Anda di halaman 1dari 51

Strategi Peningkatan

Produksi dan Pemasaran


Melalui Sertifikasi Halal
VIERA NU’RIZA PRATIWI,S.TP.,M.Sc
Curriculum Vitae
• Nama : VIERA NU’RIZA PRATIWI,S.TP.,M.Sc
• HP : 082139477738
• Email : vieranpratiwi@unusa.ac.id
• Unit kerja : Dosen Prodi S1 Gizi, Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya
• LPH Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
• Riwayat pendidikan :
S2 = Magister of Science (M.Sc), Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta
S1 = S.TP, Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Brawijaya, Malang
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk beragama Muslim terbesar di
dunia. Berdasarkan data dari The Pew Forum on Religion & Public Life, jumlah
penduduk Indonesia yang beragama Muslim adalah sebesar 209,1 juta jiwa atau 87,2
persen dari total penduduk Indonesia

Hal ini tentu akan menjadi mesin pendorong tersendiri bagi industri produk
halal

Halal seharusnya menjadi bahasan pokok di Indonesia


Seharusnya pula Indonesia menjadi produsen utama dalam produk
tersertifikasi halal
INDUSTRI HALAL GLOBAL
RANKING 15 BESAR
(INDIKATOR GIE 2018/2019) TOP 10 TOP 10 TOP 10 TOP 10
1. Malaysia 127 MAKANAN HALAL KEUANGAN SYARIAH WISATA HALAL BUSANA MUSLIM
2. UAE 89 1. UEA 1. Malaysia 1. UEA 1. UEA
65 2. Malaysia 2. Bahrain 2. Malaysia 2. Indonesia
3. Bahrain
3. Brazil 3. UEA 3. Turki 3. Singapura
4. Saudi Arabia 54
4. Oman 4. Saudi Arabia 4. Indonesia 4. Malaysia
5. Oman 51 5. Yordania 5. Kuwait 5. Maladewa 5. Turki
6. Yordania 49 6. Australia 6. Qatar 6. Thailand 6. Tiongkok
7. Qatar 49 7. Brunei 7. Pakistan 7. Tunisia 7. Italia
8. Pakistan 49 8. Pakistan 8. Oman 8. Azerbaijan 8. Perancis
46 9. Sudan 9. Yordania 9. Yordania 9. Bangladesh
9. Kuwait
10. Qatar 10. Indonesia 10. Albania 10. Sri Lanka
10. Indonesia 45
11. Brunei 45
12. Sudan 37
TOP 10 TOP 10
13. Iran 34 MEDIA DAN REKREASI HALAL KOSMETIK DAN OBAT-OBATAN HALAL
14. Bangladesh 32 1. UEA 6. Bahrain 1. UEA 6. Brunei
15. Turki 31 2. Singapura 7. Britania Raya 2. Malaysia 7. Mesir
3. Qatar 8. Jerman 3. Singapura 8. Saudi Arabia
Indonesia naik satu
4. Malaysia 9. Perancis 4. Yordania 9. Bahrain
peringkat dari tahun 5. Lebanon 10. Brunei 5. Pakistan 10. Azerbaijan
sebelumnya
Sumber : Global State Islamic Economy, 2018-19

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


Sebagian besar muslim Indonesia belum
menyadari bahwa mereka dikelilingi
produk Haram dan Syubhat
Perhatikan Peta Bahan Haram Berikut
Anggota Tubuh
Khamr Manusia

Darah

Babi

Bangkai (Tanpa penyembelihan atau


disembelih tidak secara Islam
KURANG PEMAHAMAN DARI SISI SYARIAH, TENTANG PERINTAH
TERKAIT HALAL HARAM

AKIBATNYA KURANG KESADARAN DAN


KEPEDULIAN DALAM MENGOLAH DAN
MENGONSUMSI MAKANAN,
Contohnya SEBAGAI PRODUSEN:
Penggunaan daging ayam sebagai bahan baku produk,
dianggap pasti halal karena daging ayam bukanlah daging
yang diharamkan. Tanpa berfikir kembali apakah cara
penyembelihan ayam sudah sesuai syariat Islam atau belum

Contoh SEBAGAI KONSUMEN :


Ketika makan daging di warung makan (misalnya daging
ayam) banyak yang tidak peduli apakah ayam yang dimakan
disembelih dengan menyebut nama Allah atau kurang peduli
apakah bumbu-bumbu yang dipakai mengandung bahan
haram.
KURANG PENGETAHUAN TENTANG KEMAJUAN
TEKNOLOGI

Terutama pengetahuan tentang bahan makanan , obat-obatan, kosmetika,


pembersih tubuh bahkan alat-alat masak serta sandang.

Ketidaktahuan ini membuat masyarakat muslim baik produsen dan konsumen


merasa aman-aman saja ketika memproduksi dan mengonsumsi produk pangan
tanpa label halal, mengonsumsi kapsul dengan bahan gelatin babi, menggunakan
pembersih wajah dengan karbon aktif dari tulang babi yang dibakar (karbon aktif)
atau mandi mensucikan diri dengan menggunakan sabun yang mengandung lemak
babi
Tren Makanan Masa Kini
 butuh yang mudah disajikan
 Butuh yang berpenampilan menimbulkan
selera, bertahan segar dengan warna, aroma,
rasa, dan tekstur yang diinginkan.

IPTEK

BAHAN TAMBAHAN PANGAN

PERLU

SERTIFIKASI HALAL
Makanan yang kita makan
akan membentuk karakter kita

Apa ini gara-gara


makanan haram?
Terjebak Haram

Sumber :
halalcorner
DATA SERTIFIKASI HALAL LPPOM MUI
PERIODE 2011–2018

JUMLAH JUMLAH
TAHUN JUMLAH SH
PERUSAHAAN PRODUK
2011 4,325 4,869 39,002
2012 5,829 6,157 32,890
2013 6,666 7,014 64,121
2014 10,180 10,322 68,576
2015 7,940 8,676 77,256
2016 6,564 7,392 114,264
2017 7,198 8,157 127,286
2018 11,249 17,398 204,222
TOTAL (2011 - 2018) 59,951 69,985 727,617

Masih di dominasi pelaku usaha skala besar


Kesadaran Sertifikasi Halal
10% dari 1,6 juta UMKM yang ada di
di Indonesia yang sudah bersertifikasi
halal

Beberapa faktor yang mendasari :


1. Kurang sadar terkait pentingnya
sertifikasi halal
2. Kekhawatiran biaya dan rumitnya
pengajuan sertifikasi halal
3. Menganggap produk yang
dihasilkan sudah halal karena tidak
menggunakan babi
Konsep Halal & Haram
Pengertian Halal & Haram

• HALAL adalah boleh. Pada kasus makanan, kebanyakan bahan


makanan/makanan ciptaan Allah SWT adalah halal, kecuali secara khusus
disebutkan dalam Al Qur’an atau Hadits.

• HARAM adalah sesuatu yang Allah SWT melarang untuk dilakukan dengan
larangan yang tegas. Setiap orang yang menentangnya akan berhadapan
dengan siksaan Allah di akhirat. Bahkan terkadang juga terancam sanksi
syariah di dunia.

