Anda di halaman 1dari 80

PRINSIP DASAR

Pendugaan Sediaan Karbon Hutan


PENINGKATAN KAPASITAS SDM ASN LINGKUP DITJEN PHL-KLHK
Manggala Wanabakti, 24 November2022

Rinaldi Imanuddin
Senior Researcher at the BRIN
PRINSIP SFM

Social
Social
Ecology WEAK STRONG

SUSTAINABILITY Economy
Economy
Ecology

©Haruni Krisnawati
Peran Hutan dalam Perubahan Iklim

Hutan berperan
penting dalam
mengatur iklim bumi
melalui siklus karbon;
menyerap karbon dari
atmosfer seiring
pertumbuhannya, dan
menyimpan karbon
dalam dedaunan,
jaringan berkayu,
perakaran, dan materi
organik dalam tanah.
Peran Hutan dalam Perubahan Iklim

• Hutan dunia menyerap 2,4 miliar ton CO2 setiap tahunnya, atau sekitar 1/3 dari CO2
yang dilepaskan akibat pembakaran bahan bakar fosil.
• Hutan juga menjadi tempat penyimpanan karbon terestrial dunia yang paling penting,
yang terdiri atas sekitar 77% dari semua karbon yang tersimpan dalam vegetasi dan
39% dari semua karbon yang tersimpan dalam tanah; dua kali lebih banyak jumlahnya
dari karbon yang terdapat di atmosfer (Eliasch Review, 2008)
• Kehilangan tutupan hutan berarti kehilangan kemampuan alami hutan untuk menyerap
karbon & kapasitas penyimpanannya, yang berarti memperbesar emisi.
Prinsip Dasar Perhitungan stok karbon hutan

 Meningkatkan cadangan karbon Cadangan karbon

Membangun Project
hutan tanaman
Benefit

Baseline
Mengembangkan
agroforestry Years HUTAN
Cadangan karbon
 Menghindari kehilangan cadangan karbon
conservation

Mengurangi
Benefit
deforestasi,
degradasi
hutan Baseline (Deforestation)

Years

Biomassa dan Karbon Hutan


Perhitungan perubahan stok karbon hutan

Pertumbuhan/
regenerasi
Tipe Stok Karbon Stok Karbon
Kebakaran
Tahun 1 Tahun 2
penggunaan
Pemanenan
lahan

Pendekatan berbasis stok


(Stock-Difference Method)
Pendekatan
berbasis
proses Memperkirakan perbedaan stok
karbon pada dua titik waktu
Gain-Loss
©Haruni Krisnawati
Method)
C = ΔCG – ΔCL
C-Stock Baseline Skenario
• Teknik • Waktu • Rataan
inventory • Proyeksi
• Faktor emisi • Dinamika
• Kebakaran
• Forest type
• Uncertainty
Data
INFORMASI Aktivitas
DASAR

emisi
Stok
Biomassa Faktor
Karbon
Emisi

Input Output
Akurasi ditentukan oleh pendekatan ‘TIER’ (tingkatan kualitas data yang digunakan)

DATA FAKTOR EMISI


AKTIVITAS EMISI GRK

X =

Sistem
Pemantauan
Lahan/Hutan
X Inventarisasi
Hutan Nasional = Inventarisasi GRK

ha/tahun X ton/ha/ = ton CO2e


tahun
Mengukur biomassa hutan

Berapa
biomassanya ?
?

Destructive vs non destructive


Destructive Sampling

Tebang
Analisis
Laboratorium

Timbang Analisis
Statistik/
Regresi

Pisah
Alometrik
biomassa
Carbon pool di Lantai Hutan
Serasah

Tumbuhan Bawah
Kayu Mati
Flow Chart Perhitungan Biomassa dan Karbon hutan Non Destructive

Keliling DBH Biomassa Cadangan karbon Cadangan karbon


(per individu (per area)
pohon)
Kll = D*3.14

Persamaan alometrik
biomassa

Cadangan karbon = Biomassa*47%

Area pengukuran (plot)

BiomassadanKarbonHutan
Slide 14

Monograf Alometrik Biomassa

BiomassadanKarbonHutan
Sebaran geografis model alometrik - biomassa
DATA INVENTARISASI HUTAN (Jenis, Diameter dan Tinggi)

GUNAKAN MODEL
Tersedia model Tersedia model Tidak Tidak ALOMETRIK B UMUM
Tersedia data
alometrik B di alometrik V di
tinggi pohon (H)? (Brown, 1997; Ketterings et
lokasi tsb? lokasi tsb?
al., 2001; Chave et al., 2005)

Ya Tidak Ya Ya

Jenis/ekosistem
Jenis/ekosistem
alometrik V sama Tersedia model GUNAKAN RUMUS
alometrik B sama GEOMETRIK V
dgn lokasi tsb? alometrik V dgn
dgn lokasi tsb? Tersedia model Tidak jenis/ekosistem yg V= ¼ π D2 H  f
Ya
Ya Tidak alometrik B dgn sama di lokasi lain?
jenis/ekosistem yg Sebaran D hasil
Ya Tidak
Sebaran D hasil sama di lokasi lain? invent berada
invent berada Tidak pada kisaran D Tersedia data
Ya Sebaran D hasil
pada kisaran D pohon model berat jenis
invent berada
pohon model Sebaran D hasil alometrik V tsb? kayu (WD)?
pada kisaran D
alometrik B tsb? Tidak
invent berada Ya Tidak pohon model Ya
Ya Tidak pada kisaran D alometrik V tsb?
pohon model GUNAKAN MODEL Ya Tidak Tersedia data
GUNAKAN MODEL alometrik B tsb? ALOMETRIK V TSB WD jenis tsb?
ALOMETRIK B TSB
Ya Tidak V = f (D), V = f (D, H) GUNAKAN MODEL
B = f (D), B = f (D, H)
Tidak Tersedia data WD
ALOMETRIK V TSB genera tsb?
GUNAKAN MODEL V = f (D), V = f (D, H) Ya
ALOMETRIK B TSB Ya Tidak
B = f (D), B = f (D, H)

GUNAKAN RUMUS Ya Tersedia data Tidak

B = V WD BEF WD family tsb?

GUNAKAN RUMUS

B = V BCEF

Tier 3 Tier 2 Tier 1

BIOMASSA POHON DI ATAS PERMUKAAN TANAH


DATA INVENTARISASI HUTAN (Jenis, Diameter dan Tinggi)

GUNAKAN MODEL
Tersedia model Tersedia model Tidak Tidak ALOMETRIK B UMUM
Tersedia data
alometrik B di alometrik V di
tinggi pohon (H)? (Brown, 1997; Ketterings et
lokasi tsb? lokasi tsb?
al., 2001; Chave et al., 2005)

Ya Tidak Ya Ya

Jenis/ekosistem
Jenis/ekosistem
alometrik V sama Tersedia model GUNAKAN RUMUS
alometrik B sama GEOMETRIK V
dgn lokasi tsb? alometrik V dgn
dgn lokasi tsb? Tersedia model Tidak jenis/ekosistem yg V= ¼ π D2 H  f
Ya
Ya Tidak alometrik B dgn sama di lokasi lain?
jenis/ekosistem yg Sebaran D hasil
Ya Tidak
Sebaran D hasil sama di lokasi lain? invent berada
invent berada Tidak pada kisaran D Tersedia data
Ya Sebaran D hasil
pada kisaran D pohon model berat jenis
invent berada
pohon model Sebaran D hasil alometrik V tsb? kayu (WD)?
pada kisaran D
alometrik B tsb? Tidak
invent berada Ya Tidak pohon model Ya
Ya Tidak pada kisaran D alometrik V tsb?
pohon model GUNAKAN MODEL Ya Tidak Tersedia data
GUNAKAN MODEL alometrik B tsb? ALOMETRIK V TSB WD jenis tsb?
ALOMETRIK B TSB
Ya Tidak V = f (D), V = f (D, H) GUNAKAN MODEL
B = f (D), B = f (D, H)
Tidak Tersedia data WD
ALOMETRIK V TSB genera tsb?
GUNAKAN MODEL V = f (D), V = f (D, H) Ya
ALOMETRIK B TSB Ya Tidak
B = f (D), B = f (D, H)

GUNAKAN RUMUS Ya Tersedia data Tidak

B = V WD BEF WD family tsb?

GUNAKAN RUMUS

B = V BCEF

Tier 3 Tier 2 Tier 1

BIOMASSA POHON DI ATAS PERMUKAAN TANAH


DATA INVENTARISASI HUTAN (Jenis, Diameter dan Tinggi)

GUNAKAN MODEL
Tersedia model Tersedia model Tidak Tidak ALOMETRIK B UMUM
Tersedia data
alometrik B di alometrik V di
tinggi pohon (H)? (Brown, 1997; Ketterings et
lokasi tsb? lokasi tsb?
al., 2001; Chave et al., 2005)

Ya Tidak Ya Ya

Jenis/ekosistem
Jenis/ekosistem
alometrik V sama Tersedia model GUNAKAN RUMUS
alometrik B sama GEOMETRIK V
dgn lokasi tsb? alometrik V dgn
dgn lokasi tsb? Tersedia model Tidak jenis/ekosistem yg V= ¼ π D2 H  f
Ya
Ya Tidak alometrik B dgn sama di lokasi lain?
jenis/ekosistem yg Sebaran D hasil
Ya Tidak
Sebaran D hasil sama di lokasi lain? invent berada
invent berada Tidak pada kisaran D Tersedia data
Ya Sebaran D hasil
pada kisaran D pohon model berat jenis
invent berada
pohon model Sebaran D hasil alometrik V tsb? kayu (WD)?
pada kisaran D
alometrik B tsb? Tidak
invent berada Ya Tidak pohon model Ya
Ya Tidak pada kisaran D alometrik V tsb?
pohon model GUNAKAN MODEL Ya Tidak Tersedia data
GUNAKAN MODEL alometrik B tsb? ALOMETRIK V TSB WD jenis tsb?
ALOMETRIK B TSB
Ya Tidak V = f (D), V = f (D, H) GUNAKAN MODEL
B = f (D), B = f (D, H)
Tidak Tersedia data WD
ALOMETRIK V TSB genera tsb?
GUNAKAN MODEL V = f (D), V = f (D, H) Ya
ALOMETRIK B TSB Ya Tidak
B = f (D), B = f (D, H)

GUNAKAN RUMUS Ya Tersedia data Tidak

B = V WD BEF WD family tsb?

