Anda di halaman 1dari 42

DEWASA AKHIR – LANSIA

(60 ke atas)
Pengertian dari lansia
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari
proses penuaan. Menurut Bernice Neugarten
(1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah
suatu masa dimana orang dapat merasa puas
dengan keberhasilannya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu :
- usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun,
- Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun,
- lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun
- usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Ciri – ciri lansia
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat
beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu :
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran.
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor
fisik dan faktor psikologis. Kemunduran dapat
berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki
peran yang penting dalam kemunduran pada lansia.
Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila
memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika
memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu
akan lama terjadi.
2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok
minoritas.
Lansia memiliki status kelompok minoritas
karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak
menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan
diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang
jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu
seperti : lansia lebih senang mempertahankan
pendapatnya daripada mendengarkan pendapat
orang lain.
3. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena
lansia mulai mengalami kemunduran dalam
segala hal. Perubahan peran pada lansia
sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri
bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia
membuat lansia cenderung mengembangkan
konsep diri yang buruk. Lansia lebih
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk.
Karena perlakuan yang buruk itu membuat
penyesuaian diri lansia menjadi buruk.
Perubahan yang terjadi pada lansia
1. Perkembangan jasmani
◦ Sistem panca indra
◦ Sistem gastrointestinal
◦ Sistem kardiovaskuler
◦ Sistem Pernafasan
◦ Sistem integumen
◦ Sistem muskuloskeletal
◦ Sistem neurologis
◦ Sistem Renal dan urinaria
◦ Sistem Reproduksi
Perubahan-perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia
Sistem pancaindra
1. Penglihatan
 Mata tampak cekung, kelopak mata melengkung
 Penurunan kemampuan akomodasi
 Penyempitan lapang pandang
 Penglihatan yang kabur
2. Pendengaran
 Kehilangan pendengaran (presbikusis)
 Ketidakmampuan mendeteksi volume suara
 Ketidakmampuan untuk mendeteksi suara dengan
nada frekuensi yang tinggi seperti beberapa
Pengecap dan penghidu
Menurunnya kemampuan pengecap (penurunan
sensitivitas terhadap rasa)
Menurunnya kemampuan penghidu sehingga
mengakibatkan selera makan berkurang.

Perabaan
Kemunduran dalam merasakan sakit.
Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan
dingin.
Sistem gastrointestinal
Kehilangan gigi, kesulitan adaptasi gigi palsu
dan perubahan sensasi rasa
Dilatasi esofagus, peningkatan resiko aspirasi.
Penurunan motilitas lambung , perlambatan
mencerna makanan, penurunan absorbsi,
konstipasi.
Sistem Kardiovaskuler
 Ketebalan dinding ventrikel kiri cenderung sedikit
meningkat dengan penuaan .
 Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
 Kemampuan jantung memompa darah menurun. Hal ini
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
 Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
 Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi
pembuluh darah
Sistem Respirasi

Elastisitas alveoli/aktivitas silia menurun (difusi


oksigen terganggu)
Atrofi otot-otot pernapasan dan penurunan kekuatan
otot-otot pernapasan (peningkatan kerja pernapasan,
peningkatan risiko untuk terjadinya kelelahan otot
pernapasan)
Penurunan reflek batuk, muntah.
Sistem Integumen
 Penurunan elastisitas
 Vaskularisasi berkurang
 Penurunan jumlah dan kemampuan fungsional kelenjar
keringat
 Penurunan jumlah korpus Meissner dan korpus pacini
(penurunan sensasi sentuhan dan tekanan dengan
peningkatan resiko cedera)
 Penipisan lapisan dermal
Sistem Muskuloskeletal
Penurunan jumlah massa otot tubuh
Kekakuan ligamen dan sendi
Penurunan kekuatan fisik, keterbatasan jangkauan dan
kecepatan gerak.
Penurunan tinggi badan progresif yang disebabkan oleh
penyempitan disku intevertebra.
Penurunan produksi tulang kortikal dan trabekular
(peningkatan resiko fraktur)
Sistem Neurologis
Perubahan ukuran otak yang diakibatkan oleh atrofi
girus dan dilatasi sulkus dan ventrikel otak.
Penurunan aliran darah serebral dan penggunaan
oksigen
Konduksi saraf perifer lebih lambat (penurunan
rangsang taktil, nyeri )
Memori dan kemampuan belajar menurun
Sistem Renal dan urinaria
Penebalan kapsula Bouwman dan gangguan
permaebilitas terhadap solut yang akan difiltrasi
Penurunan jumlah nefron
Perubahan sirkulasi renal
Terjadi kontraksi kandung kemih secara involunter
Kapasitas kandung kemih menurun
Sistem Reproduksi

