Anda di halaman 1dari 29

MOBILISASI DAN

IMMOBILISASI

Oleh :
Asrina Pitayanti, S.Kep Ns., M.kes
DEFINISI

MOBILISASI
Kemampuan seseorang untuk bergerak dgn bebas.
Salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus
dipenuhi
Dipengaruhi oleh otot, skeletal,, sendi, ligament,
tendon, kartilago, syaraf
DEFINISI
IMOBILITAS
Suatu keadaan ketika individu mengalami/berisiko
mengalami keterbatasan gerak fisik (NANDA).
Immobilisasi dapat berbentuk tirah baring yang
bertujuan mengurangi aktivitas fisik dan kebutuhan
oksigen tubuh, mengurangi nyeri, dan untuk
mengembalikan kekuatan.
Individu normal yang mengalami tirah baring akan
kehilangan kekuatan otot rata-rata 3% sehari (atropi
disuse).
TUJUAN MOBILISASI
Mengekspresikan emosi dengan gerakan non verbal.
Pertahanan diri(melindungi diri dari trauma)
Pemenuhan kebutuhan dasar
Memenuhi kebutuhan dasar (termasuk melakukan
aktifitas hidup sehari-hari dan aktifitas rekreasi)
Aktivitas hidup sehari-hari
Mempertahankan konsep diri
JOINT MOBILITY

JOINT(SENDI): PERTEMUAN 2 TULANG.


OTOT YG MENEMPEL PD SENDI DKLPKN BDS
PERGERAKAN.
Postur Tubuh
Kesegarisan tubuh atau postur berhubungan dengan posisi sendi, tendon,
ligament, dan otot ketika posisi berdiri, duduk, dan berbaring.
Kesegarisan tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada struktur
muskuloskeletal, mempertahankan tonus otot secara adekuat, dan
menunjang keseimbangan.
Kesegarisan tubuh menunjang keseimbangan tubuh.
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mencapai dan mempertahankan
postur tubuh tetap tegak melawan gravitasi (duduk atau berdiri) sebaik
mungkin untuk mengatur seluruh keterampilan aktifitas fisik (Glick, 1992
dikutip dari Kozier, 1997).
Keseimbangan diatur oleh serebelum dan telinga dalam (kanalis
semisirkuler).
- Rentang Gerak –
adalah jumlah maksimum gerakan yg mungkin
dilakukan sendi pd salah satu dari tiga potongan tubuh
(sagital, frontal dan transversal)

-Tipe-
Aktif
Pasif
Garis potongan pada tubuh
Lateral  medial

Superior

Inferior

Potongan sagital

Potongan Transversal

Potongan Frontal
Potongan Sagital
 fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan dan siku)
 hiperekstensi (pinggul)

Potongan Frontal
abduksi dan adduksi (lengan dan tungkai)
 eversi dan inversi (kaki)

Potongan Transversal
 pronasi dan supinasi (tangan)
 rotasi internal dan eksternal (lutut)
 dorsofleksi dan plantarfleksi (kaki)
FAKTOR - FAKTOR yg MEMPENGARUHI
MOBILITAS

PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN


Umur&perkembangan memp. postur tubuh, proporsi
tubuh, masa tubuh, pergerakan tubuh.

KESEHATAN FISIK
Peny. congenital (Spina bifida, cerebral palsy) memp.
fungsi motorik.
Peny. system saraf (Parkinson, Multiple sclerosis, CVA)
meny. kelumpuhan, spastic, flasid.
Ggn musculoskeletal (fraktur, strain, dislokasi) meny. ggn
mobilisasi.
Peny. kronik (COPD, CHF, angina) meny. intoleran
aktivitas.
KESEHATAN MENTAL
Gangguan mental pada seseorang juga dapat
mempengaruhi pola mobilitasnya. Contoh: ps
depresi.
NUTRISI
Malnutrisi menyebabkan kelemahan dan risiko
terkena osteoporosis sedangkan obesitas juga
dapat mengganggu pergerakan, postur tubuh dan
keseimbangan.
NILAI DAN PERILAKU
Perilaku dan kesadaran seseorang akan kesehatan
akan mempengaruhi kebiasaannya untuk
berolahraga.
FAKTOR EKSTERNAL
Kebiasaan dalam keluarga, keuangan, suhu udara
yang panas, fasilitas olahraga berpengaruh pada
pola mobilitas seseorang.
EFEK FISIOLOGIS IMMOBILITAS
 METABOLIK
Ggn laju metabolik: keseimbangan nitrogen negative,
kehilangan berat badan, & penurunan massa otot (Long et
al, 1993).
Resorpsi tulang pd imobilisasi: jika ginjal tdk dapat
berespon dgn baik maka terjadi hiperkalsemia (Holm,
1998).
Ggn pencernaan: imobilisasi menyebabkan konstipasi.
 KARDIOVASKULER
hipotensi ortostatik krn penurunan aliran darah, trombus krn aliran
darah vena melambat.
 RESPIRATORI
atelektasis, pneumonia hipostatik.
INTEGUMEN
dekubitus pada kulit yg tertekan t.u pd penonjolan tulang.
MUSKULOSKELETAL
atrofi, osteoporosis, fraktur patologis, kontraktur sendi: krn
penurunan massa otot dan tdk digunakan.
ELIMINASI URINE
batu ginjal: hiperkalsemia krn resorpsi tulang.
EFEK PSIKOSOSIAL
IMMOBIITAS
DEPRESI
efek hospitalisasi&imobilisasi
PERUBAHAN PERILAKU
dr penurut mjd membangkang
PERUBAHAN SILKUS TIDUR-BANGUN
efek medikasi:analgesik, obat tidur, obat KV.
GANGGUAN KOPING
penurunan kemampuan koping menyeb. Depresi,
disorientasi, perub. Perilaku.
PENGKAJIAN IMMOBILITAS
 AKTIVITAS KLIEN
riwayat keperawatan (penyebab imobilisasi, kapan
mulai, sudah berapa lama, bagaimana pengaruh
dalam kehidupan)
PX FISIK
postur tubuh, penampilan, pergerakan sendi,
keterbatasan gerak, kekuatan otot.
 FAKTOR FISIOLOGIS
1. SISTEM METABOLIK
Pengukuran antropometri, balance cairan, asupan makanan, pola eliminasi,
kadar serum dan protein dlm darah, mengkaji proses penyembuhan luka.
2. SISTEM RESPIRATORI
i: pergerakan dinding dada; au: suara nafas, crackles, mengi.
3. SISTEM KV
memantau TD, evaluasi nadi apeks&perifer, obsv. tanda stasis vena (edema,
penyembuhan luka buruk).
4. SISTEM MUSKULOSKELETAL
rentang gerak
5. SISTEM INTEGUMEN
mengkaji tanda2 kerusakan pd kulit (dekubitus)
6. SISTEM ELIMINASI
balance cairan
FAKTOR PSIKOSOSIAL
Obsv. perub. status emosional, perub. perilaku,
perub. siklus tidur-bangun, perub. penggunaan
koping pd klien.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan rentang
gerak; tirah baring; penurunan kekuatan.
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d. stasis
sekresi paru; ketidaktepatan posisi tubuh.
Ketidakefektifan pola nafas b.d. penumpukan
sekresi paru, penurunan pengembangan paru,
ketidaktepatan posisi tubuh.
Gangguan pertukaran gas b.d. penumpukan
sekresi paru, penurunan pengembangan paru.
Gangguan integritas kulit b.d. keterbatasan
mobilisasi; tekanan permukaan kulit.
Gangguan eliminasi urine b.d. keterbatasan
mobilisasi, retensi urine.
Inkontinensia total b.d. perubahan pola
eliminasi; keterbatasan mobilisasi.
Ketidakefektifan koping individu b.d.
pengurangan tingkat aktivitas; isolasi sosial.
Gangguan pola tidur b.d. keterbatasan
mobilisasi; ketidaknyamanan.
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Mengubah posisi klien tiap 2 jam utk memungkinkan
area paru mengembang.
Melatih klien nafas dalam dan batuk efektif.
Memberikan fisioterapi dada.
Gangguan eliminasi urine
Memberikan hidrasi yg adekuat pd klien.
Memberikan diit tinggi serat.
Memantau balance cairan pd klien.
FOKUS INTERVENSI KEPERAWATAN
Kerusakan mobilitas fisik
Memberikan latihan rentang gerak pasif/aktif pd klien
Memberikan program latihan aktivitas scr bertahap pd
klien
Gangguan integritas kulit
Mengkaji kondisi kulit yg dibawah tubuh t.u pd
penonjolan tulang.
Menjaga kebersihan dan paparan cairan pd kulit.
Memberikan pelembab pd kulit agar tdk kering.
LATIHAN RENTANG GERAK
 Flexion
menggerakkan dagu menempel ke dada
 Extension
mengembalikan kepala ke posisi tegak
 Hiperekstensi
menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin

Fleksi lateral : memiringkan kepala


sejauh mungkin ke arah setiap bahu

Rotasi : memutar kepala sejauh


mungkin dalam gerakan sirkuler
•Fleksi : menaikkan lengan ke posisi di
samping tubuh ke depan ke posisi di atas
kepala
• Ekstensi : mengembalikan lengan ke posisi di
samping tubuh
• hiperekstensi : menggerakkan lengan ke
belakang tubuh, siku tetap lurus.
*Abduksi : menaikan lengan ke posisi samping di
atas kepala dg telapak tangan jauh dari kepala
*Adduksi : menurunkan lengan ke samping dan
menyilang tubuh sejauh mungkin
Sirkumduksi
menggerakkan lengan dg lingkaran
penuh(42.7)

*Rotasi dalam : dg siku fleksi, memutar bahu dg


menggerakkan lengan sampai ibu jari
menghadap ke dalam dan belakang.
*Rotasi luar : dg siku fleksi, menggerakkan lengan
sampai ibu jari ke atas dan samping kepala
(42.8)
Fleksi : menekuk siku shg lengan bawah
bergerak ke depan sendi bahu dan tangan
sejajar bahu.
Ekstensi : meluruskan siku dg menurunkan
tangan
 PRONATION
Moving the bones of the forearm
downward.

 SUPINATION
Moving the bones of the forearm
upward.

Fleksi : menggerakkan telapak tangan ke sisi bagian


dalam lengan bawah.
Ekstensi : menggerakkan jari-jari sehingga jari jari,
tangan dan lengan bawah berada dlam arah yang
sama.
Hiperekstensi : membawa permukaan tangan dorsal
ke belakang sejauh mungkin.
Abduksi (fleksi radial): menekuk pergelangan tangan
miring (medial ke ibu jari
Adduksi (fleksi ulnar): menekuk pergelangan tangan
miring (lateral) ke arah lima jari.

Fleksi : membuat genggaman


Ekstensi : meluruskan jari-jari tangan
Hiperekstensi : menggerakkan jari-jari
tangan ke belakang sejauh mungkin.

Adduksi : merapatkan jari tangan


Abduksi : mereganggangkan jari-jari tangan yang satu
dg yang lain

Fleksi : menggerakkan ibu jari menyilang permukaan


telapak tangan
Ekstensi : menggerakkan ibu jari lurus menjauh dari
tangan
Abduksi : menjauhkan ibu jari ke samping
Adduksi : menggerakkan ibu jari ke depan tangan
Oposisi : menyentuh ibu jari ke setiap jari tangan yg sama
Abduksi : menggerakkan
GERAKAN KAKI
tungkai ke sampai
menjauhi tubuh
 Fleksi : menggerakkan Adduksi : menggerakkan
tungkai ke depan dan atas tungkai kembali ke posisi
 Ekstensi : menggerakkan medial dan melebihi jika
kembali ke samping mungkin.
tungkai yg lain
Rotasi luar : memutar
 Hiperekstensi :
kaki dan tungkai
menggerakkan tungkai ke menjauhi tungkai lain
belakang tubuh
Sirkumduksi :
menggerakkan tungkai
melingkar
Fleksi : menggerakkan tumit ke arah belakang
Paha
Ekstensi : mengembalikan tungkai ke lantai

Dorsofleksi: menggerakkan kaki shg jari


kaki menekuk ke atas

 EVERSION : memutar telapak kaki ke


samping luar.
 INVERSION: memutar telapak kaki
ke samping dalam

Fleksi : melengkungkan jari kaki ke bawah


Ekstensi ; meluruskan jari kaki
Abduksi : meregangkan jari kaki satu dg yg lain
Adduksi : merapatkan kembali bersama-sama.
EVALUASI
Observasi klien dalam melakukan rentang gerak
pada kedua ekstremitas dan bandingkan dengan
hasil pengkajian awal.
Tanyakan mengenai kekuatan otot pada
ekstremitas yg sakit.
Observasi sendi mll rentang gerak.
Palpasi sendi slm latihan rentang gerak.
Ukur rentang gerak.

Anda mungkin juga menyukai