Anda di halaman 1dari 387

BAB 1

KONSEP BIAYA DAN AKUNTANSI BIAYA

http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Barat

ZULKIFLI

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id


TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan konsep biaya
2. Menjelaskan klasifikasi biaya dan memberikan
contoh biaya untuk setiap klasifikasi biaya
3. Menjelaskan objek biaya dan memberikan contoh
objek biaya
4. Mendefinisikan akuntansi biaya
5. Menjelaskan hubungan akuntansi biaya dengan
akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen
6. Menjelaskan peranan kontroler dan akuntan biaya
serta membedakan tugas kontroler dengan tugas
bendahara atau manajer keuangan
7. Menjelaskan perubahan lingkungan bisnis
8. Menjelaskan akuntansi biaya tradisional
9. Menjelaskan akuntansi biaya kontemporer

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 2


TUJUAN 1: KONSEP BIAYA

• Konsep biaya merupakan biaya yang


berbeda untuk tujuan berbeda (different
costs for different purposes)

Tujuan berbeda menunjukkan keputusan


yang akan diambil oleh manajemen.
Berbeda keputusan, maka berbeda pula
klasifikasi biaya yang digunakan.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 3


TUJUAN 2: KLASIFIKASI BIAYA
• Berdasarkan kemudahan penelusuran biaya
(traceability)
1. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya
yang dapat secara mudah dan akurat
ditelusuri ke objek biaya. Contoh, triplek
yang dipakai untuk membuat meja.

2. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah


biaya yang tidak dapat secara mudah dan
akurat ditelusuri ke objek biaya. Contoh,
listrik yang dipakai untuk membuat meja.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 4


Keakuratan pembebanan biaya tidak
langsung tergantung pada dasar
alokasi yang digunakan dan keakuratan
dasar alokasi tergantung pada
keakuratan pemilihan driver biayanya.

Tujuan klasifikasi biaya ini adalah untuk


perhitungan biaya suatu objek biaya.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 5


• Berdasarkan fungsi utama organisasi
1. Biaya produksi (manufacturing cost) adalah
semua biaya yang terjadi pada fungsi produksi
yang terdiri biaya bahan baku langsung, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik.

2. Biaya pemasaran (marketing expenses) adalah


semua biaya yang terjadi pada fungsi
pemasaran seperti gaji karyawan pemasaran,
biaya iklan, dan Biaya angkut penjualan.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 6


3. Biaya administrasi dan umum
(administrative and general expenses)
adalah biaya yang berhubungan dengan
fungsi administrasi dan umum, seperti gaji
karyawan dan biaya penyusutan peralatan
pada departemen
personalia/akuntansi/keuangan

Biaya pemasaran dan biaya administrasi &


umum disebut juga biaya operasi
(operating expenses).
Tujuan klasifikasi biaya ini adalah untuk
penyusunan laporan laba rugi kepada pihak luar.
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 7
Berdasarkan perilaku biaya (cost behavior)
1. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang
totalnya tetap tanpa dipengaruhi oleh
perubahan output driver aktivitas dalam batas
relevan tertentu, sedangkan biaya per unitnya
berubah berbading terbalik. Contohnya adalah
biaya penyusutan mesin dengan metode garis
lurus.
2. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang
totalnya berubah secara proporsional dengan
perubahan output driver aktivitas, sedangkan
biaya per unitnya tetap dalam batas relevan
tertentu. Contohnya adalah biaya photocopy,
misalnya Rp 100 per lembar.
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 8
3. Biaya semi variabel (semi variable cost)
adalah biaya yang totalnya berubah
secara tidak proporsional dengan
perubahan output driver aktivitas (mirip
biaya variabel), dan biaya per unitnya
berubah berbanding terbalik dengan
perubahan output driver aktivitas (mirip
biaya tetap). Contohnya adalah biaya
listrik dengan sistem abodemen dan kwh
(pascabayar)

Tujuan Klasifikasi biaya ini adalah untuk


perencanaan dan pengendalian biaya
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 9
TUJUAN 3: OBJEK BIAYA

Objek biaya (cost object) adalah segala


sesuatu yang akan diukur dan dihitung
biayanya, seperti produk, jasa, proyek,
pelanggan, pemasok, merek, aktivitas,
departemen, dan program

Konsep biaya untuk menghitung


biaya suatu objek biaya adalah
biaya langsung dan biaya tidak
langsung
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 10
Gambar 2-2
Hubungan biaya langsung dan biaya tidak langsung dengan
objek biaya

Gambar 2-2a
Biaya Langsung: Objek biaya: produk
Bahan baku: batu kapur,
tanah liat, batu silikon,
pasir besi, dan gipsum
Semen
Biaya tidak langsung:
Gaji karyawan pabrik,
Cost Driver
biaya penyusutan
gedung pabrik, biaya
listrik, dan biaya bahan
bakar
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 11
Biaya Langsung: Gambar 2.2b
Gaji karyawan, biaya Objek biaya: departemen
penyusutan peralatan,
dan bahan bakar pada
departemen Departemen
pengantongan. Pengantongan
Semen
Biaya tidak langsung:
Cost Driver
Biaya penyusutan
gedung pabrik, dan biaya
listrik

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 12


TUJUAN 4: DEFINISI AKUNTANSI BIAYA

Akuntansi biaya adalah suatu proses


pengidentifikasian, pendefinisian, pengukuran,
pelaporan, dan analisis berbagai unsur biaya
langsung dan biaya tidak langsung sehubungan
dengan menghasilkan dan memasarkan produk.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 13


Input Proses Output

Data keu. Identifikasi Laporan Akuntansi:


dan non
Pengukuran •Laporan Keuangan
keu.
Pencatatan •Laporan lainnya
seperti Laporan Harga
Pengelompokan
Pokok Produksi,
Pengikhtisaran Laporan Biaya Kualitas,
dan Laporan
Profitabilitas Per
Gambar 2.3 Pelanggan
Proses Akuntansi

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 14


Gambar 2.4
Proses Akuntansi Biaya

Input Proses Output


Data Identifikasi Harga Pokok
Biaya (Biaya)
Pendefinisian
Suatu Objek
Pengukuran Biaya
Pelaporan
Analisis

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 15


Gambar 2.5
Indentifikasi sumber daya dan biaya sumber daya

Sumber Daya Biaya Sumber Daya


Biaya penyusutan gedung
Biaya pemeliharaan gedung
Gedung Gaji pegawai cleaning service
Biaya asuransi gedung
Pajak bumi dan bangunan

Gaji perawat
Tunjangan/insentif perawat
Perawat Biaya baju seragam perawat
Biaya konsumsi
Biaya transportasi
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 16
Gambar 2.6
Pembebanan Biaya Sumber Daya ke Objek Biaya

Sumber Daya: Gedung, Perawat, Listrik,


Supplies, Komputer, dan Peralatan

Biaya Sumber Daya: Biaya Penyusutan Gedung, Biaya


Perawatan Gedung, Biaya Gaji Perawat, Biaya Listrik, dll.

Biaya Langsung Biaya Tidak Langsung

Objek Biaya: Unit


Penyakit Dalam RSUD Driver Biaya

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 17


Gambar 2.7
Hubungan Akuntansi Biaya, Akuntansi Keuangan, dan
Akuntansi Manajemen
Informsi HP produksi per
unit digunakan untuk Akuntansi
penilaian persediaan keuangan
barang jadi di Lap. Posisi
Keuangan dan
Akuntansi perhitungan
HPP di lap.
Biaya
Laba rugi.

Informasi HP produksi per


unit digunakan untuk Akuntansi
perencanaan manajemen
biaya,Pengendalian
Biaya, dan pengambilan
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id
keputusan 18
TUJUAN 6: PERANAN KONTROLER, AKUNTAN BIAYA,
DAN MANAJER KEUANGAN (BENDAHARA)

• Kontroler adalah nama lain dari manajer


akuntansi
• Kontroler memiliki peranan penting dalam
aktivitas perhitungan biaya, perencanaan,
pengendalian, pengambilan keputusan, dan
perbaikan berkelanjutan
• Peran kontroler adalah mengembangkan
sistem informasi akuntansi, baik untuk tujuan
pelaporan internal maupun eksternal.
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 19
• Akuntan biaya adalah staf pada Departemen
Akuntansi.
• Peran akuntan biaya adalah membantu
tugas kontroler terutama dalam
menghitung biaya suatu objek biaya secara
akurat dan tepat waktu.

Peran manajer keuangan (bendahara) adalah


mengelola dana, yaitu bagaimana mendapatkan
dana dengan biaya murah, dan
menginvestasikannya dengan tingkat
pengembalian yang tinggi.
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 20
TUJUAN 7: PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS

• Flexible manufacturing system (FMS)


• Adalah proses komputerisasi pabrik yang
meliputi computer-aided design (CAD),
computer-aided manufacturing (CAM), dan
programmable machine tools.
• Dampak MFS: pengurangan waktu setup,
efisien memproduksi beragam produk dalam
jumlah kecil, siklus umur produk semakin
pendek, perbaikan kualitas produk, dan
penurunan biaya persediaan.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 21


Total quality management (TQM)

•Sasaran TQM adalah menghasilkan produk zero


defect dengan cara do it right the first time

Fokus pada perbaikan proses


Perbaikan proses dilakukan dengan eliminasi
aktivitas tidak bernilai tambah (non-value
added activities) pada throughput time (waktu
mulai dari bahan baku diproses sampai dengan
produk jadi dikirim kepada pelanggan)
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 22
JIT TQC zero Cellular
JIT zero
manufacturing defect manufactu
inventory
ring

Throughput Waktu Waktu Waktu Waktu


time = proses + pengecekan + peminda + tunggu/me
han nyimpan

Aktivitas Aktivitas tidak bernilai tambah


bernilai
tambah
Gambar 2.8
Eliminasi aktivitas tidak bernilai tambah dengan menggunakan
berbagai model
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 23
TUJUAN 8: AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL
• Akuntansi biaya tradisional dikembangkan pada
lingkungan operasi:
• Padat karya
• Produk standar (homogen)
• Persaingan rendah

Pengembangan akuntansi biaya


tradisional:
Biaya produksi dibagi menjadi 3
komponen: BBBL, BTKL, dan BOP (BOP
memiliki komposisi biaya yang kecil
dibandingkan BBBL dan BTKL)
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 24
Harga pokok produk dihitung
dengan Pendekatan Perhitungan
Harga Pokok Berbasis Fungsi atau
volume

Hanya biaya produksi


Harga pokok produk dihitung setelah yang dibebankan ke
produk dibuat sehingga produk
ketidakefisiensian dalam proses
produksi tergabung pada harga
pokok produk. Perhitungan harga pokok
produk relatif mudah
karena produknya bersifat
standar.
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 25
TUJUAN 8: AKUNTANSI BIAYA KONTEMPORER
Akuntansi biaya kontemporer
dikembangkan pada lingkungan operasi:
• Padat modal (mesin)
• Produk beragam
• Persaingan tajam

Biaya produksi dibagi menjadi 2


komponen: BBBL dan Biaya Konversi

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 26


Perhitungan harga pokok telah
berkembang, diantaranya:
•Perhitungan Harga Pokok Berbasis
Aktivitas
•Perhitungan Harga Pokok kaizen
•Perhitungan Harga Pokok Daur Hidup
Produk
•Perhitungan Harga Pokok Target
•Backflush Costing

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 27


BAB 2
BIAYA PRODUKSI

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id


http://wisatayogyakarta.net/wisata-sejarah/tugu-yogyakarta-kasultanan-yogyakarta/
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mendefinisikan biaya produksi dan komponen
biaya produksi
2. menjelaskan biaya bahan baku dan akuntansi
biaya bahan baku langsung
3. menjelaskan biaya tenaga kerja dan akuntansi
biaya tenaga kerja langsung
4. menjelaskan biaya overhead pabrik dan
akuntansi biaya overhead pabrik
5. menjelaskan akuntansi untuk barang jadi dan
harga pokok penjualan
6. menggambarkan dan menjelaskan diagram arus
biaya produksi
7. menyusun Laporan Harga Pokok Produksi (cost
of goods manufactured Statement) dan Laporan
Laba Rugi untuk perusahaan pabrik

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 29


Tujuan 1: Biaya Produksi
Biaya produksi (manufacturing cost) adalah
biaya yang terjadi pada fungsi produksi, yaitu
fungsi yang mengolah bahan baku menjadi
barang jadi.

Gambar 3.1
Proses Produksi Pabrik

Bahan BTKL, BTK-TL, Barang


Baku bahan penolong, dan Jadi
Langsung Fasilitas Pabrik

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 30


Tiga komponen biaya produksi:
1. Biaya bahan baku langsung/BBBL
(direct raw material cost)
2. Biaya tenaga kerja langsung/BTKL
(direct labor cost)
3. Biaya overhead pabrik/BOP (factory
overhead cost)

BBBL + BTKL = biaya utama (prime cost)


BTKL + BOP = biaya konversi (conversion
Quality, Integrity, Entrepreneurship
cost) stieww.ac.id 31
Tujuan 2: Biaya Bahan Baku
1. Biaya bahan baku langsung
(direct raw material cost)
Yaitu biaya bahan yang dapat
secara mudah dan akurat
ditelusuri ke produk jadi
(komponen utama produk jadi).
Contohnya, kayu untuk
pembuatan perabot, kain untuk
pembuatan baju, dan kulit
untuk pembuatan sepatu.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 32


2. Biaya bahan baku tidak langsung (indirect
raw material cost)
Yaitu biaya bahan yang tidak dapat secara
mudah dan akurat ditelusuri ke produk
(biaya penelusurannya lebih mahal dari
manfaatnya). Contohnya adalah paku yang
dipakai untuk pembuatan perabot, benang
untuk pembuatan baju, dan lem untuk
pembuatan sepatu.

Biaya bahan baku tidak


langsung dikelompokkan
sebagai biaya overhead pabrik
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 33
Gambar 3.2.
Pembebanan Biaya Bahan Baku Pada Produk

Biaya Bahan Baku

Biaya Bahan Baku


Tidak Langsung
Biaya Bahan Baku
Langsung
Biaya Overhead
Pabrik
Produk

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 34


Perhitungan Harga Pokok Bahan Baku
Langsung

Semua biaya yang berkaitan dengan perolehan


bahan baku langsung harus menjadi komponen
harga pokok bahan baku, seperti harga beli, diskon
pembelian, biaya angkut pembelian, asuransi bahan
baku yang dibeli, biaya pembelian, biaya gudang,
dan biaya akuntansi.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 35


Gambar 3.3
Pembebanan Biaya Langsung dan Biaya Tidak
Langsung pada Bahan Baku Langsung

Biaya Langsung: Biaya Tidak Langsung:


Harga beli dan Biaya angkut, biaya
Potongan Harga Dept. Pembelian, biaya
Asuransi, biaya gudang,
Dan biaya akuntansi

Cost Driver

Biaya Bahan Baku


Langsung
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 36
Bahan A Bahan B
Biaya Langsung:
Harga beli Rp xx Rp xx
Potongan Pembelian (xx) (xx)
Total B. Langsung Rp xx Rp xx
Biaya Tidak Langsung:
Biaya Angkut Rp xx xx
Biaya Asuransi xx xx
Biaya Pembelian xx xx
Biaya Penerimaan xx xx Tabel 3.1
Biaya Gudang xx xx Format Perhitungan
Biaya Akuntansi xx xx Harga Pokok Bahan
Total biaya tidak langsung Rpxx Rp xx
Baku Langsung
Total Harga Pokok BBL Rp xx Rp xx
Total kuantitas yang dibeli xx unit xx unit
Harga pokok BBL per unit Rp xx Rp xx

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 37


Biaya Tidak Langsung Driver Biaya
Biaya angkut pembelian Berat BBL
Biaya asuransi Nilai BBL
Biaya pembelian Jumlah order pemb.
Biaya penerimaan Jumlah order pemb.
Biaya gudang Luas gdg terpakai
Biaya akuntansi Jumlah transaksi

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 38


PT Hoya Bakery
Perhitungan HP Bahan Baku Langsung

Tepung Terigu Gula Pasir


Biaya Langsung:
Harga beli: 4.000 kg x Rp 4.000; Rp 16.000.000 Rp 6.000.000
1.000 kg x Rp 6.000
Biaya Tidak Langsung:
Biaya angkut: 4.000 kg x Rp 100; 400.000 100.000
1.000 kg x Rp 100
Asuransi: 1%xRp 16.000.000; 1%xRp 160.000 60.000
6.000.000
Total HP - BBL Rp 16.560.000 Rp 6.160.000
Kuantitas dibeli 4.000 kg 1.000 kg
Harga pokok BBL per kg Rp 4.140 Rp 6.160
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 39
POTONGAN PEMBELIAN
Potongan perdagangan
(trade discount)
Diberikan jika barang dibeli
secara tunai.
Misalnya harga BBL Rp 1.000.000, dan potongan
perdagangan 10%, maka uang yang dibayarkan Rp
900.000 (Rp 1.000.000 – (10% x Rp 1.000.000). Ayat
jurnalnya:

Persediaan BBL 900.000


Kas 900.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 40


Rabat (Quantity discount)
Diberikan jika membeli dalam
jumlah banyak.

Misalnya harga BBL gula pasir Rp 6.000 per kg. Jika perusahaan
membeli sebesar Rp 6.000.000 yang seharusnya mendapatkan
1.000 kg, tetapi mendapatkan 1.200 kg karena diberi
tambahan 200 kg, sehingga harga per kg turun menjadi Rp
5.000 (Rp 6.000.000 / 1.200 kg). Rabat tidak dicatat dalam
akuntansi. Ayat jurnalnya sbb:
Persediaan BBL 6.000.000
Kas 6.000.000
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 41
Potongan tunai (cash discount)
Diberikan jika dibayar lebih
cepat dari jangka waktu
kreditnya

Misalnya perusahaan membeli bahan baku Rp


6.000.000 dengan syarat pembelian 2/10, n/30. Ayat
jurnal pada saat pembelian:
Persediaan BBL 6.000.000
Hutang dagang 6.000.000

Jika dibayar dalam periode potongan:


Hutang dagang 6.000.000
Kas 5.880.000
Persediaan BBL (2% x 6.000.000) 120.000
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 42
Jika dibayar diluar periode potongan, ayat jurnalnya adalah sbb:

Hutang Dagang 6.000.000


Kas 6.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 43


Biaya Angkut Pembelian
(Freight-In)
Alternatif pembebanan Biaya angkut
ke bahan baku langsung:
1. Biaya angkut pembelian dibebankan
ke BBL berdasarkan biaya
sesungguhnya
2. Biaya angkut pembelian dibebankan
ke BBL berdasarkan tarif ditentukan
dimuka
3. Biaya angkut pembelian dibebankan
ke biaya overhead pabrik
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 44
Biaya angkut pembelian
dibebankan ke BBL berdasarkan
biaya sesungguhnya
Misalkan perusahaan membeli tunai
gula 1.000 kg dengan harga Rp 2.000
per kg, tepung 500 kg dengan harga Rp
5.000 per kg, dan garam 3.000 kg
dengan harga Rp 1.000 per kg. Biaya
angkut yang dibayarkan Rp 450.000.
Bila berat BBL digunakan sebagai dasar
alokasi:
Tarif Biaya angkut: 450.000 / 4.500 kg
= Rp 100 per kg
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 45
Alokasi Biaya angkut pembelian:

Gula : 1.000 x Rp 100 Rp 100.000


Tepung: 500 x Rp 100 50.000
Garam : 3.000 x Rp 100 300.000
Total Rp 450.000

atau dapat juga dihitung sbb.:


Gula : (1.000/4.500) x Rp 450.000 Rp 100.000
Tepung: (500/4.500) x Rp 450.000 50.000
Garam : (3.000/4.500) x Rp 450.000 300.000
Total Rp
450.000
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 46
Harga pokok BBL per kg dihitung sbb:
Gula Tepung Garam
Harga beli Rp 2.000.000 Rp 2.500.000 Rp 3.000.000
Biaya angkut 100.000 50.000 300.000
Total HP BBL Rp 2.100.000 Rp 2.550.000 Rp 3.300.000
Kuantitas dibeli 1.000 kg 500 kg 3.000 kg
HP BBL per kg Rp 2.100 Rp 5.100 Rp 1.100

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 47


Jika harga beli BBL sebagai dasar alokasi
Biaya angkut:
Total pembelian BB:
Gula= 1.000 kg x Rp 2.000 = Rp 2.000.000
Tepung: 500 kg x Rp 3.000 2.500.000
Garam: 3.000 kg x Rp 1.000 3.000.000
Total Rp 7.500.000

Tarif Biaya angkut:


(Rp 450.000 / Rp 7.500.000) x 100% = 6%

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 48


Gula: 6% x Rp 2.000.000=Rp 120.000
Tepung: 6% x Rp 2.500.000= 150.000
Garam: 6% x Rp 3.000.000= 180.000
Total Rp 450.000

atau dapat juga dihitung sbb:


Gula: 2 jt. / 7.5 jt. x Rp 450.000 Rp 120.000
Tepung: 2,5 jt. / 7,5 jt. X Rp 450.000 150.000
Garam: 3 jt. / 7,5 jt. X Rp 450.000 180.000
Total Rp 450.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 49


Harga pokok BBL adalah sbb:

Gula Tempung Garam


Harga beli Rp 2.000.000 Rp 2.500.000 Rp 3.000.000
Biaya angkut 120.000 150.000 180.000
Total HP BBL Rp 2.120.000 Rp 2.650.000 Rp 3.180.000
Kuantitas dibeli 1.000 kg 500 kg 3.000 kg
HP BBL per kg Rp 2.120 Rp 5.300 Rp 1.060

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 50


• Kelemahan pembebanan Biaya angkut
berdasarkan biaya sesungguhnya adalah terlalu
merepotkan (tidak praktis) karena setiap kali
pembelian bahan baku harus mengalokasikan
ongkot angkut ke bahan baku langsung.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 51


Biaya Angkut Dibebankan ke BBL
Berdasarkan Tarif Ditentukan Dimuka

Tarif Biaya angkut =


anggaran Biaya angkut per tahun
------------------------------------------
Taksiran kapasitas driver biaya

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 52


Misalkan, anggaran Biaya angkut
selama setahun sebesar Rp
10.000.000, dan taksiran berat bahan
baku yang akan dibeli selama
setahun 5.000 kg
Tarif Biaya angkut pembelian:
Rp 10.000.000 / 50.000 kg = Rp 200 /
kg

Misalkan perusahaan membeli gula 100 kg


dengan harga Rp 2.000, tepung 50 kg
dengan harga Rp 5.000 per kg, dan garam
300 kg dengan harga Rp 1.000 per kg.
Untuk membeli ketiga bahan baku ini
dikeluarkan Biaya angkut sebesar Rp
75.000.
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 53
Pembebanan Biaya angkut pembelian
dihitung sebagai berikut:
Gula: 100 kg x Rp 200 = Rp 20.000
Tepung: 50 kg x Rp 200 = 10.000
Garam: 300 kg x Rp 200= 60.000
Total Rp 90.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 54


Gula Tempung Garam
Harga beli Rp 200.000 Rp 250.000 Rp 300.000
Biaya angkut 20.000 10.000 60.000
Total HP BBL Rp 360.000 Rp 260.000 Rp 360.000
Kuantitas dibeli 100 kg 50 kg 300 kg
HP BBL per kg Rp 2.200 Rp 5.200 Rp 1.200

a) Mencatat pembayaran Biaya angkut:


Biaya angkut pembelian 75.000
Kas 75.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 55


b) Mencatat pembebanan Biaya angkut:
Persediaan BB – Gula 20.000
Persediaan BB – Tepung 10.000
Persediaan BB – Garam 60.000
Biaya angkut pembelian 90.000

c) Perhitungan selisih Biaya angkut:


Biaya angkut sesungguhnya Rp 75.000
Biaya angkut dibebankan 90.000
Selisih Biaya angkut (over-applied) Rp 15.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 56


Selisih laba => Biaya angkut
dibebankan lebih besar dari Biaya
angkut sesungguhnya.
Selisih rugi => Biaya angkut
dibebankan lebih kecil dari Biaya
angkut sesungguhnya.

Dua alternatif perlakukan selisih Biaya angkut:


1.Jika selisihnya tidak signifikan, maka selisihnya
langsung ditutup ke rekening Harga Pokok Penjualan.
2.Jika selisihnya signifikan, maka selisihnya
didistribusikan ke rekening: Persediaan BBL,
Persediaan Barang dalam Proses, Persediaan Barang
Jadi, dan Harga Pokok Penjualan.
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 57
d) Mencatat selisih Biaya angkut:
Biaya angkut pembelian 15.000
Selisih Biaya angkut pembelian 15.000

e) Menutup selisih Biaya angkut (misalkan ke harga pokok penjualan)


Selisih Biaya angkut pemb. 15.000
Harga pokok penjualan 15.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 58


Biaya Angkut Pembelian Dibebankan Ke
Biaya Overhead Pabrik

• Bilamana Biaya angkut pembelian tidak


signifikan, alternatif yang paling praktis adalah
membebankan langsung Biaya angkut
pembelian ke biaya overhead pabrik.
• Mencatat pembayaran Biaya angkut pembelian
Biaya angkut pembelian 75.000
Kas 75.000
• Menutup Biaya angkut pembelian
Biaya overhead pabrik 75.000
Biaya angkut pembelian 75.000
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 59
Tabel 3.2
Perbedaan sistem perpetual dengan sistem pisik

SISTEM PERPETUAL SISTEM PISIK

1. Saat Persediaan BBL xx Pembelian xx


pembelian BB Kas/Utang Dg. xx Kas/Utang Dg xx

2. Saat Persediaan BDP xx Tidak ada ayat jurnal


pemakaian BB Persediaan BBL xx

3. Mencatat Kas / Utang Dg. xx Kas / Utang Dg. xx


retur pemb. Persediaan BBL xx Retur Pemb. &
Pengurangan Harga xx
4. Mencatat Persediaan BBL xx Tidak ada ayat junral
pengembanglian Persediaan BDP xx
bahan ke gudang

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 60


SISTEM PERPETUAL SISTEM PISIK

5. Tujuan Untuk memastikan Untuk penentuan harga


pengecekan kesesuaian antara catatan pokok persediaan bahan
akuntansi dengan kuantitas baku langsung
pisik persediaan pisiknya di Gudang
bahan baku
6. Jurnal Tidak ada ayat jurnal 1. Menghapus persediaan
Penyesuaian awal BBL
Ikhtisar HP
Produksi xx
Persediaan BBL xx

3. Mencatat Kas / Utang Dg. xx 2. Memunculkan


retur pemb. Persediaan BBL xx persediaan akhir BBL
Persediaan BBL xx
Quality, Integrity, Entrepreneurship Ikhtisar HP Produksi xx 61
stieww.ac.id
Metode Penilaian Harga Pokok
Persediaan Bahan Baku Langsung

Metode masuk pertama, keluar pertama/MPKP (first


in, first out/FIFO method)
Metode MPKP mengasumsikan bahwa bahan baku yang
mula-mula dibeli yang akan digunakan terlebih dahulu.
Persediaan akhir bahan baku langsung dinilai berdasarkan
harga beli akhir.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 62


Metode masuk terakhir, keluar
pertama/MTKP (last in, first
out/LIFO method)
Metode MPKP mengasumsikan bahwa bahan baku
langsung yang terakhir dibeli yang akan digunakan
terlebih dahulu. Persediaan akhir bahan baku
langsung dinilai berdasarkan harga beli awal.

Metode harga pokok rata-rata (average cost method)


Dalam metode ini, harga pokok persediaan akhir bahan
baku langsung dinilai berdasarkan harga pokok rata-
rata.
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 63
Nilai BBL tersedia dipakai
(persediaan awal + pembelian)
HP rata-rata = -------------------------------------
Total kuantitas BBL tersedia dipakai

Metode ini cocok diterapkan pada perusahaan yang


memiliki jenis bahan baku yang jumlahnya banyak
dan nilainya relatif kecil sehingga bila metode MPKP
atau MTKP digunakan, perhitungan harga pokok
persediaan akhir bahan baku tidak praktis.
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 64
Tujuan 3: Biaya tenaga kerja
langsung

Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) adalah


biaya tenaga kerja yang dapat secara mudah dan
akurat ditelusuri ke produk, yaitu tenaga kerja
yang upahnya dibayar per unit dihasilkan atau
per jam.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 65


Biaya tenaga kerja tidak langsung
(BTKTL) adalah biaya tenaga kerja
yang tidak dapat secara mudah dan
akurat ditelusuri ke produk, yaitu tenaga
kerja yang upahnya dibayar per hari atau
per bulan atau tenaga kerja yang tidak
terlibat langsung dalam pembuatan
produk jadi, seperti mandor, staf
administrasi pabrik, dan manajer pabrik

BTK-TL diklasifikasikan sebagai


biaya overhead pabrik (BOP)
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 66
Selain upah pokok (basic wages),
pekerja juga menerima tunjungan,
seperti tunjangan uang makan, uang
transpor, tunjangan pajak, dan
lainnya.

Dalam pembayaran upah seringkali juga


ada potongan-potongan, seperti iuran
serikat pekerja seluruh Indonesia (SPSI),
iuran BPJS, pajak penghasilan orang
pribadi (pajak penghasilan pasal 21 / PPh –
21), dan lainnya

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 67


Gambar 3.5
Pembebanan Biaya Tenaga Kerja ke Produk

Biaya Tenaga Kerja

Biaya Tenaga Kerja


Tidak Langsung
Biaya Tenaga Kerja
Langsung
Biaya Overhead
Pabrik
Produk

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 68


AKUNTANSI BIAYA TENAGA
KERJA LANGSUNG

Upah pokok Rp 500.000


Tunjangan 125.000
Penghasilan kotor Rp 625.000
Potongan:
BPJS : 5%x 500.000 (25.000)
PPh-21 (20.000)
Penghasilan bersih 580.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 69


JURNAL BTKL
1. Mencatat terutangnya gaji dan upah (setelah disetujui oleh
manajer keuangan)
Biaya Gaji dan Upah (payroll) 625.000
Utang Gaji dan Upah 580.000
Utang Asuransi 25.000
Utang PPh-21 20.000

2. Pembayaran kepada pihak-pihak yang terkait (Anton,


BPJS, dan Kantor Pajak).
Utang Gaji dan Upah 580.000
Utang Asuransi 25.000
Utang PPh-21 20.000
Kas 625.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 70


3. Mencatat distribusi gaji dan upah
Persediaan BDP 500.000
Biaya overhead pabrik 125.000
Biaya Gaji dan Upah 625.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 71


Tujuan
Tujuan5:
5:Biaya
BiayaOverhead
OverheadPabrik
Pabrik

Biaya overhead pabrik


(factory overhead cost)
adalah semua biaya
produksi selain dari BBBL
dan BTKL.

Biaya overhead Bila dikaitkan dengan konsep


pabrik merupakan biaya tidak langsung, maka biaya
biaya tidak langsung overhead pabrik adalah semua
produk (indirect cost biaya produksi yang tidak dapat
of product). secara mudah dan akurat ditelusuri
ke produk.
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 72
Contoh BOP:
• Biaya listrik pabrik
• Biaya penyusutan mesin
• Biaya asuransi pabrik
• Biaya bahan bakar
• Biaya bahan baku tidak langsung
• Biaya tenaga kerja tidak langsung
• Pajak bumi dan bangunan pabrik.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 73


Gambar 3.6
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik ke Produk

Biaya Overhead Pabrik

Pool Biaya:
Pabrik atau Departemen
Produksi

Produk

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 74


Pada perusahaan yang
berproduksi berdasarkan
pesanan (job shop companies),
seperti pembuat perabot, biaya
overhead pabrik dibebankan ke
produk berdasarkan tarif yang
ditentukan dimuka
(predetermined rate).

Bila departemen produksi


Bila pabrik dijadikan pool dijadikan pool biaya, maka tarif
biaya, maka tarif biaya
overheadnya disebut tarif biaya overheadnya disebut tarif
pabrik (plant-wide rate) departemen (departmental
atau tarif tunggal rates) atau multi tarif.
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 75
Penentuan tarif BOP (Plant-Wide Rate)

Anggaran BOP selama setahun


Tarif BOP = --------------------------------------------
Kapasitas Normal Unit Driver

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 76


Gambar 3.3
Hubungan Unit Dihasilkan, cost driver, dan biaya
overhead pabrik

Unit dihasilkan Unit Driver: BOP


+ JM
JKL
BBBL
BTKL
+
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 77
Tujuan pembebanan BOP ke produk
menggunakan tarif tententukan dimuka adalah
agar semua BOP selama periode dapat
didistribusikan secara merata ke semua produk
yang dihasilkan.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 78


Perhitungan harga pokok produk
dengan membebankan biaya
sesungguhnya untuk BBBL dan
BTKL, dan biaya dibebankan
(applied cost) untuk biaya overhead
pabrik disebut perhitungan harga
pokok normal (normal costing).

BOP dibebankan (Applied FOH) =


Kapasitas Sessungguhnya x tarif BOP

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 79


Contoh 3
Anggaran BOP selama setahun
Rp 1.000.000
Kapasitas normal mesin selama
setahun 5.000 jam mesin (JM)

Tarif biaya overhead pabrik:


Rp 1.000.000
= ---------------- = Rp200 per jam mesin
5.000 JM

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 80


Dalam kenyataannya, BOP
Dibebankan seringkali berbeda
dengan BOP Sesungguhnya.

Jika BOP Dibebankan lebih besar dari BOP


Sesungguhnya, maka disebut pembebanan BOP
terlalu besar (over-applied overhead cost), dan
selisihnya adalah menguntungkan / laba
(favorable variance). Jika BOP Dibebankan lebih
kecil dari BOP Sesungguhnya, maka disebut
pembebanan BOP terlalu kecil dan selisihnya
disebut tidak menguntungkan / rugi
(unfavorable variance)
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 81
Jika selisih biaya overhead pabrik
adalah signifikan, maka selisih
biaya overhead pabrik
distribusikan ke persediaan
barang dalam proses, persediaan
barang jadi, dan harga pokok
penjualan.

Jika selisih biaya overhead


pabrik tidak signifikan, maka
selisih biaya overhead pabrik
dapat ditutup langsung ke harga
pokok penjualan.
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 82
Misalkan, berdasarkan contoh 3 di atas,
• Produksi sesungguhnya 100 unit produk A
• Kapasitas sesungguhnya 500 jam mesin
• BOP sesungguhnya Rp 80.000

a. Mencatat BOP sesungguhnya


Biaya Overhead Pabrik (BOP) 80.000
Berbagai rekening dikredit
(penyusutan, asuransi, BBBTL dll) 80.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 83


b. Mencatat pembebanan biaya overhead pabrik ke produk
Persediaan BDP 100.000
BOP 100,000
(500 jam x Rp 200 = Rp 100.000)

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 84


BIAYA OVERHEAD PABRIK

Ayat jurnal (a) Rp 80.000 Ayat jurnal (b) Rp 100.000


(sesungguhnya) (dibebankan)

BOP dibebankan 100.000


BOP sesungguhnya 80.000
Selisih BOP (laba) 20.000

c. Menutup BOP dengan selisih menguntungkan


BOP 20.000
Selisih BOP 20.000
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 85
d. Menutup selisih biaya overhead pabrik
(diasumsikan selisihnya tidak signifikan)

Selisih BOP 20,000


Harga Pokok Penjualan 20,000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 86


Jika diasumsikan selisihnya signifikan, maka alokasi
selisih Bop sbb.:
Persediaan BDP: 1 jt. / 10 jt. x Rp 20.000 Rp 2.000
Persediaan BJ: 3 jt. / 10 jt. x Rp 20.000 6.000
HPP: 6 jt. / 10 jt. x Rp 20.000 12.000
Total Rp 20.000
Ayat jurnal untuk menutup selisih BOP:
Selisih BOP 20.000
Persediaan BDP 2.000
Persediaan Barang Jadi 6.000
Harga Pokok Penjualan 12.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 87


Tujuan 5: Akuntansi Barang Jadi dan
Harga Pokok Penjualan
• Mencatat Barang Jadi
Persediaan Barang Jadi xx
Persediaan BDP xx
• Mencatat Penjualan dan Harga Pokok
Penjualan
Kas xx
Penjualan xx
Harga Pokok Penjualan xx
Persediaan Barang Jadi xx

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 88


PT X
Laporan Laba Rugi
Tahun 200x
Penjualan xx
Harga pokok penjualan (xx)
Penyesuaian:
Selisih BOP (menguntungkan) xx
HPP disesuaikan (xx)
Laba Kotor xx
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 89
ALTERNATIF PENCATATAN BARANG
DALAM PROSES (BDP)

• BDP mula-mula dicatat sebagai aset


Pencatatan biaya produksi sebelumnya
menggunakan alternatif ini
• BDP mula-mula dicatat sebagai beban

Untuk pembahasan berikutnya,


alternatif I yang digunakan untuk
pencatatan BDP karena lebih praktis
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 90
Tabel 3.6
Dua Alternatif Pencatatan Biaya Produksi

Alt. I: BDP Dicatat Sbg Aset Alt. II: BDP Dicatat Sbg Beban
Mencatat Pembelian Persediaan BBL xx Persediaan BBL xx
BBL Kas / Utang Dagang xx Kas / Utang Dagang xx
Mencatat pemakaian Persediaan BDP xx BDP-BBBL xx
BBL Persediaan BBL xx Persediaan BBL xx
Mencatat BTKL Biaya Gaji & Upah xx Biaya Gaji & Upah xx
terutang Utang Gaji & Upah xx Utang Gaji & Upah xx
Mencatat Persediaan BDP xx BDP-BTKL xx
pembebanan BTKL Biaya Gaji & Upah xx Biaya Gaji & Upah xx
Mencatat BOP BOP xx BOP Sesungguhnya xx
sesungguhnya Berbagai Rek. Dikredit xx Berbagai Rek. Dikredit xx
Mencatat Persediaan BDP xx BDP-BOP xx
pembebanan BOP BOP xx BOP Dibebankan xx
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 91
Alt. I: BDP Dicatat Sbg Aset Alt. II: BDP Dicatat Sbg Beban
Menutup BOP BOP xx BOP Dibebankan xx
Selisih BOP (laba) xx BOP Sesungguhnya xx
Selisih BOP (laba) xx
Menutup selisih BOP Selisih BOP xx Selisih BOP xx
Harga Pokok Penj. xx Harga Pokok Penj. xx
Mencatat barang jadi Persediaan Brg Jadi xx Persediaan Brg Jadi xx
Persediaan BDP xx BDP-BBBL xx
BDP-BTKL xx
BDP-BOP xx
Mencatat persediaan Tidak ada ayat jurnal Persediaan BDP xx
BDP akhir BDP-BBBL xx
BDP-BTKL xx
BDP-BOP xx
Mencatat Penjualan Kas / Piutang Dagang xx Kas / Piutang Dagang xx
dan harga pokok Penjualan xx Penjualan xx
penjualan
Harga Pokok Penjualan xx
Persediaan Barang Jadi xx
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 92
Alt. I: BDP Dicatat Sbg Aset Alt. II: BDP Dicatat Sbg Beban
Mencatat Kas / Piutang Dagang xx Kas / Piutang Dagang xx
Penjualan dan Penjualan xx Penjualan xx
harga pokok
penjualan Harga Pokok Penjualan xx
Persediaan Barang Jadi xx
Membuat jurnal Tidak ada ayat jurnal BDP-BBBL xx
balik pada awal BDP-BTKL xx
periode BDP-BOP xx
akuntansi untuk Persediaan BDP xx
persediaan
barang dalam
proses (BDP)
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 93
Tujuan 6: Arus Biaya Produksi
Gambar 3-8
Arus Biaya Produksi Alt. I (BDP dicatat sebagai aset)

Persediaan BBL Persediaan BDP Persediaan Barang Jadi


B. Ssg B. Ssg B. Ssg
Biaya Biaya Biaya
B. Ssg Normal Normal Normal
BTKL B. Dibebankan
HPP
B. Ssg B. Ssg
Biaya
Selisih BOP Normal
BOP

B. Ssg B. Dibebankan Rugi Laba

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 94


Gambar 3-8
Arus Biaya Produksi Alt. II (BDP dicatat sebagai beban)
Persediaan BBL BDP BBL
B. Ssg B. Ssg B. Ssg B. Ssg
Persediaan Barang Jadi
BTKL BDP BTKL
B. Ssg
B. Ssg Biaya
B. Ssg B. Ssg B. Ssg.
B. Ssg Normal
B. Dib.

BOP Sesungguhnya BDP BOP Persediaan BDP

B. Ssg Biaya Biaya B. Ssg


Dibebankan Dibebankan B. Ssg.
BOP Dibebankan Selisih BOP B. Dib.
B. Dibebankan
Rugi Laba HPP
Biaya
Normal
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 95
Tujuan 7: Laporan Harga Pokok Produksi dan laporan laba rugi
untuk pihak luar (menggunakan sistem pisik)
PT Sumbar
Laporan Harga Pokok Produksi PT Sumbar
Tahun 20XX Laporan Laba Rugi
Persediaan BBL awal….. xx Tahun 20XX
Pembelian BBL bersih. xx
Penjualan bersih…………….. xx
BBL tersedia utk dipakai xx
Persediaan BBL akhir... (xx) Persediaan BJ awal…. (xx)
BBL dipakai (BBBL) .. xx Harga Pokok Produksi.. (xx)
BTKL.……………….. xx Barang tersedia dijual... (xx)
BOP dibebankan..……. xx
Persediaan BJ akhir.. …. xx
Total b. produksi……… xx
Persediaan BDP awal… xx Harga pokok penjualan.……… (xx)
B. Produksi diperhitungkan xx Laba kotor.…………………… xx
Persediaan BDP akhir... (xx) Beban operasi.………………… (xx)
Harga pokok produksi… xx
Laba bersih operasi.…………… xx
Gambar 3-6 Integrity,
Quality, laporanEntrepreneurship stieww.ac.id
harga pokok produksi dan hubungannya dengan laporan laba 96
BAB 4
PERILAKU BIAYA
BERBASIS FUNGSI DAN
AKTIVITAS
http://www.allaboutminangkabau.com/2013/11/koleksi-foto-jembatan-layang-kelok-9.html

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id


TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mendefinisikan perilaku biaya berbasis fungsi dan
menjelaskan kelemahan perilaku biaya berbasis
fungsi
2. Mendefinisikan perilaku biaya berbasis aktivitas
3. Menjelaskan manfaat pengkajian perilaku biaya
4. Mendefinisikan, memberikan contoh, dan
menggambarkan grafik biaya variabel
5. Mendefinisikan biaya variabel teknis (engineered
variable cost) dan biaya variabel diskresioner
(discretionary variable cost) serta memberikan
contohnya
6. Mendefinisikan, memberikan contoh, dan
menggambarkan grafik biaya tetap

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 98


7. Mendefinisikan biaya tetap komitmen (committed
fixed cost) dan biaya tetap diskresioner (discretionary
fixed costs) serta memberikan contohnya
8. Mendefinisikan batas relevan dan memberikan
contoh batas relevan
9. Mendefinisikan, memberikan contoh, dan
menggambarkan grafik biaya semi variabel
10. Mendefinisikan, memberikan contoh, dan
menggambarkan grafik biaya bertahap
11. Menjelaskan beberapa metode yang dapat digunakan
untuk memilah biaya semivariabel menjadi biaya
tetap dan biaya variabel
12. Membuat fungsi estimasi biaya untuk menentukan
biaya dianggarkan
13. Menjelaskan dampak automasi pada perilaku biaya

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 99


Tujuan 1: Perilaku Biaya Berbasis Fungsi

Dalam perilaku biaya berbais fungsi,


perilaku total biaya dan biaya per
unit hanya dihubungkan dengan unit
driver

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 100


Gambar 4.1
Hubungan Biaya Produksi dengan Unit Driver

Biaya Produksi Unit Driver


BBBL Berubah

Berubah
BTKL
JKL
Tidak Berubah
B. Pengecekan Produk

Tidak berubah
B. Set-up Mesin

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 101


Kelemahan perilaku biaya berbasis
fungsi adalah informasinya dapat
menyesatkan dalam pengambilan
keputusan karena biaya yang
diklasifikasikan sebagai biaya tetap
dalam prilaku berbasis fungsi pada
kenyataannya biaya tersebut
merupakan biaya variabel
sehubungan perubahan output batch
driver dan product driver.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 102


Tujuan 2: Perilaku Biaya Berbasis Aktivitas

• Pada perilaku biaya berbasis aktivitas, perilaku biaya tidak hanya


dihubungkan dengan unit driver tetapi juga non-unit driver (batch-
driver dan product-driver)

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 103


Hubungan Biaya Produksi dengan Unit Driver dan
Non Unit Driver

Biaya Produksi Cost Driver

BBBL Berubah

Unit
Berubah JKL Driver
BTKL

B. Pengecekan Produk Berubah Jumlah Batch


Driver Non-
Pengecekan
Unit
Berubah Driver
B. Set-up Mesin Jumlah BatchDri
setup ver

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 104


PERILAKU BIAYA

• Prilaku biaya mengkaji bagaimana total biaya dan biaya per unit
berubah sehubungan dengan perubahan output (tingkat) driver
aktivitas

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 105


Gambar 4.2
Hubungan Total Biaya, Biaya Per Unit, dan Output
Aktivitas

Kemungkinan I: Biaya
Total Biaya Berubah, Variabel
Dan Biaya Per Unit Tetap
Output Driver
Aktivitas Biaya
Kemungkinan II:
Berubah Tetap
Total Biaya Tidak Berubah,
Dan Biaya Per Unit Berubah

Kemungkinan I: Biaya
Total Biaya Berubah, Semi-
Dan Biaya Per Unit Berubah variabel
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 106
Tujuan 3: Manfaat Pengkajian Perilaku

• Memudahkan dalam perencanaan biaya


• Memudahkan dalam pengendalian biaya
• Memudahkan dalam pengambilan keputusan

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 107


Klasifikasi Biaya Berdasarkan Prilaku

• Biaya Variabel (variable cost)


• Biaya Tetap (fixed cost)
• Biaya semivariabel (semivariable cost)

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 108


Tujuan 4: Biaya Variabel

• Biaya variabel adalah biaya yang totalnya


berubah secara proporsional dengan perubahan
output driver aktivitas sedangkan biaya variabel
per unitnya adalah tetap dalam batas relevan
tertentu.