Penurunan estrogen yang bersirkulasi (atrofi jaringan


payudara dan genital)
Penurunan sekresi vagina, epitel vagina tipis dan
kehilangan elastisitas
2. Perkembangan Intelektual
◦ Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya
merupakan sesuatau yang tidak dapat dihindarkan,
disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit,
kecemasan atau depresi. Tatapi kemampuan intelektual
lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan.
Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi
tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan
lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih
ketrampilan intelektual mereka, serta dapat
mengantisipasi terjadinya kepikunan.
Masalah kognitif ( Intelektual )
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait
dengan masalah pekembangan kognitif, ini dapat
disimpulkan bahwa pada lansia mulai melemahnya
daya ingat terhadap sesuatu hal(pikun) dan sulit
untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar.
3. Perkembangan Emosional
◦ kurang siap menghadapi dan menyikapi masa tua
◦ Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi,
ketidak ikhlasan menerima kenyataan baru
◦ perasaan yang tidak enak  kematian pasangan
◦ Semakin orang berusia lanjut menutup diri, semakin
pasif pula perilaku emosional mereka.
◦ Masalah emosional
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait
dengan masalah pekembangan emosional, adalah rasa
ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat,
sehingga tingkat perhatian beliau menjadi sangat
besar. Apabila melihat rekan kerja kurang aktif dalam
melakukan pekerjaanya, maka tingkat emosi
meningkat, terbukti bahwa beliau segera menegur
rekan kerjanya tersebut agar lebih cekatan. Sering
marah apabila ada sesuatu yang kurang sesuai dengan
kehendak pribadi dan sering stress akibat masalah
ekonomi yang kurang terpenuhi
4. Perkembangan Psikologis
◦ Sikap lansia terhadap proses menua yang dialami terhadap
kreativitas & produktivitas.
◦ Stereotipe psikologik lansia :
1. Tipe Konstruktif
2. Tipe Ketergantungan
3. Tipe Defensif
4. Tipe Bermusuhan
5. Tipe membenci atau menyalahkan diri sendiri (selfhaters)
Tipe Konstruktif
Memiliki integritas baik
Menikmati hidupnya
Mempunyai toleransi tinggi
Humoristik

Fleksibel (luwes)
Lansia tipe ini menerima fakta-fakta proes menua,
mengalami masa pensiun dengan tenang, dan
dalam menghadapi masa akhir.
Tipe Ketergantungan
Pasif, tidak berambisi
Tidak mempunyai inisiatif dan bertindak tidak
praktis
Senang mengalami pensiun
Tidak suka bekerja dan senang untuk berlibur
Tipe Defensif

Mempunyai pekerjaan/ jabatan tak stabil


Bersifat selalu menolak bantuan
Emosi tidak dapat dikontrol
Memegang teguh pada kebiasaanya
Takut menghadapi tua dan tidak menyenangi masa
pensiun
Tipe Bermusuhan
Menganggap orang lain yang menyebabkan
kegagalannya
Selalu mengeluh
Bersifat agresif dan curiga
Menjadi tua dianggap tidak ada hal –hal yang baik,
takut mati, iri hati pada orang yang muda.
Tipe Membenci/menyalahkan diri
sendiri
Bersifat kritis terhadap dan menyalahkan diri sendiri
Tidak mempunyai ambisi
Mempunyai sedikit hobby
Menerima fakta pada proses menua, tidak iri hati,
merasa udah cukup dengan apa yang dimiliki
Menganggap kematian sebagai suatu kejadian yang
membebaskannya dari penderitaan.
5. Perkembangan Spiritual
◦ Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat
dengan agama menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal
kepuasan hidup, harga diri dan optimisme.
penelitian yang dilakukan oleh Hawari (1997), bahwa :
◦ a. Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih
besar daripada orang yang religius.
◦ b. Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat
dibandingkan yang non religius.
◦ c. Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi
operasi atau masalah hidup lainnya.
◦ d. Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres
daripada yang nonreligius, sehingga gangguan mental emosional
jauh lebih kecil.
◦ e. Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-
saat terakhir (kematian) daripada yang nonreligius.
Masalah Spiritual
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan
masalah pekembangan spiritual, adalah kesulitan untuk
menghafal kitab suci karena daya ingat yang mulai
menurun, merasa kurang tenang ketika mengetahui anggota
keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan merasa
gelisah ketika menemui permasalahan yang cukup serius.
6. Perubahan Sosial
◦ Umumnya lansia banyak yang melepaskan partisipasi
sosial mereka, walaupun pelepasan itu dilakukan secara
terpaksa. Orang lanjut usia yang memutuskan hubungan
dengan dunia sosialnya akan mengalami kepuasan.
Pernyataan tadi merupakan disaggrement theory. Aktivitas
sosial yang banyak pada lansia juga mempengaruhi baik
buruknya kondisi fisik dan sosial lansia. (J.W.Santrock,
2002, h.239).
7. Perubahan Kehidupan Keluarga
◦ Sebagian besar hubungan lansia dengan anak jauh kurang
memuaskan yang disebabkan oleh berbagai macam hal.
Penyebabnya antara lain : kurangnya rasa memiliki
kewajiban terhadap orang tua, jauhnya jarak tempat tinggal
antara anak dan orang tua.
8. Hubungan Sosio-Emosional Lansia
◦ Masa penuaan yang terjadi pada setiap orang memiliki
berbagai macam penyambutan. Ada individu yang memang
sudah mempersiapkan segalanya bagi hidupnya di masa
tua, namun ada juga individu yang merasa terbebani atau
merasa cemas ketika mereka beranjak tua. Takut
ditinggalkan oleh keluarga, takut merasa tersisihkan dan
takut akan rasa kesepian yang akan datang.
◦ Keberadaan lingkungan keluarga dan sosial yang
menerima lansia juga akan memberikan kontribusi
positif bagi perkembangan sosio-emosional lansia,
namun begitu pula sebaliknya jika lingkungan
keluarga dan sosial menolaknya atau tidak
memberikan ruang hidup atau ruang interaksi bagi
mereka maka tentunya memberikan dampak negatif
bagi kelangsungan hidup lansia.
Upaya yang dilakukan Bagi Lansia
a. Pelayanan oleh Pemerintah
 Adanya Panti Sosial Tresna Wreda
 Posyandu Lansia
b. Dimasyarakat
Adanya organisasi dimasyarakat dimana lansia dapat
ikut berpartisipasi
c. Peningkatan Kesehatan (Health Promotion) dan
Pencegahan Penyakit
Continue….
d. Dukungan keluarga
• Menghormati dan menghargai
• Berikap sabar dan bijaksana
• Memberikan kasih sayang, waktu dan perhatian
• Jangan menganggap sebagai beban
• Memberikan kesempatan untuk tinggal bersama
• Mintalah pendapat pada lansia dalam peristiwa-
peristiwa penting
• Membantu mencukupi kebutuhannya
• Memeriksakan kesehatan secara teratur
e. Mengoptimalkan Fungsi Mental
POSYANDU lansia
Posyandu adalah suatu kegiatan masyarakat dalam
upaya pelayanan kesehatan.
Posyandu kesehatan merupakan pusat kegiatan
masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan pada
lanjut usia.
Posyandu Lansia sebagai pelayanan kesehatan
paripurna yang solid dan bertanggung jawab
mempunyai upaya kesehatan paripurna dasar yaitu
upaya yang menyeluruh pada lanjut usia meliputi
peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan.
TUJUAN Pelayanan posyandu lansia

