Anda di halaman 1dari 34

Terapi Cairan

Dr. Yusnita Debora MB, SpAn


Terapi Cairan

Beberapa pertanyaan seharusnya dijawab sebelum memulai


suatu terapi cairan

apakah penderita mempunyai indikasi untuk terapi cairan


terapi cairan apa yang diperlukan : resusitasi, replacement
(cairan pengganti), rumatan (maintenance)

jenis cairan apa yang paling tepat dan bagaimana distribusi


dalam tubuh setelah cairan diberikan
bagaimana pemberian cairan yang murah, aman dan efektif
Kompartemen Cairan Tubuh
Jumlah Total Cairan Tubuh (TCT)
BB 70kg : 42 l (60% dari BB)

Cairan Intraseluler (CIS) Cairan ekstraseluler (CES)


- 40 % dari BB - 20 % dari BB
- 2/3 dari TCB - 1/3 dari TCB
28 liter 14 liter

Cairan intertitial (ISF) Cairan intravaskular (PV)


- 15 % dari BB - 5 % dari BB
- 75 % dari CES - 25 % dari CES
10.5 liter 3.5 liter
Pergerakan Cairan Tubuh antar Kompartemen
setiap kompartemen dalam tubuh dipisahkan oleh membran
yang
Hukumterhadap
permeabel Osmolaritas
air : pergerakan air antara ruang intraseluler
dan ekstraseluler (intertitial)
Hukum Starling : pergerakan air antara ruang intertitial dan
intravaskular
Hukum Osmolaritas
dimana pergerakan air dari konsentrasi natrium rendah (konsentrasi air
tinggi) ke konsentrasi natrium tinggi (konsentrasi air rendah)
Natrium menentukan pergerakan air antara kompartemen intraseluler
dan ekstraseluler
Hukum Starling
Pergerakan cairan dalam kapiler sangat tergantung pada perbedaan tekanan
hidrostatik intravaskular dan tekanan osmotik intertitial dihitung melalui
rumus :
- laju filtrasi = kA ( Pc – Pt ) – j ( Cc – Ct ) dan empat faktor berperan utama
Pc : tekanan hidrostatik intravaskular Pt : tekanan hidrostatik intertitial
Cc : tekanan onkotik intravaskular Cc : tekanan onkotik intertitial

akhir Arteriolar Kapiler akhir Vena

Tekanan Hidrostatik intra Tekanan Hidrostatik intra


vaskular 41.3 mmhg vaskular 21.3 mmhg

Tekanan osmotik Tekanan osmotik


intertitial 28 mmhg intertitial 28 mmhg

Hasil : tekanan cairan efluks 13.3 mmHg Hasil : tekanan cairan influks 6.7 mmHg
Regulasi Volume Cairan Tubuh

Hipervolemia Hipovolemia
(cairan tubuh berlebihan) (defisit cairan tubuh)

Menghambat (-) Merangsang (+)

Hormon ADH Hormon Rasa haus Rasa haus Hormon Hormon ADH
Aldosteron Aldosteron

↑ produksi urine produksi urine

Normalisasi cairan tubuh


Asupan dan Keluaran Cairan Tubuh
Cairan input Cairan output
Asupan makanan mengandung

Output cairan tubuh : total 2500 ml


Urine output 1500 ml
Input cairan tubuh : total 2500 ml

air rerata 2300 ml

Dalam keadaan normal keseimbangan cairan sekitar Nol


- Balans cairan input (2500 ml) = Balans cairan output (2500 ml)
-Tubuh mempunyai kemampuan dalam pengaturan keseimbangan
cairan dan elektrolit
feses 200 ml

kulit 350 ml

keringat 100 ml

paska metabolisme nutrisi evaporasi air melalui paru


menghasilkan air 200 ml 350 ml
Menilai Keseimbangan Cairan

Tampilan Klinis
Melalui lembaran
Observasi
Laboratorium
Tampilan Klinis
Observasi : adakah tanda tanda dehidrasi/pendarahan atau
overload
Tanda dehidrasi : gangguan kesadaran, hipotensi, takikardi, nadi
lemah, akral dingin, takipnea (dehidrasi berat) dan penderita
mengeluh rasa haus - lembaran observasi → balans (-)
Tanda overload : sesak napas , peningkatan vena jugular , ronki
basal , S3 gallop dan pitting edema – lembaran observasi → balan (+)
Capillary Refill Time : keadaan normal akan terisi < 2 detik
Turgor kulit
- dilakukan pada dahi,sternum atau sisi lateral tungkai atas
- pemeriksaan objektif dengan melihat lipatan mukosa lidah

Urine output
dalam keadaan normal/sehat urine berwarna kuning jernih
dehidrasi : urine berwarna pekat disertai produksi volume
urin yang sedikit ( N : 0.5 – 1ml/kg/jam )
Laboratorium

Analisa kimia darah dapat membantu menentukan status


hidrasi penderita !
peningkatan osmolaritas serum : > 295 mOsm/kg
konsentrasi Na darah
Na > 145 meq : total water deficit (dehidrasi)
Na < 127 meq : dilusi → hipervolemia
rasio ureum/kreatinin : >15 → prerenal azotemia/dehidrasi
hiperglikemia : GDP > 127 mgdl GD2PP > 180 mgdl atau
GDS > 200 mgdl (> 2kali pemeriksaan) → osmotik diuresis
→ menimbulkan efek dehidrasi
hematokrit : > 45% → total water deficit (dehidrasi) atau
< 25% → dilusi (hipervolemia)
Protokol Terapi Cairan (3R)
Resusitasi
• pemberian cairan kristaloid/koloid (500 – 1000 ml) secara
cepat → memperbaiki gangguan sirkulasi keorgan vital

Replacement (cairan pengganti)


• pemberian cairan/elektrolit tidak secepat resusitasi →
mengatasi kehilangan cairan /elektrolit berkelanjutan
(ongoing lost)

Rumatan (cairan maintenance)


• pemberian cairan iv bila kebutuhan optimal penderita belum
tercapai melalui asupan oral
• tujuan mengoreksi defisit insensible loss (500-1000 ml)
atau optimalisasi ekskresi ginjal (500-1500 ml)
Resusitasi
Ke
m hi l a
i sa ng

at
ku
Re l n an

de
su ya /

i
ap
, p de
ka sit

et
en fis
da
as

(+ t t
ia da i t
t ti

it u a
de dek ra ba
en

fis ek
ha ru

)
fis ua
em

de i a d
it t t n
ac

as

an
pl

sit

pa
Re

su
Re

Replacement adekuat tanpa defisit

Replacement Rumatan
Rumatan tidak adekuat atau
defisit berkelanjutan

Asupan Oral dan


Enteral (+)
( tidak memerlukan
terapi cairan intravena )
Tipe Cairan IV
- Klinik praktis diketahui 3 jenis cairan IV :
 Kristaloid
 Koloid
 Komponen darah dan darah
Kristaloid
• merupakan pilihan utama pemberian cairan IV
prehospital
• murah dan mudah disimpan
• mengandung elektrolit : Natrium, Kalium, Kalsium,
Klorida dan
tidak mengandung bahan bahan yang terdapat dalam
koloid
• tersedia dalam beberapa formulasi dan insiden efek
samping
rendah
• efektif sebagai cairan pengganti dan rumatan
• berdasarkan Tonisitas diklasifikasikan dalam 3 bentuk :
- Isotonis, Hipotonis dan Hipertonis
Kristaloid ( Isotonik )
Klinik : cairan ini sangat efektif untuk mengatasi defisit
cairan ekstraseluler

Setelah sejam dari jumlah yang


diberikan hanya ¼ menetap
dalam intravaskular
Kristaloid (Hipotonik )
Klinik : cairan ini diindikasikan untuk mengatasi dehidrasi
intraseluler

Setelah sejam pemberian dari jumlah


yang diberikan hanya 1/12 menetap
dalam intravaskular
Cairan Hipertonik

• dikatakan hipertonik karena


osmolalitas
cairan lebih besar dari serum (Na
cairan
• >Klinik : diharapkan menambah volume
dari serum)
intra
vaskular dan mengurangi edema →
menarik
cairan intraseluler/intertitial ke
intravaskular
intravaskular ( tidak diindikasikan
pada
dehidrasi intraseluler )
• Sediaan :
- non elektrolit : manitol, dextrose
10%
- mengandung elektrolit :
Koloid
• mengandung protein dengan BM besar (>30.000) atau molekul
dengan ukuran yang sama sehingga tidak mudah berdifusi ke
eks
travaskular kecuali bila ada kerusakan dinding pembuluh darah
• indikasi :
- untuk mempertahankan cairan intravaskular →
meningkatkan volume
intravaskular
• 2 jenis koloid : secara bermakna (koloid menarik cairan
 intraseluler-inter
Sintetik : Hydroxyethyl starch
(titial
HES), ke intravaskuler)
Gelatin dan Dextran(40/70)
 Non sintetik :
Human serum albumin(5%, 20%,
25%)
Strategi Pemilihan Jenis Cairan
Kristaloid Kristaloid
• Isotonis : osmolaritas cairan
sama dengan serum (Na serum
≈ cairan)
• Hipotonis : osmolaritas cairan
Target : intravaskular + intertitial
lebih rendah dari serum
• Hipertonis : osmolaritas cairan Indikasi : kehilangan cairan +
konsentrasi rendah protein
lebih tinggi dari serum
-misalnya : dehidrasi,poliuria,
hiperpireksia

Pemilihan Jenis Cairan


Kristaloid +
Koloid Koloid
• mengandung protein dan BM
besar (>30.000)→efek onkotik
intravaskular
• sintetis : dekstran , gelatin , Target : intravaskular
starch (HES) Indikasi : kehilangan plasma dan
• non sintetis : albumin (5,20,25 darah, misalnya pendarahan
%) saluran darah , DSS
Resusitasi Cairan
- untuk kasus dehidrasi berat atau syok hipovolemik -
• posisi syok hipovolemik : kedua tungkai diangkat kurang
lebih 300
- 500 ml darah dari tungkai akan mengarah ke sirkulasi
sentral
• pasang infus jarum 2 buah, ukuran # 14, 16/18
• pemberian kristaloid ( RL atau NS 0.9 % ) 20-40 cc/kgbb
(1000-2000ml) habis dalam 1-2 jam atau koloid 500 – 1000 ml
selama 30-60 menit dengan target MAP > 65 mmHg atau
Volume Resusitasi
diuresis>0.5 ml/kgbb/jam
1. Tentukan blood volume normal : 65 – 75 / kg(BV)
2. Tentukan jumlah kehilangan darah : liat klasifikasi syok hemoragik
3. Kalkulasi defisit volume (VD) : VD = BV X % loss
4. Tentukan volume resusitasi (RV) :
- Whole blood : RV = VD
- Koloid = VD
- Kristaloid : 3 X VD
Perkiraan Kebutuhan Maintenance Cairan Tubuh
- asumsi kehilangan cairan tubuh melalui urin, feses dan
insensible loss
dalam batas normal
- demam akan meningkatkan insensibel loss 200ml/hari setiap
kenaikan satu
derajat Metoda Holiday Segar ( Rumus 4/2/1 )
Diskusi interaktif

Tatalaksana Cairan
Kasus (I) :
Tn S 67 thn, BB 79 kg dirawat dengan suspect tumor kolon,
kesadaran baik TD 135/75 mmhg Nadi 108 x/m suhu
badan 37 ◦C RR 28 x/m Na 146 K 3.1 , napsu makan
sangat berkurang , tanda tanda perdarahan aktif (-)
- diuresis cukup 0.8 ml/kgbb/menit

Q1
Bila akan diberikan cairan maka tujuan pemberiannya adalah :
a.replacement
b.rumatan (maintenance)
c.resusitasi
d.restriksi (pembatasan cairan)
Rasionalisasi
 kasus ini tidak ditemukan tanda tanda dehidrasi atau
hipovolemik/syok

Tanda tanda dasar dehidrasi – hipovolemik


- kesadaran : apatis → gelisah → koma
- tekanan darah menurun , nadi meningkat
- produksi urine menurun ( < 0.5 ml/kg/m )
- tanda tanda pendarahan aktif (+)

Kasus ini diberikan cairan rumatan /maintenance


Rasionalisasi
Prinsip dan Protokol Terapi Cairan (3R)
Resusitasi Cairan : pemberian cairan intravena (500 ml) secara
cepat untuk memperbaiki sirkulasi ke organ vital yang disebabkan
hilangnya volume intravaskular akibat perdarahan, hilangnya plasma
atau hilangnya air dan elektrolit secara bermakna terutama melalui
saluran cerna
Replacement Cairan : pemberian cairan intravena bertujuan
menggantikan defisit cairan akibat hilangnya cairan atau plasma dan
elektrolit yang berkelanjutan (ongoing lost) tetapi tidak secara cepat
seperti halnya resusitasi
Rumatan Cairan : pemberian cairan intravena diberikan bila
kebutuhan optimal penderita melalui oral tidat tercapai , tujuan
pemberian cairan hanya untuk koreksi defisit insensible loss (500 -1000
ml) dan optimalisasi ekskresi ginjal / diuresis (500 -1500 ml)
Resusitasi
Ke
m hi l a
i sa ng

at
ku
Re l n an

de
su ya /

i
ap
, p de
ka sit

et
en fis
da
as

(+ t t
ia da i t
t ti

it u a
de dek ra ba
en

fis ek
ha ru

)
fis ua
em

de i a d
it t t n
ac

as

an
pl

sit

pa
Re

su
Re

Replacement adekuat tanpa defisit

Replacement Rumatan
Rumatan tidak adekuat atau
defisit berkelanjutan

Asupan Oral dan


Enteral (+)
( tidak memerlukan
terapi cairan intravena )
Q2

Pilihan yang paling tepat untuk cairan maintenance pada


kasus ini ? :
a. Koloid (HES)
b. Dekstrose 5 %
c. Ringer laktat
d. NaCl 0.9 % + KCL 25 meq
e. D5-1/4NS + KCL 25 meq
Rasionalisasi

Cairan Rumatan Ideal


- cara pemberiannya mudah serta aman
- mengandung elektrolit dasar (Na+ K+ Cl-) dan mikromineral (Mg++ Ca++ P)
untuk kebutuhan metabolisme seluler
- mengandung zinc untuk membantu proses penyembuhan jaringan
- mengandung asam amino (terutama branch-chained amino acid ) untuk
merangsang sintesa protein
- mengandung glukosa untuk kalori serta mempertahankan
normoglikemia

Catatan : kasus ini didapatkan hipernatremia ( Na 146 ) dan


hipokalemia ( K 3.1 ) diberikan D5 - 1/4 Saline + KCL 25 meq
Kasus (II) :
Ny R 31 thn, G1 P0 A0 (hamil 18-20 minggu) dengan mual muntah
sejak seminggu, memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit ,
kesadaran baik, TD 105/65 mmhg Nadi 112x/m RR 28x/m
afebris Na 130 K 3.7 Cl 82 AGD : alkalosis metabolik (+)
- diuresis kurang 0.4 ml/kgbb/menit
Q4
Melihat keadaan klinis diatas, maka kemungkinan kasus ini
mengalami ?
a. syok hipovolemik
b. kelebihan cairan (overload)
c. dehidrasi
d. normal saja (balans cairan seimbang)
Q5

Tujuan pemberian cairan pada kasus ini adalah :


a.replacement
b.maintenance
c.resusitasi
d.restriksi (pembatasan cairan)
Q6

Pemberian cairan yang tepat pada kasus ini ? :


a. Ringer solution (Na 147, Cl 156, K 4 , Ca 4.5)
b. Dekstrose 5 % (glukosa 55 g/l)
c. Ringerfundin (Na 145 , Cl 127 , K 4 , Ca 5 , Mg 2)
d. NaCl 0.9 % (Na 154 , Cl 154)
Rasionalisasi
• Kasus mengalami dehidrasi : mual-muntah, tekanan darah rendah , takikardia
produksi urin kurang dan Cl 82 → replacement kristaloid ( Ringer solution )

Anda mungkin juga menyukai