Anda di halaman 1dari 17

Komunikasi

Terapeutik
Ns. Verra Widhi Astuti,
M.Kep.
Sikap sebagai kehadiran perawat
dalam berkomunikasi agar terapeutik
klien mempunyai peran yang penting
untuk tercapainya tujuan
komunikasi/interaksi (hubungan).

Sikap Perawat Sikap (kehadiran) yang harus

dalam ditunjukkan perawat dalam


berkomunikasi terapeutik ada dua,
yaitu sikap (kehadiran) secara fisik dan
Berkomunikasi secara psikologis.

Dalam kehadiran secara psikologis, ada


dua dimensi, yaitu dimensi respons
dan dimensi tindakan
Skema Sikap Perawat dalam Komunikasi Terapeutik
• Berhadapan. Posisi berhadapan berarti bahwa dalam komunikasi
perawat harus menghadap ke klien, tidak boleh Sikap (Kehadiran)
secara Fisik
membelakangi, atau duduk menyamping. Sikap ini harus dipertahan
kan pada saat kontak dengan klien. Dengan posisi ini, perawat
dapat melihat secara jelas apa yang tampak secara verbal maupun
nonverbal klien. Arti posisi ini adalah saya siap membantu Anda.
• Mempertahankan kontak mata. Kontak mata pada level yang
sama berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk
tetap berkomunikasi
• Membungkuk ke arah klien. Posisi ini menunjukkan keinginan
untuk mengatakan atau mendengarkan sesuatu.
• Mempertahankan sikap terbuka. Selama berkomunikasi, perawat
tidak melipat kaki atau tangan karena sikap ini menunjukkan
keterbukaan perawat dalam berkomunikasi.
• Tetap relaks. Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi dalam memberikan respons pada klien.
• Berjabat tangan. Menunjukkan perhatian dan memberikan
kenyamanan pada pasien serta penghargaan atas keberadaannya.
Berjabatan tangan juga dapat memberi kesan keakraban dan
kedekatan antara perawat dan klien
Sikap Dalam Dimensi Respon

Ikhlas Menghargai Empati Konkret


Perawat Perawat menerima Kemampuan Perawat
menunjukkan klien apa adanya, perawa memasuki menggunakan
sikap keterbukaan, tidak menghakimi, pikiran dan kata-kata spesifik,
jujur, tulus, dan tidak mengejek, perasaan klien jelas, dan nyata
berperan aktif tidak menghina, untuk dapat untuk menghindari
dalam bersedia mengidentifikasi keraguan dan
berhubungan menemani klien kebutuhan dan ketidakjelasan
dengan klien saat sedih, mengatasi masalah penyampaian
mendengarkan klien
klien bercerita
Sikap Dalam Dimensi Tindakan

Keterbukaan
Konfrontasi Kesegeraan
Perawat
Pengekspresian perawat Perawat sensitif Tampak ketika perawat
terhadap perbedaan terhadap perasaan klien memberikan informasi
perilaku klien untuk dan berkeinginan untuk tentang diri, ide, nilai,
memperluas kesadaran membantu dengan perasaan, dan sikapnya
diri klien segera sendiri untuk
Sebelum konfrontasi memfasilitasi kerja
perawat perlu sama, proses belajar,
mengkaji BHSP, waktu yg katarsis, atau dukungan
tepat, tingkat klien
kecemasan, koping klien
Sikap Dalam Dimensi Tindakan con't

Katarsis Emosional Bermain Peran

Klien didorong untuk membicarakan Membangkitkan situasi tertentu


hal-hal yang sangat mengganggunya untuk meningkatkan penghayatan
untuk mendapatkan efek terapeutik. klien dalam hubungan antara
Dalam hal ini, perawat harus dapat manusia dan memperdalam
mengkaji kesiapan klien untuk kemampuannya untuk melihat
mendiskusikan masalahnya situasi dari sudut pandang lain serta
memperkenankan klien untuk
mencobakan situasi yang baru dalam
lingkungan yang aman
Teknik-Teknik Komunikasi Terapeutik
Mendengarkan Menunjukkan Menanyakan
Mengulang Klarifikasi
dengan penuh penerimaan pertanyaan yang
(restating/repeating) (clarification)
perhatian (listening) (accepting berkaitan

