Anda di halaman 1dari 72

PTT 4208.

Pertanian Berlanjut

Bab 11.
Pengelolaan biodiversitas tanaman
untuk mitigasi emisi karbon

Kurniatun Hairiah

(Photo: Kurniatun Hairiah)


http://pertanianberlanjut.lecture.ub.ac.id
Multifunctional
Protected
forest Landscapes Good
Water- Biodi- Carbon
Governance
flows versity stocks
External
stake-
holders

Photo: Kurniatun Hairiah


1. Perubahan Iklim dan dampaknya
terhadap pertanian
2. Mengapa terjadi masalah?
3. Apa yang bisa kita lakukan? ~
Pengelolaan lahan
IPCC, 2001
(IPCC, 2001)
Pergeseran Curah Hujan di Jawa-Bali
Siklus C di tingkat global
 Carbon pool: A reservoir of carbon. A system
which has the capacity to accumulate or
release carbon.

 Carbon stock: The absolute quantity of carbon


held within a pool at a specified time. The
units of measurement are mass (Mg ha-1)
 Carbon flux: Transfer of carbon from one carbon
pool to another in units of measurement of mass
per unit area and time (e.g., t C ha -1 yr-1)

 Carbon sink: Any process or mechanism which


removes a greenhouse gas, an aerosol or a
precursor of a greenhouse gas from the
atmosphere. A given pool (reservoir) can be a
sink for atmospheric carbon if, during a given
time interval, more carbon is flowing into it than
is flowing out.
Peningkatan konsentrasi GRK utama

CO2 CH4 N2O


Sebelum jaman 280 ppm v 700 ppb v 275 ppb v
industri
Tahun 1992 355 ppm v 1714 ppb v 311 ppb v
Tahun 1998 365 ppm v 1745 ppb v 314 ppb v
Peningkatan per 1.5 ppm v 13 ppb v 0.75 ppb v
tahun
% peningkatan 0.4 0.8 0.3
per tahun
Umur di 5 - 200 12 114
atmosfer, th

Sumber: IPCC (1995, 2001)


Sumbangan Setiap GRK dalam
Pemanasan Global
KARBON
METANA DIOKSIDA
15% 55%

NITROUS
OKSIDA
6% CFCs
24%

Alih-guna lahan & Energi & Industri


Kehutanan

Limbah kota
Pertanian
Dampak Perubahan Iklim

Masalah AIR

15
Strategi menghadapi perubahan iklim

• Adaptasi: Upaya mengurangi efek merugikan


yang timbul dari adanya perubahan iklim
– Contoh membangun fasilitas kesehatan, seleksi bibit
unggul,……
• Mitigasi: Upaya mengurangi efek merugikan yang
timbul dari adanya perubahan iklim melalui
pengurangan emisi gas rumah kaca
– Contoh: hemat energi, penggunaan biofuel,
mengurangi pembakaran, penggunaan lahan yang
dapat menyerap dan menyimpan karbon lama
Bagaimana mengatasinya?
Suhu Adaptasi
Emisi asal
meningkat pertanian,
bahan bakar
kehutanan
Fossil & dsb.
penambang- Emisi CO2

AGROFORESTRI
an semen 
Curah Adaptasi
Perubahan terhadap
hujan tidak
Hilangnya iklim menentu risiko
cadangan C global kekeringan,
daratan banjir,
Permukaan longsor,
air laut
meningkat Adaptasi
flora &
fauna
At night plants release During the day plants
CO2 as product of CO2 O2 released O2 as a waste
respiration product of photosynthesis

At night plants used O2


for respiration

Animals
CO2 is breathe in O2
CO2 used in
return photosyn
to the -thesis C is absorbed by Animals
atmos animals when they breathe out
phere eat plants CO2

Animals faeces

Decomposers
releaseCO2 Dead
organisms
Bagaimana mengatasi masalah C?