Contohnya biaya bahan baku langsung


dan biaya tenaga kerja langsung jika cost
drivernya unit dihasilkan

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 109


Gambar 4-3
Perilaku Biaya Variabel

Total Biaya
Output berubah secara
Driver proposional
Aktivitas
Berubah

Biaya per unit


tetap dalam batas
relevan

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 110


Tabel 4.1
Contoh Biaya Variabel

Jumlah Unit Jus Biaya Bahan Total Biaya


Apel (dalam Baku Per Botol Bahan Baku
Satuan Botol)

0 Rp 10.000 Rp 0
10 10.000 100.000
20 10.000 200.000
100 10.000 1.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 111


Gambar 4.4
Grafik Biaya Variabel Dalam Total dan Per Unit

Panel A:
BBBL Grafik Total Biaya Variabel

Garis Total BV
1.000.000

0 100 Unit dihasilkan

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 112


BBBL Panel B:
Grafik BV Per Unit

Garis BV per unit


10.000
Unit dihasilkan
0 10 20 100

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 113


Tujuan 5: Biaya Variabel Teknis dan Biaya
Variabel Diskresioner
• Biaya variabel teknis (engineered variable cost) adalah biaya yang memiliki
hubungan erat dan nyata antara input dan output. Jika output meningkat,
inputnya juga akan meningkat secara proporsional dengan kenaikkan output.
Sebaliknya, jika input meningkat, outputnya juga meningkat. Contohnya
adalah biaya bahan baku langsung.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 114


• Biaya variabel diskresioner (discretionary variable cost) adalah biaya
yang memiliki hubungan yang erat, tetapi tidak nyata (artificial).
Kenaikan output juga akan menaikan input. Akan tetapi, kenaikan input
belum tentu menaikkan output. Contohnya adalah biaya iklan. Misalkan
biaya iklan ditetapkan sebesar 2% dari penjualan. Jika penjualan
(output) meningkat, biaya iklan juga meningkat secara proporsional.
Sebaliknya, jika biaya iklan dinaikkan menjadi 5% dari penjualan,
kenaikan biaya iklan (input) belum tentu meningkatkan penjualan
(output).

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 115


Tujuan 6: Biaya Tetap
• Biaya tetap adalah biaya yang totalnya tetap dalam batas relevan
tertentu tanpa dipengaruhi oleh perubahan output driver aktivitas,
sedangkan biaya per unitnya berubah berbanding terbalik dengan
perubahan output driver aktivitas.
• Contohnya adalah biaya gaji manajer produksi, penyusutan aset tetap
(dengan metode garis lurus), PBB, dan asuransi.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 116


Gambar 4.5
Perilaku Biaya Tetap

Biaya total tetap


dalam batas
Output relevan
Driver
Aktivitas
Biaya per unit
Berubah
berubah
berbanding
terbalik

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 117


Tabel 4.2
Contoh Biaya Tetap

Jumlah Unit Total Biaya


Dihasilkan Penyusutan BT Per Unit

10 Rp 500.000 Rp 50.000
100 500.000 5.000
1.000 500.000 500
10.000 500.000 50

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 118


Gambar 4-5
Grafik Total Biaya Tetap dan Biaya Tetap Per Unit
Biaya Penyusutan
Mesin Panel A:
Grafik Total Biaya Tetap

500.000 Garis Total BT

Unit Dihasilkan
0 10 100 1.000 10.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 119


Biaya Penyusutan
Mesin
500.000
Panel B:
Grafik BT Per Unit

5.000

50 Garis BT per unit

Unit Dihasilkan
0 10 100 1.000 10.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 120


Tujuan 7: Biaya Tetap Dikomitmenkan dan
Biaya Tetap Diskresioner
• Biaya tetap dikomitmenkan (committed fixed costs) merupakan biaya
yang berhubungan dengan penyediaan kapasitas pabrik, peralatan dan
struktur organisasi perusahaan. Biaya ini tidak dapat dihilangkan
meskipun untuk keputusan jangka pendek
• Contohnya biaya penyusutan pabrik dan peralatan pabrik, pajak bumi
dan bangunan, asuransi, dan gaji manajemen puncak dan karyawan
operasi.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 121


• Biaya tetap kebijakan (discretionary fixed costs) sering disebut juga
dengan managed costs. Biaya ini muncul sebagai akibat keputusan
tahunan (annual decisions) oleh manajemen untuk mengeluarkan
biaya tetap tertentu.
• Contohnya biaya iklan, biaya penelitian dan pengembangan, dan
biaya pelatihan karyawan.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 122


Tujuan 8: Batas Relevan
• Batas relevan (relevant range) adalah batas
dimina biaya tidak berubah. Pendefinisian
bahwa biaya itu tetap adalah berdasarkan
batas relevan jangka pendek karena semua
biaya dalam jangka panjang pasti berubah.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 123


Gambar 4.7
Total BT Batas relevan biaya tetap

15.000.000

10.000.000

5.000.000
units
Dihasilkan
B. Penyusutan per 100.000 200.000
mesin per tahun Batas Relevan
Rp 5.000.000
dengan kapasitas
100.000 unit Entrepreneurship
Quality, Integrity, stieww.ac.id 124
Tujuan 9: Biaya Semivariabel

 Biaya semivariabel adalah biaya yang totalnya


berubah tetapi tidak proporsional dengan
perubahan output driver aktivitas dan biaya per
unit juga berubah berbanding terbalik dengan
perubahaan output aktivitas.

Contohnya biaya listrik dengan sistem


abodemen dan kwh, biaya air PDAM, biaya
pemeliharaan, Kartu Halo Telkomsel dengan
sistem abodemen dan pulsa, uang kuliah
dengan sistem tetap dan sks.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 125


Gambar 4.9
Perilaku Biaya Semivariabel

Biaya total
berubah tidak
Output proposional
Driver
aktivitas
Biaya per unit
Berubah
berubah
berbanding
terbalik

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 126


Tabel 4.3
Contoh Biaya Semivariabel

Jumlah SKS Total Uang Uang Kuliah


Yang Diambil Kuliah Yang Per SKS
Dibayarkan
2 Rp 880.000 Rp 440.000
5 1.075.000 215.000
10 1.400.000 140.000
20 2.050.000 102.500
24 2.310.000 96.250
Uang kuliah: BT Rp 750.000 per semester, dan
BV Rp 65.000 per sks
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 127
Gambar 4-9
Grafik Biaya Semivariable Dalam Total dan Per Unit
Panel A:
Uang Kuliah Grafik Biaya Semivariabel Total

2.310.000
Garis Total Biaya

1.400.000
750.000 Garis BT

Jumlah sks
0 10 20 24

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 128


Uang
Kuliah Panel B:
Grafik Biaya Semivariabel Per Unit
750.000

Garis BSV per sks


96.250
Jumlah SKS
0 10 20 24

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 129


Tabel 4-4
Ikhtisar Biaya Tetap, Biaya Variabel, dan Biaya Semivariabel

Biaya Tetap Biaya Biaya


Variabel Semivariabel
Biaya Total Tetap Berubah Berubah
secara tidak
proposional proposional
Biaya per Berubah Tetap Berubah
unit berbanding berbanding
terbalik terbalik

stieww.ac.id 130
Tujuan 10: Biaya Bertahap
• Biaya bertahap (step cost) adalah biaya yang tetap sampai
batas output aktivitas tertentu, dan naik secara dratis pada
output aktivitas tertentu lainnya dan kemudian tetap lagi
dalam batas output aktivitas ini. Biaya bertahap ini dapat
dikategorikan sebagai biaya semivariabel jika output
aktivitas yang dipertimbangkan dalam rentang waktu yang
pendek.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 131


Gambar 4.10
Grafik Biaya Bertahap Yang Diklasifikasikan Sebagai Biaya
Semivariabel

Total Pengecekan

6.000.000
4.000.000
2.000.000
Unit dihasilkan

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 132


Gambar 4.11
Grafik Biaya Bertahap Yang Diklasifikasikan Sebagai Biaya Tetap
Total
Penyusutan

15.000.000
10.000.000
5.000.000
Unit dihasilkan

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 133


Tujuan 11: Pemilihan Biaya Semivariabel
Menjadi Biaya Variabel dan Biaya
Tetap
Metode pemilahan biaya semivariabel:
1. metode biaya berjaga (stand-by cost method)
2. metode titik tertinggi dan titik terendah (high and low point
method)
3. metode diagram pencar (scattergraph)
4. metode kuadrat terkecil (least squares method)

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 134


Metode Biaya Berjaga

• Biaya berjaga adalah biaya yang masih muncul


selama kegiatan operasional dihentikan sementara
waktu

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 135


Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah

• Dalam metode ini, biaya variabel ditentukan


dengan mengurangkan biaya pada aktivitas
tertinggi dengan biaya pada aktivitas terendah

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 136


Tabel 4.5
Biaya Pemeliharaan pada PT Semen Tonasa

Jam Kerja Biaya


Bulan Langsung Pemeliharaan
Januari 5.500 Rp 745.000
Februari 7.000 850.000
Maret 5.000 700.000
April 6.500 820.000
Mei 7.500 960.000
Juni 8.000 1.000.000
Juli 6.000 825.000

N (jumlah observasi) = 7 (bulan)


Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 137
JKL Total Biaya
Tertinggi (Juni) 8.000 Rp 1.000.000
Terendah (Maret) 5.000 700.000
Perbedaan 3.000 Rp 300.000
Rp 300.000
Tarif BV = --------------- = Rp 100 per JKL
3.000
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 138
BT = total biaya - BV

BT = Rp 1.000.000 – (Rp 100 x 8.000)


= Rp 200.000,-
Atau

BT = Rp 700.000 – (Rp 100 x 5.000)


= Rp 200.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 139


Y=a+bx
Y = 200.000 + 100 x
x = JKL

Total biaya pemeliharaan 9.000 JKL adalah:

Y = 200.000 + 100 (9.000 JKL)


= Rp 1.100.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 140


Metode Diagram Pencar (Scattergraph/
visual fit/scattergram)
1,200,000
1,000,000
800,000
Biaya Pemeliharaan

600,000
400,000
200,000
-
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000
JKL

Gambar 4.12
Pemilahan Biaya Semivariabel Dengan Metode Diagram Pencar
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 141
Metode Kuadrat Terkecil

y = a + bx
xy
b = ------- a = y-rata-rata – b (x-rata-rata)
x2

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 142


Total B.
Pemelihar X y
Bulan JKL x2 xy
aan

Januari 5.500 745.000 -1.000 -105.000 1.000.000 105.000.000


Februari 7.000 850.000 500 0 250.000 0
Maret 5.000 700.000 -1.500 -150.000 2.250.000 225.000.000
April 6.500 820.000 0 -30.000 0 0
Mei 7.500 960.000 1.000 110.000 1.000.000 110.000.000
Juni 8.000 1.000.000 1.500 150.000 2.250.000 225.000.000
Juli 6.000 875.000 -500 25.000 250.000 12.500.000

Total 45.500 5.950.000 0 0 7.000,000 677.500.000


Rata-rata 6.500*) 850.000**)

*) x-rata-rata: 45.500/7 bulan = 6.500 JKL


**) y-rata-rata: 5.950.000 / 7 bulan = Rp 850.000 per bulan
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 143
677.500.000
b = --------------- = Rp 96,79
7.000,000

a = 850.000 – 96,79 (6.500) = Rp 220.865

y = 220.865 + 96,79 x

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 144


Tujuan 13: Dampak Automasi Pada Perilaku
Biaya

• Dalam lingkungan operasi yang automasi, gaji yang


dibayarkan kepada pekerja dikategorikan sebagai biaya
tenaga kerja tidak langsung dan diklasifikasikan sebagai
biaya tetap

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 145


BAB 5
PERHITUNGAN
HARGA POKOK
PRODUK BERBASIS
VOLUME
https://s3.bukalapak.com/system2/images/9/5/5/3/1/3/large/flaact37.jpg

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id


TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan pembebanan biaya produksi ke produk
2. menjelaskan perlunya alokasi biaya
3. menjelaskan pembebanan biaya overhead pabrik ke produk
4. menjelaskan konsep kapasitas pabrik
5. membagi pabrik menjadi departemen produksi dan
deparrtemen jasa (departementalisasi)
6. menjelaskan langkah-langkah perhitungan harga pokok produk
berbasis volume
7. menjelaskan langkah-langkah pada akhir periode sehubungan
dengan biaya overhead sesungguhnya
8. menjelaskan akuntansi biaya overhead pabrik departemen
9. menjelaskan pengaruh otomasi pada perhitungan tarif
overhead berbasis volume.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 147


Tujuan 1: Pembebanan Biaya Produksi ke Produk
Perhitungan harga pokok produk tradisional
(traditional costing) disebut juga degan
Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis
Volume (volume-based costing/VBC) atau
Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis
Unit (unit-based costing) atau Perhitungan
Harga Pokok Produk Berbasis Fungsi
(functional-based costing/FBC) atau Peanut-
Butter Costing

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 148


Istilah “volume”
atau “unit”
adalah mengacu
ke unit produksi.
Ada lima driver berbasis unit (unit-
based driver) yang dapat digunakan
untuk membebankan biaya overhead
pabrik ke produk, yaitu:
1.Jam kerja langsung (JKL)
2.Jam mesin (JM)
3.Unit produksi
4.Biaya bahan baku langsung (BBBL)
5.Biaya tenaga kerja langsung (BTKL).

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 149


Gambar 5-1
Korelasi Biaya Produksi Dengan Unit Dihasilkan

Memicu BBBL

Memicu
Jumlah BTKL
Unit Driver Berbasis Unit:
Dihasilkan Jam Mesin
Memicu Jam Kerja Langsung Memicu
BBBL
BOP
BTKL

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 150


Gambar 5.2
Pembebanan Biaya Produksi Ke Produk

BBBL BTKL BOP

Pool Biaya:
Pabrik atau Departemen
Produksi

Produk

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 151


Tabel 5-1
Format Perhitungan Harga Pokok Produk Jika Pabrik
Sebagai Pool Biaya

Produk A Produk B Produk C


BBBL xxx xxx xxx
BTKL xxx xxx xxx
BOP (dibebankan*) xxx xxx xxx
Total B. Produksi xxx xxx xxx

BOP dibebankan = kapasitas sesungguhnya x tarif BOP

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 152


Tabel 5.2
Format Perhitungan Harga Pokok Produk Jika
Departemen Produksi Sebagai Pool Biaya

Produk A Produk B Produk C


BBBL xxx xxx xxx
BTKL xxx xxx xxx
BOP (dibebankan):
Dept. Produksi I xxx xxx xxx
Dept. Produksi II xxx xxx xxx
Dept. Produksi III xxx xxx xxx
Total B. Produksi xxx xxx xxx

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 153


Tujuan 2: Alokasi Biaya

• Alokasi biaya diperlukan untuk biaya tidak langsung.


• Misalnya, alokasi biaya departemen jasa atau pendukung ke departemen
produksi; alokasi biaya administrasi fakultas ke masing-masing program
studi (DIII, S1, S2, dan S3).

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 154


Tujuan 3: Pembebanan BOP ke Produk

Biaya Overhead Pabrik

Pool Biaya:
Pabrik

Produk
Gambar 5-3
Pembebanan Biaya Overhead Ke Produk Dengan Tarif Pabrik

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 155


Biaya Overhead Pabrik

Pool Biaya:

Dept. Dept. Dept.


Produksi I Produksi II Produksi III

Produk
Gambar 5.4
Proses Pembebanan Biaya Overhead Ke Produk
Dengan Tarif Departemen
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 156
Tujuan 4:Konsep Kapasitas Pabrik

• Kapasitas Teoritis
• Merupakan kapasitas ideal atau kapasitas maksimum, yaitu kapasitas untuk
operasi 100% tanpa ada hambatan
• Dalam prakteknya, kapasitas ini tidak pernah dipakai sebagai dasar perhitungan
tarif BOP karena sulit dicapai.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 157


• Kapasitas Praktis
• Adalah kapasitas setelah mempertimbangkan hambatan-hambatan internal
perusahaan, seperti pekerja sakit, mesin rusak, pekerja unjuk rasa, karyawan
cuti, dan lain sebagainya.
• Kapasitas ini jarang digunakan sebagai dasar perhitungan tarif BOP karena juga
masih sulit untuk dicapai.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 158


• Kapasitas Normal
• Adalah kapasitas setelah mempertimbangkan hambatan internal dan hambatan
ekternal, seperti hari libur nasional, masyarakat unjuk rasa, turunnya permintaan
produk karena krisis ekonomi, dan lain sebagainya.
• Kapasitas ini umumnya digunakan sebagai dasar perhitungan tarif BOP
• Kapasitas Sesungguhnya Diharapkan
• Adalah kapasitas sesungguhnya diharapkan untuk periode mendatang, misalnya
tahun depan
• Kapasitas ini juga tidak digunakan sebagai dasar perhitungan tarif BOP karena
bersifat jangka pendek

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 159


Tujuan 5: Departemen Produksi dan
Departemen Jasa
Departemen produksi
adalah departemen yang
mengolah bahan baku
menjadi barang jadi.
Contohnya departemen Departemen jasa adalah departemen
pemotonga bahan, yang tidak mengolah bahan baku
departemen perakitan menjadi barang jadi, tetapi
komponen, dan memberikan jasa ke departemen
departemen pengecatan. produksi. Contohnya pembangkit
tenaga listrik, bengkel, dan
kafetaria

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 160


Gambar 5–5
Hubungan Departemen Jasa dengan Departemen
Produksi

Departemen
Penyelesaian
Departemen
Penanganan BB
Departemen
Perakitan
Departemen Kafe

Departemen
Pemotongan

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 161


Tujuan 6: Langkah-Langkah Perhitungan
Harga Pokok Produk Berbasis Volume
1. Mengidentifikasi departemen produksi dan departemen jasa serta cost
driver
2. Mengidentifikasi sumber daya dan biaya sumber daya yang digunakan
oleh setiap departemen serta cost driver untuk biaya tidak langsung
departemen
3. Mengumpulkan data kapasitas cost driver pada awal tahun

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 162


4. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik untuk setiap
departemen
5. Mengalokasikan biaya departemen jasa ke departemen produksi
6. Menghitung tarif biaya overhead pabrik untuk setiap departemen
produksi
7. menghitung harga pokok produk

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 163


Langkah 1: Mengidentifikasi Departemen, sumber
daya, dan Cost Driver
Cost Driver
Departemen Produksi:
• Pemotongan JM
• Perakitan JKL
• Penyelesaian JM

Departemen Jasa:
• Penanganan Bahan Baku Taksiran BBB
• Kafetaria Jumlah Karyawan

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 164


Langkah 2: Mengidentifikasi Sumber Daya, Biaya
Sumber Daya Serta Cost Driver Untuk
Biaya Tidak Langsung Departemen

Biaya Tidak Langsung Dept. Cost Driver


• B. penyusutan gedung pabrik Luas Lantai
• Biaya listrik KWH
• Gaji mandor Jumlah Pekerja

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 165


Langkah 3: Mengumpulkan Data Kapasitas Cost Driver
Tabel 5.3
PT Perabot Jepara Cabang Pekan Baru
Data Kapasitas Cost Driver Pada Awal tahun 20XX

Jmlh BBB Luas JKL JM


KWH Karyw Diminta Lantai
(000)
Dept. Prod:
- Pemotongan 10,000 20 180.000 5,000 100.000 300.000
- Perakitan 5.000 10 200.000 4.000 150.000 500.000
- Penyelesaian 15.000 30 120.000 6.000 120.000 200.000
Dept. Jasa:
- Penanganan BB 4.000 25 3.000 100.000
- Kafé 6.000 15 70.000 2.000
40.000 100 570.000 20.000 470.000 1.000.000

stieww.ac.id 166
Langkah 4: Penyusunan Anggaran BOP

1. Mengklasifikasikan BOP menjadi menjadi biaya langsung departemen


dan biaya tidak langsung departemn
2. Mengklasifikasikan BOP menjadi biaya variabel dan biaya tetap

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 167


TABEL 5-4
PERABOT JEPARA CABANG PEKAN BARU
ANGGARAN BOP
TAHUN 20XX (in Rp 000)
V Dept. Produksi Dept. Jasa
/ Pemoto Perakit Penyel Penanga Kafetaria
T nganl an esaian nan BB Total

Biaya langsung dept.


BTKTL…………………… V 5.000 8.000 7.000 6.000 4.000 30.000
Biaya penyusutan mesin…… T 12.000 15.000 13.000 3.000 7.000 50.000
Total biaya langsung dept.……. 17.000 23.000 20.000 9.000 11.000 80.000
B. Tdk langsg dept.:
B. Listrik (Rp 250 / KWH).. V 2.500 1.250 3.750 1.000 1.500 10.000
B. Peny. Gedung Pabrik.(Rp 750/m2) T 3.750 3.000 4.500 2.250 1.500 15.000
B. supervisor (Rp 80.000/karyawan) T 1.600 800 2.400 2.000 1.200 8.000
Total b. tidak langsung dept.…. 7.850 5.050 10.650 5.250 4.200 33.000
Total BOP 24.850 28.050 30.650 14.250 15.200 113.000
Total BV departemen V 7.500 9.250 10.750 7.000 5.500 40.000

Total BT departemen T 17.350 18.800 19.900 7.250 9.700 73.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 168


Langkah 5: Mengalokasikan Biaya Departemen
Jasa Ke Departemen Produksi

Tiga metode alokasi:


• Metode alokasi langsung
• Metode alokasi bertahap
• Metode aljabar

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 169


Metode Alokasi Langsung (Direct Allocation
Method)
Dalam metode ini, biaya departemen
jasa dialokasikan langsung ke
departemen produksi .

Metode ini mengasumsikan


bahwa departemen jasa
tertentu tidak memberikan jasa
ke departemen jasa lainnya,
tetapi semata-mata hanya
memberikan jasa ke
departemen produksi.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 170


Gambar 5-6
Alokasi Biaya Departemen Jasa Dengan Metode Alokasi
Langsung

Biaya Dept. Biaya Dept. Kafe


Penanganan Rp 15.200.000
Bahan Baku
Rp 14.250.000

Departemen Departemen Departemen


Pemotongan Perakitan Penyelesaian
Rp 24.850.000 Rp 28.050.000 Rp 30.650.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 171


Gambar 5-5: Alokasi biaya departemen jasa dengan metode langsung
(dalam Rp 000)

Dept. Produksi Dept. Jasa.


Pemo- Perakit Penye- Penang
tongan an lesaian anan BB Kafe Total

A. Total BOP sebelum


alokasi biaya dept. jasa 24.850 28.050 30.650 14.250 15.200 113.000
Alokasi biaya dept. jasa:
-Penangan BB (2,85% dari
BBB)
5.130 5.700 3.420 (14.250)
-Kafe (Rp 253.333 /
karyawan)
5.067 2.533 7.600 (15.200)
B. Tot. Alokasi B. dept. 10.197 8.233 11.020 (14.250) (15.200)
jasa
Total BOP setelah alokasi
dept. jasa: A + B 35.047 36.283 41.670 0 0 113.000
BOP Tetap (dari anggaran) 17.350 18.800 19.900
BOP Variabel (Total BOP
Quality, Integrity, 17.607
Entrepreneurship 17.483 21.770 stieww.ac.id 172
Metode Alokasi Bertahap (step allocation
method)
Metode alokasi bertahap
disebut juga dengan
metode alokasi tidak
timbal balik (non-
reciprocal allocation
method) atau metode
alokasi berurutan Metode ini mengasumsikan bahwa
(sequential allocation
departemen jasa tidak hanya
method).
memberikan jasa ke departemen
produksi, tetapi juga ke departemen
jasa lainnya secara tidak timbal balik.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 173


Gambar 5.7
Alokasi Biaya Departemen Jasa Dengan Metode Alokasi
Bertahap

Biaya Dept. Biaya Dept. Kafe


Penanganan Rp 15.200.000
Bahan Baku
Rp 14.250.000

Departemen Departemen Departemen


Pemotongan Perakitan Penyelesaian
Rp 24.850.000 Rp 28.050.000 Rp 30.650.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 174


Gambar 5.6: Alokasi biaya dept. jasa dengan metode bertahap
(Dalam Rp 000)

Dept. Produksi Dept. Jasa


Pemo- Perakit Penye- Penang
tongan an lesaian anan BB Kafe Total

Total BOP sebelum alokasi


biaya dept. jasa. 24.850 28.050 30.650 14.250 15.200 113.000
Alokasi b. dept. jasa:
-Cafe (Rp 178.824 /
karyawan) 3.576 1.788 5.365 4.471 (15.200)
-Penanganan BB (3,74%
dari BBB) 4.493
6.739 7.488 (18.721)
Tot. Alokasi b. dept. jasa 10.315 9.276 9.858 (14.251) (15.200)

Total BOP setelah alokasi


biaya dept. jasa 35.165 37.326 40.508 0 0 113.000
BOP tetap 17.350 18.800 19.900
BOP Variabel 17.815
Quality, Integrity, Entrepreneurship 18.526 20.608 stieww.ac.id 175
Metode Aljabar (algabraic method)

Metode ini disebut juga


dengan metode alokasi Metode ini
timbal balik (reciprocal mengasumsikan bahwa
allocation method). selain memberikan jasa ke
departemen produksi,
departemen jasa juga
memberikan jasa ke
departemen jasa lainnya
secara timbal balik.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 176


Gambar 5.8
Alokasi Biaya Departemen Jasa Dengan Metode Aljabar

Biaya Dept. Biaya Dept. Kafe


Penanganan Rp 15.200.000
Bahan Baku
Rp 14.250.000

Departemen Departemen Departemen


Pemotongan Perakitan Penyelesaian
Rp 24.850.000 Rp 28.050.000 Rp 30.650.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 177


Tabel 5.7
Perhitungan Persentase Jasa Yang Diberikan Oleh Departemen Jasa

Jasa yang diberikan oleh:


Dept. Penanganan %- Kafetaria %-
BB tase tase
Pemotongan 180.000.000 32 20 orang 24
Perakitan 200.000.000 35 10 orang 12
Penyelesaian 120.000.000 21 30 orang 35
Penang. BB 25 orang 29
Kafé 70.000.000 12
Total 570.000.000 100 85 orang 100
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 178
Persamaan
K = 15.200.000 + 0.12P
P = 14.250.000 + 0.29K
Cat: P = penanganan BB, K = Kafe
K = 15.200.000 + 0.12 (14.250.000 + 0.29K)
K = 15.200.000 + 1.710.000 + 0,0348K
K – 0,0348C = 16.910.000
0,9652K = 16.910.000
K = 17.519.685

P = 14.250.000 + 0.29 (17.519.685)


P = 14.250.000 + 5.080.709
P = 19.330.709

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 179


Alokasi biaya Departemen Kafetaria sbb.:
• Departemen Pemotongan:
24% x Rp 17.519.685 Rp 4.204.724
• Departemen Perakitan:
12% x Rp 17.519.685 2.102.362
• Departemen Penyelesaian:
35% x Rp 17.519.685 6.131.890
• Departemen Penanganan BB:
29% x Rp 17.519.685 5.080.709
Total Rp 17.519.685

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 180


• Alokasi biaya Departemen Penanganan BB sbb.:
Departemen Pemotongan:
32% x Rp 19.330.709 Rp 6.185.827
• Departemen Perakitan:
35% x Rp 19.330.709 6.765.748
• Departemen Penyelesaian:
21% x Rp 19.330.709 4.059.449
• Departemen Kafetaria
12% x Rp 19.330.709 2.319.685
Total Rp 19.330.709

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 181


Tabel 5.8 Alokasi biaya dept. jasa – metode aljabar
(dalam Rp 000)

Dept. produksi Dept. jasa


Pemo- Perakit Penye- Penangan
tongan an lesaian an BB Kafetaria Total

A. Total BOP
sebelum alokasi
biaya dept. jasa
24.850 28.050 30.650 14.250 15.200 113.000
Alokasi b. dept. jasa:
-Penanganan BB
6.186 6.766 4.059 (19.331) 2.320
-Kafe
4.205 2.102 6.132 5.081 (17.520)
B. Tot. alokasi b.
dept. jasa 10.391 8.868 10.191 (14.250) (15.200)
Total BOP setelah
alokasi b. dept. jasa: 35.241 36.918 40.841 0 0 113.000
A+B
BOP Tetap 17.350 18.800 19.900
BOP Variabel 17.891 18.118
Quality, Integrity, Entrepreneurship 20.941 stieww.ac.id 182
Langkah 6: Penghitungan Tarif Overhead
Departemen
Biaya departemen jasa
setelah dialokasikan ke
departemen produksi
akan bersaldo nol. Setelah semua biaya departemen
jasa dialokasikan ke departemen
produksi, maka langkah selanjutnya
adalah membebankan biaya
departemen produksi ke produk
dengan menggunakan tarif biaya
overhead berbasis unit.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 183


Gambar 5-9 Pembebanan Biaya Departemen Produksi
Ke Produk Dengan Metode Aljabar

Biaya Dept.
Penanganan Biaya Dept. Kafé
Bahan Baku Rp 0
Rp 0

Departemen
Departemen
Departemen Penyelesaian
Perakitan
Pemotongan Rp 40.841.339
Rp 36.918.110
Rp Rp 35.240.551

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 184


Anggaran BOP
dept. produksi
Setelah alokasi
biaya dept. jasa
Tarif Overhead Pabrik = ------------------------
Dasar Pembebanan

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 185


Tabel 5.9
PT Perabot Jepara Cabang Pekanbaru
Perhitungan Tarif Biaya Overhead Pabrik
(Diasumsikan Metode Alokasi Aljabar Yang Digunakan)

Dept. Produksi

Pemotongan Perakitan Penyelesaian

BOP setelah alokasi 35.240.551 36.918.110 40.841.339


BOP tetap 17.350.000 18.800.000 19.900.000
BOP variabel 17.890.551 18.118.110 20.941.339
- Kap. Normal 300.000 JM 150.000 JKL 200.000 JM

Tarif BOP Total 117,47/JM 246,12/JKL 204,21/JM


Tarif BOP Tetap 57,83/JM 125,33/JKL 99,50/JM
Tarif BOP Variabel 59,64/JM 120,79/JKL 104,71/JM

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 186


Langkah 7: Perhitungan Harga Pokok Produk

Produk A Produk B
BBBL Rp 20.000.000 Rp 15.000.000
BTKL Rp 18.000.000 Rp 17.000.000
Dept. Pemotongan 200.000 JM 120.000 JM
Dept. Perakitan 70.000 JKL 50.000 JKL
Dept. penyelesaian 150.000 JM 100.000 JM
Produksi 10.000 unit 10.000 unit

Hitung biaya produksi per unit untuk produk A dan


produk B dengan menggunakan tarif BOP - Aljabar.
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 187
Jawab:
Produk A Produk B
Biaya BBBL Rp 20.000.000 Rp 15.000.000
BTKL 18.000.000 17.000.000
BOP:
Departemen Pemotongan:
200.000 JM x Rp 117,47 23.494.000
120.000 JM x Rp 117,47 14.096.400
Departemen Perakitan:
70.000 JKL x Rp 246,12 17.228.400
50.000 JKLx Rp 246,12 12.306.000
Departemen Penyelesaian:
150.000 JM x Rp 204,21 30.631.500
100.000 JM x Rp 204,21 20.421.000
------------------- ------------------
Total Rp 109.353.900 Rp 78.823.400
Produksi 10.000 unit 10.000 unit
Biaya produksi per unit Rp 10.935 Rp 7.882

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 188


Tujuan 7: Langkah-Langkah Perhitungan BOP
pada Akhir Periode
• Mengidentifikasi biaya langsung dan biaya tidak
langsung sesungguhnya untuk setiaap departemen
• Mengumpulkan data konsumsi cost driver
sesungguhnya
• Mengalokasikan biaya tidak langsung
sesungguhnya ke masing-masing departemen
• Mengalokasikan biaya departemen jasa
sesungguhnya ke departemen produksi dengan
menggunakan metode yang sama dengan
perhitungan tarif BOP pada awal periode

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 189


Tujuan 8: Akuntansi BOP Departemen
• Misalkan informasi yang diperoleh dari PT Perabot Jepara Cabang
Pekanbaru sbb.:
BOP sesungguhnya Dept. Pemotongan sebesar Rp 45 juta untuk
320.000 JM, Dept. Perakitan sebesar Rp 30 juta untuk 120.000 JKL, dan
Dept. Penyelesaian sebesar Rp 50 juta untuk 250.000 JM. (Tarif BOP
dengan metode aljabar)
• Buat jurnal yang berkaitan dengan BOP

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 190


1. Mencatat BOP dibebankan ke produk

BOP Dibebankan = kapasitas sesungguhnya x Tarif BOP

Persediaan BDP – Pemotongan


(320.000 x Rp 117,47)… 37.590.400
Persediaan BDP – Perakitan
(120.000 x Rp 246,12)… 29.534.400
Persediaan BDP – Penyelesaian
(250.000 x Rp 204,21) 51.052.500
BOP – Pemotongan 37.590.400
BOP – Perakitan 29.534.400
BOP – Penyelesaian 51.052.500

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 191


2. Mencatat BOP sesungguhnya:
BOP – Dept. Pemotongan 45.000.000
BOP – Dept. Perakitan 30.000.000
BOP – Dept. Penyelesaian 50.000.000
Berbagai rek. dikredit 125.000.000

3. Menutup rek. BOP dan mencatat selisih:


Selisih BOP – Dept. Pemotongan 7.409.600
Selisih BOP – Dept. Perakitan 465.600
BOP – Dept. Penyelesaian 1.052.500
BOP – Dept. Pemotongan 7.409.600
BOP – Dept. Perakitan 465.600
Selisih BOP – Dept. Penyelesaian 1.052.500

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 192


Perhitungan:
Dept. Dept. Dept.
Pemotongan Perakitan Penyelesaian
BOP sesungguhnya 45.000.000 30.000.000 50.000.000
BOP dibebankan: 37.590.400 29.534.400 51.052.500
Selisih BOP 7.409.600R 465.600R 1.052.500L

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 193


4. Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik
Pemotongan Perakitan Penyelesaian
BOP Sesungguhnya 45.000.000 30.000.000 50.000.000
BOP Tetap Dianggarkan:
300.000 x Rp 57.83 (17.349.000)
150.000 x Rp 125,33 (18.799.500)
200.000 x Rp 99,50 (19.900.000)
---------------- ---------------- ----------------
BOP Variabel Sesungguhnya 27.651.000 11.200.500 30.100.000
BOP Variabel Dianggarkan:
320.000 x Rp 59,64 (19.084.800)
120.000 x Rp 120,79 (14.494.800)
250.000 x Rp 104,71 (26.177.500)
----------------- ------------------ -----------------
Selisih Pengeluaran 8.566.200 R (3.294.300) L 3.922.500 R
------------------ ----------------- -----------------
Selisih Kapasitas:
( 300.000 – 320.000) x Rp 57,83 (1.156.600) L
(150.000 – 120.000) x Rp 125,33 3.759.900 R
(200.000 – 250.000) x Rp 99,50 (4.975.000) L
----------------- --------------- ------------------
Total Selisih BOP 7.409.600 R 465.600 R 1.052.500 L
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id-------------------
----------------- --------------- 194
5. Mencatat selisih overhead pabrik:
Selisih Pengeluaran – Dept. Pemotongan 8.566.200
Selisih Pengeluaran – Dept. Penyelesaian 3.922.500
Selisih Kapasitas – Dept. Perakitan. 3.759.900
Selisih BOP – Dept. Penyelesaian 1.052.500
Selisih Pengeluaran – Dept. Perakitan 3.294.300
Selisih Kapasitas – Dept. Pemotongan 1.156.600
Selisih Kapasitas – Dept. Penyelesaian 4.975.000
Selisih BOP – Dept. Pemotongan..… 7.409.600
Selisih BOP – Dept. Perakitan 465.600

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 195


6. Menutup Selisih Biaya Overhead Pabrik:
Harga Pokok Penjualan 6.822.700
Selisih Pengeluaran –
Dept. Perakitan 3.294.300
Selisih Kapasitas –
Dept. Pemotongan 1.156.600
Selisih Kapasitas –
Dept. Penyelesaian 4.975.000
Selisih Pengeluaran –
Dept. Pemotongan 8.566.200
Selisih Pengeluaran –
Dept. Penyelesaian 3.922.500
Selisih Kapasitas –
Dept. Perakitan 3.759.900

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 196


Tujuan 9: Pengaruh Otomasi Pada Tarif BOP
Berbasis Volume

Pada lingkungan operasi otomasi,


pembebanan BOP berdasarkan jam kerja
langsung (JKL) dapat memberikan keputusan
yang salah. Misalnya, untuk mengurangi BOP,
manajemen mengurangi BTKL. Tapi
kenyataannya BOP malah bertambah karena
manajemen mengganti tenaga kerja dengan
mesin atau komputer.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 197


Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 198
BAB 6
PERHITUNGAN HARGA
POKOK PRODUK BERBASIS
AKTIVITAS

http://www.runway-aviation.com/?p=6540

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id


TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan proses pembebanan biaya produksi
ke produk.
2. Menjelaskan tiga metode pembebanan biaya
produksi ke produk.
3. Menjelaskan perbedaan antara perhitungan harga
pokok produk berbasis volume (volume-based
costing—VBC) dan perhitungan harga pokok
produk berbasis aktivitas (activity-based costing—
ABC)
4. Menjelaskan kelemahan perhitungan harga pokok
produk berbasis volume.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 200


5. Menjelaskan keunggulan perhitungan harga pokok
produk berbasis aktivitas.
6. Menjelaskan langkah-langkah pembebanan biaya
overhead pabrik ke produk pada penghitungan
harga pokok produk berbasis aktivitas.
7. Menjelaskan perhitungan harga pokok produk
dengan menggunakan perhitungan harga pokok
produk berbasis aktivitas.
8. Menyusun laporan laba rugi dengan pendekatan
perhitungan harga pokok berbasis aktivitas.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 201


Tujuan 1: Pembebanan Biaya Produksi Ke
Produk
Pool biaya untuk Perhitungan Harga Perhitungan Harga
Pokok Berbasis Volume adalah pabrik
atau departemen produksi, sedangkan
Pokok Produk
pool biaya untuk Perhitungan Harga Berbasis Aktivitas
Pokok Produk Berbasis Aktivitas adalah
aktivitas disebut juga
Perhitungan Harga
Pokok Produk
Tersaring (Refined
Costing)

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 202


Gambar 6.2
Proses Penyaringan Biaya Untuk
Perhitungan Tarif BOP Berbasis Aktivitas
BOP
Saringan I:
Pool Biaya—Pabrik

Saringan II:
Pool Biaya—Departemen Produksi

Saringan III: Pool Biaya—


Aktivitas

Tarif
BOP
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 203
Pelanggan

Gambar 6.3 Produk


Ide Dasar Perhitungan
Harga Pokok Produk
Berbasis Aktivitas Aktivitas

Sumber Daya

Biaya Sumber Daya

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 204


Gambar 6.4
Proses Pembebanan Biaya Produksi Pada Perhitungan Harga
Pokok Berbasis Aktivitas

BBBL BTKL BOP

Pool biaya:
Aktivitas

Produk

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 205


Tujuan 2: Metode Pembebanan Biaya

1. Penelusuran Langsung (Direct Tracing)


2. Penelusuran Driver (Driver Tracing)
a. Driver Sumber Daya (Resource Drivers)
b. Driver Aktivitas (Activity Drivers)
3. Alokasi

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 206


Metode Penelusuran Langsung
• Metode ini digunakan untuk membebankan biaya
langsung. Contohnya gaji supervisor pada
Pembangkit Tenaga Listrik (PTL)
• Idealnya, semua biaya dibebankan ke objek biaya
dengan menggunakan metode penulusuran
langsung karena pembebanannya paling akurat.
Namun, seringkali terlalu mahal untuk menjadikan
semua biaya menjadi biaya langsung.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 207


Metode Penelusuran Driver
Metode ini digunakan untuk membebankan biaya
sumber daya yang dikonsumsi secara bersama oleh
beberapa objek biaya, dan memiliki hubungan sebab
akibat (causal relationship). Pembebanan biayanya
menggunakan cost driver.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 208


a. Driver Sumber Daya (Resource drivers)
yaitu driver yang digunakan untuk
membebankan biaya sumber daya ke
aktivitas. Misalnya, lama aktivitas
pemrosesan transaksi.

b. Driver Aktivitas (Activity drivers)


yaitu driver yang digunakan untuk
membebankan biaya aktivitas ke produk.
Contohnya, jumlah transaksi.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 209


Gambar 6.5
Pembebanan Biaya Dengan Menggunakan Metode
Penelusuran Driver

Biaya Listrik
Driver Sumber Daya: Lama
Pemakaian Komputer
Aktivitas
Pemrosesan
Transaksi
Kartu Kredit
Driver aktivitas: jumlah transaksi

Kartu Kredit

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 210


Aktivitas Driver Aktivitas
Perpindahan bahan Jumlah kali perpindahan
Pengecekan bahan Lama pengecekan;
jumlah kali pengecekan
Set-up mesin Lama set up; jumlah kali
set up
Pemotongan
(dengan mesin) Jam mesin
Pembelian bahan Jumlah order

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 211


Metode Alokasi
• Metode ini digunakan untuk
membebankan biaya sumber daya
yang dikonsumsi secara bersama oleh
beberapa objek biaya, namun tidak
ada hubungan sebab akibat.
Misalnya, biaya penyusutan gedung
dengan metode garis lurus
• Pemilihan driver biayanya hanya
didasarkan pada kemudahannya saja
(convenience) atau arbitrer atau
hubungan yang diasumsikan
(assumed linkage)
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 212
Tujuan 3: Perbedaan Perhitungan HP Produk
Berbasis Volume dengan Perhitungan HP Produk
Berbasis Aktivitas

Perbedaan utamanya pada pembebanan


BOP ke produk karena BOP merupakan
biaya tidak langsung produk yang tidak
dapat secara mudah dan akurat ditelusuri
ke masing-masing produk yang dihasilkan

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 213


Gambar 6.7
Pembebanan BOP dengan menggunakan tarif pabrik

BOP
Dibebankan dengan metode Penulusuran
Langsung

Pool Biaya:
Pabrik
Dibebankan dengan menggunakan driver
berbasis unit

Produk
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 214
Gambar 6.9
Pembebanan BOP dengan menggunakan Tarif Departemen

BOP
Metode Penelusuran Langsung
Metode Penelusuran Driver
Metode Alokasi

Pool Biaya: Dept. I Pool Biaya: Dept. II

Driver berbasis unit

Produk
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 215
Gambar 6.10
Pembebanan BOP pada Perhitungan HP Produk Berbasis Aktivitas

BOP
Metode Penelusuran Langsung
Metode Penelusuran Driver Sumber Daya

Aktivitas
Metode penelusuran driver aktivitas berbasis unit dan
non unit

Produk

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 216


Tabel 6.4
Perbedaan antara Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Volume
dan Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Aktivitas

Perhitungan HP Produk Perhitungan HP Produk


Berbasis Volume Berbasis Aktivitas
Fokus Unit-unit dlm organisasi Proses

Cost pool - BOP Departemen produksi Aktivitas

Metode Menekankan pada alokasi Menekankan pada


pembebanan biaya penelusuran driver

Driver untuk Unit driver Unit and non-unit driver


membebankan
BOP ke produk
Informasi Biaya Biaya sumber daya, Biaya Aktivitas, seperti
seperti biaya gaji, biaya biaya pengecekan, biaya
listrik, biaya penyusutan, setup, biaya pemindahan,
biaya bahan bakar, dll. stieww.ac.id
biaya pembelian, dll. 217
Tujuan 4: Kelemahan Perhitungan HP Produk
Berbasis Volume
Pembebanan biaya overhead pabrik
dengan hanya menggunakan driver unit
dapat mengakibatkan perhitungan harga
pokok produk terlalu tinggi (overcosting)
atau terlalu rendah (under costing)

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 218


Contoh 1 - Diversitas Produk

Data PT Semen Citra Indonesia sbb.:

Mansory Cement Oil Well Cement


Unit dihasilkan 1.000 sak 1.000 sak
Jumlah Perpindahan BB 30 kali 70 kali
Jam mesin per sak 0,5 jam 0,5 jam
Anggaran biaya penanganan BB Rp 500.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 219


a. Perhitungan HP Produk Berbasis Volume

Tarif biaya penanganan BB:


Rp 500.000.000/100.000 JM = Rp 5.000 per JM

Biaya penanganan BB per sak:


Mansory Cement: 0,5 jam x Rp 5.000 = Rp 2.500
Oil Well Cement: 0,5 jam x Rp 5.000 = Rp 2.500

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 220


b. Perhitungan HP Produk Berbasis Aktivitas

Tarif biaya penanganan BB:


Rp 500.000.000/100 perpindahan = Rp 5.000.000 per
perpindahan

Biaya penanganan BB per sak:


Mansory Cement:
[30 x Rp 5.000.000] / 100.000 sak = Rp 1.500
Oil Well Cement:
[70 x Rp 5.000.000] / 100.000 sak = Rp 3.500

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 221


c. Pada perhitungan HP Produk Berbasis Volume, harga pokok Mansory
Cement terlalu tinggi Rp 1.000 (Rp 2.500 – Rp 1.000), sedangkan HP
Oil Well Cement terlalu rendah sebesar Rp 1.000 (Rp 3.500 – Rp 2.500).

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 222


Contoh 3 – PT Keripik Buah Malang

Informasi BOP sbb.:


Biaya penyusutan dan pemeliharaan mesin Rp100.000.000
Biaya penerimaan Rp50.000.000
Biaya mesin Rp25.000.000
Biaya pengesetan mesin Rp5.000.000
Biaya pengecekan Rp20.000.000
Total biaya Rp200.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 223


Keripik Keripik Keripik
Apel Nangka Nanas
Unit yang dihasilkan dan 50.000 30.000 20.000 b
dijual (dalam bungkus)
Biaya bahan baku langsung Rp100.000.000 Rp36.000.000 Rp36.000.000

Biaya tenaga kerja langsung Rp60.000.000 Rp42.000.000 Rp8.000.000


Jam mesin per bungkus 1,2 1 0,5
Jumlah pesanan penerimaan 40 60 150
Jumlah pesanan produksi 20 5 25
Jumlah pengesetan mesin 5 10 25
Jumlah pengecekan 4 2 14

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 224


a. Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis
Aktivitas
Keripik Keripik Keripik
Apel Nangka Nanas
Biaya bahan baku Rp100.000.000 Rp36.000.000 Rp36.000.000
langsung
Biaya tenaga kerja Rp60.000.000 Rp42.000.000 Rp8.000.000
langsung
Biaya Overhead Pabrik*)
Biaya penyusutan dan
pemeliharaan mesin Rp60.000.000 Rp30.000.000 Rp10.000.000
= 50.000 × 1,2 x Rp1.000
= 30.000 × 1 x Rp1.000
= 20.000 × 0,5 x Rp1.000
Biaya penerimaan
= 40 × Rp200.000 Rp8.000.000 Rp12.000.000 Rp30.000.000
= 60 × Rp200.000
= 150 × Rp200.000
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 225
Keripik Keripik Keripik
Apel Nangka Nanas
Biaya mesin
= 20 × Rp500.000 Rp10.000.000 Rp2.500.000 Rp12.500.000
= 5 × Rp500.000
= 25 × Rp500.000
Biaya pengesetan mesin
= 5 × Rp125.000 Rp625.000 Rp1.250.000 Rp3.125.000
= 10 × Rp125.000
= 25 × Rp125.000
Biaya pengecekan
= 4 × Rp1.000.000 Rp4.000.000 Rp2.000.000 Rp14.000.000
= 2 × Rp1.000.000
= 14 × Rp1.000.000
Total biaya produksi Rp242.625.000 Rp125.750.000 Rp113.625.000
Jumlah produksi 50.000 bungkus 30.000 bungkus 20.000 bungkus
Harga pokok per bungkus Rp4.853,50 Rp4.191,67 Rp5.681,25

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 226


b. Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis
Volume
Keripik Keripik KeripikNanas
Apel Nangka

Biaya bahan baku langsung Rp100.000.000 Rp36.000.000 Rp36.000.000


Biaya tenaga kerja langsung Rp60.000.000 Rp42.000.000 Rp8.000.000
Biaya Overhead Pabrik*)
50.000 × 1,2 × Rp2.000 Rp120.000.000 Rp60.000.000 Rp20.000.000
30.000 × 1 × Rp2.000
20.000 × 0,5 × Rp2.000

Total biaya produksi Rp280.000.000 Rp138.000.000 Rp64.000.000


Jumlah produksi 50.000 30.000 bungkus 20.000 bungkus
bungkus
Harga pokok per bungkus Rp5.600 Rp4.600 Rp3.200

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 227


c. Harga pokok Keripik Apel dan Keripik Nangka terlalu tinggi (overcosting)
sedangkan harga pokok Keripik Nanas terlalu rendah (undercosting)

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 228


Tujuan 5: Keunggulan Perhitungan HP Produk
Berbais Aktivitas

• Perhitungan harga pokok produk


menjadi cukup akurat.
• Memudahkan dalam melakukan
efisiensi biaya dengan cara
mengidentifikasi dan mengeliminasi
aktivitas yang tidak bernilai tambah.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 229


Tujuan 4: Langkah-Langkah Perhitungan HP
Produk Berbasis Aktivitas
1. Mengidentifikasi aktivitas dan driver aktivitas.
2. Mengidentifikasi sumber daya yang digunakan oleh setiap
aktivitas, biaya sumber daya, dan driver sumber daya untuk
biaya tidak langsung dari suatu aktivitas.
3. Mengumpulkan data kapasitas driver aktivitas dan driver
sumber daya
4. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.
5. Membebankan biaya aktivitas pendukung (secondary
activities) ke aktivitas utama (primary activities).
6. Mengklasifikasikan aktivitas yang ada.
7. Menghitung tarif aktivitas.
8. Membebankan biaya aktivitas ke produk.
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 230
Tabel 6.5
Perbedaan Langkah-Langkah Pembebanan Biaya Overhead Pabrik pada
Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Aktivitas dengan Perhitungan Harga
Pokok Produk Berbasis Volume

Perhitungan Harga Pokok Produk Perhitungan harga pokok produk


Berbasis Aktivitas berbasis volume
1. Mengidentifikasi aktivitas dan 1. Mengidentifikasi departemen
driver aktivitas. produksi dan departemen jasa,
2. Mengidentifikasi sumber daya serta driver biaya untuk setiap
yang digunakan oleh setiap departemen .
aktivitas, biaya sumber daya, 2. Mengidentifikasi sumber daya yang
digunakan oleh setiap departemen,
dan driver sumber daya untuk
biaya sumber daya, dan driver
biaya tidak langsung aktivitas. biaya untuk biaya tidak langsung
3. Mengumpulkan data kapasitas departemen.
driver aktivitas dan driver 3. Mengumpulkan data kapasitas
sumber daya. driver biaya untuk setiap
4. Membebankan biaya sumber departemen dan biaya tidak
daya keIntegrity,
Quality, aktivitas.
Entrepreneurship langsung. stieww.ac.id 231
Tabel 6.5
Perbedaan Langkah-Langkah Pembebanan Biaya Overhead Pabrik pada
Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Aktivitas dengan Perhitungan Harga
Pokok Produk Berbasis Volume

Perhitungan Harga Pokok Perhitungan harga pokok produk


Produk Berbasis Aktivitas berbasis volume
5. Membebankan biaya aktivitas 4. Membebankan biaya sumber
pendukung (secondary daya ke departemen produksi
activities) ke aktivitas utama dan departemen jasa.
(primary activities). 5. Mengalokasikan biaya
6. Mengklasifikasikan aktivitas departemen jasa ke
berdasarkan tingkat aktivitas departemen produksi.
dan driver aktivitas 6. Menghitung tarif departemen
7. Menghitung tarif aktivitas. produksi.
8. Membebankan biaya aktivitas 7. Membebankan biaya
ke produk. departemen produksi ke
produk.
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 232
Langkah 1: Identifikasi Aktivitas
• Aktivitas menunjukkan tindakan atau kerja yang dilaksanakan.
• Yang melakukan aktivitas tidak hanya orang tetapi dapat juga peralatan
• Setelah aktivitas diidentifikasi, maka aktivitas tersebut
didokumentasikan dalam daftar aktivitas (activity dictionary).

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 233


Tipe Aktivitas
• Aktivitas utama (primary activity)
Aktivitas yang dikonsumsi langsung oleh produk akhir.
• Aktivitas pendukung (secondary activity)
Aktivitas yang dikonsumsi oleh aktivitas lainnya. Biaya aktivitas
pendukung harus didistribusikan ke aktivitas lainnya yang
menikmati jasa aktivitas pendukung tersebut.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 234


Gambar 6.11
Hirarki Kerja pada Departemen Kartu
Kredit PT Bank Citra Indonesia
AKTIVITAS
Manajer Mengkoordinasi dan
Kartu Kredit Mengawasi karyawan

1. Memproses transaksi
Karyawan 2. Membuat tagihan
Mesin ATM Kartu Kredit 3. Menangani pengaduan
nasabah

Menyediakan jasa ATM


Kartu Kredit
Produk Lainnya [Platinum, Gold, Classic)

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 235


Tabel 6.6
Format Daftar Aktivitas pada PT Bank Citra Indonesia
Nama Aktivitas Penjelasan Aktivitas Tipe Aktivitas Objek Biaya
Menyupervisi Mengoordinasi dan Aktivitas Aktivitas
karyawan mengawasi karyawan pendukung lainnya

Memproses transaksi Mengentri transaksi ke Aktivitas utama Kartu kredit


kartu kredit komputer

Membuat tagihan Mencetak faktur Aktivitas utama Kartu kredit


kartu kredit tagihan kartu kredit

Menangani Menjawab telepon Aktivitas utama Kartu kredit


pengaduan nasabah dan menjelaskan
kepada nasabah
Menyediakan jasa Menarik uang tunai Aktivitas utama Kartu kredit
ATM menggunakan kartu
kredit dan membayar
tagihan kartu kredit. stieww.ac.id
Quality, Integrity, Entrepreneurship 236
Aktivitas Driver Biaya

Menyupervisi karyawan Bobot kerja karyawan

Memroses transaksi kartu Jumlah transaksi teller


kredit
Membuat tagihan kartu Jumlah laporan
kredit
Menangani pengaduan Jumlah pengaduan
nasabah
Menyediakan jasa ATM Jumlah transaksi ATM

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 237


Langkah 2: Identifikasi Sumber Daya, Biaya Sumber
Daya, dan Driver Biaya Sumber Daya
Sumber Daya Item Biaya Besarnya Biaya
Manajer kartu kredit Biaya Gaji Rp5.000.000 per bulan

Karyawan kartu kredit Rp1.000.000 per bulan per


Biaya Gaji
orang
Komputer Biaya Penyusutan Rp2.000.000 per tahun
Telepon Biaya Telepon Rp500.000 per tahun

Persediaan untuk supervisi Biaya Rp200.000 per tahun


Perlengkapan
Perlengkapan untuk proses Biaya Rp600.000 per tahun
transaksi Perlengkapan
Perlengkapan untuk Biaya Rp400.000 per tahun
penagihan Perlengkapan
Perlengkapan untuk Rp300.000 per tahun
penanganan pengaduan Biaya
Quality, Integrity, Entrepreneurship Perlengkapan stieww.ac.id 238
• Gaji manajer Rp 60.000.000
• Gaji karyawan 36.000.000
• Biaya penyusutan komputer 8.000.000
• Biaya telepon 500.000
• Biaya supplies 1.500.000
• Total Rp 106.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 239


Biaya Klasifikasi Driver
Sumber Daya Biaya Biaya
Gaji manajer Biaya langsung aktivitas -

Gaji karyawan Biaya tidak langsung Jam kerja


aktivitas karyawan
Biaya Biaya tidak langsung Jam kerja
penyusutan aktivitas karyawan
komputer
Biaya Biaya langsung aktivitas -
persediaan

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 240


Langkah 3: Mengumpulkan Data Kapasitas
Driver Biaya

Aktivitas Jam Kerja Karyawan


Memproses transaksi kartu 50.000 jam
kredit
Membuat tagihan kartu kredit 30.000 jam

Menangani pengaduan nasabah 20.000 jam

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 241


Platinum Gold Classic

Kartu kredit 10.000 20.000 50.000


diterbitkan
Jumlah transaksi 20.000 30.000 50.000

Jumlah tagihan 500 1.500 3.000

Jumlah pengaduan 100 300 600


nasabah

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 242


Langkah 4: Pembebanan Biaya Sumber
Daya Ke Aktivitas
• Biaya langsung aktivitas dibebankan ke aktivitas menggunakan metode
penelusuran langsung
• Biaya tidak langsung aktivitas dibebankan ke aktivitas menggunakan metode
penelusuran driver dan metode alokasi

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 243


Tabel 6.7
Pembebanan Biaya Sumber Daya Ke Aktivitas
Dalam ribuan rupiah

Super- Pemroses Buat Jawab Total


Biaya Sumber Daya visi an laporan komplain
Gaji manajer 60.000 60.000
Gaji karyawan 18.000 10.800 7.200 36.000
Penyusutan 2.000 3.000 1.800 1.200 8.000
komputer 500 500
Biaya telepon 200 600 400 300 1.500
B. supplies
Total 62.200 21.600 13.000 9.200 106.000

stieww.ac.id 244
Perhitungan HP Perhitungan HP
Berbasis Fungsi Berbasis Aktivitas
Departemen Kartu Kredit Bank BNI
(Dalam Ribuan)
Sudut Pandang
Bagan Rekening Sudut Pandang ABC
Gaji Mjr Rp 60.000 Supervisi Kyw Rp 62.200
Gaji Kary. 36.000 Proses transk 21.600
Penyusutan 8.000 Buat Laporan 13.000
B. Telepon 500 Jawab Komplain 9.200
B. Supplies 1.500 _________
Total Rp 106.000 Total Rp 106.000
Apa yang dibelanjakan Bagaimana dibelanjakan

Gambar 8-7 Pembebanan kembali biaya buku besar ke aktivitas


Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 245
Gambar 6.12
Pembebanan Kembali Biaya di Buku Besar ke Aktivitas pada
Departemen Kartu Kredit
Perhitungan HP Produk Berbasis Perhitungan HP Produk Berbasis
Volume Aktivitas
Gaji manajer 60.000.000 Mensupervisi 62.200.000
karyawan
Gaji karyawan 36.000.000 Memproses transaksi 21.600.000
Biaya penyusutan komputer 8.000.000 Membuat tagihan 13.000.000
Biaya telepon 500.000 Menangani 9.200.000
pengaduan nasabah
Biaya perlengkapan 1.500.000

Total 106.000.000 Total 106.000.000


Apa yang dibelanjakan Bagaimana dibelanjakan
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 246
Langkah 5: Pembebanan Biaya Aktivitas
Pendukung

• Mempros transaksi:
50% x Rp 62.200.000 Rp 31.100.000
• Membuat tagihan:
30% x Rp 62.200.000 “ 18.660.000
• Menjawab komplain:
20% x Rp 62.200.000 “ 12.440.000
Total Rp 62.200.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 247


Total biaya aktivitas utama setelah pembebanan biaya aktivitas
pendukung

• Mempros transaksi:
21.600.000 + 31.100.000 Rp 52.700.000
• Membuat tagihan:
13.000.000 + 18.660.000 “ 31.660.000
• Menjawab komplain:
9.200.000 + 12.440.000 “ 21.640.000
Total Rp 106.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 248


Langkah 6: Pengklasifikasian Aktivitas

1. Aktivitas tingkat unit (unit-level activities)


2. Aktivitas tingkat batch (batch level-activities)
3. Aktivitas tingkat produk (product-level activities)
4. Aktivitas tingkat fasilitas (facility-level activities)

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 249


Gambar 6.13
Tingkat Aktivitas, Contoh Biayanya, dan Driver Aktivitas

Level Aktivitas Contoh Biaya Aktivitas Driver Aktivitas


Aktivitas Biaya Perakitan Jam Kerja Langsung
Tingkat Unit
•Biaya setup •Jumlah set up
Aktivitas •Biaya Pengecekan •Jumlah pengecekan
Tingkat Unit •Biaya pembelian •Jumlah pesanan pembelian

•Biaya order perubahan rekayasa •Jumlah order perubahan


Aktivitas •Biaya desain produk rekayasa
Tingkat Unit •Biaya promosi produk •Lama waktu desain produk
•Jumlah ragam produk

Aktivitas •Biaya penyusutan bangunan pabrik Jam Kerja Langsung


Tingkat Unit •Gaji manajer pabrik
•Pajak Bumi dan Bangunan

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 250


Langkah 7: Menghitung Tarif Aktivitas
Aktivitas Biaya Kapasitas Driver Tarif Aktivitas
Aktivitas Aktivitas
Pemrosesan transaksi Rp52.700.00 100.000 transaksi Rp527 per transaksi
kartu kredit 0 teller teller
Pembuatan tagihan Rp31.660.00 5.000 tagihan Rp6.332 per tagihan
kartu kredit 0 nasabah nasabah
Penanganan Rp21.640.00 1.000 pengaduan Rp21.640 per
pengaduan 0 nasabah pengaduan nasabah
nasabah
Penyediaan mesin Rp10.000.00 50.000 transaksi ATM Rp200 per transaksi
ATM 0 nasabah

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 251


Langkah 8: Pembebanan Biaya Aktivitas ke Produk

Aktivitas Platinum Gold Classic


Kartu kredit yang 5.000 20.000 50.000
diterbitkan
Jumlah transaksi teller 20.000 30.000 50.000
Jumlah tagihan nasabah 500 1.500 3.000
Jumlah pengaduan nasabah 100 300 600
Jumlah transaksi ATM 1.000 14.000 35.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 252


Aktivitas Platinum Gold Classic
Pemrosesan transaksi teller:
20.000 × Rp527 Rp10.540.000
30.000 × Rp527 Rp15.810.000
50.000 × Rp527 Rp26.350.000
Pembuatan tagihan nasabah:
500 × Rp6.332 Rp3.166.000
1.500 × Rp6.332 Rp9.498.000
3.000 × Rp6.332 Rp18.996.000
Penanganan pengaduan nasabah:
100 × Rp21.640 Rp2.164.000
300 × Rp21.640 Rp6.492.000
600 × Rp21.640 Rp12.984.000
Penyediaan ATM
1.000 × Rp200 Rp200.000
14.000 × Rp200 Rp2.800.000
35.000 × Rp200 Rp7.000.000
Total Rp16.070.000 Rp34.600.000 Rp65.330.000
Jumlah kartu kredit diterbitkan 5.000 20.000 50.000
Biaya kartu kredit per unit Rp3.214 Rp1.730 Rp1.306,6
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 253
Contoh Soal – PT Batam Electronic
Part 100 Part 200 Total
Produksi 5.000 unit 20.000 unit 25.000 unit
Biaya bahan baku langsung Rp10.000.000 Rp40.000.000 Rp50.000.00
0
Biaya tenaga kerja langsung Rp8.000.000 Rp22.000.000 Rp30.000.00
0
Jumlah pengesetan mesin 100 400 500
Jumlah pengecekan 300 700 1.000
Jumlah pesanan pembelian bahan 50 150 200
Jam mesin (JM) 5.000 20.000 25.000
Perubahan rekayasa 100 300 400
Jumlah unit produk cacat 60 40 100

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 254


Biaya overhead:
• Biaya pengesetan mesin Rp 2.000.000
• Biaya pengecekan Rp 8.000.000
• Biaya pembelian Rp 7.000.000
• Biaya pemeliharaan mesin Rp 3.000.000
• Biaya rekayasa Rp 5.000.000
• Biaya perbaikan produk cacat Rp11.000.000
• Biaya penyusutan bangunan pabrik Rp 4.000.000
Total Rp40.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 255


a. Klasifikasi BOP Berdasarkan Tingkat Aktivitas
Aktivitas tingkat unit
• Biaya pemeliharaan mesin Rp3.000.000
• Biaya perbaikan produk cacat Rp11.000.000
Aktivitas tingkat batch
• Biaya pengesetan mesin Rp2.000.000
• Biaya pengecekan Rp8.000.000
• Biaya pembelian Rp7.000.000
Aktivitas tingkat produk
• Biaya rekayasa Rp5.000.000
Aktivitas tingkat fasilitas
• Biaya penyusutan bangunan pabrik Rp4.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 256


b. Perhitungan Tarif BOP

Total Biaya Total Kapasitas Tarif Aktivitas


Keterangan
(Rp) Driver Aktivitas (Rp)
Biaya Tingkat Unit
Biaya Pemeliharaan Mesin 3.000.000 25.000 JM 120
Biaya perbaikan produk cacat 11.000.000 100 unit 110.000
Biaya Tingkat Batch
Biaya pemrograman mesin 2.000.000 500 pemrograman 4.000
Biaya pengecekan 8.000.000 1.000 pengecekan 8.000
Biaya pembelian 7.000.000 200 order 35.000
Biaya Tingkat Produk
Biaya rekayasa 5.000.000 400 perubahan 12.500
Biaya Tingkat Fasilitas
Biaya penyusutan bangunan pabrik 4.000.000 25.000 JM* 160

Total 40.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 257


c. Perhitungan Harga Pokok Produk
Part 100 Part 200
1. Biaya bahan baku langsung Rp10.000.000 Rp40.000.000
1. Biaya tenaga kerja langsung 8.000.000 22.000.000
1. Biaya overhead:
Biaya tingkat unit:
Biaya pemeliharaan mesin:
5.000 × Rp120; 20.000 × Rp120 600.000 2.400.000
Biaya perbaikan produk cacat:
60 × Rp110.000; 40 × Rp110.000 6.600.000 4.400.000
Biaya tingkat batch:
Biaya pengesetan mesin:
100 × Rp4.000; 400 × Rp4.000 400.000 1.600.000
Biaya pengecekan:
300 × Rp8.000; 700 × Rp8.000 2.400.000 5.600.000
Biaya pembelian:
50 × Rp35.000; 150 × Rp35.000 1.750.000 5.250.000
Biaya tingkat produk
Biaya rekayasa:
100 × Rp12.500; 300 × Rp12.500 1.250.000 3.750.000
Biaya tingkat fasilitas
Biaya penyusutan bangunan pabrik:
5.000 × Rp160; 20.000 × Rp160 800.000 3.200.000
Total Rp 31.800.000 Rp88.200.000
Jumlah produksi 5.000 unit 25.000 unit
Harga Pokok Per Unit Rp 6.360 Rp 4.410
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 258
Gambar 8-8
Proses Pembebanan BOP ke Produk

Biaya Overhead Pabrik

1. Men-set up mesin
2. Mengecek bahan baku
3. Membeli bahan baku
4. Melakukan pemeliharaan mesin
5. Melakukan rekayasa
6. Memperbaiki produk cacat
7. Penyusutan bangunan pabrik

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 259


Klasifikasi Biaya Berdasarkan Tingkat Aktivitas

Biaya Tingkat Batch-Level Product Level Facility-Level


Unit: Activities: Activities: Activities:
•Biaya •Biaya set up •Biaya •Biaya
pemeliharaan mesin rekayasa penyusutan
mesin •Biaya bangunan
•Biaya pengecekan BB pabrik
memperbaiki •Biaya
produk cacat pembelian BB

Part 100 Part 200


Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 260
Gambar 6.15
Laporan Laba Rugi Dengan Pendekatan Perhitungan HP Berbasis Aktivitas

PT ABC
Laporan Laba Rugi
Tahun 20xx
Biaya Tidak
Biaya Bernilai
Bernilai
Tambah Total
Tambah
Pendapatan Rp100.000.000
Biaya Produksi:
Biaya Bahan Baku Langsung Rp18.000.000 Rp2.000.000 Rp20.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp14.000.000 Rp1.000.000 Rp15.000.000
Biaya Overhead Pabrik Rp20.000.000 Rp5.000.000 Rp25.000.000
Total Biaya Produksi Rp52.000.000 Rp8.000.000 Rp60.000.000
Laba Kotor Rp40.000.000
Beban Operasional:
Beban Penjualan Rp9.500.000 Rp1.500.000 Rp11.000.000
Beban Administrasi & Umum Rp13.300.000 Rp1.700.000 Rp15.000.000
Total Beban Operasional Rp22.800.000 Rp3.200.000 Rp26.000.000
Total Biaya Rp74.800.000 Rp11.200.000
Laba Bersih Operasional Rp14.000.000
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 261
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 262
Bab 6
PENENTUAN HARGA
POKOK PESANAN

http://d-fox97.blogspot.com/2011/04/10-bangunan-bangunan-unik.html

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id


Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan metode pengumpulan biaya produksi
2. Mejelaskan kartu harga pokok pesanan
3. Menjelaskan akuntansi untuk metode harga pokok
pesanan
4. Menjelaskan arus biaya produksi untuk metode
harga pokok pesanan
5. Menghitung laba kotor untuk setiap pesanan
6. Menjelaskan akuntansi untuk metode harga pokok
pesanan yang produknya diolah melalui lebih dari
satu departemen
7. Menerapkan perhitungan harga pokok berbasis
aktivitas pada metode harga pokok pesanan
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 264
Tujuan 1: Metode Pengumpulan Biaya Produksi
1. Metode harga pokok pesanan (job-order costing method)
2. Metode harga pokok proses (process costing method)
3. Metode harga pokok hibrid (Hybrid costing atau operation costing)
4. Metode harga pokok backflush (backflush costing)

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 265


Metode Perhitungan Harga Pokok Pesanan
• Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap
pesanan (job) dan harga pokok produk dihitung
untuk setiap pesanan
• Metode harga pokok pesanan diterapkan pada
perusahaan yang menghasilkan produk
berdasarkan pesanan (customized product) atau
bersifat unik atau heterogen.
• Contoh perusahaan yang menggunakan metode
harga pokok pesanan adalah perusahaan
pembuat perabot, dan percetakan (untuk
perusahaan pabrik); rumah sakit, tukang jahit,
kantor akuntan, dan kantor pengacara (untuk
perusahaan jasa).
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 266
• Harga pokok produk dihitung setelah produk selesai
dikerjakan.
• Biaya produksi dibebankan ke pesanan
menggunakan normal costing.
• Biaya produksi dikumpulkan dengan menggunakan
Kartu Harga Pokok Pesanan yang sekaligus berfungsi
sebagai buku pembantu persediaan barang jadi dan
barang dalam proses

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 267


Tujuan 2: Kartu Harga Pokok Pesanan

PT Minang Pesona Perabot No. : 050


Jl. Gajah Mada No. 100 Padang Produk : Kursi Kuliah
KARTU HARGA POKOK PESANAN Dipesan : 10 Juni 20xx
Pelanggan: FE UA Selesai : 25 Juni 20xx
Alamat : Limau Manis Kuantitas : 100 unit

BBBL BTKL BOP


Tgl. No. Jumlah Tgl. No. KJK Jumlah Lama Tarif Jumlah
Permta JKL BOP
an
bahan
1 600 1 600 6 50 300
2 400 2 800 8 50 400
3 1.000 3 1.000 10 50 500
2.000 2.400 1.200

Gambar 7.3
Kartu Harga Pokok Pesanan stieww.ac.id 268
Ikhtisar Biaya:
Bahan Baku Rp 2.000.000
Tenaga Kerja
2.400.000
Overhead Pabrik 1.200.000
Total Biaya Produksi Rp 5.600.000

Harga pokok per unit:


Rp 5.600.000 / 100 unit = Rp 56.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 269


Metode Perhitungan Harga Pokok Proses
• Metode harga pokok proses diterapkan pada
perusahaan yang menghasilkan produk bersifat
standar atau homogen. Contohnya, produk
konveksi, semen, soft drink, air mineral, furnitur,
jasa kamar hotel, dan jasa rawat inap
• Harga pokok produk dihitung pada akhir
periode akuntansi
• Biaya produksi dibebankan ke produk dengan
menggunakan actual costing
• Biaya produksi dikumpulkan dengan
menggunakan Laporan Harga Pokok Produksi

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 270


Tabel 7-1:
Perbedaan perhitungan harga pokok pesanan dengan
perhitungan harga pokok proses
Keterangan Metode HP. Pesanan Metode HP. Proses
Metode pembebanan biaya
produksi ke produk Normal Costing Actual Costing
Waktu Perhitungan harga Setelah produk selesai dikerjakan Pada akhir periode akuntansi
pokok
Aplikasi Pada perusahaan yang menghasilkan Pada perusahaan yang
produk bersifat heterogen menghasilkan produk bersifat
homogen
Contoh perusahaan Pembuat perabot, percetakan, kantor Semen, Air Mineral, Soft Drink,
akuntan publik, kantor pengacara, Konveksi dan Furniture,
kantor notaris, hotel (untuk penerbangan, hotel (untuk
perhitungan biaya tamu hotel), dan perhitungan biaya kamar), dan
rumah sakit (perhitungan biaya pasien) rumah sakit (untuk
perhitungan biaya ruang inap)

Objek perhitungan harga Untuk setiap pesanan Untuk setiap proses


pokok
Media pengumpulan biaya Kartu Harga Pokok Pesanan Laporan Harga Pokok Produksi
produksi

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 271


Metode Perhitungan Harga Pokok Hibrid
• Metode harga pokok hibrid digunakan untuk
perusahaan yang menghasilkan produk dengan
menggunakan bahan baku yang berbeda tetapi
melalui proses produksi yang sama, seperti
perusahaan pakaian, penggergajian kayu (saw
mill) dan makanan kaleng.
• Biaya konversi dibebankan ke produk dengan
menggunakan tarif ditentukan dimuka
• Biaya produksi dikumpulkan dengan
menggunakan Kartu pesanan Kerja

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 272


Produk A Proses 1

Bahan
Baku Produk A

Produk B Proses 2 Produk B Proses 3

Produk A Produk B
Gambar 7.1
Proses Produksi pada
Perhitungan HP Hibrid
Barang
Jadi
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 273
Backflush Costing
• Metode ini diterapkan pada perusahaan yang telah menerapkan konsep Just In
Time (JIT) untuk persediaannya
• Dengan menggunakan konsep persediaan JIT, maka perusahaan memiliki
persediaan yang tidak signifikan, bahkan nol (zero inventory)
• Jika JIT telah diterapkan sepenuhnya, pencatatan hanya dibuat pada saat
penjualan produk sehingga metode ini paling sederhana dibandingkan dengan
ketiga metode di atas

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 274


Metode HP Metode HP Metode HP Metode HP
Pesanan Hybrid Proses Backflush

Rinci Sekali Tidak Rinci

Gambar 7-2
Perbedaan Empat Metode Pengumpulan
Biaya Produksi Dilihat Dari Kerincian
Pencatatan
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 275
Tujuan 5: Laporan Profitabilitas Pesanan

• Laporan profitabilitas pesanan digunakan untuk


menganalisis profitabilitas untuk setiap pesanan
sehingga manajemen dapat mengambil keputusan
jenis pesanan yang seharusnya tetap diproduksi
dan dapat mencari upaya-upaya pengurangan
biaya untuk pesanan yang tidak menguntungkan.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 276


No. No. Nama Kuantit Penjual Harga Laba %Laba
Urut Pesanan Produk as an Pokok Kotor Kotor

Total xxx (xxx) xxx …%

Penyesuaian: Selisih BOP – Laba (Rugi) (xxx) (xxx)

Total harga pokok dan laba kotor setelah (xxx) (xxx) ...%
disesuaikan
Biaya Operasi:
Biaya pemasaran (xxx)
Biaya administrasi dan umum (xxx)
Total Biaya Operasi (xxx)

Laba bersih operasi XXX


Profit margin (rasio laba bersih terhadap penjualan) ..%

Tabel 6 – 2 Laporan Profitabilitas Pesanan


stieww.ac.id 277
Tujuan 3: Akuntansi Untuk Perhitungan
Harga Pokok Pesanan
Contoh Soal 1 – PT Minang Pesona Perabot

Pesanan Kursi Tamu (Pesanan No. 505) sebanyak 500 unit belum
selesai sampai dengan akhir bulan Oktober 20XX. Pesanan ini dijual
dengan harga Rp 150.000 per unit. Pesanan ini sudah menyerap
biaya produksi sebagai berikut:

Biaya bahan baku langsung Rp 16.000.000


Biaya tenaga kerja langsung “ 24.000.000
Biaya overhead pabrik “ 12.000.000
Total Rp 52.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 278


BOP dibebankan ke pesanan berdasarkan jam kerja
langsung dengan tarif Rp 5.000 per jam.

Pesanan yang diterima dalam bulan November 20XX:

Pesanan No. Nama Produk Kuantitas Harga Jual Per Unit

506 Kursi Makan 400 unit Rp 100.000


507 Meja Hias 100 unit Rp 400.000
508 Ranjang 200 unit Rp 300.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 279


a. Ayat Jurnal

Bahan Baku Langsung


1. Mencatat pembelian bahan baku langsung Rp 60.000.000
Persediaan Bahan Baku Langsung 60.000.000
Hutang Dagang 60.000.000

2. Mencatat pemakaian bahan baku langsung sebesar Rp 50.000.000.


Persediaan BDP 50.000.000
Persediaan Bahan Baku Langsung 50.000.000

Kursi Tamu 20% x Rp 50.000.000 = Rp 10.000.000


Kursi Makan 40% x Rp 50.000.000 = Rp 20.000.000
Meja Hias 30% x Rp 50.000.000 = Rp 15.000.000
Ranjang 10% x Rp 50.000.000 = Rp 5.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 280


Tenaga Kerja Langsung
3. Mencatat upah yang terutang
Biaya Gaji dan Upah 20.000.000
Hutang– PPh 21 1.000.000
Hutang Gaji dan Upah……… 19.000.000

Perhitungan:
Upah langsung: 2.000 jam x Rp 10.000 Rp 20.000.000
PPh 21: 5% x Rp 20.000.000 “ ( 1.000.000)
Upah neto Rp 19.000.000

4. Mencatat pembebanan biaya tenaga kerja langsung ke pesanan


Persediaan Barang Dalam Proses…20.000.000
Biaya Gaji dan Upah…………… 20.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 281


Perhitungan:
Kursi Tamu 200 jam x Rp 10.000 = Rp 2.000.000
Kursi Makan 700 jam x Rp 10.000 = Rp 7.000.000
Meja Hias 800 jam x Rp 10.000 = Rp 8.000.000
Ranjang 300 jam x Rp 10.000 = Rp 3.000.000

Biaya Overhead Pabrik


Mencatat pembebanan BOP ke pesanan
Persediaan BDP 10.000.000
Biaya Overhead Pabrik 10.000.000
(2.000 jam x Rp 5.000 = Rp 10.000.000)

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 282


Perhitungan:
Kursi Tamu 200 jam x Rp 5.000 = Rp 1.000.000
Kursi Makan 700 jam x Rp 5.000 = Rp 3.500.000
Meja Hias 800 jam x Rp 5.000 = Rp 4.000.000
Ranjang 300 jam x Rp 5.000 = Rp 1.500.000

Mencatat biaya overhead sesungguhnya


BOP 11.500.000
BTK-TL 3.000.000
BBB-TL 2.000.000
B. penyusutan gedung pabrik 1.000.000
Biaya penyusutan mesin 4.000.000
Biaya pabrik lainnya 1.500.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 283


Mencatat selisih biaya overhead pabrik
Selisih BOP 1.500.000
BOP 1.500.000

Perhitungan:
BOP dibebankan Rp 10.000.000
BOP sesungguhnya “ 11.500.000
Selisih BOP – Rugi (under-applied) Rp 1.500.000

Menutup selisih BOP ke harga pokok penjualan


Harga Pokok Penjualan 1.500.000
Selisih BOP 1.500.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 284


Produk Selesai
Mencatat pesanan yang telah selesai diproduksi (No. 505, 506, dan 507)

Persediaan Barang Jadi 122.500.000


Persediaan BDP 122.500.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 285


Kursi Tamu Kursi Makan Meja Hias Total

BDP Awal
-BBB 16.000.000 16.000.000
-BTKL 24.000.000 24.000.000
-BOP 12.000.000 12.000.000
52.000.000 52.000.000
Biaya Nov.
-BBB 10.000.000 20.000.000 15.000.000 45.000.000
--BTKL 2.000.000 7.000.000 8.000.000 17.000.000
--BOP 1.000.000 3.500.000 4.000.000 8.500.000
Total B. Nov. 13.000.000 30.500.000 37.000.000 70.500.000
Total 65.000.000 30.500.000 37.000.000 122.500.000
Produksi 500 unit 400 unit 100 unit
HPQuality,
per UnitIntegrity,Rp 130.000
Entrepreneurship Rp 76.250 Rp 270.000
stieww.ac.id 286
Mencatat penjualan produk ke pemesan
a). Kas 155.000.000
Penjualan 155.000.000
Perhitungan:
Kursi Tamu : 500 unit x Rp 150.000 Rp 75.000.000
Kursi Makan: 400 unit x Rp100.000 “ 40.000.000
Meja Hias: 100 unit x Rp 400.000 “ 40.000.000
Total Rp 155.000.000

b). Harga Pokok Penjualan 122.500.000


Persediaan Barang Jadi 122.500.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 287


Mencatat biaya pemasaran Rp 10.000.000 dan biaya administrasi & umum Rp
5.000.000

Biaya Pemasaran 10.000.000


Biaya Administrasi dan Umum 5.000.000
Berbagai rekening di kredit 15.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 288


b. Kartu Harga Pokok Pesanan Untuk No.
505
PT Minang Pesona Perabot No. : 505
Jl. Gajah Mada No. 100 Padang Produk : Kursi Tamu
KARTU HARGA POKOK PESANAN Tgl. Dipesan:
Pelanggan: ___________ Tgl. Selesai :
Alamat : Kuantitas : 500 unit

Harga jual per unit : Rp 150.000

(Jumlah dalam ribuah rupiah)


BBB BTKL BOP
Tgl. No. Jumlah No. Jumlah Jumlah Tarif per Jumlah
Permta KJK JKL JKL
an
Okt. 16.000 24.000 12.000
Nov. 10.000 200 2.000 Rp 5.000 1.000

26.000 26.000 13.000


stieww.ac.id 289
Ikhtisar Biaya:
• Bahan Baku Rp 26.000.000
• Tenaga Kerja 26.000.000
• Overhead Pabrik 13.000.000
• Total Biaya Produksi Rp 65.000.000
• Produksi 500 unit
• Harga pokok per unit Rp 130.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 290


c. Laporan Profitabilitas Pesanan

No. No. Nama Produk Kuant Penjuala Harga Laba %Laba


Urut Pesanan itas n Pokok Kotor Kotor
1 050 Kursi Tamu 500 75.000 (65.000) 10.000 13,33%
2 051 Kursi Makan 400 40.000 (30.500) 9.500 23,75%
3 052 Meja Hias 100 40.000 (27.000) 13.000 32,50%
Total 155.000 (122.500) 32.500 20,97%

Penyesuaian: Selisih BOP – Laba (Rugi) (1.500) (1.500)

Total harga pokok dan laba kotor setelah (124.000) 31.000 20 %


disesuaikan
Biaya Operasi:
Biaya pemasaran (10.000)
Biaya administrasi dan umum (5.000)
Total Biaya Operasi (15.000) (9,68%)

Laba bersih operasi 16.000 10,32%


stieww.ac.id 291
Tujuan 4: Arus Biaya Produksi
Gambar 7.7
Arus Biaya Produksi Untuk Metode Harga Pokok Pesanan

Persediaan BBL Persediaan BDP Persediaan Barang Jadi


B. Ssg B. Ssg B. Ssg
Biaya Biaya Biaya
B. Ssg Normal Normal Normal
BTKL B. Dibebankan
HPP
B. Ssg B. Ssg
Biaya
Normal
BOP Selisih BOP
B. Ssg B. Dibebankan Rugi Laba

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 292


Tujuan 6: Produk Diolah Melalui Lebih
Satu Departemen Produksi

• Rekening Persediaan Barang Dalam Proses dibuat untuk


setiap departemen produksi.

• Produk yang selesai di Departemen I akan dipindahkan ke


Departemen II dengan jurnal sebagai berikut:
Persediaan BDP – Dept. II xx
Persediaan BDP – Dept. I xx

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 293


• Produk yang selesai di Departemen III selanjutnya dipindahkan ke gudang
barang jadi dengan jurnal sebagai berikut:
Persediaan Barang Jadi xx
Persediaan BDP – Dept. III xx

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 294


Gambar 7.9
PT Minang Pesona Perabot
Jl. Gajah Mada No. 100
Padang
KARTU HARGA POKOK PESANAN
Nama Pelanggan: No. Pesanan :
Alamat: Nama Produk :
Tgl. Dipesan :
Harga jual per unit: Rp ……... Tgl Dikerjakan:
Jumlah dipesan: ….. unit Tgl Selesai :
DEPARTEMEN PEMOTONGAN
Bahan Baku Tenaga Kerja Langsung BOP Dibebankan
No. Permintaan No. Jumlah Jumlah
Bahan Jumlah Kartu Jam Tarif Jumlah Jam Tarif Jumlah
Jam Kerja Kerja Kerja

Total

DEPARTEMEN PERAKITAN
Bahan Baku Tenaga Kerja Langsung BOP Dibebankan

Total

DEPARTEMEN PENYELESAIAN
Bahan Baku Tenaga Kerja Langsung BOP Dibebankan

Total
Grand Total

Ikhtisar Biaya:
Bahan Baku Rp…………….
Tenaga Kerja …………….
Overhead Pabrik ……………
Total Biaya Produksi Rp ……………
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id
Harga pokok per unit Rp …………… 295
Contoh 2 – PT Tas Yogya Eksklusif

a. Ayat Jurnal

1. Mencatat pemakaian biaya bahan baku langsung untuk


setiap departemen
Persediaan BDP – Dept. Pembuatan Pola 16.000.000
Persediaan BDP – Dept. Penjahitan 6.000.000
Persediaan BB Langsung 22.000.000

2. Memcatat pembebanan biaya tenaga kerja langsung ke


pesanan
Persediaan BDP – Dept. Pembuatan Pola… 10.000.000
Persediaan BDP – Dept. Pengguntingan…... 8.000.000
Persediaan BDP – Dept. Penjahitan……….. 6.000.000
Biaya Gaji dan Upah…………………… 24.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 296


3. Mencatat pembebanan BOP ke pesanan
Persediaan BDP – Dept. Pembuatan Pola 7.000.000
Persediaan BDP – Dept. Pengguntingan 10.000.000
Persediaan BDP – Dept. Penjahitan… 2.500.000
BOP – Dept. Pembuatan Pola 7.000.000
BOP – Dept. Pengguntingan. 10.000.000
BOP – Departemen Penjahitah 2.500.000

Dept. Kap. Ssg. Tarif BOP BOP Dibebankan


Pemb. Pola 700 JKL Rp 10.000/JKL Rp 7.000.000
Pengguntingan 2.000 JKL Rp 5.000 / JKL 10.000.000
Penjahitan 2.500 JKL Rp 1.000 / JM 2.500.000
Rp 19.500.000
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 297
4. Mencatat biaya overhead sesungguhnya
BOP – Dept. Pembuatan Pola 7.800.000
BOP – Dept. Pengguntingan 10.100.000
BOP – Departemen Penjahitan 2.950.000
Berbagai rekening di kredit 20.850.000

5. Menutup BOP dan mencatat selisih BOPuntuk setiap


departemen produksi
Selisih BOP – Dept. Pembuatan Pola 800.000
Selisih BOP – Dept. Pengguntingan 100.000
Selisih BOP - Dept. Penjahitan 450.000
BOP – Dept. Pembuatan Pola 800.000
BOP – Dept. Pengguntingan 100.000
BOP – Dept. Penjahitan 450.000

stieww.ac.id 298
Perhitungan:
Departemen BOP Sesungguhnya BOP Dibebankan Selisih
Pembuatan Pola Rp 7.800.000 Rp 7.000.000 Rp 800.000 Rugi
Pengguntingan “ 10.100.000 “ 10.000.000 “ 100.000 Rugi
Penjahitan “ 2.950.000 “ 2.500.000 “ 450.000 Rugi

6. Menutup selisih biaya overhead pabrik ke harga pokok


penjualan
Harga Pokok Penjulan 1.350.000
Selisih BOP – Dept. Pembuatan Pola 800.000
Selisih BOP – Dept. Pengguntingan 100.000
Selisih BOP – Dept. Penjahitan 450.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 299


7. Mencatat produk selesai pada Departemen Pembuatan
Pola dan ditransfer ke Departemen Pengguntingan.

Persediaan BDP – Dept. Pengguntingan 33.000.000


Persediaan BDP – Dept. Pembuatan Pola 33.000.000

Unsur Biaya Job 100 Job 200 Job 300 Total


BBBL 4.000.000 10.000.000 2.000.000 16.000.000
BTKL 4.000.000 4.000.000 2.000.000 10.000.000
BOP 2.000.000 4.000.000 1.000.000 7.000.000
Total 10.000.000 18.000.000 5.000.000 33.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 300


8. Mencatat produk selesai pada Departemen
Pengguntingan dan dipindahkan ke Departemen
Penjahitan.
Persediaan BDP – Dept. Penjahitan 51.000.000
Persediaan BDP – Dept. Pengguntingan
51.000.000
Unsur Biaya Job 100 Job 200 Job 300 Total

HP Dept. Pemb. Pola 10.000.000 18.000.000 5.000.000 33.000.000


B. Dept. Pengguntg.
BTKL
BOP 2.000.000 5.000.000 1.000.000 8.000.000
3.000.000 5.000.000 2.000.000 10.000.000

5.000.000 10.000.000 3.000.000 18.000.000

Total 15.000.000 28.000.000 8.000.000 51.000.000


stieww.ac.id 301
9. Mencatat produk selesai pada Departemen Penjahitan
Persediaan Barang Jadi 57.500.000
Persediaan BDP – Dept. Penjahitan 57.500.000

10. Mencatat harga pokok penjualan untuk penjualan


Saluang Rupawan dan Saluang Pesona.
Harga Pokok Penjualan 57.500.000
Persediaan Barang Jadi 57.500.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 302


Unsur Biaya Job 100 Job 200 Job 300 Total
HP Dept. 15.000.000 28.000.000 43.000.000 8.000.000
Pengguntng
B. Dept.
Penjahitan:
BBBL 6.000.000 6.000.000
BTKL 3.000.000 3.000.000 6.000.000
BOP 1.000.000 1.500.000 2.500.000
Sub Total 4.000.000 10.500.000 14.500.000 18.000.000
HP Produk 19.000.000 38.500.000 57.500.000 8.000.000
Kuantitas 2.000 unit 400 unit
HP Per Unit Rp 9.500 Rp 93.750
stieww.ac.id 303
Tujuan 7: Perhitungan Harga Pokok Pesanan
Dengan Pendekatan ABC

• Pembebanan BBBL dan BTKL sama antara Perhitungan


Harga Pokok Pesanan Berbasis Volume (Volume-Based-
Costing/VBC) dengan Perhitungan Harga Pokok Berbasis
Aktivitas (Activity-Based Costing/ABC) sedangkan
pembebanan BOP-nya berbeda untuk kedua pendekatan
ini.

stieww.ac.id 304
BBBL BTKL

Gambar 7.10
Pembebanan
BBBL dan BTKL
ke Setiap Job
Dengan
Pedekatan VBC
dan ABC Job 1 Job 1

stieww.ac.id 305
BOP

Gambar 7.11
Pembebanan BOP
Ke SetiapPesanan
Dengan Pool Biaya:
Pendekatan VBC Pabrik / Departemen Produksi

Job 01 Job 02

stieww.ac.id 306
BOP

Gambar 7.12
Pembebanan BOP
Ke SetiapPesanan
Dengan Pool Biaya:
Pendekatan ABC Aktivitas

Job 01 Job 02

stieww.ac.id 307
Gambar 7.13
Kartu Harga Pokok Pesanan Dengan Pendekatan ABC

PT Jepara Perabot
Jl. Sudirman No. 1
Jepara
KARTU HARGA POKOK PESANAN
Nama Pelanggan: Dilla Deliza No. Pesanan : 100
Alamat: Jl. Dipenogoro No. 15 Nama Produk : Dipan
Tgl. Dipesan : 20 Nov. 20xx
Harga jual per unit: Rp 10.000.000 Tgl Selesai : 20 Des. 20xx
Jumlah dipesan: 1 unit
Biaya Bahan Baku Langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tgl. No. Permintaan Jumlah Tgl. No. Kartu Jam Jumlah
Bahan Kerja

25 Nov. PB-15 Rp 1.000.000 30 Nov. KJK-08 Rp 700.000


27 Nov. PB-23 500.000 15 Des. KJK-12 800.000
10 Des. PB-40 1.500.000
Total Rp 3.000.000 Rp 1.500.000

Biaya Overhead Pabrik


Tarif Aktivitas Konsumsi Aktivitas Jumlah
Biaya setup mesin Rp 100.000 per setup 5 kali setup Rp 500.000
Biaya pengecekan produk Rp 200.000 per pengecekan 2 kali pengecekan 400.000
Biaya Pembelian bahan Rp 150.000 per order 3 kali order 450.000
Total Rp 1.350.000

Ikhtisar
Biaya bahan baku langsung Rp 3.000.000
Biaya tenaga kerja langsung 1.500.000
Biaya overhead pabrik 1.350.000
Total 5.850.000

Diperiksa oleh: Dibuat oleh:


Ttd. Ttd. stieww.ac.id 308
Hartono, SE.., MM. Putri Lenggogeni, SE.
Contoh Soal 3 – PT Surabaya Electronics
Pada akhir Juni 20xx, Job No. 120 sebanyak 100 unit belum selesai
dikerjakan dan telah menyerap biaya bahan baku langsung sebesar
Rp 100.000, dan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 80.000 serta
telah menyerap aktivitas overhead sebagai berikut:
• Jam mesin 20
• Jumlah setup 5
• Jumlah pengecekan 2
• Jumlah order pembelian 2
• Pesanan yang diterima dalam bulan Juli 20xx sbb.:
• Job No. 220 500 unit
• Job No. 320 200 unit
• Job No. 420 300 unit

stieww.ac.id 309
Pemakaian BBBL, BTKL, dan aktivitas overhead selama bulan Juli
20xx adalah sebagai berikut:

Job No. 120 Job No. 220 Job No. 320 Job No. 420
BBBL Rp 30.000 Rp 200.000 Rp 150.000 Rp 50.000
BTKL Rp 20.000 Rp 180.000 Rp 130.000 Rp 40.000
Jam mesin 10 40 30 20
Jumlah setup 3 10 8 5
Jumlah pengecekan 1 4 3 2
Jumlah order pembelian 1 4 3 2

stieww.ac.id 310
1. Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan VBC

Job 120 Job 220 Job 320 Job 420


Biaya bulan Juni 20XX:
BBBL Rp 100.000
BTKL 80.000
BOP: 20 JM x Rp 5.000 100.000
Biaya bulan Juli 20XX:
BBBL 30.000 Rp 200.000 Rp 150.000 Rp 50.000
BTKL 20.000 180.000 130.000 40.000
BOP:
10 JM x Rp 5.000 50.000
40 JM x Rp 5.000 200.000
30 JM x Rp 5.000 150.000
20 JM x Rp 5.000 100.000
Total Rp 380.000 Rp 580.000 Rp 430.000 Rp 190.000

Produksi 100 unit 500 unit 200 unit


Harga pokok per unit Rp 3.800 Rp 1.160 Rp 2.150

stieww.ac.id 311
2. Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan ABC
Job 120 Job 220 Job 320 Job 420
Biaya bulan Juni 20XX:
BBBL Rp 100.000
BTKL 80.000
BOP:
Setup: 5 x Rp 4.000 20.000
Pengecekan: 2 x Rp 10.000 20.000
Pembelian: 2 x Rp 5.000 10.000
Biaya bulan Juli 20XX:
BBBL 30.000 Rp 200.000 Rp 150.000 Rp 50.000
BTKL 20.000 180.000 130.000 40.000
BOP:
Setup:
3 x Rp 5.000 15.000
10 x Rp 5.000 50.000
8 x Rp 5.000 40.000
5 x Rp 5.000 25.000

stieww.ac.id 312
2. Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan ABC (lanjutan)

Job 120 Job 220 Job 320 Job 420


Pengecekan:
1 x Rp 10.000 Rp 10.000
4 x Rp 10.000 Rp 40.000
3 x Rp 10.000 Rp 30.000
2 x Rp 10.000 Rp 20.000
Pembelian:
1 x Rp 5.000 5.000
4 x Rp 5.000 20.000
3 x Rp 5.000 15.000
2 x Rp 5.000 10.000
Total Rp 310.000 Rp 490.000 Rp 365.000 Rp 190.000
Produk Selesai 100 unit 500 unit 200 unit
Harga pokok per unit Rp 3.100 Rp 980 Rp 1.825

stieww.ac.id 313
3. Perhitungan Harga Jual Per Unit
Job No. 120 Job No. 220 Job No. 320
VBC:
Harga pokok per unit Rp 3.800 Rp 1.160 Rp 2.150
Laba per unit 500 500 500
Harga jual per unit Rp 4.300 Rp 1.660 Rp 2.650

ABC:
Harga pokok per unit Rp 3.100 Rp 980 Rp 1.825
Laba per unit 500 500 500
Harga jual per unit Rp 3.600 Rp 1.480 Rp 2.325

4. Jika perusahaan menggunakan VBC sedangkan kompetitor


menggunakan ABC, semua produk perusahaan tidak laku dijual
karena harga jualnya terlalu tinggi
stieww.ac.id 314
PT Dodol Garut
Laporan Harga Pokok Produksi
Metode MPKP
(pendekatan ABC) - lanjutan
=================================================================

Biaya Diperhitungkan
HP Produk Selesai dari BDP awal:
Biaya bulan lalu Rp 20.000.000
Tambahan biaya untuk menyelesaikan:
BTK: 1.000 (20%) x Rp 2.339,18 467.836
BOP: 1.000 (60%) x Rp 1.860,47 1.116.282
Total HP-PS dari BDP awal Rp 21.584.118
HP Produk Selesai dari proses bulan ini:
16.000 x Rp 7.008,64 112.138.1564)
Total HP Produk Selesai yang ditransfer ke gudang
17.000 kotak @ Rp 7.866,02 (Rp 112.138.240 / 17.000 kotak) Rp 133.722.274
HP BDP akhir:
BBB: 3.000(60%) x Rp 2.808,99 Rp 5.056.182
BTK: 3.000(30%) x Rp 2.339,18 2.105.262
BOP: 3.000(20%) x rp 1.860,47 1.116.282 8.277.726
Total biaya diperhitungkan Rp 142.000.000
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 315
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 316
BAB
PRODUK BERSAMA
DAN PRODUK SAMPINGAN

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id


http://sanwanifood.blogspot.com/2012/10/menyediakan-berbagia-daging-ayam-boiler.html
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mendefinisikan produk bersama, produk


utama, dan produk sampingan serta titik pisah.
2. Mendefenisikan biaya bersama dan separable
cost
3. Menjelaskan perlunya alokasi biaya bersama ke
masing-masing jenis produk
4. Membebankan biaya produksi bersama ke
produk sampingan dan akuntansi produk
sampingan
5. Mengalokasikan biaya produksi bersama ke
produk bersama dan akuntansi produk
bersama.
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 318
6. Menyusun laporan laba rugi untuk perusahaan yang
menghasilkan produk bersama dan produk
sampingan
7. Mengalokasikan biaya produksi bersama ke produk
bersama yang diolah melalui beberapa titik pisah
(multiple split off points).
8. Menjelaskan common products berserta contohnya
9. Menjelaskan co-products berserta contohnya.
10. Menjelaskan perbedaan perhitungan harga pokok
produk dengan pendekatan Perhitungan Harga Pokok
Produk Berbasis Volume (Volume-Based Costing) dan
Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Aktivitas
(Activity-Based Costing)

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 319


Tujuan 1: Produk bersama, produk utama, dan
produk sampingan, serta titik pisah
Produk bersama (Joint products) adalah beberapa
produk dengan nilai jual relatif tinggi yang dihasilkan
melalui proses bersama dan menggunakan satu jenis
bahan baku.

Titik dimana produk Produk yang dihasilkan dari


dapat diidentifikasi proses bersama dan memiliki
kemasing-masingnya nilai jual yang rendah disebut
disebut titik pisah produk sampingan (by-
(split-off point). product).

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 320


Gambar 10-1
Pengolahan Produk Bersama

Bahan Baku Proses Produk


Daging (nilai jual tinggi)

Tulang (nilai jual tinggi)

Sapi Rumah Jeroan (nilai jual tinggi)


Potong
Kulit (nilai jual rendah)

Tanduk (nilai jual rendah)


Titik Pisah
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 321
Bila satu proses menghasilkan beberapa macam
produk, akan tetapi hanya satu produk yang memiliki
nilai jual tinggi, maka produk yang nilai jualnya tinggi
tersebut disebut produk utama (main product).

Titik
Pisah Kopra
(nilai jual tinggi)

Kelapa Proses Sabut


(nilai jual rendah)

Gambar 10-2 Tempurung


Pengolahan Produk (nilai jual rendah)
Utama
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 322
Perbedaan utama antara produk bersama atau
produk utama dengan produk sampingan adalah
nilai jualnya

Produk Bersama/ Produk


Produk Utama Sampingan

Tinggi Rendah

Nilai Penjualan Relatif

Gambar 10-3
Produk Bersma, Produk Utama, dan Produk Sampingan
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 323
Tujuan 2: Biaya produksi bersama dan separable
cost
• Biaya produksi bersama adalah biaya untuk
menghasilkan produk bersama dan produk
sampingan. Biaya ini merupakan indirect cost of
product.

Separable cost adalah biaya yang terjadi


setelah titik pisah atau setelah produk dapat
diidentifikasi ke masing-masingnya yang
terdiri dari biaya produksi untuk memproses
produk tertentu lebih lanjut (separable
production cost) dan biaya pemasaran &
administrasi produk tersebut.
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 324
Gambar 10-4
Biaya Produksi Bersama

Bahan Baku Proses Produk


Daging (nilai jual tinggi)

Tulang (nilai jual tinggi)

Sapi Rumah Jeroan (nilai jual tinggi)


Potong
Kulit (nilai jual rendah)

Biaya Produksi Bersama Tanduk (nilai jual rendah)


Titik Pisah
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 325
Harga pokok produk dihitung sebagai berikut:

Alokasi biaya produksi bersama xxx


Separable production cost xxx
Harga produk xxx

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 326


Gambar 10-5
Biaya produksi bersama dan Biaya Proses Lebih Lanjut

Proses II Sosis
Titik Pisah Daging Sapi

Tulang Separable
Production cost
(direct cost)
Sapi Proses I Jeroan

Biaya Bersama Kulit


(indirect cost)
Tanduk

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 327


Tujuan 3: Perlunya alokasi biaya bersama ke
masing-masing produk
1. Untuk menentukan nilai persediaan dan menghitung
harga harga pokok penjualan dalam rangka
penyusunan laporan keuangan eksternal
2. Untuk menentukan nilai persediaan untuk tujuan
asuransi
3. Untuk menentukan nilai persediaan dan harga pokok
penjualan untuk pelaporan keuangan internal,
seperti laporan profitabilitas produk
4. Untuk menentukan penggantian biaya kontrak
bilamana perusahaan hanya menjual bagian tertentu
dari produk bersama.
5. Untuk menentukan harga jual masing-masing produk
yang dihasilkan

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 328


Tujuan 4: akuntansi produk sampingan

1. Nilai pasar bersih atau nilai realisasi bersih


diperlakukan sebagai persediaan produk
sampingan

Taksiran nilai pasar xxx


Separable cost (xxx)
Nilai pasar bersih xxx

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 329


Gambar 10.6
Pembebanan Biaya Produksi Bersama Ke
Produk Bersama dan Produk Sampingan

Biaya
Produksi
Bersama

Produk Produk
Bersama Sampingan

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 330


Biaya produksi bersama Rp 10.000.000
Nilai pasar bersih produk sampingan Rp 1.000.000

Biaya produksi bersama yang dibebankan ke produk bersama atau


produk utama adalah sebesar Rp 9.000.000 (Rp 10.000.000 – Rp
1.000.000).

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 331


Ayat Jurnal
• Mencatat pembebanan biaya produksi bersama ke produk
Persediaan BDP 10.000.000
Berbagai rekening di kredit (persediaan
BBBL, biaya gaji dan upah, dan Bop) 10.000.000

• Mencatat nilai pasar bersih produk samping:


Persediaan produk sampingan 1.000.000
Persediaan barang dalam proses 1.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 332


Taksiran nilai pasar setelah produk diproses lebih lanjut sebesar Rp
1.000.000. Biaya produksi untuk memproses lebih lanjut sebesar Rp 300.000.
Taksiran biaya pemasaran sebesar Rp 60.000 dan biaya administrasi sebesar
Rp 40.000.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 333


Taksiran nilai pasar produk sampingan Rp 1.000.000
Separable cost:
Taksiran biaya produksi untuk memproses
lebih lanjut Rp (300.000)
Taksiran biaya pemasaran ( 60.000)
Taksurab biaya peasaran dan administrasi (40.000)
Total separable cost Rp (400.000)
Taksiran nilai pasar bersih produk sampingan Rp 600.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 334


Ayat Jurnal
(1) mencatat nilai pasar bersih produk sampingan
Persediaan Produk Sampingan 600.000
Persediaan BDP 600.000
(2) Mencatat pembebanan biaya produk
untuk memproses lebih lanjut (Dept. II)
Persediaan BDP – Dept. II 300.000
Berbagai rekening dikredit 300.000
(3) Pembebanan biaya proses lebih lanjut ke produk sampingan
Persediaan Produk Sampingan 300.000
Persediaan BDP – Dept. II 300.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 335


(4) Mencatat terjadinya biaya pemasaran dan administrasi
Biaya Pemasaran 60.000
Biaya Administrasi dan Umum 40.000
Berbagai rekening di kredit 100.000
(5) Pembebanan biaya pemasaran dan administrasi & umum
ke produk sampingan
Persediaan Produk Sampingan 100.000
Biaya Pemasaran 60.000
Biaya Administrasi & Umum 40.000
(6) Mencatat penjualan produk sampingan
Kas 1.000.000
Persediaan Produk Sampingan 1.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 336


Jika produk sampingan laku dijual sebesar Rp 1.200.000, ayat
jurnalnya:

Kas 1.200.000
Persediaan Produk Sampingan 1.000.000
Keuntungan Penjualan Produk Sampingan 200.000

Keuntungan dan kerugian penjualan produk sampingan dilaporkan


pada Pendapatan dan Beban Lain-Lain di Laporan Laba Rugi.

Metode ini diterapkan jika produk sampingan memiliki nilai pasar


bersih yang signifikan.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 337


2. Nilai Pasar Bersih Produk Sampingan Diperlakukan sebagai
Pendapatan Lain-lain
• Pada saat dihasilkan produk sampingan, pencatatan yang dilakukan hanya
dalam bentuk “memo” yang berisikan kuantitas produk sampingan yang
dihasilkan.
• Pada saat dijual, ayat jurnal adalah sebagai berikut:
Kas atau Piutangn Dagang xx
Pendapatan Lain-Lain
(Penjualan Produk Sampingan) xx

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 338


• Dengan metode ini, semua biaya produksi bersama dibebankan ke
produk bersama

Biaya Produksi Bersama

Produk Bersama

Gambar 10.7
Pembebanan Biaya Produksi Bersama ke Produk Bersama
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 339
• Metode ini diterapkan bilamana nilai bersih produk sampingan adalah
tidak signifikan (nilainya kecil). Jastifikasi nilai pasar bersih
diperlakukan sebagai pendapatan lain-lain karena tujuan perusahaan
adalah menghasilkan produk bersama atau produk utama, bukan produk
sampingan.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 340


TUJUAN 5: PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI BERSAMA
KE PRODUK BERSAMA
• Biaya produksi bersama dialokasikan ke produk bersama
dapat berdasarkan ukuran pisik (berat produk yang
dihasilkan, unit yang dihasilkan, rata-rata jam kerja
tertimbang), atau nilai pasar (nilai pasar bruto, atau nilai
pasar bersih).

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 341


Contoh:

Harga Jual
Produk Unit Berat per Unit
Dada 3.000 9.000 kg Rp 5.000
Paha 5.000 10.000 kg Rp 4.000
Sayap 2.000 6.000 kg Rp 2.500
Ceker Presto 1.000 2.000 kg Rp 1.100

Biaya produksi bersama untuk menghasilkan keempat produk


tersebut adalah sebesar Rp 11.000.000. Biaya produksi untuk
memproses lebih lanjut (separable cost) Ceker Presto (produk
sampingan) sebesar Rp 100.000.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 342


(a):
Nilai pasar bruto produk sampingan:
1.000 unit x Rp 1.100 Rp 1.100.000
Separable cost ( 100.000)
Nilai pasar bersih produk sampingan Rp 1.000.000
Biaya produksi bersama Rp 11.000.000
Nilai pasar bersih produk sampingan ( 1.000.000)
Biaya produksi bersama untuk
produk bersama Rp 10.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 343


b.1 Alokasi Berdasarkan Berat Produk
Produk Berat Alokasi Biaya Produksi Bersama
Dada 9.000 kg 9.000 / 25.000 x Rp 10.000.000 Rp 3.600.000
Paha 10.000 kg 10.000 / 25.000 x Rp 10.000.000 4.000.000
Sayap 6.000 kg 6.000 / 25.000 x Rp 10,000.000 2.400.000
Total 25.000 kg Rp 10.000.000

Produk Alokasi
Bersama Biaya Bersama Produksi HP/unit
Dada Rp 3.600.000 3.000 Rp 1.200
Paha 4.000.000 5.000 800
Sayap 2.400.000 2.000 1.200
Total Rp 10.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 344


Ayat jurnal untuk membebankan biaya produksi
bersama ke produk bersama dan produk sampingan:

Persediaan Dada 3.600.000


Persediaan Paha 4.000.000
Persediaan Sayap 2.400.000
Persediaan Ceker 1.000.000
Persediaan Barang Dalam Proses 11.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 345


b.2 Alokasi Berdasarkan Jumlah Unit Dihasilkan

Produk Produksi Alokasi Biaya Produksi Bersama


Dada 3.000 unit 3.000 / 10.000 x Rp 10.000.000 Rp 3.000.000
Paha 5.000 unit 5.000 / 10.000 x Rp 10.000.000 5.000.000
Sayap 2.000 unit 2.000 / 10.000 x Rp 10.000.000 2.000.000
Total 10.000 unit Rp 10.000.000

Produk Alokasi
Bersama Biaya Bersama Produksi HP/unit
Dada Rp 3.000.000 3.000 Rp 1.000
Paha 5.000.000 5.000 1.000
Sayap 2.000.000 2.000 1.000
Total Rp 10.000.000
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 346
b.3 Nilai Pasar Bruto
Produk Nilai Pasar
Bersama Bruto*) Alokasi Biaya Produksi Bersama

Dada Rp 15.000.000 15 jt / 40 jt x Rp 10.000.000 Rp 3.750.000


Paha 20.000.000 20 jt / 40 jt x Rp 10.000.000 5.000.000
Sayap 5.000.000 5 jt / 40 jt x Rp 10.000.000 1.250.000
------------------- -------------------
Rp 40.000.000 Rp 10.000.000
===========
===========

Produk Alokasi
Bersama Biaya Bersama Produksi HP/unit
Dada Rp 3.750.000 3.000 Rp 1.250
Paha 5.000.000 5.000 1.000
Sayap 1.250.000 2.000 625
Total Rp 10.000.000
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 347
Produk Harga Jual Harga Pokok Laba Kotor %tase
Bersama Per Unit Per Unit Per Unit Laba Kotor
Dada Rp 5.000 Rp 1.250 Rp 3.750 75%
Paha 4.000 1.000 3.000 75%
Sayap 2.500 625 1.875 75%

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 348


b.4 Nilai Pasar Bersih
Titik Pisah
Dept. II Sosis
Dada
Rp 10 jt

Paha Dept. III Bakso


Rp 8 jt
Ayam Dept. I Canned
Potong Dept. IV Wings
Sayap
Rp 7 jt

Biaya Produksi Drumstick


Bersama Rp 11 jt Dept. V
Ceker Presto
Rp 100.000

Gambar 10.8
Pengolahan Produk Bersama Lebih Lanjut
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 349
Produk Nilai Pasar Separable Nilai Pasar
Bersama Bruto*) Cost Bersih Alokasi Biaya Bersama

Sosis Rp 30 jt Rp 10 jt Rp 20 jt 20 jt/50 jt x Rp 10 jt Rp 4.000.000


Bakso 30 jt 8 jt 22 jt 22 jt / 50 jt x Rp 10 jt 4.400.000
Canned Wings 15 jt 7 jt 8 jt 8 jt/50 jt x Rp 10 jt 1.600.000
------------ ----------- ----------- -------------------
Rp 75 jt Rp 25 jt Rp 50 jt Rp 10.000.000
======= ======= ======= ===========

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 350


Produk Alokasi Separable
Bersama Biaya Bersama Production Cost Total Produksi HP/unit
Sosis Rp 4.000.000 Rp 10.000.000 Rp 14.000.000 3.000 unit Rp 4.666,67
Bakso 4.400.000 8.000.000 12.400.000 5.000 unit 2.480
Canned Wings 1.600.000 7.000.000 8.600.000 2.000 unit 4.300
Total Rp 10.000.000 Rp 25.000.000 Rp 35.000.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 351


Tujuan 6: Laporan Laba Rugi Yang Menghasilkan
Produk Bersama dan Produk Sampingan

PT Padang Argo Food menjual produk Sosis


sebanyak 2.000 unit dengan harga Rp 10.000 per
unit, produk Bakso 3.000 unit dengan harga Rp
6.000 per unit, produk Canned Wings sebanyak
1.500 unit dengan harga Rp 7.500 per unit, dan
semua produk Drumsticks Presto sudah terjual
dengan harga Rp 1.500 per unit. Semua penjualan
dilakukan secara tunai. Perusahaan mengalokasikan
biaya bersama ke produk bersama berdasarkan nilai
pasar bersih (net market value). Biaya pemasaran
dan administrasi sebesar Rp 5.000.000.
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 352
Ayat Jurnal
(a) Mencatat penjualan produk berasama selama tahun 20XX
Kas 49.250.000
Penjualan 49.250.000

(b) Mencatat harga pokok penjualan untuk produk bersama


selama tahun 20XX
Harga Pokok Penjualan 23.223.340
Persediaan Sosis 9.333.340
Persediaan Bakso 7.440.000
Persediaan Canned Wings 6.450.000
(c) Mencatat penjualan produk sampingan selama tahun 200x
Kas 1.500.000
Persediaan Produk Sampingan
(Drumsticks Presto) 1.100.000
Keuntungan Penjualan Produk Sampingan 400.000
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 353
Gambar 10.9
Laporan Laba Rugi PT Padang Agro Food

PT Padang Agro Food


Laporan Laba Rugi
Tahun 20XX
========================================================

Penjualan Rp 49.250.000
Harga pokok penjualan ( 23.223.340)
Laba kotor Rp 26.026.660

Beban Operasi:
Beban pemasaran dan administrasi & umum ( 5.000.000)
Laba operasi Rp 21.026.660
Pendapatan Lain-Lain
Keuntungan penjualan produk sampingan 400.000
Laba bersih sebelum pajak Rp 21.426.660

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 354


Tujuan 7: Alokasi biaya produksi bersama ke produk
bersama yang diolah melalui beberapa titik
pisah (multiple split off points)

Split off point 1 Crude Daging


Palm Oil Kelapa
Buah (CPO)
Sawit
Kelapa
Proses II Proses III
Sawit

Buah
Fiber Cangkang
Tandan Proses I
(Sabut) (tempurung)
Segar
(TBS) Tandan
Split off point 2
Split off point 3

Gambar 10-10
Pengolahan Buah Sawit melalui Beberapa Titik Pisah
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 355
Contoh – PT Lampung Nyiur Melambai

Produk Cocodrink dihasilkan pada Departemen III, produk


Santan Kotak pada Departemen IV dan produk VCO pada
Departemen V. Harga jual per kotak untuk produk Santan Kotak
Rp 50.000, produk VCO Rp 150.000, dan produk Cocodrink Rp
100.000. Departemen I memproses 1.000 kotak produk dengan
total biaya Rp 5.950.000. Produk selesai pada Departemen I,
60%-nya ditransfer ke Departemen II dan sisanya ditransfer ke
Departemen III. Tambahan biaya pada Departemen II sebesar
Rp 1.000.000 dan Departemen III sebesar Rp 1.500.000. Oleh
karena adanya penguapan, produk yang dihasilkan pada
Departemen III hanya sebanyak 250 kotak. Produk selesai pada
Departemen II 80%-nya ditransfer ke Departemen IV dan
sisanya ke Departemen V. Tambahan biaya pada Departemen IV
sebesar Rp 2.000.000, dan Departemen V sebesar Rp
3.000.000.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 356


a)

Santan
Rp 2.000.000
Kotak
(4) 480 unit Rp 10.000
Rp 1.000.000
(2) 600 unit
Rp 1.000.000 Rp 3.000.000 VCO
(1) 1.000 unit Rp 30.000
(5) 120 unit

Rp 1.500.000 Cocodrink
(3) 400 unit Rp 20.000 (250 unit)

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 357


Produk Santan Kotak & VCO:
Nilai Pasar – Santan Kotak ( 480 kg x Rp 50.000) Rp 24.000.000
Dikurang: Pemrosesan di Depart. IV (2.000.000) Rp 22.000.000

Nilai pasar – VCO (120 kg x Rp 150.000) Rp 18.000.000


Dikurang: Pemrosesan di Depart. V (3.000.000) 15.000.000
Total nilai pasar Rp 37.000.000
Dikurang: Pemrosesan di Depart. II (1.000.000)
Nilai pasar bersih –Santan Kotak dan VCO Rp 36.000.000

Produk Cocodrink:
Nilai pasar – Cocodrink (250 kg x Rp 100.000 Rp 25.000.000
Dikurang: Pemrosesan di Dept. III (1.500.000) 23.500.000
Total nilai pasar pada titik pisah Rp 59.500.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 358


Alokasi biaya produksi bersama pada Departemen I:
Alokasi Biaya Produksi Bersama
Produk Santan Kotak dan VCO
(ke Departemen II): Rp 36 jt / Rp 59,5 jt x Rp 5.950.000 Rp 3.600.000
Produk Cocodrink
(ke Dept. III) Rp 23.500.000 / Rp 59.500.000 x Rp 5.950.000 2.350.000
Total Rp 5.950.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 359


Alokasi biaya bersama Dept II sebesar Rp 4.600.000 ke Dept. IV (produk
Santan Kotak) dan Dept. V (produk VCO):

Alokasi Biaya Bersama


Produk Santan Kotak
(Dept. IV): Rp 22 jt / Rp 37 jt x Rp 4.600.000 Rp 2.735.135
Produk VCO
(Dept. V): Rp 15 jt / Rp 37 jt x Rp 4.600.000 1.864.865
Total Rp 4.600.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 360


Alokasi Biaya Separable
Produk Produksi Bersama Production Costs Total Produksi HP Per Unit
Santan Kotak Rp 2.735.135 Rp 2.000.000 (Dept. IV) Rp 4.735.135 480 unit Rp 9.864,86
VCO 1.864.865 3.000.000 (Dept. V) 4.864.865 120 unit 40.540,54
Cocodrink 2.350.000 1.500.000 (Dept. III) 3.850.000 250 unit 15.400,00
Total Rp 6.950.000 Rp 6.500.000 Rp 13.450.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 361


Ayat Jurnal
(1) Mencatat pembebanan biaya produksi pada Dept. I
Persediaan BDP Dept. I 5.950.000
Berbagai rekening dikredit 5.950.000

(2) Mencatat produk selesai pada Dept. I yang ditransfer ke

Dept. II dan Dept. III


Persediaan BDP Dept. II 3.600.000
Persediaan BDP Dept. III 2.350.000
Persediaan BDP Dept. I 5.950.000

(3) Mencatat pembebanan biaya produksi pada Dept. II


Persediaan BDP Dept. II 1.000.000
Berbagai rekening dikredit 1.000.000
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 362
(4) Mencatat produk selesai pada Dept. II yang ditransfer ke
Dept. IV dan Dept. V
Persediaan BDP Dept. IV 2.735.135
Persediaan BDP Dept. V 1.864.865
Persediaan BDP Dept. II 4.600.000
(5) Mencatat pembebanan biaya produksi pada Dept. IV
Persediaan BDP Dept. IV 2.000.000
Berbagai rekening dikredit 2.000.000
(6) Mencatat produk selesai pada Dept. IV (Produk A)
Persediaan Produk A 4.735.135
Persediaan BDP Dept. IV 4.735.135
(7) Mencatat pembebanan biaya produksi pada Dept. V
Persediaan BDP Dept. V 3.000.000
Berbagai rekening dikredit 3.600.000
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 363
(8) Mencatat produk selesai pada Dept. V (Produk B)
Persediaan Produk B 4.864.865
Persediaan BDP Dept. V 4.864.865

(9) Mencatat pembebanan biaya produksi pada Dept. III


Persediaan BDP Dept. III 1.500.000
Berbagai rekening dikredit 1.500.000

(10) Mencatat produk selesai pada Dept. III (Produk C)


Persediaan Produk C 3.850.000
Persediaan BDP Dept. III 3.850.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 364


Tujuan 8: Produk Gabungan (common
products)
• Common products adalah beberapa produk yang dihasilkan secara
bergiliran dengan menggunakan proses yang sama dimana bahan baku
dan tenaga kerja dapat ditelusuri ke masing-masing produk.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 365


Pemakaian BBB dan Sosis Sapi
BTK tgl. 1 – 10 untuk
Sosis Sapi

Pemakaian BBB dan Sosis Ayam


BTK tgl. 11 – 20 Proses
untuk Sosis Ayam
(BOP)
Pemakaian BBB dan Sosis Ikan
BTK tgl. 21 – 31
untuk Sosis Ikan Tuna
Tuna
Gambar 10.11
Proses Produksi untuk Common Products

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 366


Contoh – PT Sosis Aceh

Sosis Sapi diproduksi dari tanggal 1 – 10 Agustus, Sosis Ayam


tanggal 11 – 20 Agustus, dan Sosis Ikan Tuna tanggal 21 – 31
Agustus. Lama proses produksi Sosis Sapi 0,15 jam mesin per
bungkus, Sosis Ayam 0,4 jam mesin per bungkus, dan Sosis Ikan
Tuna 0,2 jam mesin per bungkus.

Produk Produksi BBBL BTKL


Sosis Sapi 5.000 bungkus Rp 10.000.000 Rp 7.000.000
Sosis Ayam 1.000 bungkus Rp 6.000.000 Rp 5.000.000
Sosis Ikan Tuna 4.000 bungkus Rp 8.000.000 Rp 6.500.000

Biaya overhead untuk ketiga produk ini sebesar Rp 19.500.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 367


a).
Sosis Sapi Sosis Ayam Sosis Ikan
Tuna
BBBL Rp 10.000.000 Rp 6.000.000 Rp 8.000.000
BTKL 7.000.000 5.000.000 6.500.000
BOP*) 7.500.000 4.000.000 8.000.000
Total HP. Produk Rp 24.500.000 Rp 15.000.000 Rp 22.500.000
Produksi 5.000 bungkus 1.000 bungkus 4.000 bungkus
HP. per bungkus Rp 4.900 Rp 15.000 Rp 5.625

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 368


b) Ayat Jurnal
(1) Mencatat pembebanan biaya bahan baku langsung ke produk
Persediaan Barang Dalam Proses – Sosis Sapi 10.000.000
Persedian Barang Dalam Proses – Sosis Ayam 6.000.000
Persediaan Barang Dalam Proses – Sosis Ikan Tuna 8.000.000
Persediaan Bahan Baku Langsung 24.000.000

(2) Mencatat pembebanan biaya tenaga kerja langsung ke produk


Persediaan Barang Dalam Proses – Sosis Sapi 7.000.000
Persedian Barang Dalam Proses – Sosis Ayam 5.000.000
Persediaan Barang Dalam Proses – Sosis Ikan Tuna 6.500.000
Biaya Gaji dan Upah 18.500.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 369


(3) Mencatat pembebanan biaya overhead pabrik ke produk

Persediaan Barang Dalam Proses – Sosis Sapi 7.500.000


Persedian Barang Dalam Proses – Sosis Ayam 4.000.000
Persediaan Barang Dalam Proses – Sosis Ikan Tuna 8.000.000
Biaya Overhead Pabrik 19.500.000

Mencatat produk selesai


Persediaan Sosis Sapi 24.500.000
Persediaan Sosis Ayam 15.000.000
Persediaan Sosis Ikan Tuna 22.500.000
Persediaan Barang Dalam Proses – Sosis Sapi 24.500.000
Persediaan Barang Dalam Proses – Sosis Ayam 15.000.000
Persediaan Barang Dalam Proses – Sosis Ikan Tuna 22.500.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 370


Tujuan 9: Co-products

• Co-products adalah beberapa produk yang dihasilkan dari proses yang sama
tetapi menggunakan bahan baku yang berbeda.
• Masalah utama pada co-products adalah pembebanan biaya overhead pabrik
dan biaya tenaga kerja ke masing-masing produk.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 371


Kayu Jati Papan Jati

Kayu Surian Papan Surian


Proses
Kayu Meranti (BTK dan Papan Meranti
BOP)
Kayu Kruing Papan Kruing

Kayu Benio Papan Benio

Gambar 10.12
Proses Produksi untuk Co-Products

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 372


Contoh – PT Kalimantan Saw Mill
Harga Jual
Produk Produksi BBBL per Lembar
Triplek Jati 100 lembar Rp 3.500.000 Rp 100.000
Triplek Surian 150 lembar Rp 3.000.000 Rp 75.000
Triplek Sungkai 300 lembar Rp 4.500.000 Rp 50.000

Biaya konversi untuk menghasilkan ketiga produk ini sebesar Rp


7.250.000.
Biaya konversi dialokasikan ke masing-masing produk
berdasarkan nilai jual produk.

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 373


Alokasi biaya konversi sebagai barikut:
Produk Nilai Jual Alokasi Biaya Konversi
Triplek Jati Rp 10 .000.000 10 jt / 36,250 jt x Rp 7.250.000 Rp 2.000.000
Triplek Surian 11.250.000 11,250 jt / 36,250 jt x Rp 7.250.000 2.250.000
Triplek Sungkai 15.000.000 15 jt / 36,250 jt x Rp 7.250.000 3.000.000
Total Rp 36.250.000 Rp 7.250.000

Triplek Jati Triplek Surian Triplek Sungkai


BBBL 3.500.000 3.000.000 4.500.000
Biaya Konversi*) 2.000.000 2.250.000 3.000.000
Total Biaya Produksi 5.500.000 5.250.000 7.500.000
Produksi 100 lembar 150 lembar 300 lembar
Biaya Produksi per lembar 50.000 35.000 25.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 374


b. Ayat Jurnal
Mencatat pemakaian bahan baku untuk masing-masing produk
Persediaan BDP – Triplek Jati 3.500.000
Persediaan BDP – Triplek Surian 3.000.000
Persediaan BDP – Triplek Sungkai 4.500.000
Persediaan Bahan Baku Langsung 11.000.000

Mencatat alokasi biaya konversi ke masing-masing produk


Persediaan BDP – Triplek Jati 2.000.000
Persediaan BDP – Triplek Surian 2.250.000
Persediaan BDP – Triplek Sungkai 3.000.000
Biaya konversi 7.250.000

Mencatat produk selesai


Persediaan Triplek Jati 5.500.000
Persediaan Triplek Surian 5.250.000
Persediaan Triplek Sungkai 7.500.000
Persediaan BDP – Triplek Jati 5.500.000
Persediaan BDP – Triplek Surian 5.250.000
Persediaan BDP – Triplek Sungkai 7.500.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 375


Tujuan 10: Penerapan Activity-based Costing Pada Common
Product

• Perhitungan harga pokok produk


untuk common products
menggunakan metode harga pokok
proses (process costing) karena
produknya bersifat standar atau
homogen (standardized products)

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 376


Contoh – PT Pekanbaru Sweety
Produksi dan barang dalam proses (BDP) akhir serta persentase
penyelesaiannya selama bulan Agustus 20XX adalah sebagai
berikut:
Produk Produk Selesai BDP Akhir
Manisan Rambutan 10.000 kaleng 2.000 klg (BB 100%, BK 50%)
Manisan Nenas 4.000 kaleng 1.000 klg (BB 80%, BK 60%)
Manisan Kedondong 2.000 kaleng 500 klg (BB 40%, BK 20%)

Produk BBB langsung BTK Langsung


Manisan Rambutan Rp 12.000.000 Rp 5.500.000
Manisan Nenas 9.600.000 4.600.000
Manisan Kedondong 6.600.000 4.200.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 377


Biaya aktivitas overhead pabrik adalah sebagai berikut:

Set up mesin Rp 1.000.000


Pengecekan kualitas bahan baku 2.000.000
Pengupasan dan Pengirisan bahan 4.000.000
Pengecekan kualitas produk 1.250.000
Pemindahan produk ke gudang 1.750.000
Total BOP Rp 10.000.000

Aktivitas overhead adalah sebagai berikut:

Manisan Manisan Manisan


Rambutan Nenas Kedondong
Lama set up mesin 2 jam 5 jam 3 jam
Lama pengecekan bahan 8 jam 7 jam 10 jam
Jumlah jam mesin 100 jam 250 jam 150 jam
Jumlah pengecekan produk 10 x 8x 7x
Jumlah perpindahan 20 x 12 x 8x

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 378


PT Pekanbaru Sweety
Laporan Harga Pokok Produksi
(Pendekatan Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Volume)
Bulan Agustus 200X
=============================================================================
DATA PRODUKSI
Manisan Rambutan Masuk Proses (10.000 + 2.000) 12.000 kaleng
Manisan Rambutan Selesai 10.000 kaleng
Manisan Rambutan Dalam Proses Akhir (BBB 100%, BK 50%) 2.000
Total 12.000 kaleng

Manisan Nenas Masuk Proses (4.000 + 1.000) 5.000 kaleng


Manisan Nenas Selesai 4.000 kaleng
Manisan Nenas Dalam Proses Akhir (BBB 80%, BK 60%) 1.000
Total 5.000 kaleng

Manisan Kedondong Masuk Proses (2.000 + 500) 2.500 kaleng


Manisan Kendondong Selesai 2.000 kaleng
Manisan Kedondong Dalam Proses Akhir (BBB 40%, BK 20%) 500
Total 2.500 kaleng

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 379


BIAYA DIBEBANKAN
Unsur Biaya Total Unit Setara HP
Per Unit
Manisan Rambutan
BBB Rp 12.000.000 10.000 + 2.000 (100%) = 12.000 kaleng Rp 1.000
BTK 5.500.000 10.000 + 2.000 (50%) = 11.000 500
BOP 2.000.000 10.000 + 2.000 (50%) = 11.000 181,82
Sub Total Rp 19.500.000 Rp 1.681,82

Manisan Nenas
BBB Rp 9.600.000 4.000 + 1.000 (80%) = 4.800 kaleng Rp 2.000
BTK 4.600.000 4.000 + 1.000 (60%) = 4.600 1.000
BOP 5.000.000 4.000 + 1.000 (60%) = 4.600 1.086,96
Sub Total Rp 19.200.000 Rp 4.086,96

Manisan Kedondong
BBB Rp 6.600.000 2.000 + 500 (40%) = 2.200 kaleng Rp 3.000
BTK 4.200.000 2.000 + 500 (20%) = 2.100 2.000
BOP 3.000.000 2.000 + 500 (20%) = 2.100 1.428,57
Sub Total Rp 13.800.000 Rp 6.428,57
Total Rp 52.500.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 380


BIAYA DIPERHITUNGKAN
Harga Pokok Produk Selesai – Manisan Rambutan: 10.000 x Rp 1.681,82 Rp 16.818.200
Harga Pokok Produk Selesai – Manisan Nenas: 4.000 x Rp 4.086,96 16.347.840
Harga Pokok Produk Selesai – Manisan Kedondong: 2.000 x Rp 6.428,57 12.857.107*)
Total HP Produk Selesai Rp 46.023.147

Harga Pokok Barang Dalam Proses Akhir:


Manisan Rambutan
BBB 2.000 kaleng (100%) x Rp 1.000 Rp 2.000.000
BTK: 2.000 kaleng (50%) x Rp 500 500.000
BOP: 2.000 kaleng (50%) x Rp 181,82 181.820
Sub-total Rp 2.681.820
Manisan Nenas
BBB 1.000 kaleng (80%) x Rp 2.000 Rp 1.600.000
BTK: 1.000 kaleng (60%) x Rp 1.000 600.000
BOP: 1.000 kaleng (60%) x Rp 1.086,96 652.176
Sub-total Rp 2.852.176
Manisan Kedondong
BBB 500 kaleng (40%) x Rp 3.000 Rp 600.000
BTK: 500 kaleng (20%) x Rp 2.000 200.000
BOP: 500 kaleng (20%) x Rp 1.428,57 142.857
Sub-total Rp 942.857
Total Harga Pokok BDP akhir 6.476.853
Total biaya diperhitungkan Rp 52.500.000
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 381
Aktivitas Total Konsumsi Driver Tarif Aktivitas
Aktivitas
(1) (2) (3) (4) = (2) / (3)
Men-setup Rp 1.000.000 10 jam setup Rp 100.000 per jam setup
mesin

Mengecek Rp 2.000.000 25 jam Rp 80.000 per jam


kualitas bahan pengecekan pengecekan

Mengupas dan Rp 4.000.000 5.000 JM Rp 8.000 per JM


mengiris bahan

Mengecek Rp 1.250.000 25 pengecekan Rp 50.000 per


kualitas produk pengecekan

Memindahkan Rp 1.750.000 40 pemindahan Rp 43.750 per


produk pemindahan

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 382


Manisan Manisan Manisan
Rambutan Nenas Kedondong

Men-setup mesin
2 jam x Rp 100.000 200.000 500.000 300.000
5 jam x Rp 100.000
3 jam x Rp 100.000
Mengecek bahan
8 jam x Rp 80.000 640.000 560.000 800.000
7 jam x Rp 80.000
10 jam x Rp 80.000
Mengupas dan mengiris bahan
100 JM x Rp 8.000 800.000 2.000.000 1.200.000
250 JM x Rp 8.000
150 JM x Rp 8.000
Mengecek produk
10 x Rp 50.000 500.000 400.000 350.000
8 xRp 50.000
7 x Rp 50.000
Memindahkan produk
20 x Rp 43.750 875.000 525.000 350.000
12 x Rp 43.750
8 x Rp 43.750
Total 3.015.000 3.985.000 3.000.000
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 383
PT Pekanbaru Sweety
Laporan Harga Pokok Produksi
(Pendekatan Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Aktivitas)
Bulan Agustus 200X
=============================================================================
DATA PRODUKSI
Manisan Rambutan Masuk Proses (10.000 + 2.000) 12.000 kaleng
Manisan Rambutan Selesai 10.000 kaleng
Manisan Rambutan Dalam Proses Akhir (BBB 100%, BK 50%) 2.000
Total 12.000 kaleng

Manisan Nenas Masuk Proses (4.000 + 1.000) 5.000 kaleng


Manisan Nenas Selesai 4.000 kaleng
Manisan Nenas Dalam Proses Akhir (BBB 80%, BK 60%) 1.000
Total 5.000 kaleng

Manisan Kedondong Masuk Proses (2.000 + 500) 2.500 kaleng


Manisan Kendondong Selesai 2.000 kaleng
Manisan Kedondong Dalam Proses Akhir (BBB 40%, BK 20%) 500
Total 2.500 kaleng

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 384


BIAYA DIBEBANKAN
Unsur Biaya Total Unit Setara HP Per Unit
Manisan Rambutan
BBB Rp 12.000.000 10.000 + 2.000 (100%) = 12.000 kaleng Rp 1.000
BTK 5.500.000 10.000 + 2.000 (50%) = 11.000 500
BOP 3.015.000 10.000 + 2.000 (50%) = 11.000 274,09
Sub Total Rp 20.515.000 Rp 1.774,09

Manisan Nenas
BBB Rp 9.600.000 4.000 + 1.000 (80%) = 4.800 kaleng Rp 2.000
BTK 4.600.000 4.000 + 1.000 (60%) = 4.600 1.000
BOP 3.985.000 4.000 + 1.000 (60%) = 4.600 866,30
Sub Total Rp 18.185.000 Rp 3.866,30

Manisan Kedondong
BBB Rp 6.600.000 2.000 + 500 (40%) = 2.200 kaleng Rp 3.000
BTK 4.200.000 2.000 + 500 (20%) = 2.100 2.000
BOP 3.000.000 2.000 + 500 (20%) = 2.100 1.428,57
Sub Total Rp 13.800.000 Rp 6.428,57
Total Rp 52.500.000

Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 385


BIAYA DIPERHITUNGKAN
Harga Pokok Produk Selesai – Manisan Rambutan: 10.000 x Rp 1.774,09 Rp 17.740.900
Harga Pokok Produk Selesai – Manisan Nenas: 4.000 x Rp 3.866,30 15.465.200
Harga Pokok Produk Selesai – Manisan Kedondong: 2.000 x Rp 6.428,57 12.857.170*)
Total HP Produk Selesai Rp 46.063.270

Harga Pokok Barang Dalam Proses Akhir:


Manisan Rambutan
BBB 2.000 kaleng (100%) x Rp 1.000 Rp 2.000.000
BTK: 2.000 kaleng (50%) x Rp 500 500.000
BOP: 2.000 kaleng (50%) x Rp 274,09 274.090
Sub-total Rp 2.774.090

Manisan Nenas
BBB 1.000 kaleng (80%) x Rp 2.000 Rp 1.600.000
BTK: 1.000 kaleng (60%) x Rp 1.000 600.000
BOP: 1.000 kaleng (60%) x Rp 866.30 519.783
Sub-total Rp 2.719.783

Manisan Kedondong
BBB 500 kaleng (40%) x Rp 3.000 Rp 600.000
BTK: 500 kaleng (20%) x Rp 2.000 200.000
BOP: 500 kaleng (20%) x Rp 1.428,57 142.857
Sub-total Rp 942.857
Total Harga Pokok BDP akhir 6.436.730
TotalQuality, Integrity, Entrepreneurship
biaya diperhitungkan stieww.ac.id Rp 52.500.000 386
Quality, Integrity, Entrepreneurship stieww.ac.id 387

Anda mungkin juga menyukai