Identifikasi tema
Memfokuskan Merefleksikan Memberi informasi
Diam (silence) (theme
(focusing) (reflecting/feedback) (informing)
identification)

Memberi
Memberikan Menganjurkan untuk
kesempatan kepada
penghargaan Menawarkan diri meneruskan Refleksi
klien untuk memulai
(reward) pembicaraan
pembicaraan

Humor
Tahapan (Fase) Hubungan dan Komunikasi
Terapeutik Perawat-Klien

Pra Interaksi
Fase Orientasi/Introduksi
Fase Kerja
Fase Terminasi
Pra Interaksi
Fase ini merupakan fase persiapan diri dan
alat. Pada fase ini, perawat mengeksplorasi
perasaan, fantasi dan ketakutan sendiri, serta
menganalisis kekuatan dan kelemahan profesional
diri. Perawat juga mendapatkan data tentang klien
dan jika memungkinkan merencanakan
pertemuan pertama dengan klien.
Contoh pertanyaan untuk mengidentifikasi
kesiapan perawat
• Apa yang akan saya tanyakan saat bertemu
nanti?
• Bagaimana respons saya selanjutnya?
• Adakah pengalaman interaksi yang tidak
menyenangkan?
• Bagaimana tingkat kecemasan saya?
Fase orientasi/introduksi
Fase ini adalah fase awal interaksi antara perawat dan klien yang bertujuan
untuk merencanakan apa yang akan dilakukan pada fase selanjutnya. Tugas
perawat pada fase ini:

memulai hubungan dan membina hubungan saling percaya. Kegiatan


ini mengindikasi kesiapan perawat untuk membantu klien

memperjelas keluhan, masalah, atau kebutuhan klien dengan mengajukan


pertanyaan tentang perasaan klien

merencanakan kontrak/kesepakatan yang meliputi lokasi, kapan, dan lama


pertemuan; bahan/materi yang akan diperbincangkan; dan
mengakhir hubungan sementara
Fase orientasi/introduksi
Tiga kegiatan utama yang harus dilakukan perawat pada fase orientasi

Memberi salam: Assalamualaikum/ selamat pagi/ siang/ sore/


dll

Evaluasi dan validasi perasaan klien: Bagaimana perasaan


ibu hari ini? / apa yang ibu fikirkan/ dll

Melakukan kontrak hubungan dengan klien meliputi kontrak


tujuan interaksi, kontrak waktu, dan kontrak tempat
Fase Kerja
• Fase ini adalah fase terpenting karena menyangkut kualitas
hubungan perawat- klien dalam asuhan keperawatan.
• Selama berlangsungnya fase kerja ini, perawat tidak hanya
mencapai tujuan yang telah diinginkan bersama, tetapi yang
lebih bermakna adalah bertujuan untuk memandirikan klien.
• Pada fase ini, perawat menggunakan teknik-teknik
komunikasi dalam berkomunikasi dengan klien sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan (sesuai kontrak).
• Contoh: “Saya akan memasukkan jarum infus ini ke
pembuluh darah di tangan ibu”, “Ibu akan merasakan sakit
sedikit dan tidak perlu khawatir, ibu bisa kurangi sakitnya
dengan tarik nafas dalam ya bu”.
Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif dan
Objektif
Rencana Tindak Lanjut (RTL)

Kontrak yang akan datang


Adanya perbedaan persepsi.

Terlalu cepat menyimpulkan.

Adanya pandangan stereotipe.


Hambatan
Komunikasi Kurangnya pengetahuan.

Terapeutik Kurangnya minat.

Sulit mengekspresikan diri

Adanya emosi.

Adanya tipe kepribadian tertentu


Upaya Perawat untuk
Mengurangi Hambatan dalam
Komunikasi Terapeutik
• Mengecek kembali maksud yang disampaikan.
• Meminta penjelasan lebih lanjut.
• Mengecek umpan balik.
• Mengulangi pesan yang disampaikan dan
memperkuat informasi dengan bahasa nonverbal.
• Mengakrabkan hubungan interpersonal antara
sender dan receiver.
• Pesan dibuat secara singkat, jelas, dan tepat.
• Memfokuskan pesan pada topik spesifik yang telah
dipilih.
• Komunikasi dilakukan dengan berfokus pada
penerima pesan bukan pada pengirim pesan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai