Cari
Didalam Diri ini Terdapat Begitu Banyak Keindahan, ia Hanya Membutuhkan Isyarat Untuk Terus
Berefleksi Agar Kita Menemuinya
Inteake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible Water Loss)
Intake / Cairan Masuk : mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan dalam makanan pasien,
volume obat-obatan, termasuk obat suntik, obat yang di drip, albumin dll.
Output / Cairan keluar : urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang kateter maka hitung dalam ukuran di
urobag, jka tidak terpasang maka pasien harus menampung urinenya sendiri, biasanya ditampung di
botol air mineral dengan ukuran 1,5 liter, kemudian feses.
IWL (insensible water loss(IWL) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit diitung, yaitu jumlah
keringat, uap hawa nafa.
RUMUS IWL
IWL = (15 x BB )
24 jam
24 jam
24 jam
24 jam
= (20×2) + 37,5cc
24
Menghitung balance cairanpun harus diperhatikan mana yang termasuk kelompok Intake cairan dan
mana yang output cairan. Berdasarkan kutipan dari Iwasa M. Kogoshi S (1995) Fluid Therapy do (PT.
Otsuka Indonesia) penghitungan wajib per 24 jam bukan pershift.
Muntah/perdarahan
Contoh Kasus:
Tn Y (35 tahun) , BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua..akibat appendix perforasi,
Keadaan umum masih lemah, kesadaran composmentis..Vital sign TD: 110/70 mmHg; HR 88 x/menit; RR
20 x/menit, T 37 °C: masih dipuasakan, saat ini terpasang NGT terbuka cairan berwarna kuning kehijauan
sebanyak 200 cc; pada daerah luka incici operasi terpasang drainage berwarna merah sebanyak 100 cc,
Infus terpasang Dextrose 5% drip Antrain 1 ampul /kolf : 2000 cc/24 jam., terpasang catheter urine
dengan jumlah urine 1700 cc, dan mendapat tranfusi WB 300 cc; mendapat antibiotik Cefat 2 x 1 gram
yg didripkan dalam NaCl 50 cc setiap kali pemberian, Hitung balance cairan Tn Y!
Tranfusi WB = 300 cc
AM = 300 cc (5 cc x 60 kg) +
———————————————
2700 cc
NGT = 200 cc
Urine = 1700 cc
IWL = 900 cc (15 cc x 60 kg) +
———————————————-
2900 cc
2700 cc – 2900 cc
– 200 cc.
Bagaimana jika ada kenaikan suhu? maka untuk menghitung output terutama IWL gunakan rumus :
IWL + 200 (suhu tinggi – 36,8 .°C), nilai 36,8 °C adalah konstanta
= 900 + 340 cc
= 1240 cc
Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi dalam penjumlahan kelompok Output :
Drainage = 100 cc
NGT = 200 cc
Urine = 1700 cc
IWL = 1240 cc +
————————–
3240 cc
Jadi Balance cairannya dalam kondisi suhu febris pada Tn Y adalah : 2700 cc – 3240 cc = -540 cc
Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk menentukan Air Metabolisme, menurut
Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do (1995) dari PT. Otsuka Indonesia yaitu:
Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 – usia anak dalam tahun) x cc/kgBB/hari
CONTOH :
An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan DBD, keluhan pasien menurut ibunya: “rewel,
tidak nafsu makan; malas minum, badannya masih hangat; gusinya tadi malam berdarah” Berdasarkan
pemeriksaan fisik didapat data: Keadaan umum terlihat lemah, kesadaran composmentis, TTV: HR 100
x/menit; T 37,3 °C; petechie di kedua tungkai kaki, Makan /24 jam hanya 6 sendok makan, Minum/24
jam 1000 cc; BAK/24 jam : 1000 cc, mendapat Infus Asering 1000 cc/24 jam. Hasil pemeriksaan lab Tr
terakhir: 50.000. Hitunglah balance cairan anak ini!
Input cairan: Minum : 1000 cc
Infus : 1000 cc
AM : 112 cc + (8 cc x 14 kg)
————————-
2112 cc
Urin : 1000 cc
—————————–
1478 cc
Balance cairan = Intake cairan – Output Cairam
2112 cc – 1478 cc
+ 634 cc
yang perlu diperhatikan adalah penghitungan IWL pada kenaikan suhu gunakan rumus:
378 + 600
978 cc
IWL : 978 cc +
————————-
2078 cc
+ 34 cc.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain :
a.Umur :
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas
permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami
gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b.Iklim :
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki
peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang
beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
c.Diet :
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka
tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan
menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan
menyebabkan edema.
d.Stress :
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mrekanisme
ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan
volume darah.
e.Kondisi Sakit :
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh Misalnya :
– Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
– Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake
f.Tindakan Medis :
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti :
suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g.Pengobatgan :
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit
tubuh.
h.Pembedahan :
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
1. Dehidrasi
2. Syok hipovolemik
1. Hiponatremia
Causa : CHF, gangguan ginjal dan sindroma nefrotik, hipotiroid, penyakit Addison
Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam satu jam, bisa terjadi sakit kepala hebat, letargi, kejang,
disorientasi dan koma.
Mungkin pasien memiliki tanda-tanda penyakit dasar (seperti gagal jantung, penyakit Addison).
Jika hiponatremia terjadi sekunder akibat kehilangan cairan, mungkin ada tanda-tanda syok seperti
hipotensi dan takikardi.
2. Hipernatremia
Causa : Kehilangan Na+ melalui ginjal misalnya pada terapi diuretik, diuresis osmotik, diabetes insipidus,
sekrosis tubulus akut, uropati pasca obstruksi, nefropati hiperkalsemik; atau karena hiperalimentasi dan
pemberian cairan hipertonik lain.
Tanda dan Gejala : iritabilitas otot, bingung, ataksia, tremor, kejang dan koma yang sekunder terhadap
hipernatremia.
3. Hipokalemia
Etiologi
Kehilangan K+ melalui saluran cerna (misalnya pada muntah-muntah, sedot nasogastrik, diare, sindrom
malabsorpsi, penyalahgunaan pencahar)
Diuretik
Maldistribusi K+
Hiperaldosteron
Tanda dan Gejala : Lemah (terutama otot-otot proksimal), mungkin arefleksia, hipotensi ortostatik,
penurunan motilitas saluran cerna yang menyebabkan ileus. Hiperpolarisasi myokard terjadi pada
hipokalemia dan dapat menyebabkan denyut ektopik ventrikel, reentry phenomena, dan kelainan
konduksi. EKG sering memperlihatkan gelombang T datar, gelombang U, dan depresi segmen ST.
4. Hiperkalemia
Etiologi :
Ekskresi renal tidak adekuat; misalnya pada gagal ginjal akut atau kronik, diuretik hemat kalium,
penghambat ACE.
beban kalium dari nekrosis sel yang masif yang disebabkan trauma (crush injuries), pembedahan mayor,
luka bakar, emboli arteri akut, hemolisis, perdarahan saluran cerna atau rhabdomyolisis. Sumber
eksogen meliputi suplementasi kalium dan pengganti garam, transfusi darah dan penisilin dosis tinggi
juga harus dipikirkan.
Perpindahan dari intra ke ekstraseluler; misalnya pada asidosis, digitalisasi, defisiensi insulin atau
peningkatan cepat dari osmolalitas darah.
Insufisiensi adrenal
Pseudohiperkalemia. Sekunder terhadap hemolisis sampel darah atau pemasangan torniket terlalu lama
Hipoaldosteron
Tanda dan Gejala : Efek terpenting adalah perubahan eksitabilitas jantung. EKG memperlihatkan
perubahan-perubahan sekuensial seiring dengan peninggian kalium serum. Pada permulaan, terlihat
gelombang T runcing (K+ > 6,5 mEq/L). Ini disusul dengan interval PR memanjang, amplitudo gelombang
P mengecil, kompleks QRS melebar (K+ = 7 sampai 8 mEq/L). Akhirnya interval QT memanjang dan
menjurus ke pola sine-wave. Fibrilasi ventrikel dan asistole cenderung terjadi pada K+ > 10 mEq/L.
Temuan-temuan lain meliputi parestesi, kelemahan, arefleksia dan paralisis ascenden.
TERAPI CAIRAN
Definisi
Terapi cairan adalah tindakan untuk memelihara, mengganti milieu interiur dalam batas-batas fisiologis.
Kehilangan darah
Anoreksia
Iklan
Share this:
TwitterFacebookLagi
Tinggalkan Balasan
Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Komentar
Nama*
Email*
Situs Web
Like This…
Bisa share ke blogspot q juga tentang materi ini atau materi lain
Balas
itu yang dalam penghitungan ILW anak yang 200 itu dari mana.
Balas
Balas
Balas
Balas
bisa kasih contoh yang lebih sederhana gak yah//// coz kurang mengerti…
Balas
Balas
itu yang bagian menghitung IWL pada anak 378 dari mana ya? kok kalo dihitung pakai IWL anak hasilnya
beda?
Balas
Balas
Balas
Balas
Balas
Balas
Balas
HALAMAN NAJWA
ARTIKELKU
Dasar Akutansi
Pencemaran Air
Tipe PLTN
CATATANKU
Alhamdulillah
Beautiful Live
Catatan 3 DKD
Gunung Tunaq
Hembusan Syukurku
Kekuatan Hati
Merce I Love U
Sampah Beranda
Sekedar Ingat
ISLAM
Ahlus Sunnah Waljamaah
Al Mudharabah
KIMIA
Kimia Kelas 1
Kimia Kelas 11
Kimia Kelas 12
Kimia Larutan
Pencemaran
MUTIARA MURAH
Cincin mutiara
PSIKOLOGI
Anestesi
Appendiksitis
Gagal Ginjal
Gagal Jantung
Kolesterol
Lien
RESEP MASAKAN
Nasi Gandul
Soto Kudus
VIDIOKU
Gunung Tunaq
Pantai Nipah
INFO LINKKU
BKAD Margorejo sebagai bagi Pelaku PNPM – MD terbaik tahun 2010 Pak Hadi 0
MEDIA TERKAIT
Detik.com Detik.com 0
Pas FM Pati 0
www.jualmutiaralombok.com
NAJWA Calender
JULI 2020
S S R K J S M
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 31
« Apr
KAYRA Arsip
STATISTIK BLOGKU
1.981.375 hits
TRAFFIC RETTA
MENU
MENU
Pilih Kategori
Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan tentang
tulisan baru melalui surat elektronik.
Ikuti
My Galery
VIDEOKU
Pemutar Video
00:00
00:00
Mataram Lombok
081907333424
24 Hour
Ikuti Kami
Iklan
:)