 a. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku positif


dari lansia
 b. Meningkatkan mutu dan derajat kesehatan lansia
 c. Meningkatkan kemampuan para lansia usia untuk
mengenali masalah kesehatan dirinya sendiri dan bertindak
untuk mengatasi masalah tersebut terbatas kemampuan
yang ada dan meminta pertolongan keluarga dan petugas
jika diperlukan.
MANFAAT POSYANDU LANSIA

Meningkatkan Status Kesehatan Lansia


Meningkatan Kemandirian pada lansia
Memperlambat aging process
Deteksi dini gangguan kesehatan pada lansia
Meningkatkan harapan hidup
Kegiatan Kesehatan
di Posyandu Lansia
 Pemeriksaan aktifitas sehari – hari meliputi kegiatan dasar dalam
kehidupan sehari-hari.
 Pemeriksaan status mental
 Pemeriksaan status gizi
 Pengukuran tekanan darah
 Penyuluhan kesehatan
 Kunjungan rumah oleh kader didampingi puskesmas bagi anggota
lansia yang tidak hadir di posyandu.
 Kegiatan olahraga seperti senam lanjut usia.
Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan
 Mekanisme pelaksanaan posyandu lansia dengan sistem 3
tahap (3 meja) yaitu :
1. Tahap Pertama (Meja I)
a. Pendaftaran
b. Penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan
2. Tahap Kedua (Meja II)
a. Pencatatan pada KMS
b. Pemeriksaan dan pelayanan kesehatan
3. Tahap Ketiga (Meja III)
Dilakukan pemberian penyuluhan dan konseling.
Tips Merawat Lansia
1. Tanamkan niat bahwa merawat dan berbuat baik pada
lansia adalah ibadah.
2. Bersabar adalah bekal utama, sebab seringkali semakin tua
lansia menjadi
makin manja dan rewel.
3. Membantu lansia mengatur cara hidupnya dengan baik.
Misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara
seimbang.
4. Lansia sering merasa terasing. Ajaklah mereka melakukan
aktivitas, selama ia masih sanggup. Ajak mereka
beraktivitas positif atau bernilai ibadah semisal pengajian,
olah raga, berkebun, dan sebagainya agar tidak bosan,
tentu disesuaikan situasi dan kondisinya.
5. Bahagiakan dan senangkan lansia dengan
perhatian dan kasih sayang. Untuk itu, sangat
diperlukan keterlibatan seluruh anggota
keluarga dalam merawat mereka.
6. Tetap perhatikan hak orang tua sebagai
pembuat keputusan dan sebagai manusia yang
memiliki keinginan, kebutuhan dan opini/
pendapat.
7. Perhatikan makanannya. Konsumsi lemak harus
disesuaikan dengan kemampuan tubuh,
perbanyak makan buah dan sayur.
8. Biasakan berbincang dari hati ke hati dengan
penyampaian yang baik, sehingga apa yang
menjadi beban perasaan lansia
terkomunikasikan. Jangan lupa beri tanggapan
positif.
9. Tempatkan lansia pada kamar khusus yang
dilengkapi saluran air atau kamar kecil,
sehingga bila sewaktu-waktu mereka buang air
kecil/besar akan lebih mudah.
10. Bersihkan selalu ruangannya untuk menepis
bau yang kurang sedap.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai