Anda di halaman 1dari 35

Opini Syariah

Tim DSN-MUI INSTITUTE

JUNI 2022
Hukum
Islam? Prosesnya disebut
Ijtihad

Tafaqqu Istifta Taqd Taqni


h hi n
Fiki Fatw Qadha Qanu
a ’ n
h

Fuqah Muft Qadh Qanu


Pengertian Fatwa

 Kata al-fatwa dalam penjelasan Ibn Manzhur berasal dari


kata fata (yaftu-fatwa[n]) yang berarti al-bayan (penjelasan).
Di samping itu dijelaskan pula bahwa arti fatwa secara
harfiah adalah muda, baru, penjelasan, dan penerangan.
 Al-Jurjani dalam kitab al-Ta`rifat menjelaskan bahwa fatwa
berasal dari kata al-futya; yaitu jawaban terhadap suatu
permasalahan (isykal) dalam bidang hukum; ada juga yang
berpendapat bahwa arti al-fatwa secara harfiah adalah al-
ibahah (memberikan penjelasan).
Pengertian Fatwa

 Imam al-Zamakhsyari menjelaskan arti fatwa secara terminlogis


adalah “penjelasan hukum syara` tentang suatu masalah atau
pertanyaan pihak lain.
 Al-Syathibi menjalskan bahwa arti fatwa secara terminlogis
adalah al-ifta`; yaitu keterangan-keterangan tentang hukum
syara` yang tidak mengikat untuk diikuti.
 Dalam kitab Mathalib Uli al-Nuha fi Syarh Ghayat al-Muntaha,
dijelaskan bahwa arti fatwa secara istilah adalah:

“Menjelaskan hukum syara` kepada penanya dan tidak mengikat.”


 Yusuf al-Qaradhawi menjelaskan bahwa arti fatwa secara istilah
adalah “menerangkan hukum syara’ dalam suatu persoalan
sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peminta
fatwa baik secara perorangan maupun kolektif.”
Rukun Fatwa
Fatw
a

Mustaft Mufti
i
Isykal/
Mustafti
fih

Keterangan Gambar:
 Istifta; kegiatan dalam menerangkan hukum
syara` (fatwa) sebagai upaya
untuk menjawab atau menjelaskan hukum
dari pertanyaan yang diajukan.
 Mustafti; pihak yang meminta fatwa atau
pendapat.
Syarat-syarat
Mufti
Jalal al-Din al-Mahalli menjelaskan bahwa syarat-syarat mufti
adalah:
 Mengetahui dan menguasai pendapat-pendapat (fuqaha)
serta
kaidah-kaidah baik kaidah fiqh maupun kaidah ushul.
 Mempunyai kelengkapan untuk berijtihad.
 Mempunyai ilmu-ilmu yang dibutuhkan untuk merumuskan suatu
hukum (istinbath al-ahkam); yaitu ilmu nahw dan sharf, ilmu tafsir,
ilmu mushthalah al-hadits, ayat-ayat hukum dan hadits hukum.
Syarat-syarat
Mufti

Al-Syaukani menyampaikan syarat-syarat mufti adalah:


 Mampu melakukan ijtihad (istinbath al-ahkam)
 Mampu bersikap adil.
 Terhindar dari sikap tasahul (longgar).

Imam al-Nawawi menyampaikan syarat-syarat mufti


adalah: wara’, tsiqah, terpercaya (amanah), terhindar dari
fasiq, tajam berpikir, dan sehat baik jasmani maupun
rohani.
Adab Meminta
Fatwa
 Mustafti harus pihak yang tidak mempunyai kemampuan (atau tidak otoritatif) untuk
berfatwa sendiri.
 Mustafti harus meneliti terlebih dahulu apakah lembaga yang dimintainya fatwa
mempunyai kompetensi untuk menetapkan fatwa.
 Mustafti tidak harus mengetahui bahwa fatwa yang akan diterbitkan didasarkan pada
pendapat madzhab fikih tertentu.
 Apabila mendapatkan fatwa yang berbeda dari sejumlah mufti atau lembaga yang
berbeda, Mustafti harus mendahulukan fatwa yang diterbitkan oleh mufti/lembaga yang
dikenal luas kompetensinya dalam berfatwa.
 Apabila hanya memperoleh satu fatwa dari seorang mufti atau lembaga fatwa,
Mustafti
terikat dengan fatwa tersebut.
 Mustafti sebaiknya datang sendiri secara langsung kepada Mufti.
 Mustafti harus berprasangka baik dan berperilaku baik kepada Mufti.
 Mustafti tidak menuntut disampaikannya dalil fatwa yang digunakan mufti.
 Apabila di suatu negara belum ada mufti/lembaga fatwa, mustafti sendiri tidak mampu
untuk berfatwa, maka yang bersangkutan boleh berpegang pada keputusan dirinya
atas dasar nalar dan nuraninya.
Fatwa Sama Dengan Opini Syariah
Fatwa = Opini Syariah

 Fatw bersifa responsif; karena lahirnya merupaka


a
hubunga t dinamis
fatwa
antara dengan Mustafti n
n
umum); Mufti hukum dalam bahasa
(masyarakat
Inggris disebut
jawaban fatwa dibuat
opinion; legal setelah adanya pertanyaan dan/
atau
permintaan (based on demand).
 Fatwa dan opini (legal opinion) secara akademik memiliki arti
dan
cakupan yang sama; yaitu jawaban Mufti atas isykal
yang diajukan oleh Mustafti.
Fatwa Tidak Sama Dengan Opini Syariah
Produk-Produk DSN-MUI (PO
Pasal 1)
Fatwa; yaitu keputusan hukum yang didasarkan pada prinsip-prinsip syariah yang
diterbitkan oleh DSN-MUI.

Pedoman Implementasi Fatwa; keputusan DSN-MUI dalam bentuk penjelasan


dan penjabaran yang lebih rinci atas fatwa tertentu untuk memudahkan
penerapannya pada LKS, LBS, dan/atau LPS lainnya.

Pernyataan Kesesuaian Syariah; pernyataan yang diterbitkan DSN-MUI


kepada otoritas, LKS, LBS, atau LPS yang menyatakan bahwa akad,
produk, dan/ atau lembaga tersebut telah sesuai dengan fatwa DSN-
MUI.

Pernyataan Keselarasan Syariah; pernyataan yang diterbitkan DSN-MUI,


sebelum diterbitkan fatwa terkait, kepada otoritas, LKS, LBS, atau
LPS yang menyatakan bahwa akad, produk, dan/atau lembaga tersebut
telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Surat Edaran (Ta`limat); surat yang bersifat himbauan yang diterbitkan DSN-
MUI kepada LKS, LBS, dan/atau LPS lainnya untuk melaksanakan ketentuan
fatwa dan/atau kebijakan tertentu yang ditetapkan DSN-MUI.

Opini DPS; pendapat DPS terhadap suatu akad, produk, dan/atau kegiatan LKS, LBS,
dan LPS lainnya, baik atas dasar permintaan/ pertanyaan dan/atau temuan di
lembaga yang diawasinya.
Kedudukan Fatwa Dari Segi
Hukum Ragam Hukum
Indonesia

Hukum Tidak Hukum


Tertulis Tertulis
 PBI(Peraturan
o Fatwa DSN-
Indonesia)
Bank
MUIPedoman
o
 SEBI (Surat
Implementasi Fatwa
o Pernyataan Bank
EdaranIndonesia)
 Peraturan
Kesesuaian Syariah
o Pernyataan OJK.
 Surat Edaran
Keselarasan Syariah.
o Ta`limat. OJK
 Peraturan
Aktivitas
Kemenkop Baru
o Opini
 Peraturan
DPS
lainnya
 Izin
Ruang Lingkup Fatwa dan
Opini
Kewenangan DSN-
MUI
Pedoman Pernyataa Pernyataa
Fatw Implementa n n Ta`lima Opini
a si Sesuai Selaras t

Kewenangan DPS

Keterangan:
Gambar tersebut menunjukkan bahwa ruang lingkup fatwa lebih luas
dibanding dengan opini; fatwa bersifat umum baik terkait fatwa maupun
produk; sedangkan opini hanya terkait produk. Fatwa dan derivasinya
merupakan keswenangan DSN-MUI (untuk semua industri/
sedangkan opini hanya untuk yan otoritas),
industri bersangkutan. g diawasi oleh DPS
yang
Proses Penerbitan Fatwa
Proses Penerbitan
Fatwa Diskusi
dan
Pendalama
n Isykal
fatwa Penyusunan
Permohon Daftar Isian
an Fatwa
fatwa

Kajian
Perbaika dengan
n, memperhatik
pengadmi an dalil,
nistrasian qaul ulama,
dan fatwa
dan yang
publish relevan

Sidang
pleno Penyusun
untuk an Draft
pengesa Fatwa
h an
fatwa

Penyamp
Persetjua ai an
n dari Draft
BPH fatwa ke
Perbaika BPH
n Draft
Fatwa
Contoh Surat Permohonan Fatwa
Susunan Fatwa DSN-
MUI
• Identitas Fatwa (Nomor dan Judul
Fatwa)
• Pertimbangan sosiologis (Menimbang)
• Pertimbangan yuridis (Mengingat)
• Pertimbangan Aktual (Memperhatikan)
• Ketentuan fatwa:
 Ketentuan hukum
 Ketentuan umum
 Ketentuan pokok
 Penutup:
 Pernyataan efektif
 Penyelesaian sengketa
 Tanda tangan ketua dan
sekretaris
Contoh Pernyataan
Kesesuaian Syariah
Proses Penerbitan Opini
Tugas, Wewenang dan Hak DPS
PO MUI No: Kep-407/MUI/IV/ 2016 tentang Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga DSN-MUI (Pasal 3)

Mengawasi produk dan kegiatan LKS, LBS, dan LPS lainnya


agar sesuai dengan ketentuan dan prinsip syariah yang telah
difatwakan oleh DSN-MUI.
Tugas DPS

Membuat opini syariah atas permintaan/


pertanyaan
dan/atau temuan di lembaga yang diawasinya.

Melaporkan hasil pengawasan kepada DSN-MUI dua


kali
dalam satu tahun.
Tugas, Wewenang dan Hak DPS
PO MUI No: Kep-407/MUI/IV/ 2016 tentang Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga DSN-MUI (Pasal 3)

Memberikan nasihat dan saran kepada komisaris, direksi,


pimpinan unit usaha syariah dan pimpinan kantor cabang LKS, LBS,
LPS lainnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan aspek
syariah.

Sebagai mediator antara LKS, LBS, dan LPS lainnya dengan


Wewenang

DSN- MUI dalam mengkomunikasikan usul dan saran


pengembangan kegiatan usaha yang berupa produk dan/atau
jasa yang memerlukan kajian dan fatwa dari DSN-MUI.
DPS

Memberikan peringatan kepada direksi LKS, LBS, dan LPS


lainnya untuk melakukan upaya penghentian penyimpangan
syariah; dan berhak melaporkannya kepada otoritas.
Tugas, Wewenang dan Hak DPS
PO MUI No: Kep-407/MUI/IV/ 2016 tentang Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga DSN-MUI (Pasal 3)

Hak DPS

Dalam menjalankan tugas dan wewenang, DPS berhak memiliki alat


kelengkapan kerja berupa unit kerja yang bersifat koordinatif
dengan unit-unit kerja LKS, LBS, dan LPS lainnya yang diawasinya.
Rukun Legal Opinion
Opini

Mustafti/ DP
LKS/LBS/
LPS S
Isykal/
Mustafti fih

Keterangan Gambar:
 Mustafti; Lembaga Keuangan Syariah/Lembaga Bisnis Syariah/Lembaga
Perekonomian
Syariah.
 Dewan Pengawas Syariah (DPS) pada LKS/LBS/LPS yang bersangkutan.
 Mustafti fih/isykal; maasalah/pertanyaan yang diajukan.
 Opini; jawaban hukum atas isykal atau pertanyaan yang diajukan.
Proses Penerbitan
Opini Diskusi
dan
Pendalama
n Isykal

Kajian dengan
Permohona memperhatikan
n Opini fatwa DSN-
MUI yang
relevan

Penyampaia
n Opini
(dilengkapi Pnyusunan
surat Draft
pengantar) Opini

Rapat
Internal DPS Pembahas
untuk an Internal
persetujuan DPS
Opini

Perbaikan
Draft
Opini
Critical Point dalam Menyusun
Opini

 Fatwa-fatwa DSN-MUI yang relevan dengan produk dan/kegiatan LKS


yang akan dilakukan.
 Pemenuhan rukun dan syarat akad.
 Alur transaksi yang disampaikan oleh pihak LKS.
Contoh Presentasi yang
Dikritisi
Format Opini
DPS
• Identitas Opini (Nomor dan Judul Opini)
• Informasi tentang kajian dan diskusi yang dilakukan
(dilengkapi dengan informasi terkait waktu dan tempat
pelaksanaan).
• Informasi tentang fatwa DSN-MUI yang dijadikan dasar
opini.
• Ketentuan Opini:
 Ketentuan pokok
 Ketentuan Penutup:
Contoh Opini
Syariah

Anda mungkin juga menyukai