PERATURAN
Nuzul, Andi. Membangun Tata Hukum Nasional dalam Perspektif Masyarakat Pluralis, Cet. I; Yogyakarta: UII Press, 2010 halaman 84 12
KAIDAH HUKUM/RATIO DECIDENDI
• RATIO DECIDENDI adalah “alasan untuk menjatuhkan putusan” (the reason for the
decision). Ratio decidendi, menurut Michael Zander dalam bukunya ‘The Law
Making Process’ (2004), dapat diartikan sebagai “A proposition of law which
decides the case, in the light or in the context of the material facts” (Suatu
proposisi hukum yang memutuskan suatu kasus dilihat dari sudut atau dari
konteks fakta-fakta material).
• Sementara Kaidah Hukum merupakan kaidah hukum baru yang didapat dari sebuah
fakta hukum baru yang disebut yurisprudensi.
• Tidak layak suatu putusan disebut sebagai yurisprudensi apabila di dalamnya tidak
dapat dilacak adanya penemuan hukum, baik yang memberi tafsir baru (melalui
interpretasi di luar tafsir gramatikal) atau menetapkan norma baru (melalui
konstruksi), yang berbeda dengan ketentuan dari berbagai sumber hukum yang
sudah berlaku saat ini.
https://business-law.binus.ac.id/2019/03/04/ratio-decidendi-dan-kaidah-yurisprudensi/ 13
Contoh Penemuan Kaidah Hukum
• Putusan Pengadilan Tinggi Sumatera Utara di Medan dengan nomor perkara 144/Pid/1983/PT.Mdn, 8
Agustus 1983 majelis hakim yang dipimpin oleh Bismar Siregar menjatuhkan putusan yang menghukum
terdakwa Mertua Raja Sidabutar karena melakukan penipuan (Pasal 378 KUHP) terhadap saksi korban
Katarina Br. Siahaan. Kaidah yurisprudensi yang penting dalam kasus ini ada pada unsur “barang” yang
dinyatakan oleh hakim telah diserahkan oleh saksi korban kepada terdakwa. Faktanya, barang yang dimaksud
adalah kegadisan dari si korban.
• MR Sidabutar dihadapkan ke persidangan karena tak mau bertanggung jawab atas perbuatannya terhadap saksi
korban K boru Siahaan. Pertama terdakwa didakwa berbuat cabul dengan orang di bawah umur (Pasal 293
KUHP), kedua penipuan (Pasal 378 KUHP), dan ketiga membuat perasaan tidak senang (Pasal 335
KUHP). Penuntut umum menggunakan surat dakwaan kumulatif. Pengadilan Negeri Medan menjatuhkan
hukuman tiga bulan penjara karena terbukti bersalah melakukan perbuatan cabul dengan perempuan yang
bukan isterinya.
• Pengadilan Tinggi yang dipimpin Bismar Siregar, menyatakan dakwaan Pasal 293 tidak terbukti karena
Katarina sudah 21 Tahun. Tapi Bismar memutus hukuman tiga tahun penjara menggunakan Pasal 378, atas
dasar penipuan karena Katarina sudah menyerahkan barang. Kegadisan sebagai barang adalah kaidah baru
bila putusan PT ini tidak dibatalkan oleh MA.
PRESENTATION TITLE 14
Kaidah Hukum Atas Yurisprudensi
• Nomer Register: 16K/AG/2010 Tanggal 30 April 2010
• Seorang isteri yang beragama selain Islam yang ditinggal mati oleh
suaminya yang beragama Islam, dia tidak termasuk ahli waris dari
suaminya. Akan tetapi, dirasa memiliki kesalehan keadilan sosial,
maka isteri dalam perkara a quo dapat diberikan harta warisan
suaminya melalui lembaga wasiat wajibah sebanyak porsi hak ahli
waris seorang isteri.
• Majelis Hakim: Drs. Andi Syamsu Alam, SH., MH, Prof. Dr. Rifyal
Ka’bah, MA, Drs. Mukhtar Zamzami, SH, MH.
Kaidah Hukum dalam Harta Bersama
• Seorang Isteri yang telah diceraikan/talak oleh suaminya mengajukan
tuntutan ke Pengadilan Agama agar harta bersama yang diperoleh selama
perkawinan berlangsung diberi menurut Hukum Islam.
• Pada putusan kasasi, putusan judex facti dibatalkan karena dinilai keliru
menerapkan hukum. MA kemudian memeriksa sendiri kasus ini dengan
pernyataan bahwa gugatan penggugat tidak dapat diterima, karena
pembagian harta bersama bukan wewenang Pengadilan Agama dan talak
yang dilakukan adalah talak liar.
• Putusan Mahkamah Agung RI No. 33 K/AG/1983 tanggal 27 Juni 1984
Metode Penemuan Hukum Yurisprudensi
• Metode Hermeneutika Hukum, metode memecahkan persoalan hukum yang multi tafsir. diantara
metode tersebut adalah Metode Interpretasi hukum, dilakukan dalam hal peraturannya ada tetapi tidak
jelas untuk dapat diterapkan pada peristiwa konkret. Beberapa contohnya adalah:
1. Metode Subsumptif adalah penerapan suatu teks perundangan terhadap kasus in conreto dengan belum
memasuki taraf penggunaaan penalaran dan penafsiran yang lebih rumit, tetapi sekedar menerapkan
silogisme. Yaitu bentuk berfikir logis dengan mengambil kesimpulan dan hal-hal yang bersifat umum.
Seperti barangsiapa mencuri dihukum, sebagai premis mayor (aturan). Karto mencuri ketela, sebagai
permis minor (peristiwanya) maka kesimpulannya karena karto mencuri maka ia harus dihukum
2. Metode Interpretasi Gramatikal: menafsirkan kata-kata atau istilah dalam perundangan sesuai dengan
kaidah bahasa yang berlaku, seperti pemahaman menggelapkan dalam pasal 41 KUHP ditafsirkan dengan
menghilangkan. Kemudian dalam pasal 305 KUHP istilah meninggalkan anak ditafsirkan dengan
menelantarkan.
Referensi HM. Fauzan, Kaidah Penemuan Hukum Yurisprudensi Bidang Hukum Perdata, 2014, Jakarta Hal. 47-54
• Metode Argumentasi, metode penalaran hukum ini digunakan apabila perundangan tidak lengkap dengan
melakukan identifikasi sumber hukum, menganalisa sumber hukum untuk menetapkan aturan hukum yang
mungkin, mensintesiskan aturan hukum tersebut kedalam struktur yang mengelompokkan aturan khusus
dibawah aturan umum, menelaah fakta yang tersedia, menerapkan struktur aturan tersebut kepada fakta-fakta
untuk memastikan hak atau kewajiban yang timbul dari fakta-fakta itu. beberapa metode argumentasi adalah:
1. Metode Analogi : memperluas peraturan yang terlalu sempit ruang lingkupnya, seperti Pasal 1576
KUHPerdata mengatur “jual beli tidak memutuskan hubungan sewa menyewa” saat hakim dihadapkan pada
masalah hibah atau tukar menukar, apakah juga tidak memutus hubungan sewa menyewa? dengan metode
analogi, hakim dapat melihat bahwa esensi jual beli adalah peralihan hak, dengan demikian hibah atau tukar
menukar adalah satu spesies yang tidak memutus hubungan sewa menyewa.
2. Metode Penyempitan Hukum: terkadang peraturan perundangan terlalu luas/umum ruang lingkupnya, maka
perlu diterapkan terhadap peristiwa tertentu. Perbuatan melawan hukum dalam pasal 1365 KUHPerdata,
yurisprudensi menyempitkan arti melawan hukum dengan kerugian. bila ada kesalahan pada yang dirugikan,
hanya dapat menuntut sebagian kerugian yang diakibatkan olehnya.
3. Metode Fiksi Hukum, seperti badan hukum yang dikiaskan sebagai orang bukan manusia maksudnya badan
pendukung hak dan kewajiban yang bukan manusia seperti yayasan, pt. Ada Manusia Pribadi dan Semu
• Metode Konstruksi hukum (eksposisi), dilakukan dalam hal peraturannya memang
tidak ada,(recht vacuum) yaitu metode untuk menjelaskan kata-kata atau membentuk
pengetian hukum bukan untuk menjelaskan barang.
• Menurut Rudolph von Jhering ada tiga syarat utama untuk melakukan konstruksi
hukum yaitu:
1. Konstruksi hukum harus harus meliputi semua bidang hukum positif.
2. Perbuatan konstruksi tidak boleh ada pertentangan logis di dalamnya atau tidak boleh
membantah dirinya sendiri.
3. Konstruksi itu mencerminkan faktor keindahan yatitu konstruksi itu bukan
merupakan sesuatu yang dibuat-buat dan konstruksi harus mampu memberi gambaran
yang jelas tentang sesuatu hal itu.
Bacaan Yang Dianjurkan
• Fatwa dalam hukum islam, karya KH. Ma’ruf Amin
• HM. Fauzan, Kaidah Penemuan Hukum Yurisprudensi Bidang
Hukum Perdata, 2014, Jakarta, Kencana
• HM. Fauzan, Kaidah Kaidah Hukum Yurisrpudensi, Norma Norma
Baru Dalam Hukum Kasus, 2018, Jakarta, Kencana
Tugas
• Carilah contoh Fatwa dan Yurisprudensi yang diundangkan
dalam hukum positif dan telitilah kaidah hukum yang didapat
disana yang berkaitan dengan Hukum Perdata, atau lebih
spesifik Hukum Keluarga Islam, dikirim dalam bentuk pdf di
elearning
Doa Penutup
ار ُد ْد
ْ َ ف ُ هُ ت م َّ ل عَ ت ا م و ُ هُ تْ
ْ َ َ َ اللَّ ُه َّم ِإ ِني اِ ْستُو َد ْعت ُ َك َما قَ َرأ
ي ِع ْن َد َحا َجتِي ِإلَ ْي ِه َ
َّ ِإل
Ya Allah saya menitipkan apa yang
telah saya baca dan saya pelajari,
tolong kembalikan kepada saya
pada saat saya membutuhkannya