(Hasil belajar Syarifatul Marwiyah kepada Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, CBE Guru Besar Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta) Paradigma Multikultural
multimazhab, multialiran: bhineka, majemuk • Kebhinekaan adalah sunnatullah, ‘iron law’ • Paradigma dan praksis multikultural: mengakui dan menghormati keragaman • Paradigma multikultural beralih dari ‘melting pot’ menjadi ‘salad bowl’ • Paradigma dan praksis multikultural dapat ditanamkan sejak dari keluarga, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Masyarakat Muslim Multikultural • Multimazhab dan multialiran sejak masa pasca-Nabi ; • Multibangsa, multietnis, multisuka, multibudaya, multiadat, multibahasa ; • 8 ranah multikultural : Arab, Persia/Iran, Anak Benua India, Nusantara/Asia Tenggara, Sino-Islamic/Asia Timur, Turki, Afrika Hitam, dan Dunia barat; • Setiap ranah memiliki tradisi keislaman dan budaya distingtif; • Ranah multikultural Nusantara memiliki pemahaman dan praksis Islam distingtif-Islam berbunga-bunga; Pendidikan Islam Multikultural
• Lembaga pendidikan Islam kosmopolitan, jaringan ulama
mencakup multietnis, multibangsa, multibudaya, multiagama, multimazhab, dan multialiran; • Lembaga pendidikan Islam multikultural bertumbuh di Makkah, Madinah, Qarawiyyin, Kairo, Qum; • Guru dan murid datang dari berbagai ranah budaya Islam multikultural dengan mazhab dan aliran berbeda; Pendidikan Islam Indonesia Multikultural (1) • Pesantren, pondok atau surau bersifat multikultural dengan keragaman pemahaman dan praksis agama, budaya dan suku bangsa; • Lembaga pendidikan Islam ‘tradisional’ menerima paradigma dan praksis multikultural di lingkungan Nusantara lebih luas; • Lembaga pendidikan Islam ‘tradisional’ dan ‘modern’ juga menerima pembaruan substansi, kelembagaan, manajemen, dan metode pembelajaran. Pendidikan Islam Indonesia Multikultural (2) • Lembaga pendidikan Islam (pesantren, madrasah, sekolah Islam, dan PTAI) pasca-kemerdekaan terfokus pada konsolidasi eksistensial; • Lembaga pendidikan Islam tingkat dasar dan menengah sejak 1970 menerapkan modernisasi; • PTAI sejak 1960 an ekspansi ke berbagai daerah dan kota di Indonesia; ekspansi multikulturlisme; • PTAI menerapkan pendekatan multikultural dalam proses pendidikan; • Kemunculan UIN (pertama Jakarta sejak 2002) membuka penerimaan mahasiswa non-muslim. Pengertian Radikal & Radikalisme • ‘radical’ = (change or action) relating to or affecting the fundamental nature of something, far reaching or thorough; advocating thorough or complete political or social reform; • ‘radicalism’ means political orientation of those favoring revolutionary chage. In political science, radicalism is the belief that society needs to be changed and these changes are only possible through revolutionary means; • ‘religious radicalism’ refers to extremely violent acts in the name of religion. Tipologi Radikalisme
pol dan kekerasan politik; • Radikalisme ekonomi; kesenjangan pendapatan dan penguasaan sumber-sumber ekonomi dan kelas social; • Radikalisme budaya; perbedaan dan disparitas budaya, bahasa, monokulturalisme; • Radikalisme agama (dibahas lebih rinci berikut); Agama dan Radikalisme
I. Radikalisme terdapat hampir dalam semua agama baik ‘agama
samawi’ (Abrahamic religions, Yahudi, Kristani, Islam) maupun ‘agama ardhi/bumi (Hindu, Budha, Shinto); II. Radikalisme terkait agama memiliki sejarah panjang di berbagai bagian dunia; III. Kompleksitas radikalisme agama meningkat di masa modern dan kontemporer, terkait banyak dengan faktor non- agama- ekonomi, politik dsb; Akar Radikalisme Agama; Faktor Internal • Pemahaman literal, ad hoc dan sepotong-potong atas kitab suci atau doktrin tertentu dalam agama; • Paham eskatologis dalam kalangan umat beragama (kiamat, Imam Mahdi, Ratu Adil, Messiah); • Sektarianisme/fanatisme terhadap aliran/faham tertentu yang ada dalam agama; • Konflik kepemimpinan agama; kontestasi kepemimpinan dan pengaruh. Akar Radikalisme Agama; Faktor Eksternal • Politik; ideologi sekuler Negara-bangsa; sekularisme, Darwinisme sosial; ‘religiously unfriendly ideology’ • Ketimpangan power-sharing; dominasi kelompok politik/kelompok agama tertentu; • Ketimpangan ekonomi dan sumber daya; meluasnya kemiskinan dan pengangguran; • Kepincangan hubungan internasional; ketidakadilan terhadap Negara tertentu; • Globalisasi, liberalisasi, demokratisasi; penyebaran paham, ideology dan gerakan trans-nasional. Tipologi Gerakan Radikal Agama
masyarakat sesuai agama (fundamentalisme Kristen AS, jam’ah Tabligh); • Radikalisme politis tapi damai (HTI); • Radikalisme politis violent dan teroristik (sempalan IM, JI, MMI, JAT) Pendidikan Islam Multikultural: Mengatasi Radikalisme ▶ Pendidikan Islam - Sosialisasi pemaham agama moderat (Islam wasathiyah), inklusif dan toleran pada setiap jenjang pendidikan; - Penyiapan guru yang memiliki wawasan multikultural intra- Islam dan antaragama; - Pemberdayaan organisasi ekstra-kurikuler sekolah dan kampus PT; - Pemberdayaan keluarga sebagai lokus pertama penumbuhan paham agama modrat. Mengatasi Radikalisme • Revitalisasi pemahaman agam moderat, ‘jalan tengah’ (wasatiyyah) secara komprehensif; • Pemberdayaan Religious-based Civil Society Organizations untuk penguatan komitmen kebangsaan, kehidupan multikutural; • Penegakan hokum secara tegas dan terukur; • Penciptaan keadilan sosial, ekonomi, dan politik; • Penguatan paham dan ideologi kebangsaan; • Kordinasi antar-Kementrian/lembaga pemerintah; • Penataan hubungan dan keadilan internasional; • Deradikalisasi komprehensif dan intergrated. Terimakasih