GUNAKAN RUMUS

B = V BCEF

Tier 3 Tier 2 Tier 1

BIOMASSA POHON DI ATAS PERMUKAAN TANAH


DATA INVENTARISASI HUTAN (Jenis, Diameter dan Tinggi)

GUNAKAN MODEL
Tersedia model Tersedia model Tidak Tidak ALOMETRIK B UMUM
Tersedia data
alometrik B di alometrik V di
tinggi pohon (H)? (Brown, 1997; Ketterings et
lokasi tsb? lokasi tsb?
al., 2001; Chave et al., 2005)

Ya Tidak Ya Ya

Jenis/ekosistem
Jenis/ekosistem
alometrik V sama Tersedia model GUNAKAN RUMUS
alometrik B sama GEOMETRIK V
dgn lokasi tsb? alometrik V dgn
dgn lokasi tsb? Tersedia model Tidak jenis/ekosistem yg V= ¼ π D2 H  f
Ya
Ya Tidak alometrik B dgn sama di lokasi lain?
jenis/ekosistem yg Sebaran D hasil
Ya Tidak
Sebaran D hasil sama di lokasi lain? invent berada
invent berada Tidak pada kisaran D Tersedia data
Ya Sebaran D hasil
pada kisaran D pohon model berat jenis
invent berada
pohon model Sebaran D hasil alometrik V tsb? kayu (WD)?
pada kisaran D
alometrik B tsb? Tidak
invent berada Ya Tidak pohon model Ya
Ya Tidak pada kisaran D alometrik V tsb?
pohon model GUNAKAN MODEL Ya Tidak Tersedia data
GUNAKAN MODEL alometrik B tsb? ALOMETRIK V TSB WD jenis tsb?
ALOMETRIK B TSB Ya Tidak V = f (D), V = f (D, H) GUNAKAN MODEL Tidak Tersedia data WD
B = f (D), B = f (D, H) ALOMETRIK V TSB genera tsb?
GUNAKAN MODEL V = f (D), V = f (D, H) Ya
ALOMETRIK B TSB Ya Tidak
B = f (D), B = f (D, H)

GUNAKAN RUMUS Ya Tersedia data Tidak

B = V WD BEF WD family tsb?

GUNAKAN RUMUS

B = V BCEF

Tier 3 Tier 2 Tier 1

BIOMASSA POHON DI ATAS PERMUKAAN TANAH


DATA INVENTARISASI HUTAN (Jenis, Diameter dan Tinggi)

GUNAKAN MODEL
Tersedia model Tersedia model Tidak Tidak ALOMETRIK B UMUM
Tersedia data
alometrik B di alometrik V di
tinggi pohon (H)? (Brown, 1997; Ketterings et
lokasi tsb? lokasi tsb?
al., 2001; Chave et al., 2005)

Ya Tidak Ya Ya

Jenis/ekosistem
Jenis/ekosistem
alometrik V sama Tersedia model GUNAKAN RUMUS
alometrik B sama GEOMETRIK V
dgn lokasi tsb? alometrik V dgn
dgn lokasi tsb? Tersedia model Tidak jenis/ekosistem yg V= ¼ π D2 H  f
Ya
Ya Tidak alometrik B dgn sama di lokasi lain?
jenis/ekosistem yg Sebaran D hasil
Ya Tidak
Sebaran D hasil sama di lokasi lain? invent berada
invent berada Tidak pada kisaran D Tersedia data
Ya Sebaran D hasil
pada kisaran D pohon model berat jenis
invent berada
pohon model Sebaran D hasil alometrik V tsb? kayu (WD)?
pada kisaran D
alometrik B tsb? Tidak
invent berada Ya Tidak pohon model Ya
Ya Tidak pada kisaran D alometrik V tsb?
pohon model GUNAKAN MODEL Ya Tidak Tersedia data
GUNAKAN MODEL alometrik B tsb? ALOMETRIK V TSB WD jenis tsb?
ALOMETRIK B TSB Ya Tidak V = f (D), V = f (D, H) GUNAKAN MODEL Tidak Tersedia data WD
B = f (D), B = f (D, H) ALOMETRIK V TSB genera tsb?
GUNAKAN MODEL V = f (D), V = f (D, H) Ya
ALOMETRIK B TSB Ya Tidak
B = f (D), B = f (D, H)

GUNAKAN RUMUS Ya Tersedia data Tidak

B = V WD BEF WD family tsb?

GUNAKAN RUMUS

B = V BCEF

Tier 3 Tier 2 Tier 1

BIOMASSA POHON DI ATAS PERMUKAAN TANAH


DATA INVENTARISASI HUTAN (Jenis, Diameter dan Tinggi)

GUNAKAN MODEL
Tersedia model Tersedia model Tidak Tidak ALOMETRIK B UMUM
Tersedia data
alometrik B di alometrik V di
tinggi pohon (H)? (Brown, 1997; Ketterings et
lokasi tsb? lokasi tsb?
al., 2001; Chave et al., 2005)

Ya Tidak Ya Ya

Jenis/ekosistem
Jenis/ekosistem
alometrik V sama Tersedia model GUNAKAN RUMUS
alometrik B sama GEOMETRIK V
dgn lokasi tsb? alometrik V dgn
dgn lokasi tsb? Tersedia model Tidak jenis/ekosistem yg V= ¼ π D2 H  f
Ya
Ya Tidak alometrik B dgn sama di lokasi lain?
jenis/ekosistem yg Sebaran D hasil
Ya Tidak
Sebaran D hasil sama di lokasi lain? invent berada
invent berada Tidak pada kisaran D Tersedia data
Ya Sebaran D hasil
pada kisaran D pohon model berat jenis
invent berada
pohon model Sebaran D hasil alometrik V tsb? kayu (WD)?
pada kisaran D
alometrik B tsb? Tidak
invent berada Ya Tidak pohon model Ya
Ya Tidak pada kisaran D alometrik V tsb?
pohon model GUNAKAN MODEL Ya Tidak Tersedia data
GUNAKAN MODEL alometrik B tsb? ALOMETRIK V TSB WD jenis tsb?
ALOMETRIK B TSB Ya Tidak V = f (D), V = f (D, H) GUNAKAN MODEL Tidak Tersedia data WD
B = f (D), B = f (D, H) ALOMETRIK V TSB genera tsb?
GUNAKAN MODEL V = f (D), V = f (D, H) Ya
ALOMETRIK B TSB Ya Tidak
B = f (D), B = f (D, H)

GUNAKAN RUMUS Ya Tersedia data Tidak

B = V WD BEF WD family tsb?

GUNAKAN RUMUS

B = V BCEF

Tier 3 Tier 2 Tier 1

BIOMASSA POHON DI ATAS PERMUKAAN TANAH


DATA INVENTARISASI HUTAN (Jenis, Diameter dan Tinggi)

GUNAKAN MODEL
Tersedia model Tersedia model Tidak Tidak ALOMETRIK B UMUM
Tersedia data
alometrik B di alometrik V di
tinggi pohon (H)? (Brown, 1997; Ketterings et
lokasi tsb? lokasi tsb?
al., 2001; Chave et al., 2005)

Ya Tidak Ya Ya

Jenis/ekosistem
Jenis/ekosistem
alometrik V sama Tersedia model GUNAKAN RUMUS
alometrik B sama GEOMETRIK V
dgn lokasi tsb? alometrik V dgn
dgn lokasi tsb? Tersedia model Tidak jenis/ekosistem yg V= ¼ π D2 H  f
Ya
Ya Tidak alometrik B dgn sama di lokasi lain?
jenis/ekosistem yg Sebaran D hasil
Ya Tidak
Sebaran D hasil sama di lokasi lain? invent berada
invent berada Tidak pada kisaran D Tersedia data
Ya Sebaran D hasil
pada kisaran D pohon model berat jenis
invent berada
pohon model Sebaran D hasil alometrik V tsb? kayu (WD)?
pada kisaran D
alometrik B tsb? Tidak
invent berada Ya Tidak pohon model Ya
Ya Tidak pada kisaran D alometrik V tsb?
pohon model GUNAKAN MODEL Ya Tidak Tersedia data
GUNAKAN MODEL alometrik B tsb? ALOMETRIK V TSB WD jenis tsb?
ALOMETRIK B TSB Ya Tidak V = f (D), V = f (D, H) GUNAKAN MODEL Tidak Tersedia data WD
B = f (D), B = f (D, H) ALOMETRIK V TSB genera tsb?
GUNAKAN MODEL V = f (D), V = f (D, H) Ya
ALOMETRIK B TSB Ya Tidak
B = f (D), B = f (D, H)

GUNAKAN RUMUS Ya Tersedia data Tidak

B = V WD BEF WD family tsb?

GUNAKAN RUMUS

B = V BCEF

Tier 3 Tier 2 Tier 1

BIOMASSA POHON DI ATAS PERMUKAAN TANAH


DATA INVENTARISASI HUTAN (Jenis, Diameter dan Tinggi)

GUNAKAN MODEL
Tersedia model Tersedia model Tidak Tidak ALOMETRIK B UMUM
Tersedia data
alometrik B di alometrik V di
tinggi pohon (H)? (Brown, 1997; Ketterings et
lokasi tsb? lokasi tsb?
al., 2001; Chave et al., 2005)

