. Ekslusivisme
Oleh kelompok: 1
Nama-nama anggota kelompok 1 kelas : E
1. Novita Anthonia Amabi 6. Endang Fina
4. Elty Sery.
9.Rasty nenotek
4. Rimond Bianome
9.Ade Mariska K. Djami
5. Novrida Nullik
Apa itu tipologi tipolar?
Tipologi Tripolar merupakan sebuah istilah yang akrab dengan studi agama-agama,
dan juga berkaitan dengan perkembangan teologi religionum. Tipologi Tripolar
bermaksud memberikan penjelasan terperinci mengenai teologi religionum yang
dimaksudkan tersebut. Tipologi yang dimaksudkan tersebut itu digunakan sebagai
standar didalam studi teologi agama-agama, dan hingga kini masih banyak dipakai
dalam diskursus teologi agama-agama. Tipologi Tripolar digunakan untuk
memetakan beragam pendekatan para teolog dan non-teolog Kristen mengenai relasi
kekristenan dengan agama-agama lain. Pemetaan ini didasarkan pada kesamaan dan
perbedaan cara pandang mereka terhadap agama-agama lain di luar Kristen.
Dalam tipologi tipolar, tipe-tipe dalam Alkitab dianggap sebagai
gambaran atau bayangan dari sesuatu yang lebih besar atau
yang akan datang di masa depan. Tipe-tipe ini kemudian
dihubungkan dengan pemenuhan atau penggenapannya dalam
peristiwa atau tokoh yang terkait.
Contohnya, dalam Perjanjian Lama, peristiwa korban-korban
dalam kehidupan bangsa Israel dianggap sebagai tipe dari
pengorbanan Kristus dalam Perjanjian Baru. Pendekatan
tipologi tipolar ini menganggap ada hubungan yang bermakna
antara tipe dan antitipe (pemenuhan). Ini memungkinkan
pemahaman yang lebih dalam tentang rencana keselamatan
Allah dan keterhubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru dalam Alkitab.
Alan Race
Perlu diketahui bahwa Tipologi Tripolar sebagaimana
disebutkan diatas dipopulerkan oleh Alan Race
merupakan pribadi yang banyak terlibat dalam
pemikiran teologi agama-agama. Dan sebagaimana yang
sudah disebutkan dalam bagian pendahuluan tulisan ini,
bahwa Race menjadi begitu terkenal karena kajian
Tipologi Tripolarnya, yaitu:
Eksklusivisme, Inklusivisme dan Pluralisme.
Ekslusivisme
Apa itu ekslusivisme?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
Eksklusivisme berarti paham yang mempunyai
kecenderungan untuk memisahkan diri dari masyarakat.
Istilah eksklusivisme itu terdiri dari dua kata, yaitu:
eksklusif, yang artinya terpisah dari yang lain atau yang
khusus, dan kata isme, yang berarti paham. Dalam
pemahaman sehari-hari, ekslusivisme dapat dipahami
sebagai sebuah sikap yang memisahkan diri dan
membentuk komunitasnya serta hidup didalamnya dengan
konsep dan paham yang diyakininya.
Ekslusivisme
Eksklusivisme adalah pandangan atau sikap yang meyakini
bahwa hanya satu keyakinan, agama, atau ideologi yang benar dan
memiliki akses eksklusif ke kebenaran atau keselamatan. Dalam
konteks agama, eksklusivisme berarti keyakinan bahwa hanya satu
agama atau kepercayaan yang benar dan semua yang lain
dianggap salah atau tidak valid.
Penganut eksklusivisme cenderung mempertahankan keyakinan
mereka sebagai satu-satunya jalan yang benar dan menolak atau
menganggap tidak valid keyakinan atau agama lain. Mereka
mungkin percaya bahwa hanya dengan mengikuti keyakinan
mereka, seseorang dapat mencapai keselamatan, kebenaran, atau
tujuan spiritual yang diinginkan.
Jadi tidak ada keselamatan di luar Yesus. Alkitab adalah kebenaran
mutlak, diluar kekristenan tidak ada kebenaran mutlak dan tidak ada
keselamatan. Jadi bagi penganut eksklusivisme, pengakuan terhadap
kebenaran atau kuasa penyelamatan dari agama atau tokoh agama lain
merupakan suatu tamparan terhadap muka Allah, suatu pencemaran
terhadap apa yang telah dilakukan Allah dalam Yesus. Walaupun gereja-
gereja eksklusivif mau berdialog dengan umat percaya lainnya, namun
dialog semacam ini sering dimengerti hanya sebagai alat untuk membuat
orang bertobat.
Dalam hal ini juga berdasarkan dasar eksklusivisme yang menekankan
. bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya Juruslamat dan menempatkan
gereja selaku pusat keselamatan yang tergurat jelas dengan kalimat extra
ecclesiam nulla salus (di luar gereja tidak ada keselamatan), maka ada
dua bagian model Eksklusivisme, yaitu:
Pengertian ekslusivisme menurut para ahli
Th. Sumartana Th. Kobong Paul kniter
menolak kebenaran atau validitas agama lain dapat menciptakan jarak dan