Syubhat perkara yang masih samar hukumnya, apakah halal atau haram
Pengertian Halal & Haram
Halal-Haram adalah bagian dari ajaran Islam
 Aturan Halal-Haram tercantum dengan jelas dalam Al-Quran dan Al-Hadits
 Menerapkan aturan halal-haram adalah wajib bagi seluruh muslim

Thayib
Sesuatu yang baik, suci/bersih, tidak berbahaya bagi kesehatan

Halal harus selalu dikombinasikan dengan Thayyib


HALALAN THAYYIBAN
Perbuatan
Hukum asal perbuatan adalah terikat
dengan hukum syara.
(wajib, sunnah, mubah, makruh, haram)

Hukum Menjadi dasar


penetapan sertifikasi
Halal / Haram halal

Benda
Hukum asal benda adalah mubah (boleh)
selama tidak ada dalil yang mengharamkan.
(Halal - Haram)
Ketentuan Umum Terkait Jaminan Produk
HALAL (Pasal 1 UU 33 Tahun 2014)
• Produk adalah barang dan/atau jasa yang terkait dengan makanan,
minuman, obat, kosmetik, produk kimiawi, produk biologi, produk rekayasa
genetik, serta barang gunaan yang dipakai, digunakan, atau dimanfaatkan
oleh masyarakat.
• Produk Halal adalah Produk yang telah dinyatakan halal sesuai dengan
syariat Islam.
• Proses Produk Halal (PPH) adalah rangkaian kegiatan untuk menjamin
kehalalan Produk mencakup penyediaan bahan, pengolahan, penyimpanan,
pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan penyajian Produk.
• Bahan adalah unsur yang digunakan untuk membuat atau menghasilkan
Produk.
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL
BARANG DAN JASA
• Barang : makanan, minuman, obat, kosmetik, produk kimiawi, produk
biologi, produk rekayasa genetik, serta barang gunaan yang dipakai,
digunakan, atau dimanfaatkan oleh masyarakat. (Pasal 1 ayat 2, PP)

• Jasa : usaha yang terkait dengan barang dan mata rantainya.


(penyembelihan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan,
pendistribusian, penjualan, dan penyajian). (Pasal 68 ayat 3, PP)

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


Haram
Dilarang di Al-
Quran QS Al-
Baqarah 173

Babi Darah Bangkai Hewan buas

Hewan yang disembelih bukan atas


Khamr Bagian tubuh manusia
nama Allah

Semua hewan yang berasal dari laut atau hidup


PENGECUALIAN
di air adalah halal walaupun tidak disembelih (HR. Bukhari - Muslim)
Babi dan
Turunann
ya
Mengapa Sertifikasi Halal Penting ?
Kebutuhan Pasar Halal
• Populasi muslim di dunia: 28,68% dari populasi dunia atau 2,18 miliar
(muslimpopulation.com, 2017)
• Populasi muslim di Indonesia 87,18% dari 237.641.326 penduduk Indonesia (sensus
2010)→ populasi muslim terbesar di dunia
• Permintaan pasar untuk produk-produk Islam sangat besar
• Halal menjadi issue yang sangat sensitif di Indonesia
• Tren Wisata Halal yang mulai mendunia
• Kewajiban serifikasi Halal dalam UU JPH
Manfaat Sertifikasi Halal bagi Produsen
1. Memiliki kesempatan dalam meraih pasar dalam pasar global
Apakah Anda ingin memperluas pemasaran Anda di luar negeri? ini lah yang
menjadi kesempatan emas jika Anda mempunyai sertifikasi halal. Produk Anda akan
semakin dipercaya dan dapat bersaing dalam pasar global
2. Produk memiliki USP (Unique Selling Point)
Sebagai salah satu cara bersaing dengan kompetitor, tentunya mempunyai sertifikasi
halal bisa menjadi daya USP karena memiliki kelebihan yang tidak dimiliki
kompetitor lain
3. Konsumen akan semakin percaya dengan produk anda
Anda tidak perlu khawatir untuk menjual kepada siapapun yang Anda inginkan
karena konsumen telah percaya dengan produk Anda
4. Meraih pasar pada negara muslim
Tidak hanya di Indonesia, negara muslim seperti Malaysia, Brunei Darussalam atau
bahkan sampai benua Asia Timur sana bisa menjadi pasar dagang Anda.
Dengan Sertifikasi Halal :
1. Menjamin kehalalan produk selama berlakunya Sertifikat Halal MUI.
2. Timbul kesadaran internal dan pelaku usaha memiliki pedoman kesinambungan
proses produksi halal.
3. Memberikan Jaminan dan ketentraman bagi masyarakat.
4. Mencegah kasus ketidakhalalan produk bersertifikat halal
5. Memperluas Cakupan Pemasaran
6. Pemenuhan Aspek Legalitas Produk
7. Memotivasi Produsen Dalam Meningkatkan Mutu (Halal & Thoyib)
Sertifikasi Halal dalam Peningkatan Omset Penjualan

NADYA ARREZIA 2015 “PENGARUH SERTIFIKAT HALAL TERHADAP PENINGKATAN


PENJUALAN UMKM JASABOGA KOTA BOGOR” IPB BOGOR
Penyebaran kuesioner dan hasil wawancara kepada 38 produsen UMKM jasaboga. 28
responden dari 42 pengusaha jasaboga yang sudah dan pernah memiliki serifikat halal
dan 10 responden yang belum memiliki sertifikat halal

KESIMPULAN
1. Sertifikat halal memiliki pengaruh terhadap peningkatan penjualan usaha jasaboga kota bogor
yang diukur dengan variabel omset. Mendukung hasil uji tersebut berdasarkan hasil.
2. Analisis deskriptif, sertifikat halal juga terbukti memilki pengaruh terhadap motivasi produsen
untuk meningkatkan usaha karena kepemilikan sertifikat halal kini menjadi bagian dari aspek
bisnis pengusaha
Sertifikasi Halal dalam Peningkatan Omset Penjualan

https://www.gomuslim.co.id/rea
d/news/2016/11/16/2199/ini-pe
ntingnya-sertifikat-halal-untuk-tin
gkatkan-omzet-produk-ukm.html
Self Claim
• Pernyataan sepihak dari pelaku usaha tanpa adanya
pengujian dari badan yang berwenang.
• Banyak diantara kita menganggap bahwa restoran atau
produk yang mencantumkan label halal sudah pasti halal
• Ketentuan halal itu merupakan kaidah syariah, dengan fatwa
para ulama. Bukan sebagai pernyataan-pernyataan sepihak
untuk kepentingan bisnis

Cek kehalalan lewat

http://www.halalmui.org/
Strategi Produksi Produk
Halal
Produk Halal

Fasilitas
produksi bebas
Bahan halal Produk Halal
kontaminasi
haram/najis
Hewani

Tumbuhan (Nabati)
Asal
Bahan
Mikrob
ial
Mineral, Sintetik,
Campuran
Asal Hewan
Bahan i
Bahan dan Produk Hewani
Halal dan Suci jika berasal dari :
• Hewan spesies halal dan disembelih sesuai syariat Islam
• Bukan darah
• Tidak tercampur dengan bahan haram atau najis

Bagian dari hewan yang sering dimanfaatkan :


• Daging • Trachea
• Lemak • Wool
• Darah • Jeroan
• Bulu/rambut • Susu
• Tulang • Telur
• Kulit
Bahan dan Produk Hewani

LEMAK
• Gliserin  pelarut flavor
• Pengemulsi, penstabil, anti busa
• Bahan penambah rasa  lemak ayam dan lemak sapi
Bahan dan Produk Hewani

Bulu/Rambut (Bristle, Hair, Feather)


• Asam Amino (sistein, fenilalanin)
Sistein  digunakan dalam pembuatan flavor,
pengembang roti
Fenilalanin  sebagai bahan penyusun
aspartam
• Bulu/rambut sering digunakan sebagai kuas
Kuas pedagang yang terindikasi dari bulu
babi
Sumber : halalcorner.id
Contoh Produk Olahan Daging

Bakso
Daging

Tepung
Penyedap Penggilingian
Garam
Pencetakan
Asal Tumbuhan
Bahan (Nabati)
Bahan dan Produk Nabati
Bahan nabati
Bahan yang berasal dari tanaman pada dasarnya halal, tapi apabila
diproses dengan menggunakan bahan penolong yang tidak halal, maka
akan menjadi tidak halal

Beberapa Produk Olahan dengan Bahan Nabati :


• Buah/sayur kering • Selai
• Tepung • Manisan
• Emulsifier (lesitin kedelai) • Sari buah
• Minyak • Buah/sayur kaleng
• Gula • Saus
• pewarna • pati
Contoh Produk Olahan Bahan Nabati
Gula
Dapat dibuat dengan bahan dasar tebu atau beet

Titik Kritis :
• Arang aktif yang digunakan pada proses pemurnian  dapat berasal
dari tulang hewan (bonechar)
• Resin yang digunakan pada proses pemurnian  pada proses
pembuatannya dapat menggunakan gelatin
Contoh Produk Olahan Bahan Nabati
Gula
Dapat dibuat dengan bahan dasar tebu atau beet

Titik Kritis :
• Arang aktif yang digunakan pada proses pemurnian  dapat berasal
dari tulang hewan (bonechar)
• Resin yang digunakan pada proses pemurnian  pada proses
pembuatannya dapat menggunakan gelatin
Contoh Produk Olahan Bahan Nabati
Pati dan Turunannya
• Perlu diperhatikan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan
turunan pati seperti maltodekstrin, sirup glukosa, corn syrup

• Titik kritis :
Sumber enzim sebagai penghidrolisis/pemecah pati
Asal Mikro
Bahan bial
Mikrobia
l

Contoh Produk Mikrobial


• Keju, yogurt, pickles, sauerkraut, kecap, minuman beralkohol (beer,
wine, sake, dll)
• Pewarna (angkak)
• Sirup glukosa
• Pengental (alginate dll)
• Protein sel tunggal
• Probiotik
• Flavor enhancer (MSG)
• Enzim, asam amino
• Etanol, acetone
• Vaksin, vitamin, antibiotic, insulin
Produk Hasil Mikrobia yang Jelas Haram

Khamr (minuman berakohol)


Hasil proses fermentasi bahan yang mengandung gula atau pati dengan
bantuan khamir (ragi)  alkohol
Titik kritis produk mikrobial

Jelas haram, yaitu khamar

Bahan penyusun media pertumbuhan mikroba

Enzim

Mikroba rekombinan dengan gen bahan haram


Tahapan Umum Proses Produksi Produk Mikrobial

• Media dibutuhkan untuk pengembangan inoculum dan fermentasi


produk.
• Bahan penyusun media bisa berasal dari bahan haram

Mikroba

Propagasi dalam Produk Hasil Mikrobia


Fermentasi
media cair
Produk Mikroba Rekombinan Yang Menggunakan Gen dari Bahan Haram

Contoh produk mikroba rekombinan


• Hormon insulin yang dihasilkan oleh E.coli rekombinan dengan gen dari jaringan
pancreas babi
• Hormon pertumbuhan (human growth hormone) yang dihasilkan oleh E.coli
rekombinan dengan gen dari manusia
Asal Mineral, Sintetik,
Bahan Campuran
Bahan Sintetik

Contoh : aspartame, pewarna sintetik

• Bahan sintetik yang menggunakan bahan organik


Aspartam  bersumber dari asam amino (aspartate dan fenilalanin), berasal dari
mana?
• Bahan sintetik yang menggunakan bahan non-organik dengan penambahan bahan
penolong
Taurin  sumber arang aktif untuk pemucatan warna. Bahannya dari mana?
Logo Halal MUI

xxxxxxxxxxxxxx
(Nomor Sertifikat Halal MUI)
Terima Kasih
#halalfirst #halalismyway
Viera Nu’riza Pratiwi, S.TP.,M.Sc
Dosen Prodi S1 Gizi, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
HP : 082139477738
Email : vieranpratiwi@unusa.ac.id

Anda mungkin juga menyukai