Anda di halaman 1dari 3

BIOLOGI LINGKUNGAN YANG BERPENGARUH TERHADAP

HOMEOSTASIS TUBUH
(Dian Lesmana, drg., M.Kes; Herjanto Kurnia, dr., M.A; Harold Eka Atmaja, S.Si., M.Si)

Pendahuluan
Setiap makhluk hidup dalam kehidupannya melakukan aktivitas untuk
mempertahankan kehidupan. Faktor internal dan eksternal merupakan faktor yang
mempengaruhi kondisi homeostasis. Hal ini dapat dimulai dari sel, jaringan, organ tubuh, dan
sistem organ untuk dapat melakukan fungsinya. Lingkungan biotik maupun abiotik juga dapat
berpengaruh. Ketika keseimbangan lingkungan terganggu, tubuh mencoba untuk
mengembalikan dengan cara menyesuaikan satu atau lebih proses fisiologis, apabila gagal
maka akan memberi dampak yang tidak diinginkan.
Pengaturan umpan balik negatif (Negatif Feedback) merupakan pengaturan penting
dalam homesotasis. Keadaan ini akan menstabilkan cairan di sekitar sel-sel organisme multisel
yaitu cairan eksraselular, yang dipertahankan melalui homesotasis berupa kadar nutrisi, kadar
O2 dan CO2, kadar sisa metabolisme, pH, kadar air, garam dan elektrolit lainnya, suhu dan
tekanan darah.

Daftar Pustaka
1. Shier, David, et all., Hole.s Essentials of Human Anatomy & Physiology, 13th Edition,
McGraw-Hill Education, 2018, Unit 1, p, 14-17.
2. Barrett, Kim, E, Et all., Ganong’s Review of Medical Physiology, 26th Edition, Mc
Graw-Hill Education, 2019, Chapter 2, p. 92-95.
3. Chiras D.D. Human Biology: Health, Homeostatis, and Environment – 3th edition.
Jones and Bartlett Publishers. 1999.
4. Sheerwood L. Human Physiology; From Cell to Systems. Cengage Learning.com.
2014.
5. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiologi. John Wiley & Sons,
Inc. 2009.
6. Guyton, Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Philadelphia: Saunders
Company 2010.
7. Kementerian Lingkungan Hidup. UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIANOMOR 32 TAHUN 2009TENTANGPERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP.
8. Kementerian Lingkungan Hidup. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 23 TAHUN 1997TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP.
9. Kementrian Lingkungan Hidup. KEPUTUSAN MENTERI NEGARA
KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUPNOMOR: KEP-
02/MENKLH/I/1988TENTANGPEDOMAN PENETAPAN BAKU MUTU
LINGKUNGAN.
10. Jaishankar M., Tseten T., Anbalagan N., Mathew B.B., & Beeregowda K.N. Toxicity,
mechanism and health effects of some heavy metals. Interdisciplinary Toxicology.
2014; Vol. 7(2): 60–72.
11. Singh R., Gautam N., Mishra M., & Gupta R. Heavy metals and living systems: An
overview. Indian Journal of Pharmacology. 2011. Vol 43.
12. Flora S.J.S., & Pachauri V. Chelation in Metal Intoxication. International Journal of
Environmental Research and Public Health. 2010. 7, 2745-2788.
13. Roos D., Seeger R., Puntel R., & Barbosa N.V. Role of Calcium and Mitochondria in
MeHg-Mediated Cytotoxicity. Journal of Biomedicine and Biotechnology. 2012. Vol.
2012, Article ID 248764.

SKENARIO
Minamata, Penyakit yang Bisa Timbul Akibat Konsumsi Ikan Mengandung Merkuri
Puti Aini yasmin – detikHealth
Jakarta – Dengan andungan nutrisinya yang baik untuk kesehatan, ikan bisa jadi salah satu
lauk pilihan untuk masyarakat Indonesia. Tapi ketika terkontaminasi merkuri dan dikonsumsi,
penyakit pun bisa muncul, salah satunya minamata. Menurut Prof dr Takashi Yorifuji dari
Okayama University, minamata adalah proses keracunan methyl mercury pada tubuh
seseorang. Methyl mercury tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui konsumsi ikan
maupun kerang. Prof Takashi menjelaskan, ketika memasuki aliran darah, methyl mercury akan
menyerang sistem saraf pusat. Akibatnya, terjadilah gangguan saraf. "Jadi di bagian otak yang
diserang adalah bagian penting seperti somotosensory atau area sensorik, area penglihatan, dan
area pendengaran," kata Prof Takashi dalam seminar 'Mercury Poisoning: Minamata at 60 and
Indonesia?' di Hotel Ibis Tamarin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (5/12/2016).
"Gejala yang ditemui biasanya seperti penyakit saraf misalnya timbul kram dan mati rasa.
Secara fisik, minamata juga bisa menyebabkan anak lahir cacat atau tidak sempurna,"sambung
Prof Takashi. Untuk penatalaksanaan minamata, bisa diberikan obat chelating agent dan
rehabilitasi. Khusus penggunaan obat chelating agent, harus digunakan sesuai kondisi tubuh
seseorang. "Obat ini keras. Jika dipakai sembarangan bisa mengakibatkan ginjal rusak. Karena
memaksa racun mercuri keluar dari tubuh," pungkas pria Jepang ini. Prof Takashi
menambahkan, batas aman makanan yang terpapar merkuri ditetapkan sebanyak 0,4 part per
milion (PPM). Sementara, batasan paparan merkuri dalam ikan adalah 0,2 ppm.
Pertanyaan Pemandu
1. Menjelaskan definisi Homesostasis atau konsep Homeostasis sebagai upaya
mempertahankan kehidupan!
2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi homeostasis!
3. Bagaimana peranan sistem tubuh terhadap homeostasis (internal environment)!
4. Menjelaskan mekanisme respon ‘Negatif Feedback’ !
5. Menjelaskan bagaimana logam berat dapat masuk ke dalam tubuh dan jelaskan !
6. Menjelaskan bagaimana logam berat dapat keluar dari tubuh !

Anda mungkin juga menyukai