Nama : Yeti
Npm : 2343700310
Kelas : A
01 02
Sistem manajemen Hirarki Dokumentasi
mutu dan sisten
manajemen risiko
03 04
Persyaratan dasar dari Peran apoteker dalam
CPOB QA
Sistem manajemen mutu
Evaluasi Risiko
membandingkan risiko yang sudah diidentifikasi dan
dianalisis terhadap kriteria risiko yang ditentukan. Evaluasi
risiko mempertimbangkan kekuatan bukti dari tiga
pertanyaan dasar di atas .
Pengendalian Risiko
Pengurangan risiko fokus pada proses mitigasi Penerimaan risiko adalah suatu keputusan untuk
atau menghindarkan risiko mutu bila melampaui menerima risiko. Penerimaan risiko dapat
tingkat yang ditetapkan. Pengurangan risiko menjadi sebuah keputusan formal untuk
mungkin termasuk tindakan yang diambil untuk menerima sisa risiko atau hal tersebut dapat
memitigasi tingkat keparahan dan probabilitas menjadi keputusan pasif di mana sisa risiko tidak
ditetapkan. Bagi beberapa tipe kerusakan, bahkan
kerusakan. Proses yang memperbaiki kemampuan
penerapan Manajemen Risiko Mutu terbaik pun
mendeteksi bahaya serta risiko mutu mungkin mungkin tidak dapat menghilangkan risiko secara
dapat juga digunakan sebagai bagian dari strategi keseluruhan. Dalam keadaan seperti ini, mungkin
untuk mengendalikan risiko. Implementasi dapat disetujui bahwa strategi Manajemen Risiko
tindakan pengurangan risiko dapat memunculkan Mutu yang sesuai telah diterapkan dan risiko
risiko baru ke dalam sistem atau meningkatkan mutu tersebut dikurangi sampai pada suatu
signifikansi risiko lain yang ada tingkat tertentu (yang dapat diterima).
Komunikasi risiko
Komunikasi risiko adalah proses berbagi informasi tentang risiko dan
manajemen risiko antara pembuat keputusan dan pihak lain. Pihak terkait
dapat mengomunikasikan pada tingkat mana saja dari proses manajemen mutu.
Keluaran/hasil akhir proses Manajemen Risiko Mutu hendaklah
dikomunikasikan dengan benar dan didokumentasikan (lihat Gambar 1: garis
penuh). Komunikasi mungkin melibatkan pihak yang berkepentingan; misal,
Badan POM dan industri, industri dan pasien, internal perusahaan, internal
industri atau internal Badan POM, dll.
Pengkajian risiko
Keluaran/hasil proses manajemen risiko hendaklah dikaji untuk
memperhitungkan pengetahuan dan pengalaman baru. Ketika proses
Manajemen Risiko Mutu telah dimulai, proses tersebut hendaklah
dilanjutkan untuk digunakan dalam kejadian yang mungkin memberi
dampak pada keputusan awal Manajemen Risiko Mutu, baik kejadian
tersebut direncanakan (misal, hasil pengkajian produk, inspeksi, audit,
pengendalian perubahan) maupun yang tidak direncanakan (misal, akar
masalah dari investigasi kegagalan, penarikan obat). Frekuensi pengkajian
hendaklah didasarkan pada tingkat risiko. Pengkajian risiko dapat termasuk
mempertimbangkan kembali keputusan penerimaan risiko.
Persyaratan dasar CPOB
1. Semua proses pembuatan obat ditetapkan secara jelas, dikaji secara sistematis berdasarkan pengalaman dan terbukti
mampu menghasilkan obat yang memenuhi persyaratan mutu dan spesifikasi yang ditetapkan secara konsiste
2. Tahap kritis dalam proses pembuatan, dan perubahan signifikan dalam proses divalidasi
3. Tersedia semua fasilitas CPOB yang diperlukan
4. Prosedur dan instruksi ditulis dalam bentuk instruksi dengan bahasa jelas, tidak bermakna ganda, dapat diterapkan
secara spesifik pada fasilitas yang tersedia
5. Prosedur dan instruksi dilaksanakan dengan benar dan operator diberi pelatihan untuk menerapkannya
6. Pencatatan dilakukan selama pembuatan baik secara manual dan/atau dengan alat pencatat yang menunjukkan
bahwa semua langkah pembuatan dalam prosedur dan instruksi yang ditetapkan benar-benar dilaksanakan dan
bahwa jumlah serta mutu produk sesuai yang diharapkan
Lanjutan
7. setiap penyimpangan signifikan dicatat dengan lengkap, diinvestigasi dengan tujuan untuk menentukan akar
masalah dan pelaksanaan tindakan korektif dan tindakan pencegahan yang tepat
8. catatan pembuatan termasuk distribusi obat yang memungkinkan ketertelusuran riwayat bets, disimpan dalam
bentuk yang komprehensif dan mudah diakses
9. Cara Distribusi Obat yang Baik memperkecil risiko yang berdampak pada mutu oba
10. sistem penarikan bets obat dari peredaran tersedia
11. keluhan terhadap produk yang beredar dikaji, penyebab cacat mutu diinvestigasi serta tindakan tepat diambil terkait
cacat produk dan pencegahan keberulangan keluhan.
Hirarki Dokumentasi
Dokumentasi yang baik merupakan bagian yang esensial dari sistem pemastian
mutu dan merupakan kunci untuk pemenuhan persyaratan CPOB. Tujuan utama
sistem dokumentasi yang dimanfaatkan haruslah untuk membangun,
mengendalikan, memantau dan mencatat semua kegiatan yang secara langsung atau
tidak langsung berdampak pada semua aspek kualitas obat
Ada dua jenis dokumentasi utama yang digunakan untuk mengelola dan mencatat
pemenuhan CPOB: prosedur/instruksi (petunjuk, persyaratan) dan catatan/laporan.
Pelaksanaan dokumentasi yang tepat hendaklah diterapkan sesuai dengan jenis
dokumen.
Jenis Dokumentasi
Jenis instruksi (petunjuk, atau Jenis Catatan/Laporan:
persyaratan):
● Spesifikasi
● Catatan
● Dokumen produk induk
● Sertifikat analis
● Prosedur
● Protokol ● Laporan
● Perjanjian teknis
Cara Dokumentasi Yang baik
1 2 3
Pencatatan yang ditulis Semua perubahan yang Catatan hendaklah dibuat
tangan hendaklah jelas, dilakukan terhadap atau dilengkapi pada saat
terbaca dan tidak mudah pencatatan pada dokumen kegiatan dilakukan dan
terhapus. hendaklah ditandatangani dan sedemikian rupa sehingga
diberi tanggal; perubahan semua aktivitas yang
hendaklah memungkinkan signifikan mengenai
pembacaan informasi semula. pembuatan obat dapat
Di mana perlu, alasan ditelusuri .
perubahan hendaklah dicatat.
Penyimpanan dokumen
Hendaklah dijelaskan dengan baik catatan mana yang terkait dengan
tiap kegiatan pengolahan dan tempat penyimpanan catatan.
Pengendalian yang aman harus tersedia untuk memastikan integritas
catatan selama periode penyimpanan dan validasi bila diperlukan.
Diperlukan persyaratan khusus untuk catatan bets yang harus disimpan
selama satu tahun setelah tanggal kedaluwarsa bets atau lima tahun
setelah diluluskan bets oleh Pemastian Mutu, yang mana yang lebih
lama
Peran Apoteker Dalam
Departemen QA
Apoteker bagian pemastian mutu (QA) bertugas untuk
memverifikasi seluruh pelaksanaan proses produksi, pemastian
pemenuhan persyaratan seluruh sarana penunjang produksi, dan
pelulusan produk jadi. Dalam hal ini, pemastian mutu adalah suatu
konsep luas yang mencakup semua hal yang akan
mempengaruhimutu dari obat yang dihasilkan, seperti personel,
sanitasi dan higiene, bangunan, sarana penunjang, dan lain-lain.
Secara umum, apoteker sebagai penanggung jawab pemastian mutu memiliki kewenangan
dan tanggung jawab penuh dalam sistem mutu meliputi:
●
● Mengevaluasi/mengkaji catatan bets.
Memastikan penerapan (bila diperlukan,
● Memastikan pemenuhan persyaratan teknik
membentuk) sistem mutu. dan/atau peraturan Badan Pengawas Obat dan
● Ikut serta dalam atau memprakarsai pembentukan Makanan (Badan POM) yang berkaitan dengan
mutu produk jadi.
acuan mutu perusahaan.
● Meluluskan atau menolak produk jadi untuk
● Memprakarsai dan mengawasi audit internal atau penjualan dengan mempertimbangkan semua
inspeksi diri berkala. faktor terkait.
● Memastikan bahwa setiap bets produk jadi telah
● Melakukan pengawasan terhadap fungsi bagian diproduksi dan diperiksa sesuai dengan peraturan
pengawasan mutu yang berlaku di negara tersebut dansesuai dengan
●
persyaratan Izin Edar.
Memprakarsai dan mengawasi audit eksternal (audit
● Tanggung jawab Kepala Pemastian Mutu dapat
terhadap pemasok). didelegasikan, tetapi hanya kepada personel yang
● Memprakarsai dan berpartisipasi dalam program berwenang
validasi.
Terimakasih