Masyarakat “tradisional” dalam upaya menuju hidup sehat, mereka mampu memanfaatkan sumberdaya hayati dan . sumberdaya mineral dengan berpedoman pada “kearifan lokal”,
dan tidak pernah meminta penjelasan dan mungkin juga “tidak
mampu” menjelaskan, mengapa “kebiasaan” tersebut dapat terjadi dan bermanfaat.
Mereka tahu memilih umbi yang mengandung racun dan cara
mengolahnya, dan memilih makanan yang mengandung mineral dan bermanfaat untuk tubuh manusia. Mitos, suatu kepercayaan yang turun temurun dan telah diakui kebenarannya oleh sebagian besar masyarakat tanpa penjelasan ilmiah telah menuntun masyarakat untuk memuja suatu kebenaran mukjizat atau menyalahkan pelaku atau penderita penyakit sebagai akibat pelanggaran “pranata sosial”. Mandi di sumber air panas Parangwedang, Parangtritis, yang berada di pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta diyakini oleh masyarakat akan mampu menyembuhkan penyakit kulit, tanpa mampu menjelaskan mengapa demikian.
Secara ilmiah sumber air panas di tempat tersebut
mengandung larutan belerang yang berfungsi sebagai desinfektan. Anak kecil yang membersihkan giginya dengan sikat gigi dan memanfaatkan Odol merek Pepsodent, harus dibimbing oleh orang tuanya agar supaya tidak terganggu kesehatannya. . Mengapa demikian? Mengapa demikian? Teknologi yang telah berhasil dikembangkan oleh manusia, mampu menciptakan barang, makanan dan minuman yang telah meningkatkan “selera” untuk menikmatinya secara berlebihan. Hal ini disebabkan antara lain karena terlihat praktis, cepat saji, lebih hygienis, disamping juga meningkatkan harga diri di lingkungan masyarakat. Pemakaian styrofoam untuk mengemas makanan, yang tidak tepat pada cara penggunaannya justru akan mengakibatkan penyakit. Cukup banyak penelitian dan kejadian di masyarakat yang berkaitan dengan alam dan kesehatan, tetapi sayang hal tersebut masih tersebar di beberapa publikasi sehingga untuk mempelajari, mencermati dan memanfaatkan serta menjawab secara ilmiah mengapa hal yang demikian dapat terjadi, secara sistematis banyak mengalami kendala. GEOLOGI MEDIS PENGANTAR PEMANFAATAN . SUMBER DAYA GEOLOGI DALAM USAHA MENUJU HIDUP SEHAT
OLEH: Prof. Ir. Sukandarrumidi, Msc. Ph.D
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA .
HAKEKAT GEOLOGI MEDIS
Tiap hari kita makan, minum dan bernafas, padanya terikutkan
bermacam-macam mineral dan trace elemen. Kita tidak pernah menyadari terjadi perpindahan mineral yang berada di lingkungan ke tubuh kita. . Tubuh kita memang memerlukan mineral tertentu tetapi ada pula mineral yang terikutkan masuk dalam tubuh kita membuat kita keracunan yang berakhir sakit dan apabila berlebihan menyebabkan terjadi kematian. Kenyataan ini merupakan interaksi antara wahana geologi medis . Kenyataan ini merupakan interaksi antara wahana geologi medis, suatu cabang ilmu yang ridak hanya melibatkan pengetahuan tentang geologi, melainkan mengkaitkan pula dengan kesehatan masyarakat, peternakan, pertanian, lingkungan dan juga kehidupan lain. Geologi medis mengkhususkan diri mempelajari pengaruh mineral yang berkaitan dengan aspek geologi serta proses dan pengaruhnya terhadap kesehatan manusia, binatang, dan tumbuhan, bermuara pada manfaat dan kemungkinan menimbulkan malapetaka. Dalam lingkup yang luas geologi medis berkaitan dengan potensi geologi, mineral, trace elemen, mineral berukuran debu baik sebagai akibat kinerja manusia, kinerja alam dalam bentuk kegiatan volkanik, transportasi, modifikasi dan konsentrasi senyawa organik, radioaktif, microbia, kesemuanya sebagai salah satu penyebab penyakit. Pustaka Utama : 1. Betekhtin, - , A Course of Mineralogy, Moscow peace Publishers. 2. Effendi, H., 2003, Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan, PT. Kanisius. 3. Harben, P.W., Bates, R.L., 1990, Industrial Minerals Geology and World Deposits, Industrial Minerals Division, Metal Bulletin Plc, London. 4. Komatina, M.M., 2004, Medical Geology of Geological Environments on Human Health, Elsevier, Amsterdam. 5. Sukandarrumidi, 2006, Geologi Medis, Pengantar Pemnfaatan Sumber Daya Geologi dalam usaha Menuju Hidup Sehat, Gajah Mada University Press. 6. Selinus, O., Alloway, B., Centeno, J.A., Finkelman, RB, 2013, Essential of Medical Geology, Springer, New York. 7. Zen, MT., 1982, Industri Mineral dan Sumber Daya Bumi, Gajah Mada University Press. 8. Keller, Edward A. 1976. Environmental Geology. USA : Charles E. Merrill Publishing Company 9. Montgomery, Carla W. 1992. Environmental Geology. USA : Wm. C. Brown Publisher 10. Slamet, Juli Soemirat. 2009. Kesehatan Lingkungan. UGM Press. Yogyakarta. 11. Slamet, Juli Soemirat. 1999. Epidemiologi Lingkungan. UGM Press. Yogyakarta. 12. Basri,Syahrul., Bujawati, Emmi., Amansyah, Munawir., Habibi, dan Samsiana. 2014. ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN. Jurnal Kesehatan VII (2) : 427 – 442