Ya Tidak Ya Ya

Jenis/ekosistem
Jenis/ekosistem
alometrik V sama Tersedia model GUNAKAN RUMUS
alometrik B sama GEOMETRIK V
dgn lokasi tsb? alometrik V dgn
dgn lokasi tsb? Tersedia model Tidak jenis/ekosistem yg V= ¼ π D2 H  f
Ya
Ya Tidak alometrik B dgn sama di lokasi lain?
jenis/ekosistem yg Sebaran D hasil
Ya Tidak
Sebaran D hasil sama di lokasi lain? invent berada
invent berada Tidak pada kisaran D Tersedia data
Ya Sebaran D hasil
pada kisaran D pohon model berat jenis
invent berada
pohon model Sebaran D hasil alometrik V tsb? kayu (WD)?
pada kisaran D
alometrik B tsb? Tidak
invent berada Ya Tidak pohon model Ya
Ya Tidak pada kisaran D alometrik V tsb?
pohon model GUNAKAN MODEL Ya Tidak Tersedia data
GUNAKAN MODEL alometrik B tsb? ALOMETRIK V TSB WD jenis tsb?
ALOMETRIK B TSB Ya Tidak V = f (D), V = f (D, H) GUNAKAN MODEL Tidak Tersedia data WD
B = f (D), B = f (D, H) ALOMETRIK V TSB genera tsb?
GUNAKAN MODEL V = f (D), V = f (D, H) Ya
ALOMETRIK B TSB Ya Tidak
B = f (D), B = f (D, H)

GUNAKAN RUMUS Ya Tersedia data Tidak

B = V WD BEF WD family tsb?

GUNAKAN RUMUS

B = V BCEF

Tier 3 Tier 2 Tier 1

BIOMASSA POHON DI ATAS PERMUKAAN TANAH


700

Biomassa Pohon di atas Permukaan Tanah (Kg)


AGB_aktual Jenis Acacia mangium di Sumatera Selatan
600
Model_1 : Menggunakan alometrik biomassa pada lokasi tersebut (Tier 3)

500

400

300

200

100

0
5 10 15 20 25 30

Diameter Pohon (cm)


700

Biomassa Pohon di atas Permukaan Tanah (Kg)


AGB_aktual Jenis Acacia mangium di Sumatera Selatan
600
Model_1 : Menggunakan alometrik biomassa pada lokasi tersebut (Tier 3)
Model_2 : Menggunakan alometrik biomassa dengan jenis sama pada lokasi lain (Tier
2)
500

400

300

200

100

0
5 10 15 20 25 30

Diameter Pohon (cm)


700

Biomassa Pohon di atas Permukaan Tanah (Kg)


AGB_aktual Jenis Acacia mangium di Sumatera Selatan
600
Model_1 : Menggunakan alometrik biomassa pada lokasi tersebut (Tier 3)
Model_2 : Menggunakan alometrik biomassa dengan jenis sama pada lokasi lain (Tier
2)
Model_3 : Menggunakan alometrik volume pada lokasi tersebut (Tier 2)
500

400

300

200

100

0
5 10 15 20 25 30

Diameter Pohon (cm)


700

Biomassa Pohon di atas Permukaan Tanah (Kg)


AGB_Aktual Jenis Acacia mangium di Sumatera Selatan
600
Model_1 : Menggunakan alometrik biomassa pada lokasi tersebut (Tier 3)
Model_2 : Menggunakan alometrik biomassa dengan jenis sama pada lokasi lain (Tier
2)
Model_3 : Menggunakan alometrik volume pada lokasi tersebut (Tier 2)
500 Model_4 : Menggunakan alometrik volume pada jenis sama di lokasi lain (Tier
2)

400

300

200

100

0
5 10 15 20 25 30

Diameter Pohon (cm)


700

Biomassa Pohon di atas Permukaan Tanah (Kg)


AGB_Aktual Jenis Acacia mangium di Sumatera Selatan
600
Model_1 : Menggunakan alometrik biomassa pada lokasi tersebut (Tier 3)
Model_2 : Menggunakan alometrik biomassa dengan jenis sama pada lokasi lain (Tier
2)
Model_3 : Menggunakan alometrik volume pada lokasi tersebut (Tier 2)
500 Model_4: Menggunakan alometrik volume pada jenis sama di lokasi lain (Tier
2)
Model_5: Menggunakan volume dengan rumus geometrik (Tier 2)

400

300

200

100

0
5 10 15 20 25 30

Diameter Pohon (cm)


700

Biomassa Pohon di atas Permukaan Tanah (Kg)


AGB_Aktual Jenis Acacia mangium di Sumatera Selatan
600
Model_1 : Menggunakan alometrik biomassa pada lokasi tersebut (Tier 3)
Model_2 : Menggunakan alometrik biomassa dengan jenis sama pada lokasi lain (Tier
2)
Model_3 : Menggunakan alometrik volume pada lokasi tersebut (Tier 2)
500 Model_4: Menggunakan alometrik volume pada jenis sama di lokasi lain (Tier
2)
Model_5: Menggunakan volume dengan rumus geometrik (Tier 2)
Model_6 : Menggunakan persamaan umum Brown (Tier 1)
Model_7 : Menggunakan persamaan umum Chave et al. (Tier 1)
400
Model_8 : Menggunakan persamaan umum Ketterings et al. (Tier 1)

Model_1 Model_2 Model_3 Model_4 Model_5 Model_6 Model_7 Model_8


Simpangan
9.3 18.3 12.7 20.8 63.0 50.2 29.5 13.9
300 Rata-rata (%)

200

100

0
5 10 15 20 25 30

Diameter Pohon (cm)


Mengukur biomassa hutan

Data Inventori (Jenis, Diameter) Alometrik Biomassa

Biomassa Individu Pohon

Σ Biomassa Pohon pada Plot

Biomassa Hutan (ton/ha)


PRINSIP DASAR PENDUGAAN SEDIAAN KARBON HUTAN

• Carbon pool : bagian atau tempat karbon tersimpan


• IPCC menetapkan 5 sumber karbon hutan yang perlu dihitung dalam upaya penurunan emisi
akibat perubahan tutupan lahan
1.Biomassa di Atas Permukaan Tanah (BAPT) terdiri dari seluruh tingkat pertumbuhan
pohon dan tumbuhan bawah.
2.Biomassa di Bawah Permukaan Tanah (Akar)
3.Serasah terdiri dari bagian tanaman yang sudah mati (buah, daun, bunga) yang terdapat di
permukaan tanah di hutan.
4.Kayu mati terdiri dari seluruh kayu yang sudah mati termasuk pohon yang sudah mati,
pohon tumbang, dan bagian dari pohon (ranting, batang, cabang) yang jatuh di atas
permukaan tanah.
5.Tanah, tanah menjadi pool karbon yang penting pada ekosistem hutan mangrove,
ekosistem hutan rawa gambut karena kandungan C-organik yang tinggi
PENDEKATAN
CONTOH:

PENDUGAAN SEDIAAN KARBON DI HUTAN PRODUKSI 2019

Ketersediaan data:
Rekapitulasi data RKT 2019 (245 IUPHHK-HA)
• Sumber Karbon (Carbon pool) : bagian atau tempat karbon tersimpan
• IPCC menetapkan 5 sumber karbon hutan yang perlu dihitung dalam upaya penurunan emisi
akibat perubahan tutupan lahan
1.Biomassa di Atas Permukaan Tanah (BAPT) terdiri dari seluruh tingkat pertumbuhan
pohon dan tumbuhan bawah.
2.Biomassa di Bawah Permukaan Tanah (Akar)
3.Serasah terdiri dari bagian tanaman yang sudah mati (buah, daun, bunga) yang terdapat di
permukaan tanah di hutan.
4.Kayu mati terdiri dari seluruh kayu yang sudah mati termasuk pohon yang sudah mati,
pohon tumbang, dan bagian dari pohon (ranting, batang, cabang) yang jatuh di atas
permukaan tanah.
5.Tanah, tanah menjadi sumber karbon yang penting pada ekosistem hutan mangrove,
ekosistem hutan rawa gambut karena kandungan C-organik yang tinggi
Mosaik Citra Landsat 8 Tahun 2019
REKAPITULASI SEDIAAN KARBON PADA HUTAN PRODUKSI TAHUN 2019
HUTAN PRODUKSI (DILUAR JAWA) IUPHHK-HA/RE/HT
REGION
Area (ha) C stock (ton) CO2-e Area (ha) C stock (ton) CO2-e

KALIMANTAN 20,786,818 2,297,040,532 8,422,481,952 14,197,344 1,594,058,053 5,844,879,529

PAPUA 17,140,868 1,354,091,132 4,965,000,818 5,574,963 496,223,355 1,819,485,633

SULAWESI 8,096,881 1,233,811,860 4,523,976,820 2,108,624 327,906,364 1,202,323,334

SUMATERA 9,900,940 835,026,334 3,061,763,225 5,050,700 474,008,788 1,738,032,223

TOTAL 55,925,507 5,719,969,859 20,973,222,815 26,931,631 2,892,196,560 10,604,720,719

BiomassadanKarbonHutan
Cara baru menilai peran hutan untuk
menanggulangi perubahan iklim: REDD+

• Karbon menjadi nilai hutan baru yang mulai diusahakan untuk meningkatkan
produktivitas hutan di tengah sentimen negatif terkait pemanfaatan hasil hutan
kayu yang diyakini sebagai salah satu penyumbang emisi GRK serta sebagai
alternatif pembiayaan kegiatan konservasi hutan  Mekanisme REDD+ , Voluntary
Carbon Market, CDM
• REDD+ diuraikan sebagai ‘…pendekatan kebijakan dan insentif positif terhadap
hal-hal yang berkaitan dengan pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi
hutan di negara berkembang; dan peran konservasi, pengelolaan hutan yang
berkelanjutan dan peningkatan persediaan karbon hutan di negara berkembang

Jasa Hutan dalam


menyimpan dan
menyerap karbon

Biomassa dan Karbon Hutan


PASAR KARBON
Dalam pasar karbon, yang diperdagangkan sesungguhnya
adalah hak atas emisi gas rumah kaca dalam satuan
setara-ton-CO2 (ton CO2 equivalent) .

Hak di sini dapat berupa hak untuk melepaskan gas rumah kaca ataupun hak atas

penurunan emisi gas rumah kaca. Sedangkan jenis gas rumah kaca yang dapat

diperdagangkan dalam pasar karbon umumnya adalah enam jenis gas rumah kaca

yang tercantum dalam Protokol Kyoto, yang meliputi meliputi karbon dioksida (CO ),
2

metana (CH ), nitrat oksida (N O), hidrofluorokarbon (HFCs), perfluorocarbons (PFCs),


4 2
APA YANG DIPERLUKAN?

• Identifikasi aktivitas data dan FE terkait dengan


pendugaan stok karbon hutan
• Penentuan skenario yang akan dipilih terkait
pengelolaan karbon hutan
• Penetuan strategi pengelolaan karbon hutan melalui
kebijakan yang lebih terarah
• Optimalisasi PHL dalam rangka pengelolaan karbon
hutan
Inventarisasi Karbon Hutan

PERSIAPAN
• Pembentukan Regu
• Persiapan peralatan dan bahan

PENENTUAN PLOT SAMPLING

TAHAPAN :
PEMBUATAN PLOT

PENGUKURAN PADA MASING-MASING POOL KARBON


Pembentukan Regu
1 (SATU) TIM REGU PENGUKURAN KARBON HUTAN :
• Ketua Regu 1 orang
• Pengukur Biomassa Pohon  1 orang
• Pengukur Serasah  1 orang
• Pengukur kayu mati  1 orang
• Pengukur tanah  1 orang
• Perintis/tenaga lokal  2 orang
• Pengenal jenis  1 orang
Peralatan dan Bahan
Bagaimana Mengukur dan
Menghitung Karbon Hutan pada
suatu areal??

Plot  Area of interest


“Sampling”
PENENTUAN
PLOT SAMPLE

Hutan Rapat
Stratifikasi

Hutan Sedang Pertanian

Hutan Jarang Semak belukar


Pembuatan Plot

Keterangan :
A : sub plot ukuran 1m x 1 m
B : sub plot ukuran 5m x 5m
C : sub plot ukuran 10m x 10m
D : sub plot ukuran 20m x 20m
E : plot ukuran 50m x 50m

Plot A  tumbuhan bawah (vegetasi


tinggi < 1.5m), serasah.
Plot B  Pancang hidup/kayu mati
berdiri (H>1.3m,2cm<D<10cm).
Plot C  Tiang/kayu mati berdiri
(10cm<D<20cm)
Plot D  Pohon kecil/kayu mati berdiri
(20cm<D<30cm)
Plot E  Pohon besar/kayu mati
berdiri (30cm-up)
1. Pohon Hidup
Non destructive

Model alometrik
Pengukuran
diameter

Tongkat Penanda 1,3 m


Pohon Hidup
Pengukuran cadangan karbon bagian atas pohon hidup :
non destructive sampling (menggunakan model alometrik
biomassa)
• Pengukuran D dan H pohon besar (D>30cm up) dan
Identifikasi Jenis, pada plot 50 x 50
• Pengukuran D dan H pohon kecil (20<D<30cm up) dan
Identifikasi Jenis, pada plot 20 x 20
• Pengukuran D dan H tiang (10cm<D<20cm), dan
Identifikasi jenis, pada plot 10 x10
• Pengukuran D dan H Pancang (H>1.3m,2cm<D<10cm),
dan Identifikasi Jenis, pada plot 5x5
Pengukuran diameter

Pada tanah miring


pengukuran diameter
pada 1.3m dilakukan
pada bagian atas

Tongkat Penanda 1,3 m


Pengukuran diameter

Pengukuran
diameter pada 1.3
Pengukuran diameter
Jika terdapat
percabangan pada
ketinggian dibawah 1.3
Pengukuran dilakukan
pada 2 cabang

Jika percabangan mendekati ketinggian


1.3m, maka pengukuran dilakukan
dibawah percabangan
Pengukuran diameter

Pengukuran pada pohon berbanir


Pengukuran diameter

Pengukuran pada pohon berbanir


Pengukuran diameter

Pengukuran pada pohon berbanir


Pengukuran diameter

Pengukuran pada pohon berbanir


Pengukuran diameter

Pengukuran pohon tidak normal


Pengukuran diameter
Jika pada 1.3m terdapat benjolan/cacat,
pengukuran diameter dilakukan diatas 30cm
diatas benjolan/cacat
Pengukuran diameter

Jika terdapat liana pada


titik pengukuran, maka
pengukuran dilakukan
dibawah liana
Pengukuran diameter

Jika terdapat trubusan, maka pengukuran


1.3 dilakukan diatas batas tunggak

Bagaimana mengukurnya????
2. Tumbuhan bawah, Serasah dan Kayu mati

Destructive
Pemanenan

Penimbangan

Sampel
Tumbuhan bawah

Penimbangan

Pengumpulan Pengambilan Sampel


Tumbuhan bawah

Pengukuran :
Pengukuran cadangan karbon tumbuhan bawah :
destructive sampling (pemanenan)
• Semua vegetasi hidup, H<1.3 m, D<2cm dikategorikan
tumbuhan bawah
• Dilakukan pemanenan pada plot 1x1
• Penimbangan berat basah total
• Pengambilan sampel 100-200 gr untuk analisa berat
kering tanur dan C-content
Tumbuhan bawah

Penghitungan :
Biomassa dihitung dengan rumus berikut :

Keterangan:
Bo adalah berat bahan organik, dinyatakan dalam kilogram (kg);
Bks adalah berat kering contoh, dinyatakan dalam kilogram (kg);
Bbt adalah berat basah total, dinyatakan dalam kilogram (kg);
Bbs adalah berat basah contoh, dinyatakan dalam (kg).
Serasah
Serasah

Pengukuran :
Serasah halus
• daun yang ada dipermukaan tanah, dan bahan organik lainnya yang telah
terdekomposisi sebagian yang berukuran > 2 mm (seresah halus)
• Dilakukan pemanenan pada plot 1x1
• Penimbangan berat basah total
• Pengambilan sampel 100- 200 gr untuk analisa berat kering tanur dan C-
content
Serasah kasar
• Ranting, cabang yang ada dipermukaan tanah, dan bahan organik lainnya
yang telah terdekomposisi sebagian yang berukuran D< 10 cm
• Dilakukan pemanenan pada plot 1x1
• Penimbangan berat basah total
• Pengambilan sampel 100- 200 gr untuk analisa berat kering tanur dan C-
content
Serasah

Penghitungan :

Bahan organik serasah dihitung dengan rumus berikut :

Keterangan:
Bo adalah berat bahan organik, dinyatakan dalam kilogram (kg);
Bks adalah berat kering contoh, dinyatakan dalam kilogram (kg);
Bbt adalah berat basah total, dinyatakan dalam kilogram (kg);
Bbs adalah berat basah contoh, dinyatakan dalam (kg).
Kayu Mati Berdiri
Kayu Mati Berdiri
Kayu Mati Berdiri
Kayu Mati Rebah
Non destructive

Ukur diameter ujung,


pangkal dan Panjang.
Begitu juga diameter
pada batang yang
berlobang

Lakukan tes untuk


menentukan tingkat
pelapukan, ambil
sample pada masing-
masing tingkat
pelapukan
Kayu Mati
Penghitungan :
• Non destructive : alometrik dikali faktor koreksi, pendekatan volume
dikali dengan wood density
• Penimbangan :
Bahan organik mati dihitung dengan rumus berikut :

Keterangan:
Bo adalah berat bahan organik, dinyatakan dalam kilogram (kg);
Bks adalah berat kering contoh, dinyatakan dalam kilogram (kg);
Bbt adalah berat basah total, dinyatakan dalam kilogram (kg);
Bbs adalah berat basah contoh, dinyatakan dalam (kg).
Biomassa dibawah permukaan tanah/akar
Penghitungan :
Dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Bbp = NAP x Bap


Keterangan:
• Bbp adalah biomassa di bawah permukaan tanah,
dinyatakan dalam kilogram (kg);
• NAP adalah nilai nisbah akar pucuk;
• Bap adalah nilai biomassa atas permukaan (above ground
biomass), dinyatakan dalam kilogram (kg)
Biomassa dibawah permukaan tanah/akar
Tanah
Pengukuran :
Tanah mineral kering
Tanah
Pengukuran :
Tanah mineral kering
• lakukan pengambilan contoh tanah dengan metode komposit, yaitu
mencampurkan contoh tanah dari kelima titik contoh tanah pada setiap
kedalaman (kedalaman 0 cm sampai dengan 5 cm, 5 cm sampai dengan 10
cm, 10 cm sampai dengan 20 cm, dan 20 cm sampai dengan 30 cm);
• letakkan ring soil sampler pada masing-masing titik pengambilan contoh
tanah;
• letakkan 4 ring soil sampler pada setiap kedalaman pengambilan contoh
tanah;
• ambil contoh tanahnya pada setiap ring soil sampler dan timbang berat
basahnya di lapangan;
• kering-anginkan contoh tanah di laboratorium;
• timbang contoh tanah dan dicatat beratnya;
• analisis berat jenis tanah dan kandungan karbon organik tanah.
Tanah
Pengukuran :
Tanah organik (Gambut, Mangrove)
• Lakukan pengukuran kedalaman tanah organik/gambut
• Lakukan pengeboran dengan bor gambut
• analisa batas gambut,
• penentuan tingkat kedalaman gambut
• pengambilan contoh gambut
• Pengepakan
• Analisa laboraorium :
(bulk density)
kandungan karbon
0
15
30

50 Contoh
Tanah

100

200
Mineral
Penghitungan cadangan karbon total dalam plot

Cplot = (Cbap + Cbbp + Cserasah + Ckmr + Cpm + Ctanah)


Keterangan:
• Cplot adalah total kandungan karbon pada plot, dinyatakan dalam ton per
hektar (ton/ha);
• Cbap adalah total kandungan karbon biomassa atas permukaan per hektar
pada plot, dinyatakan dalam ton per hektar (ton/ha);
• Cbbp adalah total kandungan karbon biomassa bawah permukaan per hektar
pada plot, dinyatakan dalam ton per hektar(ton/ha);
• Cserasah adalah total kandungan karbon biomassa serasah per hektar pada
plot, dinyatakan dalam ton per hektar (ton/ha);
• Ckmr adalah total kandungan karbon kayu mati rebah per hektar pada plot,
dinyatakan dalam ton per hektar (ton/ha);
• Cpm adalah total kandungan karbon pohon mati berdiri per hektar pada plot,
dinyatakan dalam ton per hektar (ton/ha);
• Ctanah adalah total kandungan karbon tanah per hektar pada plot,
dinyatakan dalam ton per hektar (ton/ha).
Rinaldi Imanuddin

Anda mungkin juga menyukai