Anda di halaman 1dari 86

dr.

Lisna
Tebingtinggi, 6 Januari 1968
Puri Indah Balearjosari 37, kota Malang
listanjung@gmail.com
081391956045

Lulusan FK USU tahun 1997

Puskesmas Kedungkandang,kota Malang


Klinik Hidayatullah, Dau, kab.Malang
Fasilitator eksternal UPT Latkemas Murnajati
Pengurus IDI Cabang Malang Raya
DETEKSI DINI
DAN
PENCEGAHAN KANKER LEHER RAHIM
DENGAN METODE IVA

UPT LATKESMAS MURNAJATI


WHO
• Kanker merupakan jenis penyakit yang menjadi penyebab
kematian utama di dunia.
• Saat ini beban penyakit kanker di dunia meningkat, yaitu
terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian
sebesar 9,6 juta setiap tahunnya
• 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami
kejadian kanker
• 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan meninggal karena
kanker
• Terdapat 396.914 kasus baru dan 234.511 kematian akibat
kanker di Indonesia.
• Kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan
penyakit kanker yang mempunyai angka kesakitan dan
angka kematian terbesar di Indonesia
Globocan 2020 • Kanker payudara menempati urutan pertama jenis kanker
terbanyak dengan angka kejadian 44,0 per 100.000
penduduk dan kematian 15,3 per 100.000 penduduk
• Kanker leher rahim menempati urutan kedua dengan angka
kejadian 24,4 per 100.000 penduduk dan angka kematian
14,4 per 100.000 penduduk.
Penyebab tingginya insiden dan angka kematian
kanker:
• Penanggulangan kanker belum dijadikan prioritas utama
• Rendahnya pengetahuan
• Rendahnya kepedulian
• Faktor sosial ekonomi budaya
• Keterbatasan sumber daya.
• Rendahnya cakupan skrining (penapisan) di satu wilayah dikarenakan
kegagalan upaya skrining.
Untuk mengatasi masalah skrining:
• Dikembangkan suatu metode deteksi dini yang berprinsip ”cost-benefit”
berdasarkan ”evidence-based best practices with limited resources”, sehingga
dapat digunakan di negara berkembang dengan fasilitas kesehatan yang
terbatas/minimal.

• Tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) merupakan suatu metode
skrining kanker leher rahim yang sangat sederhana, ekonomis, mudah,
praktis, dan yang terpenting adalah tes ini memiliki sensitivitas yang baik
sebagai alat deteksi dini kanker leher rahim.

• Metode untuk deteksi dini kanker payudara yang sesuai diterapkan di wilayah
dengan fasilitas terbatas adalah CBE (Clinical Breast Examination) atau
SADANIS (perikSA payuDAra oleh tenaga kliNIS) dan SADARI (Periksa payudara
sendiri)
Strategi penanggulangan kanker

Promosi kesehatan
Perlindungan Khusus
Deteksi dini
Pengobatan sesuai standar
DETEKSI DINI
• Dilakukan untuk menemukan lesi pra kanker serta stadium dini kanker dan tindak lanjutnya.
• Sasarannya adalah perempuan usia 30-50 tahun, yang sudah pernah berhubungan seksual
(untuk deteksi dini kanker leher rahim)
• Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan melalui metode SADARI dan SADANIS, USG
payudara, FNAB, mammografi.
• Deteksi dini kanker leher rahim dilakukan dengan metode IVA, papsmear, tes HPV sesuai
dengan kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan.
• Tindak lanjut deteksi dini kanker leher rahim atau hasil IVA dengan temuan lesi pra kanker
dilakukan dengan krioterapi, TCA, LEEP (Loop Electrosurgical Excision Procedure), LLETZ (Large
Loop Electrocauter of the Transfomation Zone) atau metode lain
penyebab nya…..
PENCEGAHAN

Vaksinasi
Menghindari faktor resiko
Deteksi dini dengan IVA TES/PAPSMEAR
TIGA BAHASAN POKOK

1. Deteksi dini kanker leher rahim dengan


metode IVA
2. Dokumentasi hasil deteksi dini kanker leher
rahim
3. Konsultasi hasil deteksi dini kanker leher
rahim
Tujuan pembelajaran

• Peserta mampu melakukan deteksi dini kanker


leher rahim dengan metode IVA
• Peserta mampu melakukan dokumentasi hasil
deteksi dini kanker leher rahim (dokumentasi
IVA/DoIVA)
• Peserta mampu melakukan konsultasi hasil
deteksi dini kanker leher rahim (TeleDoIVA)
1. DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM
DENGAN METODE IVA

a. Anatomi serviks
b. Proses metaplasia
c. Prosedur
d. Interpretasi hasil tes IVA
2.DOKUMENTASI HASILDETEKSI DINI
KANKER LEHER RAHIM

a. Gatotskopi
b. Kamera digital dengan kecepatan tinggi
c. Telepon selular berkamera
3.KONSULTASI HASIL DETEKSI DINI KANKER
LEHER RAHIM (TeleDoIVA)

a. Portal TeleDoIVA
b. Kordinasi lintas daerah
c. Kordinasi Nasional
Sel kolumnar •Masa embrio (18-20 minggu kehidupan)
•Menghubungkan vagina dan serviks

Digantikan sel skuamosa secara •Masa kanak2 - puber


•Timbul SSK yaitu tempat pertemuan sisa sel kolumnar dengan sel skuamosa
bertahap •Bentuk sebuah garis pertemuan tipis yang ada pada permukaan serviks

Sel skuamosa •Peningkatan hormon estrogen dan progesteron


•Masa puber hingga masa usia subur
•Proses ini disebut metaplasia skuamos, yang terjadi di zona transformasi (Zona-T)
er
P
u
b
a
h
a
n
servik
ya
n
g
t
i
d
ak
b
ias
(a
b
n
o
r
m
al)
se
p
ert
i
d
is
p
lasi
(
C
I
N
)
d
a
n

ka
n
ker,
h
a
m
p
ir
sela
u

m
u
n
c
u
l
d
i
Z
o
n
a-T
k
h
u
s
u
s
n
ya
S
K

K
a
r
e
n
a

i
t
u
,

u
p
a
y
a

p
e
n
a
p
i
s
a
n

s
e
p
e
r
t
i

I
V
A

d
i
a
r
a
h
k
a
n

p
a
d
a

Z
o
n
a
-
T

d
a
n

S
S
K
Masa perubahan sel kolumnar ke
sel skuamosa (masa puber) adalah
masa yang paling rentan terhadap
perubahan serviks yang berkaitan
dengan kanker.
Infe
ksi
HPV

PERUBAHA
N SERVIKS

Hubun
gan
seksual
di usia
muda
PEMERIKSAAN IVA
PERSIAPAN BAHAN DAN ALAT

PERSIAPAN KLIEN

PEMERIKSAAN ABDOMEN

PEMERIKSAAN PANGGUL

TES IVA
 kondom
 Air DTT
 Cucing (2)
 Under pad/alas bokong
 Kapas steril
 Larutan klorin utk dekontaminasi
 Selimut penutup
 Tempat sampah medis/non medis
CARA MEMBUAT • Cuka dapur yang
LARUTAN ASAM
ASETAT 5% mengandung asam asetat
20%
• Total Bagian air =
% konsentrat -1
% larutan
• TB air= - 1= 4-1=3
• 3 bagian air banding 1
bagian konsentrat
PERSIAPAN KLIEN

• Diskusikan tindakan yang akan dilakukan kepada


klien
• Jelaskan apa yang akan terjadi pada saat
pemeriksaan
• Minta klien BAK dan membersihkan daerah
kemaluan sebelum diperiksa
• Ajak klien ke ruang pemeriksaan dan minta untuk
membuka pakaian yang diperlukan
• Bantu klien untuk memposisikan diri di meja
pemeriksaan
PEMERIKSAAN ABDOMEN

• Minta ibu berbaring telentang di meja periksa


dengan lengan di samping tubuh

• Dengan meletakkan sebuah bantal kecil (jika


tersedia) di kepala ibu dan bantal lain di bawah
lututnya dapat membantu ibu melemaskan
otot perutnya. Jangan letakkan kedua tangan
ibu di atas kepala atau terlipat di dadanya. Hal
tersebut dapat menarik dan mengencangkan
otot-otot perut, sehingga palpasi sulit
dilakukan.

• Buka seluruh bagian abdomen, mulai tulang iga


sampai tulang pelvik.

• Lipat paha dapat terlihat, tetapi biarkan daerah


luar genitalia tertutup.
• Permukaan abdomen (rata,
bundar, menggembung atau
tenggelam) INSPEKSI
• Bentuk pusar (umbilikus).
• Pembengkakan atau tonjolan
(hamil, tumor, organ yang
membesar)
• Periksa kulit (warna, parut, striae,
ruam kulit, lesi)
PALPASI ABDOMEN
PALPASI

• Tanyakan apakah klienmengalami nyeri atau keluhan pada


abdomennya.Jika ya,tunjukkan dimana letaknya.Periksa
daerah tersebut terakhir.

• Gunakan tekanan ringan untuk merasakan semua area


abdomen

• Abdomen harus terasa halus dan lembut.

• Pada saat melakukan palpasi abdomen, perhatikan ekspresi


wajah klien dan gerakan tubuhnya sebagai indikasi
kemungkinan adanya ketegangan (tenderness)
• Terus gunakan permukaan jari-jari tangan untuk mempalpasi
seluruh daerah abdomen.

• Gunakan palpasi yang lebih dalam untuk menentukan ukuran,


bentuk, konsistensi, mobilitas dan pergerakan dengan respirasi
massa yang ditemukan.

• Catat adanya massa, daerah yang tegang (tenderness) atau


meningkatnya resistansi otot, dan catat temuan dengan
merujuk pada kuadran abdomen dimana temuan berada.

• Minta klien untuk menarik nafas dalam-dalam untuk membantu


melemaskan dinding abdomen. Saat mengeluarkan nafas, Anda
dapat menekan abdomen lebih dalam.
Identifikasi daerah yang nyeri. Pertahanan atau rigiditas abdomen
yang tak disengaja (resistansi otot) terjadi ketika suatu area
dipalpasi. Jika terdapat nyeri yang lebih parah, klien mungkin
mengalami nyeri lepas. Pada keadaan tersebut klien akan
merasakan nyeri yang tajam, menusuk ketika Anda melepaskan
jari-jari Anda setelah palpasi yang dalam.

Untuk memeriksa apakah terdapat nyeri lepas, lakukan tekan kuat


dan perlahan kemudian dengan cepat lepaskan jari-jari Anda.Nyeri
saat ditekan dan nyeri saat dilepas menunjukkan adanya
abnormalitas di dalam abdomen (mis, penyakit radang panggul
atau kehamilan ektopik).

Bila palpasi yang dalam sulit dilakukan karena obesitas, resistansi


otot atau sebab lain, gunakan dua tangan, dengan satu tangan
bertumpuk pada tangan lainnya.Tekan ke bawah dengan tangan
yang berada di atas sambil melakukan palpasi dengan tangan yang
berada di bawah.
Lakukan VT dengan jari telunjuk dan tengah hingga
menyentuh serviks
Sambil melakukan sedikit tekanan ke bawah
(jauh dari kandung kemih) secara bertahap
masukkan kedua jari sepenuhnya sambil
memutar tangan hingga telapak tangan
menghadap ke atas sampai menyentuh serviks.

Pada titik ini, ibu jari harus menunjuk secara


anterior dengan jari manis dan kelingking
terlipat ke dalam telapak tangan
PALPASI SERVIKS
• Serviks pada ibu yang tidak sedang hamil terasa seperti ujung hidung. Pada saat
hamil serviks lebih lembut, lebih besar dan terasa seperti bibir

• Rasakan ukuran, panjang dan bentuk serviks. Perhatikan posisi dan


konsistensinya.

• Posisi serviks seringkali menunjukkan posisi korpus uteri. Serviks yang


menghadap ke atas biasanya berarti badan uterus mengarah secara posterior
(retrofleksi), sementara serviks yang mengarah ke bawah biasanya berarti
uterus mengarah secara anterior (antefleksi).

• Gerakkan serviks secara lembut dari satu sisi ke sisi lain diantara kedua jari.
Serviks seharusnya dapat bergerak ke tiap sisi tanpa menimbulkan
ketidaknyamanan atau nyeri pada si ibu

• Jika klien merasa nyeri pada saat serviks digerakkan, dapat menjadi indikasi
adanya infeksi pada uterus atau adnexa.
Memeriksa gerakan serviks
PALPASI UTERUS
Untuk merasakan badan uterus, letakkan jari-jari tangan yang
sedang berada didalam panggul pada ruang di belakang serviks
dengan telapak tangan menghadap ke atas . Letakkan tangan yang
lain secara mendatar pada abdomen, di antara umbilikus dan
tulang pubis.

Perlahan-lahan geser jari yang berada diatas abdomen kearah


symphysis pubis, dengan menekan ke bawah dan ke depan (kearah
uterus) menggunakan permukaan jari-jari.

Pada saat yang sama, tekan ke dalam dan ke atas menggunakan


jari tangan yang berada di dalam panggul, berusaha menangkap
uterus diantara jari-jari kedua tangan. Jika uterus bersifat anteversi ,
akan terasa fundus diantara jari-jari kedua tangan, sekitar 2–4 cm di
atas tulang pubis
Saat palpasi uterus,periksa..
• Ukuran: Uterus ibu yang tidak hamil memiliki ukuran panjangn
sekitar 5–8 cm, lebar 3–5 cm dan tebal 2 cm. Jika membesar
dan lunak, pertimbangkan kemungkinan hamil.
• Bentuk: bentuk uterus seharusnya bundar dan menyerupai
buah pear. Jika bentuknya tak beraturan, dapat
mengindikasikan adanya fibroids atau myoma; jika berbentuk
hati dapat mengindikasikan kelainan uterus, seperti uterus
ganda/double.
• Lokasi: uterus harus berada di garis tengah. Jika bagian atas
(fundus) tertekan baik ke kiri atau kanan, hal ini menunjukkan
kemungkinan adanya jaringan parut (adhesi), massa adnexal
(tuba ovarium atau tuba fallopi) atau kehamilan (mungkin
ektopik).
• Konsistensi: uterus terasa halus dan kencang. Jika tidak
semuanya lembut, curigai adanya kehamilan.
• Mobilitas: uterus harus mudah digerakkan secara anterior atau
posterior. Jika uterus bersifat tetap (tidak bergerak), curigai
terjadinya perlengketan (adhesi) atau masalah lain.
• Nyeri (tenderness): biasanya, uterus tidak terasa nyeri bila
digerakan atau dipalpasi. Jika ada rasa nyeri, curigai adanya
infeksi pada kavum uteri (endometritis
PALPASI OVARIUM
Untuk menemukan ovarium kanan, gerakkan jari
telunjuk tangan periksa (tangan yang ada dalam
panggul) persis di bawah dan di samping serviks di
dalam lateral fornix.

Gerakkan tangan yang ada pada abdomen ke sisi yang


sama dan searah dengan uterus . Tekan (secara
posterior) dengan tangan tersebut dan dorong ke
atas (secara anterior) dengan jari tangan periksa.

Dengan lembut temukan jari-jari kedua tangan dan


gerakkan ke arah symphysis pubis.

Ovarium dapat dirasakan bergerak diantara jari-


jari. Pegang ovarium dengan lembut karena tekanan
pada ovarium yang normal dapat menyebabkan rasa
nyeri
Menemukan letak ovarium
POSISI PEMERIKSAAN
INSPEKSI
INSPEKSI
MONS PUBIS (lesi,parasit,iritasi)

INGUINAL (ruam, iritasi)

GENITALIA EXT (discharge, darah, nanah, luka, benjolan)

ANUS (ruam, luka, discharge,benjolan)


PALPASI
PALPASI
• luka
Labia • Kelenjar bartolin
• Benjolan

Kel. schene • Bengkak?


• Bengkak
Urethra • Luka
• Hiperemis
• Posisi (antero,retro)
Portio •

Goyang portio (sakit?)
Permukaan

Adnexa ki/ka •Sakit?


Palpasi bimanual •Massa/benjolan?
Lihat sarung tangan,
ada darah?
INSPEKULO
Inspekulo: portio

 Permukaan
 Warna
 Erosi
 Discharge
 Darah
 massa
 Ovula naboti
 Benang IUD
 SSK
BISA DILAKUKAN IVA TES BILA :
Ada SSK

SSK tampak seluruhnya


IVA TEST
Basahkan kapas lidi dengan larutan asam asetat
Oleskan pada serviks secara merata
Minimal 1 menit

Agar dapat diserap


dan sampai muncul reaksi bercak putih (acetowhite)
IVA POSITIF

PLAK/BERCAK PUTIH

BATAS JELAS TEGAS

TIDAK BERBAYANG

MENYENTUH SSK

KELUAR SSK
IVA POSITIF
KANKER SERVIKS
Sesudah IVA tes dan interpretasi, spekulo
dikeluarkan dan langsung dimasukkan ke dalam
larutan klorin

Anda mungkin juga menyukai