• Meningkatkan serapan CO2 di udara


• Mengurangi pelepasan CO2 ke udara
SERAP TIMBUN
CO2 sebanyak dan
selama mungkin
co2

co2
Lanskap Agroforestri sebagai
pilihan penyerap dan penyimpan C

• Beraneka macam pohon


• Berumur panjang
• Bila telah terbentuk, peluangnya
untuk ditebang habis sangat kecil
(kecuali ada tawaran modal yang
sangat besar)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
cadangan karbon di lahan AF
• Kerapatan populasi pohon
• Umur pohon ~ diameter
batang  biomasa pohon
• Jenis pohon  BJ kayu,
g/cm3
• Kecepatan pertumbuhan ~
Umur panen, mis: Pohon
pertumbuhan cepat 
cepat dipanen, maka
cadangan C cepat hilang
dari sistem ~ emisi CO2
Pengaturannya di lapangan
fully segregated fully integrated
landscape landscape

natural forest

integrated, multifunctional
landscape: crops, trees,
meadows and forest
patches

intensive agriculture
Hutan alami

Agroforest berfungsi sebagai


penyerap karbon seperti hutan

padi
Agroforestri
sederhana

padi

Lanskap di Krui (Lampung Barat)


Bagaimana mengukur perubahan
cadangan karbon
Bagaimana cara mengukur
cadangan karbon?

Penghitungan C = ATM C
• Deposit awal = Cadangan
C di hutan
• Saldo akhir = Cadangan C
saat ini
• Lamanya disimpan
Misal:
•Th 1990 deposit Rp 100 juta
•Th 2000 saldo uang Rp 20 juta 
Pengeluaran rata-rata Rp 8 juta/th ~
emisi rata-rata per tahun
A. Perubahan Cadangan C B. Perolehan-Kehilangan
Perubahan cadangan C sebagai Emisi C dihitung dari selisih
dasar estimasi emisi C perolehan dan kehilangan

Perolehan C
• Pertumbuhan
• Peningkatan

HUTAN ALAMI
Kehilangan C
• Panen
• Kayu bakar
• Produksi arang
• Kebakaran
(IPCC, 2006) • Pengembalaan
Apa yang diukur?

Pada sektor penggunaan lahan yang diukur


adalah “Dinamika Cadangan Karbon
“(emisi/sequestrasi disuatu bentang lahan)

• Emisi (Pelepasan gas CO2) terjadi karena:


o Alih guna lahan  pembakaran, pengolahan
tanah, dsb
o Berkurangnya cadangan karbon  kemampuan
menyerap karbon di udara menurun
Apa yang diukur?

• Sequestrasi (Penyerapan/penambatan) karbon


o Alih guna lahan yang meningkatkan jumlah
cadangan karbon
o Peningkatan jumlah karbon karena pertumbuhan
tanaman
Contoh studi kasus dari DAS Kalikonto, Kabupaten Malang (Hairiah et al.,2010)

Tujuan
1. Estimasi Kontribusi agroforestri kopi dalam
mempertahankan cadangan karbon di tingkat
lanskap emnggunakan RaCSA (Rapid Carbon
Stock Appraisal)
2. Estimasi cadangan C rata-rata dari
agroforestri kopi di Indonesia
Lokasi pengukuran cadangan C di sub-DAS Kalikonto
(Kab. Malang)
Ds. Sumber
Agung & Tulung
Rejo (Kec.
Ngantang)
Rapid Carbon Stock Appraisal
Informasi jenis pohon penting untuk
mencari informasi BJ kayu  Identifikasi jenis pohon oleh taxonomist
biomasa dari Kebun Raya Purwodadi
Perubahan cadangan C
Perubahan dari perubahan lahan
C
(Hairiah et al. 2010)
Perubahan
Perubahan Tutupan Lahan di
tutupan DAS Kalikonto (1990-2005)
lahan

1990 2005
Pujon Pujon

Ngantang Ngantang
Perubahan Perubahan Tutupan Lahan
tutupan
lahan di sub-DAS Kalikonto

25000

20000
Tak ada data
Luas area, ha

Tubuh Air
15000 Pemukiman
Semak Belukar
10000 Tanaman Semusim
Perkebunan
5000 Agroforestri
Hutan Terdegradasi
0
1990 2005
Ekstrapolasi cadangan
C karbon ke tingkat lansekap
Data yang dibutuhkan: Rata-rata cadangan C
C per siklus tanam (Time-averaged C stock)

(IPCC, 2000, hal 209)


400 Pinus 700
Mahogany
350

(Hairiah et al., 2010)


600
C Stock, Mg ha-1

C Stock, Mg ha-1
300 500
250 y = 19,10x0,743 y = 70,88e0,043x
R² = 0,608 400
200 R² = 0,554
150 300
100 200
50 100
0 0
0 10 20 30 40 0 10 20 30 40
Time, year Time, year
400 Agathis 250
Bamboo
350
-1

-1
y = 63,88e0,040x 200
C Stock, Mg ha

C Stock, Mg ha
300
250 R² = 0,861
150
200
150 100 y = 36,80ln(x) + 21,01
R² = 0,868
100 50
50
0 0
0 20 40 60 0 20 40 60 80 100
Time, year Time, year
Data yang dibutuhkan : Rata-rata C stock per siklus tanam
Rata2x C

For GIS
Kerapat-
Total Umur Stock per
Tutupan an
LUS cadangan Max., siklus,
Lahan populasi
C , Mg ha-1 tahun Mg ha-1
per ha

1.Hutan Alami HA Terdegradasi 2248 161 50 161 161


Avg per
2. Agroforestri, AF_Multistrata 3970 123 30
LC 111 111
10-15 th AF_Sederhana 4018 99 30
3. Perkebunan Pinus 795 183 30 144
30-48 th Damar 190 40 146 139
Mahoni 963 198 50 212
Cengkeh 142 35 70
Bambu 3188 159 15 121
4. Rumput Rumput gajah 4
bulan - 100 0.25 11 11
Rumput gajah 1
bulan - 78
1.5
5. Tan. Semusim Sayur-sayur an - 79 0.25 1.5
Distribusi Carbon di DAS Kalikonto th.
1990 dan 2005
C
1990 2005
1990 2005
Pujon Pujon

Selorejo Selorejo
Ngantang Ngantang

(Hairiah et al., 2010)


Emisi/Sequestrasi selama
C 15 tahun (1990-2005)

Luas, ha 23810
Emisi, ton 592,226
Sequestrasi, ton 49,812
Net emisi, ton 542,415
Tingkat emisi, tonC /ha 22.8
Faktor emisi, ton C/ha/th 1.52
Faktor emisi, ton CO2/ha/th 5.57
Emisi C di sub-DAS Kalikonto
C
Tanaman Semak
Semusim Belukar
-8% -4%
Hutan
Terdegradasi
28%

Perkebunan
49% Agroforestri
13%

Keterangan: (-) = tidak ada emisi


Kesimpulan studi di sub-DAS Kalikonto

• 1990 – 2005, seluruh sub-DAS Kali Konto


kehilangan karbon rata-rata sekitar 1.5 Mg ha-1 th-1,
• Kehilangan karbon tersimpan terbesar terjadi di
hutan rata-rata sekitar 1.1 Mg ha-1 th-1,
• Peningkatan cadangan karbon melalui perluasan
lahan pertanian monokultur (0.03 Mg ha-1 th-1 )
JAUH LEBIH RENDAH dari pada jumlah karbon
yang hilang akibat alih guna lahan hutan menjadi
lahan pertanian.
• Penghijauan dengan menanam
damar, pinus, mahoni BELUM BISA membayar
hutang kehilangan C dari alih guna hutan.
BISAKAH PENGUKURAN C DI
AGROFORESTRI DI MALANG DIPAKAI DI
SELURUH INDONESIA?
Alih guna hutan menjadi lahan pertanian di Sumberjaya
(Lampung Barat)

(Photo: Kurniatun Hairiah)


Agroforestri kopi Agroforestri kopi
multistrata sederhana

Lokasi:
Sumberjaya, Lampung
Barat
Kopi
(Photo: Kurniatun Hairiah) monokultur
Cadangan C, Mg ha-1

0
10
20
30
40
50
44

AF_Multistrata

Barat
Lombok
43

AF_Multistrata

Malang
25

AF_Sederhana
38

AF_Sederhana
Jember
20

AF_Sederhana
21

AF_Multistrata
Sumberjaya
14

Monokultur
Agroforestri Sederhana Kopi Monokultur
140 40 y = 3,659e0,069x

Cadangan C, Mg ha-1
35
Cadangan C, Mg ha-1

120 R² = 0,247
y = 11,92e0,097x 30
100 R² = 0,593 25
80
20
60
15
40
10
20
5
0 0
0 5 10 15 20 25 0 5 10 15 20 25 30 35
Umur kebun, tahun Umur kebun, tahun

Peningkatan cadangan karbon rata-rata Peningkatan cadangan karbon rata-rata


per sekitar 1.0 Mg ha-1 per sekitar 0.5 Mg ha-1
Peningkatan cadangan C tahunan dan
rata-rata C stock kebun kopi di Indonesia
Tipe kebun kopi Peningkatan Time-avg C Rata2x Rata-2 time-
cadangan C stock1), time-avg avg C stock
per tahun C stock, per tipe
kebun kopi
------------------------ Mg ha-1------------------------
AF_multistrata 0.9 – 1.86 23 – 47 35
AF_sederhana2) 0.6 – 0.97 15 - 24 19.5
41

AF_sederhana3) 2.8 70 70

Monokultur 0.5 12.5 12.5


12.5
Keterangan : 1)= umur rata-rata kopi di lapangan 25 tahun; 2) = Kondisi
kebun milik masyarakat; 2) = Kondisi kebun percobaan;
Kesimpulan
• Cadangan karbon AF kopi multistrata 20% > AF
sederhana (123 Mg ha-1 dibanding 99 Mg ha-1).
• Time-averaged C stock kebun kopi di Indonesia:
o Agroforestri (rt2 umur 15 tahun) ~ 41 Mg ha-1
o Kopi monokultur ~12.5 Mg ha-1 4:1
• Kontribusi pohon penaung relatif terhadap total
cadangan C (bagian di atas tanah)
o Agroforestri kopi multistrata ~ 83%
o Agroforestri sederhana~76% ,
o Kontribusi pohon kopi 17% - 24%.
• Peningkatan diversitas dan kerapatan pohon
penaung kopi perlu dilakukan untuk
meningkatkan layanan lingkungan kebun kopi
sebagai penyerap karbon
12,000

0,000
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
Riau
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Sumatera Selatan
Jambi
Maluku Utara
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Kalimantan Timur
Sulawesi Tenggara
Sumatera Barat
Kalimantan Barat
Sulawesi Barat
Maluku
Nanggroe Aceh Daruss
Gorontalo
Sumatera Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Utara
Bengkulu
Lampung
Papua
Irian Jaya Barat
propinsi di Indonesia

Sulawesi Selatan
Bali
Nusa Tenggara Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Banten
Rerata laju emisi tahunan propinsi-

Indonesia

eq/ha.thn
3.7 ton CO2
KEANEKA RAGAMAN POHON YANG
DITANAM PADA LANSKAP PERTANIAN
(AGROFORESTRI LANSKAP) SANGAT
PENTING UNTUK MENGURANGI EMISI
KARBON AKIBAT KONVERSI HUTAN
MENJADI LAHAN TANAMAN SEMUSIM
Imbal Jasa Carbon lewat konsep REDD+
(Reduced Emission from Deforestation and
(forest) degradation
(Sumber: Ekadinata et al, 2010, ALREDDI – ICRAF)

ESTIMASI EMISI KARBON DI


INDONESIA
Metode Estimasi Gas Rumah Kaca Dari
Perubahan Penggunaan Lahan

∆C Data Faktor
Landscape aktivitas emisi

Annual changes in ACTIVITY DATA Changes in time-


C-stocks in the Area of changes averaged C-stock
landscape between each pairwise between each
(ton C yr-1) of landcover types pairwise of
(ha y-1) landcover types
(ton C ha-1y-1)
Tutupan Lahan – Ecoregion - Cadangan Karbon

NFI + ECOREGION PETA TUTUPAN LAHAN

PETA CADANGAN KARBON


Peta Cadangan Karbon-Diatas Tanah
Indonesia 1990 (Tier 3)
Peta Cadangan Karbon-Diatas Tanah
Indonesia 2000 (Tier 3)
Peta Cadangan Karbon-Diatas Tanah
Indonesia 2005 (Tier 3)
Dinamika cadangan karbon nasional 1990-
2005: Tier 2 and Tier 3 (ton CO2 eq)
1,2E+10
2,5E+10
1E+10
2E+10
8E+09
1,5E+10
6E+09
1E+10
4E+09
5E+09
2E+09
0
0
1990-2000 2000-2005 1990-2005 1990-2000 (tier
1990-2000 2000-2005 1990-2005
2)
Aboveground
Aboveground Belowground
Belowground Peat
Peat
National carbon dynamics
1990-2000-2005
1990-2000 2000-2005 1990-2005
Emission (Gton CO2 eq)
Aboveground 5.68 2.68 7.36
Belowground 1.19 0.40 1.58
Peat 2.00 0.37 2.37
Total Emission (Gton CO2 eq) 7.93 2.35 10.27
Sequestration (Gton CO2 eq) 0.93 1.10 1.04
Net Emission (Gton CO2 eq) 6.99 1.25 9.23
Rate (Gton CO2 eq/yr) 0.79 0.47 0.68
Emisi GRK Perubahan Penggunaan Lahan dari
Propinsi-Propinsi di Indonesia
Kalimantan
23 propinsi lainnya Tengah
21% 16%

Nanggroe Aceh
Daruss
3%

Sumatera Utara Riau


3% 14%
Kalimantan Selatan
4%

Jambi
4%
Kalimantan
Papua
7%
Timur
Sumatera Selatan Kalimantan 12%
8% Barat
8%
12,000

0,000
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
Riau
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Sumatera Selatan
Jambi
Maluku Utara
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Kalimantan Timur
Sulawesi Tenggara
Sumatera Barat
Kalimantan Barat
Sulawesi Barat
Maluku
Nanggroe Aceh Daruss
Gorontalo
Sumatera Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Utara
Bengkulu
Lampung
Papua
Irian Jaya Barat
propinsi di Indonesia

Sulawesi Selatan
Bali
Nusa Tenggara Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Banten
Rerata laju emisi tahunan propinsi-

Indonesia

eq/ha.thn
3.7 ton CO2
Emisi GRK pada kawasan hutan

1990-2000 2000-2005
HP=Hutan produksi; HPK= Hutan produksi yang dapat dikonversi
HPT= Hutan produksi terbatas; APL= Area penggunaan lahan
Tipe perubahan penggunaan lahan yang
memicu emisi GRK
Logged over forest-
high density to
Cropland Undisturbed forest
Logged over forest- 7% to Estate
high density to Estate 16%
7%
Undisturbed swamp
forest on peat to
Estate on peat
8% Agroforest to Undisturbed forest
Cropland to Cropland
6% 15%

Estate to Cropland
8%

Undisturbed forest
Undisturbed forest to
Undisturbed swamp to Shrub
Logged over forest-
forest on peat to 13%
high density
10% Shrub on peat
10%
Beberapa potensi penggunaan data
estimasi GRK
1. Emisi masa lalu sebagai basis penentuan
tingkt emisi referensi dari perubahan
penggunaan lahan di tingkat nasional dan
sub-national
2. Analisa faktor pemicu emisi GRK dari
perubahan lahan
3. Menentukan target pengurangan emisi GRK
melalui rekonsiliasi dengan strategi
pembangunan berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai