Anda di halaman 1dari 14

Qowaid Fiqhiyah

Muamalah
KAIDAN-KAIDAN FIQIH KERANGAN DAN TRANSAKSI
BISNIS
barang tersebut tidak dapat dikembalikan.Khiyar al 'ayb itu didasarkan pada hadits-hadits berikut(0) "Barangsiapa yang
menipu orang lain, bukan dari golongan kami" 16 :(ii) "Tidak diperbolehkan bagi penjual untuk sesuatu yang rusak kecuali
dia menunjukkan kerusakan itu kepada pembeli", 17 menjualKontrak yang memiliki hak untuk mengembalikan barang
yang rusak, dapat dibatalkan. Pembeli barang yang rusak tadi memiliki hak untuk membatalkan pembelian, kecuali
pembatalan itu menjadi tidak praktis karena perubahan pada barang. Dan jika ini terjadi, maka dia diminta untuk
melakukan ganti rugi yang logis.

Khiyar al-Ghabn (hak untuk membatalkan kontrak karena


penipuan)
Khiyar al-Ghabn ini dapat diimplementasikan dalam situasi seperti berikut ini:(i) Tasriyah.Tasriyah bermakna mengikat kantong susu
unta betina atau kambing supaya air susu binatang itu berkumpul di kantong susunya untuk memberikan kesan kepada yang berniat
membeli bahwa air susunya banyak. Dalam hal ini, Rasul SAW bersabda:"Jangan ikat susu unta betina atau kambing. Jika seseorang
di antara kamu membeli seekor unta betina atau kambing yang susunya diikat, maka dia memiliki hak (setelah memerah susunya)
untuk; tetap menjaganya, atau mengembalikannya
bersama-sama dengan sejumlah kurma (jika susunya telah dikonsumsi oleh pembeli)" 18Tindakan Tasriyah membuat kontrak dapat dibatalkan,
tergantung pilihan pembeli yang telah menderita karena penipuan ini. Inilah pandangan mayoritas. Ulama mazhab Hanafi tidak menyetujui
pembatalan kontrak. Mereka mengijinkan orang yang ditipu untuk menuntut tambahan yang tidak memberatkan dari si penjual
19(ii)Tanajush.Tanajush bermakna menawar harga yang tinggi untuk suatu barang tanpa niat untuk membelinya, dengan tujuan semata-mata untuk
menipu orang lain yang benar-benar ingin membeli barang tersebut. Rasul SAW telah melarang praktik ini.

(iii) Ghabn FahisyGhabn Fahisy, adalah kerugian besar yang diderita oleh suatu pihak dalam kontrak sebagai hasil dari penggelapan atau
penggambaran yang salah, atau penipuan yang dilakukan oleh pihak lain.Dampak Ghabn FahisyUlama mazhab Hanafi berpendapat bahwa kerugian
besar yang diderita oleh suatu pihak, bukan merupakan penyebab untuk membatalkan kontrak. Kontrak hanya dapat dibatalkan jika disebabkan oleh
penipuan atau penggambaran yang salah. Misalnya, si A menjual sebuah jam tangan yang nilainya Rp. 45,000/- dengan harga Rp. 90,000/- kepada si
B, dengan mengklaim bahwa harga pasar barang itu adalah Rp. 100,000/-. Karena percaya pada klaim si A, si B kemudian membeli barang tersebut
dengan harga Rp. 90,000/-. Dalam hal ini, si B telah menderita Ghabn Fahisy sebagai hasil dari penipuan. Ghabn Fahish seperti itu memberikan hak
kepada si B untuk membatalkan kontrak.22Dalam hal ini, Majallah menyatakan:"Jika terjadi kerugian besar tanpa disebabkan oleh penipuan dalam
suatu kontrak penjualan, maka orang yang menderita rugi tersebut tidak dapat membatalkan kontrak itu", 23Meskipun demikian, ada beberapa
kasus tertentu di mana kerugian besar yang diderita oleh suatu pihak dapat memberikan dampak pada kontrak seperti: penjualan harta waqf,
penjualan harta baitul mal, atau penjualan harta orang gila. Jika harta orang-orang dan harta institusi seperti di atas dijual dengan Ghabn Fahisy,
yaitu dengan harga yang jauh lebih murah dari harga pasar, maka kontrak penjualan itu akan dibatalkan. Menurut ulama mazhab Hambali, Ghabn
Fahisy
(iv) Talaqgi al-RukbanIni merupakan bentuk lain dari penipuan dan penggambaran keliru yang
memberikan hak kepada si pembeli untuk membatalkan kontrak. Ini merupakan transaksi di mana orang
kota mengambil keuntungan dari ketidaktahuan orang Badui yang membawa barang primer dan
kebutuhan pokok untuk dijual, dan menipunya dalam perjalanan ke tempat penjualan (pasar). Orang-
orang kota pergi ke luar kota untuk menyongsong orang Badui dan membeli barang yang dibawanya
dengan harga murah, menghilangkan kesempatan buat si Badui untuk terlebih dahulu mensurvei harga,
agar dia tahu harga pasar. Rasulullah SAW bersabda:"Dilarang menemui pengendara (pedagang) di jalan
(bertujuan untuk mengambil kesempatan). Barangsiapa yang menemui seorang pedagang di jalan dan
membeli barang darinya, maka si penjual mempunyai hak untuk mengembalikan dan membatalkan
kontrak penjualan ketika dia tiba di pasar".Contoh ini merupakan bukti bahwa hukum-hukum
iniditujukan pada situasi di mana suatu mudarat telah terjadipada suatu pihak dan menyediakan jalan
keluar kepadanya
Pemberhentian kontrak secara prematur atau kembali kewajiban-kewajiban pihak
yang melaku Penetap kontrak pada keadaan yang tidak lazim
adalah pemberhentian kontrak secara prematur disebabka terjadi suatu keadaan yang tidak memungkinan umu melakukan
kontrak seperti yang disepakati. Dalam huku Islam, suatu kontrak dapat dihentikan secara prematur disebabkan beberapa
keadaan di luar kontrol pihak-pihak y memiliki kewajiban melakukannya, di mana kewajiban yang menjadi tidak masuk
akal, memberatkan dan dapat membuat kerugian yang besar atau membahayakannya. Misalnya, suatu kontrak konstruksi
komplek pertokoan yang sangat luas dibuat oleh perusahaan konstruksi, di mana biaya luas bangunan permeter yang
sudah termasuk biaya buruh dan barang material bangunan telah ditentukan. Kemudian, karena perang, banjir, atau gempa
bumi, harga-harga barang material bangunan melonjak tajam. Dalam keadaan ini, hukum Islam membolehkan hakim
untuk mengurangi kewajiban perusahaan kontruksi tersebut ke tingkat yang lebih logis dan menetapkan kembali harga,
atau menghentikan kontrak seluruhnya. Ulama Fiqh mengijinkan untuk menghentikan kontrak dalam kasus seperti di atas.
Mereka membolehkan penghentian kontrak sewa-menyewa dalam kondisi tertentu. Sebagai contoh, jika si penyewa -
karena hutangnya- dipaksa untuk menjual asset yang disewanya dan membayar hutangnya dari penjualan itu, atau
mengambil manfaat dari harta yang disewa menjadi tidak mungkin karena banjir atau gempa bumi, maka kontrak sewa-
menyewa dapat dihentikan. Dalam konteks ini, Ibn Rushd menulis:"Dalam pendapat mazhab Maliki, Jika lahan tadah
hujan disewakan dan kekeringan yang terjadi kemudian membuat lahan tidak dapat ditanami, sehingga tidak ada yang bisa
tumbuh disebabkan kekeringan itu, maka kontrak sewa itu batal. Sama halnya, jika lahan tersebut kebanjiran hingga
KAIDAR-KAIDAN FIQIH KEUANGAN DAN TRANSAKSI BISNISMeskipun demikian, orang
yang memiliki kewajiban tersebut harus memenuhi syarat-syarat tertentu sebelum dia boleh
meminta pengadilan untuk mengintervensi dan mengatur kembali kewajiban yang berlebihan ke
batas yang dapat diterima. Syarat-syarat itu adalah:

Keadaan itu harus bersifat


pengecualian umum, bukan Step 1
pengecualian khusus.

Keadaan itu harus Keadaan itu harus tidak


membuat kewajiban Step 3 Step 2 dapat diprediksi dan
kontrak menjadi begitu
diperkirakan.
berat sehingga orang
yang memiliki
kewajiban memenuhi Aturan untuk menghilangkan Mudhorat
kontrak itu dibayangi
dengan kerugian yang Hukum Islam mewajibkan aturan-aturan tertentu yang
harus diperhatikan dalam menghilangkan mudarat.
Kaidah. kaidah berikut berfungsi sebagai pengontrol
untuk kaidah yang disebutkan di atas.
‫ِر‬ ‫َر‬ ‫َّض‬ ‫ال‬‫ُل ِب‬‫ا‬ ‫َز‬‫ُي‬ ‫َشُّد‬‫َأل‬‫الَضَرُر ا‬
‫ اَأْلَخ ْف‬:Aturan pertama
Artinya: Kemudaratan yang besar dapat dihilangkan dengan kemudaratan yang
lebih kecil.Kaidah ini berhubungan dengan situasi di mana dua mudarat
berhadapan satu sama lain dalam satu kasus, seperti konflik antara bahaya yang
lebih kecil dengan bahaya yang lebih besar. Dalam keadaan demikian, pilihan
jatuh pada menghilangkan bahaya yang lebih besar, meskipun karena
menghilangkan bahaya yang lebih besar ini akan menimbulkan bahaya yang
lebih kecil. Situasi tersebut dapat juga diistilahkan sebagai benturan
kepentingan. Jadi, kaidah itu
‫ يتحمُل الَض َر ُر الَخ اٌص ِلَد ْفِع الَض َر ِر اْلَعاِم‬: Aturan keduaartinya: Diperbolehkan melakukan
kerusakan kecil untuk menghindari kerusakan yang lebih luas.

Menurut kaidah ini, jika suatu konflik terjadi antara kerugian publik dan kerugian pribadi, maka
kerugian pribadi direlakan untuk menghindari kerugian publik. Sebagaimana, ulama fiqh
mengakui hak Negara dalam mengintervensi aktivitas ekonomi suatu masyarakat, jika intervensi
itu dikehendaki dan dimotivasi oleh kepentingan umum. Sangat penting untuk diketahui bahwa
suatu kepentingan umum (yang berlawanan dengan kepentingan pribadi) dikenal dalam hukum
Islam jika memenuhi syarat-syarat tertentu:
Sangat penting untuk diketahui bahwa suatu kepentingan umum (yang berlawanan
dengan kepentingan pribadi) dikenal dalam hukum Islam jika memenuhi syarat-
syarat tertentu:

Step 1 Step 3
Kepentingannya harus asli dan nyata, yaitu Maslahat itu tidak bertentangan
maslahat yangberlawanan dengan suatu prinsip at nilai yang
dengansuatukepentingantertentu . dipegang oleh nash atau ijma.

Step 2
Maslahat itu harus umum (kulli) sehingga dapat menjami manfaat
atau menghindari mudarat pada semua orang bukan pada orang-orang
tertentu atau grup-grup tertentu
Ulama Figh telah meletakkan aturan-aturan tertentu mana kepentingan umum yang
berlawanan dengan kepentingan pribadi telah diperhatikan oleh beberapa dan
aturan-aturan berikut:

Pematokan Perpajakan
harga (Tas'ir) Sebagai aturan umum, perpajakan tidak
direkomendasikan dalam syariah. Tapi, ketika sumber-
Tas'ir atau pematokan harga oleh pemerintah tidal disetujui sumber keuangan pemerintah menyelenggarakan tidak
oleh Shariah dalam kondisi normal. Tapi dalam kondisi di mencukupi untuk pekerjaan yang menyejahterakan
mana pedagang melakukan manipulasi pasar dam masyarakat seperti membangun jalan raya, rumah
mengambil keuntungan yang sangat besar sehingga sakit, dan lain-lain, atau memenuhi kebutuhan orang
kepentingan masyarakat umum dalam keadaan bahaya, miskin dan fakir, maka pakar syariah mengijinkan
maka pemerintah punya hak untuk meregulasi harga dan pemerintah untuk memungut pajak.
keuntungan demi melindungi konsumen.
Penjualan yang berlawanan
dengan kemauan pemilik
Arms Biasanya, pemerintah tidak mempunyai hak untuk
memaksa pemilik harta untuk menjual atau
Despite being red, menyewakan hartanya di luar kemauannya. Tapi dalam
Mars is a cold place kasus kelaparan dan kelangkaan bahan pangan,
pemerintah dapat memaksa pemilik bahan makanan
masyarakat.
Darurat dan Akibatnya‫ الضرورات تبيح المحظورات‬: KaidahArtinya:
Keadaan darurat membolehkan hal yang dilarangDarurat telah
didefenisikan dalam hukum Islam ke dalam dua pengertian, yaitu
pengertian khusus dan pengertian umum.
1. Darurat dalam pengertian khususDarurat dalam pengertian khusus merupakan suatu
kepentingan esensial yang jika tidak dipenuhi, dapat menyebabkan kesulitan yang dahsyat
yang membuat kematian. Untuk mengilustrasikan hal ini, dapat diambil contoh daging babi
yang dilarang bagi seorang muslim untuk memakannya. Jika seorang yang sekarat karena
kelaparan mengikuti larangan ini dan menjaga diri dari tidak memakan babi atau bangkai,
dia bisa mati kelaparan. Jadi, memakan babi bagi seorang yang sekarat karena kelaparan
dibolehkan atas dasar kebutuhan yang mendesak.
darurat dalam pengertian UmumDarurat dalam pengertian umum dan lebih how merujuk pada suatu hal yang
esensial untuk melindung d menjaga tujuan-tujuan dasar syariah. Dalam bahasa Syatib sesuatu itu disebut esensial
karena tanpanya, komunit masyarakat akan disulitkan oleh kekacauan, dan dalam hat ketiadaan beberapa di antara
mereka, manusia akan serta akan kebahagiaannya di dunia ini dan kejayaannya di akhera kehilangan nanti.S
keseimbangannya dirampDapat diamati bahwa perhatian utama dari definis darurat menurut Syatibi adalah untuk
melindungi tujuan- tujuan dasar syariah, yaitu:
1
Menjaga dan
melindungi agama
3
2 Menjaga dan
. Menjaga dan melindungi keturunan
melindungi nyawa

4
Manjaga dan 5
melindungi akal
Manjaga dan
melindungi kesehatan
6
Menjaga dan
melindungi kemuliaan
serta kehormatan diri
Thanks for
watching

Anda mungkin juga menyukai