Anda di halaman 1dari 19

AKSI NYATA

TOPIK DISIPLIN POSITIF


PENERAPAN SEGITIGA RESTITUSI
TRIDOYO, S.Pd.
SMP Negeri 17 Jakarta
SEGITIGA RESTITUSI
RESTITUSI

AProses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki


kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka,
dengan karakter yang lebih kuat (gossen 2004)
Melalui restitusi guru dapat:

1. Membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif, serta


memulihkan dirinya setelah berbuat salah

2. Membantu murid untuk jujur pada diri sendiri dan mengevaluasi dampak
dari kesalahan yang dilakukan

3. Memberikan penawaran bukan paksaan


TAHAPAN SEGITIGA RESTITUSI
1.Menstabilkan Identitas

o Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu


o Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tetapi
Bapak/Ibu ingin mendapat solusi dari permasalahan ini
o Kamu berhak merasa begitu
o Berbuat salah itu tidak apa-apa
o Kita bisa menyelesaikan ini
o Tidak da manusia yang sempurna
TAHAPAN SEGITIGA RESTITUSI

2. Validasi Tindakan yang Salah

o "Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah


melindungi sesuatu yang penting buatmu"
o "Kamu pasti punya alasan mengapa kamu melakukan itu"
TAHAPAN SEGITIGA RESTITUSI

3. Menanyakan Keyakinan

o Kalian ingin menjadi pribadi seperti apa?


o Apa nilai-nilai umum yang akan kita sepakati?
o Apa bayangan kalian tentang kelas yang ideal?
o Apa yang kita percayai, sebagai Kelas atau Keluarga?
PRAKTEK PENERAPAN SEGITIGA RESTITUSI
2 skenario permasalahan
PELATIHAN PENERAPAN SEGITIGA RESTITUSI
narasumber dari gbp
Bapak Edi Suprianto, S.Pd ,M.Pd

Narasumber dan audience


KASUS 1
Pada hari rabu pagi, saya sedang mengajar tema Perubahan Sosial Budaya
di kelas 9, tepatnya pukul 06.30 WIB, murid saya yang bernama Melven
terlambat datang ke sekolah, Melven langsung memasuki ruang kelas
tanpa mengucapkan salam langsung menuju tempat duduk di mana dia
biasa duduk dan mengikuti pelajaran sampai terdengar bunyi bel tanda
waktu istirahat pada pukul 09.30 WIB.
Setelah selesai mengajar, saya memanggil Melven ke ruangan BK dengan
melakukan segitiga restitusi.
Berikut percakapan antara saya dengan Melven
PERCAKAPAN KASUS 1
1.Menstabilkan Identitas
Guru :"Apakah kamu tahu, mengapa pak guru panggil kamu menemui bapak?“
Melven :"Tahu pak, karena saya datang terlambat kesekolah, langsung masuk kelas dan duduk tanpa
mengucapkan salam dan meminta ijin ke pak guru, apakah saya boleh masuk kelas atau tidak?“
Guru :"Tidak apa-apa, pak guru juga pernah terlambat, temanmu juga pernah terlambat kan? pak guru
tidak akan menyalahkan keterlambatan kamu,
pak guru juga tidak akan mencari siapa yang bersalah, teapi pak guru hanya ingin kita bareng-bareng
mencari solusi atas keterlambatan Melven datang ke sekolah, supaya kedepannya tidak terlambat lagi.“
Melven :"Saya minta maaf pak guru, saya salah?"
PERCAKAPAN KASUS
2.Validasi Tindakan yang Salah
1
Guru :“pak guru tahu, pasti kamu punya alasan kenapa datang ke sekolah terlambat?"
Melven :"Saya bangun kesiangan pak, tadi tidur lagi setelah sholat subuh?“

3. Menanyakan Keyakinan
Guru :"Ooh begitu, apakah kamu masih ingat dengan keyakinan kelas yang sudahkita sepakati
bersama-sama? bagian mana yang sudah kamu langgar? Melven :"Ingat pak, bagian menghargai orang
lain dan komitmen pak."
Guru :"Oke,jadi langkah apa yang akan kamu lakukan supaya tidak mengulangi kesalahan yang sama
di harihari selanjutnya."
Melven :"Saya tidak akan tidur lagi setelah sholat subuh, kalau saya ngantuk setelah sholat subuh saya
gunakan untuk olah raga, boleh nggak buguru sebelum berangkat saya lari-lari
keliling kampung dulu?"
PERCAKAPAN KASUS 1
3. Menanyakan Keyakinan
Guru :"Tentu saja boleh, kira-kira kapan kamu akan memulai melakukan hal itu?"
Melven :"InsyaAllah mulai besok pak."
Guru :"Bagus! kamu sudah berusaha untuk menjadi lebih baik, lebih disiplin dan menghargai orang
lain, pak guru doakan semoga kamu selalu sehat dan menjadi anak yang solih Jangan lupa dengan
komitmen dan keyakinan yang sudah kita sepakati bersama."
Melven :"Terima kasih pak guru."
PERCAKAPAN KASUS 2
1.Menstabilkan Identitas
Guru :"Apakah Rafa tahu, mengapa pak guru memanggil Rafa menemui bapak?"
Rafa :"Tahu pak, karena saya tidak mengerjakan PR"(Rafa menunduk)
Guru :"Kenapa Rafa?, Bukankah buguru selalu memberikan tugas terstruktur
berupa PR setiap Hari?"
Rafa :"Saya minta maaf pak guru, bukannya saya tidak mengerjakan PR, tetapi tas saya tertukar
dengan tas kakak saya, kebetulan warna tas nya hampir sama,"
Guru :"Ya Alloh...Kasihan kakak kamu pasti kebingungan, tadi waktu berangkat sekolah bersama-
sama atau bagaimana?"
Rafa :"kakak saya berangkat terlebih dahulu dengan mengendarai sepeda motor, kan sudah SMU,
saya berangkat sekolah dengan sepeda pak."
PERCAKAPAN KASUS
2. Validasi Tindakan yang Salah
2
Guru :"Wah..pak guru tahu sekarang, tadi Rafa juga buru-buru berangkat ke sekolahnya, sehingga
tidak bisa membedakan tas kakak mu dan tas kamu?"
Rafa :"Sebelum berangkat sekolah saya sakit perut pak.“

3. Menanyakan Keyakinan
Guru :"Ooh begitu, pak guru yakin, Rafa anak yang baik, tadi pak guru heran, kok bisa Rafa tidak
mengerjakan PR, tetapi walau bagaimanapun kita tetap ingat dengan
kesepakatan dan keyakinan kelas yang sudah kita sepakati bersama.
Rafa :"Ingat pak, komitmen pak."
Guru :"Oke,jadi langkah apa yang akan Rafa lakukan supaya tidak mengulangi kesalahan yang sama
di har-ihari selanjutnya."
Rafa :"Lebih teliti pak, sebetulnya tadi waktu saya menggedong tas, juga sempat berpikir,
tas nya lebih berat, tapi tidak saya hiraukan karena buru-buru ke sekolah.
PERCAKAPAN KASUS 2
3. Menanyakan Keyakinan
Guru :“Pak guru menghargai kejujuran Rafa dan mentolerin kecerobohan Rafa, semoga Rafa selalu
rajin belajar, ingat dengan barang-barang yang bukan miliknya, lebih teliti lagi.
Rafa :“Iya, Insyaa Alloh pak."
Guru :"Oke,jadi langkah apa yang akan Rafa lakukan supaya tidak mengulangi
kesalahan yang sama di har-ihari selanjutnya."
Rafa :"Lebih teliti pak, kalau perlu saya akan minta orangtuaku untuk membelikan tas yang
berbeda dengan kepunyaan kakak.terikasih nggih pak guru, atas bimbingannya."
KESIMPULAN

Penanganan kasus yang dilakukan guru dengan menggunakan pendekatan segitiga


restitusi, diharapkan guru dapat memposisikaan dirinya sebagai manager dengan
mengajukan pertanyaan- pertanyaan bermakna yang membuat murid menjadi lebih
mandiri, percaya diri, dan bertanggungjawab
DOKUMENTASI RESTITUSI DIKELAS

Kasus 1 Kasus 2
UMPAN BALIK SISWA
penerapan segitiga restitusi
pengelesaian kasus pelanggaran disiplin

Kasus 1 Kasus 2
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai