim m alim alim B a K Te Te S u ula u aw S S u um
Ka alim ali K K an s a sa S S
Su
l S
S
K K
la
u Nu Nu
pu
Ke

14
*Update Data 11 November 2023
CAPAIAN INM RS HINGGA OKTOBER TAHUN 2023

Capaian INM RS Hingga Oktober Tahun 2023

95

85

75

65

55

45

35

25

15

Kepatuhan Kepatuhan Kepatuhan Waktu tang- Waktu Penundaan Kepatuhan Pelaporan Kepatuhan Kepatuhan Kepatuhan Kecepatan Kepuasan
Kebersihan penggunaan Identifikasi gap seksio tunggu rawat Operasi Elek- waktu visite hasil kritis penggunaan terhadap Clin- upaya pence- waktu tang- Pasien
Tangan APD Pasien caesarea jalan tif dokter laboratorium Fornas ical pathway gahan risiko gap terhadap
emergensi pasien jatuh komplain

Target 85 100 100 80 80 5 80 100 80 80 100 80 76.61


Capaian 88.76014517 94.56866880 97.66255312 82.95202462 80.41731692 7.763484539 82.94602076 97.66529284 93.18367825 86.47338456 96.87567590 96.79651912 86.76
58772 78232 00535 75255 07098 40307 79306 05534 06824 45352 13653 02474

Keterangan:
1. Capaian dengan denumerator “0” dikeluarkan dari perhitungan, dinilai tidak ada kasus/ tidak ada layanan
2. Range capaian yang dinilai tidak valid, dikeluarkan dari perhitungan (persentase= 0%-100%; Indeks Kepuasan Pasien= 25-100) 15
*Update Data 11 November 2023
KEWAJIBAN PENYELENGGARAAN KESELAMATAN PASIEN
Diatur dalam UU 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan turunannya PMK No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien

RS wajib menerapkan standar keselamatan


pasien, melalui pelaporan insiden, menganalisa Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang
dan menetapkan pemecahan masalah dalam membuat asuhan pasien lebih aman, untuk
rangka menurunkan angka kejadian tidak meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
diharapkan (KTD) terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Pelaporan disampaikan kepada komite yang
membidangi keselamatan pasien yang
ditetapkan menteri meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari
Pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP) insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi
dibuat secara anonim dan ditujukan untuk
mengkoreksi sistem dalam rangka
meningkatkan keselamatan pasien

PENYELENGGARAAN KESELAMATAN PASIEN


Pebentukan Sistem pelayanan yang menerapkan: PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
1. Standar keselamatan pasien Pemantauan dan Pengawasan Implementasi Program
2. Sasaran keselamatan pasien Keselamatan Pasien
3. Tujuh langkah menuju keselamatan pasien
16
JENIS INSIDEN YANG HARUS DILAPORKAN
LAPORAN INTERNAL

LAPORAN EKSTERNAL

1. KEJADIAN SENTINEL
Suatu Kejadian tidak diinginkan yang menyebabkan kematian atau
cederaserius

2. KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD)


Insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien

3. KEJADIAN TIDAK CEDERA (KTC)


Insiden yang sudah terpapar kepada pasien tapi tidak menimbulkan

cedera

4. KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC)


Insiden yang belum terpapar kepada pasien

5. KONDISI POTENSIAL CEDERA (KPCS)


DATA KEPATUHAN LAPOR RS PER PROVINSI
total RS di
Indonesia
No PROVINSI JAN % FEB % MAR % APRIL % MEI % JUNI % JULI % AGST % SEP % OKT %
(cutoff 11
okt 2023)
1 ACEH 73 10 14% 18 25% 15 21% 13 18% 18 25% 19 26% 28 38% 32 44% 27 37% 27 37%
2 BALI 75 23 31% 38 51% 54 72% 44 59% 41 55% 45 60% 57 76% 57 76% 58 77% 57 76%
3 BANTEN 126 27 21% 51 40% 76 60% 61 48% 76 60% 77 61% 80 63% 77 61% 63 50% 80 63%
4 BENGKULU 26 9 35% 13 50% 20 77% 18 69% 18 69% 15 58% 24 92% 23 88% 23 88% 24 92%
5 D I YOGYAKARTA 80 22 28% 37 46% 43 54% 28 35% 43 54% 40 50% 44 55% 46 58% 58 73% 73 91%
6 DKI JAKARTA 196 53 27% 108 55% 187 95% 182 93% 187 95% 184 94% 186 95% 187 95% 199 102% 199 102%
7 GORONTALO 20 4 20% 11 55% 14 70% 8 40% 13 65% 14 70% 16 80% 14 70% 14 70% 16 80%
8 JAMBI 42 13 31% 10 24% 32 76% 29 69% 27 64% 26 62% 28 67% 33 79% 35 83% 33 79%
9 JAWA BARAT 409 116 28% 236 58% 232 57% 225 55% 271 66% 238 58% 271 66% 296 72% 276 67% 339 83%
10 JAWA TENGAH 342 101 30% 194 57% 231 68% 229 67% 225 66% 197 58% 215 63% 210 61% 261 76% 257 75%
11 JAWA TIMUR 420 126 30% 235 56% 262 62% 249 59% 265 63% 242 58% 268 64% 299 71% 308 73% 354 84%
12 KALIMANTAN BARAT 56 10 18% 15 27% 30 54% 34 61% 31 55% 29 52% 36 64% 46 82% 42 75% 49 88%
13 KALIMANTAN SELATAN 52 14 27% 17 33% 32 62% 30 58% 35 67% 37 71% 43 83% 47 90% 52 100% 47 90%
14 KALIMANTAN TENGAH 33 9 27% 12 36% 19 58% 11 33% 15 45% 20 61% 21 64% 22 67% 19 58% 22 67%
15 KALIMANTAN TIMUR 59 11 19% 18 31% 29 49% 18 31% 26 44% 28 47% 30 51% 31 53% 34 58% 45 76%
16 KALIMANTAN UTARA 15 3 20% 4 27% 5 33% 4 27% 4 27% 3 20% 9 60% 9 60% 8 53% 9 60%
KEPULAUAN BANGKA
17 27 7 26% 14 52% 15 56% 14 52% 15 56% 26 96% 20 74% 20 74% 21 78% 21 78%
BELITUNG
18 KEPULAUAN RIAU 37 4 11% 5 14% 14 38% 9 24% 13 35% 11 30% 12 32% 12 32% 9 24% 20 54%
19 LAMPUNG 81 33 41% 68 84% 67 83% 57 70% 73 90% 55 68% 66 81% 72 89% 69 85% 74 91%
20 MALUKU 30 3 10% 3 10% 12 40% 9 30% 10 33% 9 30% 12 40% 20 67% 18 60% 20 67%
21 MALUKU UTARA 22 2 9% 6 27% 10 45% 12 55% 11 50% 10 45% 15 68% 17 77% 15 68% 15 68%
22 NUSA TENGGARA BARAT 45 11 24% 13 29% 24 53% 19 42% 19 42% 21 47% 22 49% 31 69% 30 67% 35 78%
23 NUSA TENGGARA TIMUR 59 17 29% 14 24% 21 36% 23 39% 21 36% 17 29% 24 41% 25 42% 29 49% 39 66%
24 PAPUA 51 5 10% 7 14% 8 16% 8 16% 21 41% 11 22% 14 27% 14 27% 13 25% 13 25%
25 PAPUA BARAT 24 4 17% 3 13% 12 50% 5 21% 8 33% 4 17% 9 38% 9 38% 8 33% 12 50%
26 RIAU 78 27 35% 47 60% 64 82% 8 10% 56 72% 56 72% 58 74% 70 90% 60 77% 71 91%
27 SULAWESI BARAT 15 2 13% 1 7% 11 73% 11 73% 12 80% 8 53% 14 93% 14 93% 10 67% 15 100%
28 SULAWESI SELATAN 122 24 20% 49 40% 61 50% 53 43% 74 61% 81 66% 81 66% 94 77% 93 76% 97 80%
29 SULAWESI TENGAH 40 14 35% 32 80% 34 85% 32 80% 36 90% 26 65% 40 100% 40 100% 40 100% 40 100%
30 SULAWESI TENGGARA 43 7 16% 9 21% 19 44% 13 30% 19 44% 13 30% 23 53% 22 51% 18 42% 31 72%
31 SULAWESI UTARA 56 10 18% 26 46% 30 54% 26 46% 27 48% 28 50% 23 41% 28 50% 27 48% 30 54%
32 SUMATERA BARAT 82 16 20% 18 22% 38 46% 30 37% 34 41% 33 40% 42 51% 38 46% 39 48% 39 48%
33 SUMATERA SELATAN 85 45 53% 68 80% 77 91% 71 84% 73 86% 70 82% 75 88% 75 88% 77 91% 88 104%
34 SUMATERA UTARA 209 20 10% 41 20% 45 22% 43 21% 51 24% 55 26% 40 19% 72 34% 85 41% 96 46%
TOTAL 3130 802 26% 1441 46% 1843 59% 1626 52% 1868 60% 1748 56% 1946 62% 2102 67% 2138 68% 2387 76%

18
*Update Data : cut off 13 November 2023
sumber : mutufasyankes.kemkes.go.id)
TIPE INSIDEN KESELAMTAN PASIEN DI RS TERBANYAK OKTOBER 2023
Tipe Insiden Jumlah
Proses/Prosedur Pelayanan 122
Jatuh 105
Hospital Assosiated Infection (HAiS) 90
Medikasi/ Cairan Infus 66
Tranfusi darah/ Produl darah 45
Perilaku Pasien 18
Alat medis / Alat kesehatan / Equipment property 15
Administrasi 10
Kecelakaan 8
Kejadian berhubungan morbitas atau mortalitas ibu hamil dan saat persalinan 6
Kejadian berhubungan dengan asuhan pasien 5
Laboratorium / Patologi 5
Kejadian berhubungan dengan pasien jatuh 4
Tidak dapat dikelompokkan / Lain2 4
Dokumentasi 3
Kejadian terkait pembedahan / tindakan intervensi 3
Kejadian terkait pemberian darah atau produk darah 3
Infrastruktur/ Bangunan/ Benda lain yang terpasang Tetap 3
Oksigen / Gas 2
Kejadian berhubungan dengan pemberian obat 2
Kejadian terkait lingkungan di Fasyankes 2
Kejadian terkait pelayanan anastesi 1
Resource / Manajemen 1
Kejadian berhubungan dengan Pelayanan Penunjang medik 1
Nutrisi 1
Kejadian berhubungan dengan Alat medis 1
Grand Total 526

19
AKREDITASI

20
TRANSFORMASI
AKREDITASI
RUMAH SAKIT MENDORONG PELATIHAN CALON
TERBENTUKNYA STANDAR SURVEIOR DAN
LEMBAGA AKREDITASI RS SURVEIOR TENTANG
PENYELENGGARA DITETAPKAN STANDA
AKREDITASI RS OLEH KEMENKES R AKREDITASI
BARU

PEMBINAAN DAN PENGGUNAAN


TEKNOLOGI PENETAPA
PENGAWASAN N BIAYA SURVEI
TERHADAP INFORMASI DALAM
PENYELENGGARAAN AKREDITASI
LEMBAGA OLEH KEMENKES
PENYELENGGARA SURVEI AKREDITASI
AKREDITASI RS RS

PENANDATANGAN PEMISAHAN SURVEIOR


SERTIFIKAT AKREDITASI YANG MELAKUKAN
BIMBINGAN DENGAN
BERSAMA ANTARA
SURVEIOR YANG
KEMENKES (MENGETAHUI) MELAKUKAN SURVEI
DAN LEMBAGA AKREDITASI RS
58
Dasar Hukum Akreditasi Fasyankes
termasuk Rumah Sakit
Dan I nstrumen Hukum Pendukung Penyelenggaraan INSTRUMEN HUKUM
Akreditasi RS

REGULASI KEPMENKES NO. 01.07/MENKES/1128/2022

UU NO. 17 TAHUN 2023 TENTANG KESEHATAN STANDAR AKREDITASI RS


.
 Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib
melaksanakan peningkatan mutu pelayanan kesehatan
KEPMENKES NO. 01.07/MENKES/1119/2022
secara internal dan eksternal
 Peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara ekternal
salah satunya akreditasi TAR IF SURVEI AKREDITASI RS
.
PP No. 47/2021

tentang Penyelenggaraan Bidang KEPDIRJEN YANKES NO.


Perumahsakitan HK.02.02/I/4110/2022

PEDOMAN SURVEI
PERMENKES NO. 12 AKREDITASI RS
Berlaku bagi Rumah Sakit kelas A - D
TAHUN 2020 .

tentang Akreditasi RS
PENYELENGGARAAN AKREDITASI
Beberapa Peraturan Perundang-Undangan menjelaskan penyelenggaraan Akreditasi RS

04 TUGAS LIPA

03 STANDAR AKREDITASI
 Menyelenggarakan
akreditasi
berdasarkan standar
akreditasi yang

02 PENDELEGASIAN
 Harus terdapat muatan
program nasional; dan
ditetapkan oleh
Menteri
PENYELENGGAR  sesuai dengan ketentuan  Melaporkan RS yang telah

01 A AKREDITASI peraturan perundangundangan diakreditasi.

Permenkes No. 12 Tahun 2020


PENDELEGASIAN mendelegasikan
PENYELENGGARA Penyelenggara Akreditasi
AKREDITASI dilaksanakan oleh Lembaga
KEWENANGAN
Penyelenggara Akreditasi
PENYELENGGARAA UU No. 17 Tahun 2023, Akreditasi
N AKREDITASI
yang ditetapkan oleh LIPA merupakan perpanjangan tangan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Menteri kebijakan Menteri Kesehatan dalam
UU No. 23 Tahun 2014 tentang diselenggarakan oleh Menteri atau
Pemerintahan Daerah telah membagi LPA yang ditetapkan oleh Menteri. menjalankan program nasional dan
kewenangan Pusat dan Daerah, peraturan perundang-undangan
Penyelenggaraan Akreditasi
dilakukan oleh Pemerintah
Pusat
GAMBARAN AKREDITASI RS

Jumlah RS Teregistrasi 3138

CAPAIAN AKREDITASI Lulus Perdana 153


30 DESEMBER
25 November 2023
2022 Tingkat Dasar 62
Tingkat Madya 97
Tingkat Utama 226
JCI Lulus Perdana
Tingkat DasarMadya Tingkat Paripurna 2268
0% 5% Tingkat
2% 3%
Tingkat Utama JCI 2
8%
Total 2808

AKREDITASI INTERNASIONAL JUMLAH


JCI 30
Tingkat Paripurna
81% ACHSI 4
KARS Internasional 17

Data 30 November 2023 24


GAMBARAN AKREDITASI RS D PRATAMA

Jumlah RS D Pratama Teregistrasi 60

CAPAIAN
CAPAIANAKREDITASI
AKREDITASI RS Lulus Perdana 1
25 DESEMBER
KELAS 2022
D PRATAMA Tingkat Dasar 4
Tingkat Madya 1
Tingkat Utama Lulus Perdana
14% 14% Tingkat Utama 1
Tingkat Paripurna 0
JCI 0
Tingkat Madya Total 7
14%

Tingkat Dasar
57%

Data 30 November 2023 25


JUMLAH RS TERAKREDITASI PERPROVINSI
Jumla RS RS
Belum Jumlah Belum
Provinsi h SNARS STARKES Terakreditasi Provinsi SNARS STARKES Terakreditasi
Terakreditasi RS Terakreditasi
RS (%) (%)

ACEH 73 19 50 4 95% KEPULAUAN RIAU 37 8 26 3 92%

BALI 75 12 60 3 96% LAMPUNG 81 10 67 4 95%

BANTEN 126 11 105 10 92% MALUKU 30 9 16 5 83%

BENGKULU 26 7 17 2 92% MALUKU UTARA 23 10 8 5 78%

D I YOGYAKARTA 80 3 74 3 96% NUSA TENGGARA BARAT 45 4 35 6 87%

DKI JAKARTA 196 31 152 13 93% NUSA TENGGARA TIMUR 59 12 36 11 81%

GORONTALO 20 4 12 4 80% PAPUA 49 15 19 15 69%

JAMBI 42 10 25 7 83% PAPUA BARAT 24 7 9 8 67%

JAWA BARAT 415 36 345 34 92% RIAU 79 9 60 10 87%


SULAWESI BARAT 15 2 10 3 80%
JAWA TENGAH 343 26 298 19 94%
SULAWESI SELATAN 121 21 84 16 87%
JAWA TIMUR 420 40 352 28 93%
SULAWESI TENGAH 40 9 22 9 78%
KALIMANTAN BARAT 56 15 30 11 80%
SULAWESI TENGGARA 43 10 22 11 74%
KALIMANTAN SELATAN 52 7 41 4 92%
SULAWESI UTARA 56 8 40 8 86%
KALIMANTAN TENGAH 33 4 22 7 79%
SUMATERA BARAT 82 12 60 10 88%
KALIMANTAN TIMUR 58 7 42 9 84%
SUMATERA SELATAN 85 15 56 14 84%
KALIMANTAN UTARA 16 3 8 5 69%
SUMATERA UTARA 211 35 149 27 87%
KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG 27 1 24 2 93% Grand Total 3138 432 2376 330 89%

Data 30 November 2023 26


PROGRA
M NASION
AL

27
FOKUS
PROGNA STANDAR 1
• PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN
BAYI (EP 1; 1.1)
S
• PENURUNAN ANGKA KESAKITAN
5 FOKUS AREA STANDAR 2 TUBERKULOSIS/TBC (EP 2; 2.1;2.2)

• PENURUNAN ANGKA
STANDAR 3 KESAKITAN HIV/AIDS (EP 3)
10 STANDAR

• PENURUNAN PREVALENSI STUNTING


STANDAR 4 DAN WASTING (EP 4;4.1)
37 ELEMEN
PENILAIA
N • PROGRAM KELUARGA BERENCANA
STANDAR 5 RUMAH SAKIT (EP 5; 5.1)
28
PROGRAM NASIONAL
program nasional RS diharapkan mampu meningkatkan akselerasi pencapaian
target RPJMN bidang kesehatan sehingga upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat segera terwujud.

Penurunan angka
Peningkatan kesakitan
kesehatan ibu dan Tuberkulosis/TBC.
bayi. Pelayanan
Keluarga
Penurunan Berencana Rumah
angka Sakit.
kesakitan Penurunan prevalensi
HIV/AIDS. stunting dan wasting.

ARAHAN MENTERI
KESEHATAN

RM REKAM MEDIS ELEKTRONIK


PERM ENKES Nomor 24 Tahun 2022
tentang Rekam M edis Elektronik

Pencapaian standar E
H
SINDROM HYPOTHYROID
program nasional KONGENITAL
oleh rumah sakit PERM ENKES 13 Tahun

K 29
2022
PERM ENKES Nomor 78 Tahun
harus 100%. Tentang Renstra 2020-
2014 Tentang SKRINNING HIPOTIROID
2024
KONGENITAL
PEMBINAAN
DAN
PENGAWASA
N

30
31
PENYELENGGARA

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


 Gubernur (Pemerintah
Daerah Provinsi)
 Bupati/Walikota
(Pemerintah Daerah Evaluasi kembali
BINWAS AKREDITASI
Kab/Kota)
 Penyelenggaraan HASIL BINWAS
 Menteri (Pemerintah Akreditasi  Rekomendasi
Pusat)  Lembaga penyesuaian status Penyesuaian status
Independen  Pelaksanaan Kembali
Penyelenggara survei
Akreditasi

RUMAH SAKIT DAPAT


MEMPERTAHANKAN DAN/ATAU
MENINGKATKAN MUTU
PELAYANAN RUMAH SAKIT.

Direktur Jenderal Yankes

KEGIATAN DITEMUKAN
TIM PEMBINAA DAN
a. advokasi, sosialisasi,  pelayanan kesehatan rumah sakit
PENGAWAS
supervisi, konsultasi, dan yang tidak sesuai dengan
PENYELENGGARAAN
AKREDITASI FASYANKES bimbingan teknis; indikator mutu
b. pendidikan dan pelatihan;  Status tidak sesuai standar
Kepdirjen No. dan/atau  Tindakan yang membahayakan
HK.02.02/D/8097/2023 c. pemantauan dan Keselamatan Pasien
evaluasi
32
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
TIM BINWAS KEMENTERIAN KESEHATAN

A B C D

01 CO VISIT
02 MONEV PASCA
AKREDITASI 03 VISITASI LIPA
04 EVALUASI FEEDBACK
RUMAH SAKIT
Observasi saat Kunjungan ke rumah Kunjungan ke Kantor Melakukan evaluasi
pelaksanaan sakit yang telah LIPA untuk terhadap masukan
akreditasi di rumah dilaksanakan survei memastikan rumah sakit yang
sakit akreditasi persyaratan sebagai telah melaksanakan
LIPA masih survei akreditasi
dilaksanakan

*Telah dilakukan pada ke-6 Lembaga Independen Penyelenggara Akreditasi


33
Keluhan dan Saran
Dinas Kesehatan dapat menyampaikan
kepada Kementerian Kesehatan jika
menemukan/mengetahui adanya
pelanggaran yang terjadi selama proses
Akreditasi.
Baik yang dilakukan oleh LIPA/Surveior atau
Rumah Sakit

Nomor WA :
081213191912
(DM only)

34
Harapan pemerintah
• Transformasi pelayanan kesehatan rujukan bertujuan untuk akselerasi
capaian RPJMN 2020-2024
• Transformasi akreditasi RS merupakan bagian dari transformasi
pelayanan kesehatan rujukan yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas penyelenggaraan akreditasi dan cakupan rumah sakit yang
terakreditasi
• Terbangunnya budaya mutu dan keselamatan di rumah sakit

35

Anda mungkin juga menyukai