Anda di halaman 1dari 34

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS

ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN Oleh : Komarudin
UNIVERSITAS SEBELAS MARET Pembimbing :.dr Yudhi Hajianto Nugroho Sp.PD .MKES
2021
2

IDENTITAS
PRESENTATION TITLE

JURNAL
Penerbit
International Journal of Clinical Practice .
Waktu Publikasi
2020
Peneliti
Ayşe Merve Ata.MD, Murat Kara.MD, Timur Ekiz.MD,
Özgür Kara.MD, Mehmet Ali Culha.Md, et al
Latar Belakang
PRESENTATION TITLE

• Hipertensi dan sarcopenia tampaknya menjadi dua masalah pada penuaan.

• Hipertensi menyebabkan penyakit kardiovaskular dan kematian, dengan prevalensinya secara


keseluruhan sekitar 45% dan mencapai >60% pada orang dewasa berusia >60 tahun

• Sedangkan Sarcopenia dimana hilangnya massa dan fungsi otot yang merupakan masalah
kesehatan masyarakat global pada lanjut usia dengan prevalensi 10% pada usia 60 tahun

• Renin-Angiotensin System (RAS) dan penggunaan terapi angiotensin converting enzyme


(ACE) inhibitors telah menjadi perhatian utama untuk mengeksplorasi apakah sarkopenia pada
individu hipertensi dan atau berbagai antihipertensi dapat berdampak terjadinya sarkopenia.
Dimana RAS adalah pengatur utama tekanan darah dan juga mengatur massa otot. Serta
peningkatan kadar angiotensin II (Ang-II) diketahui menyebabkan beberapa kondisi seperti
resistensi insulin, atrofi, dan fibrosis otot.

3
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengeksplorasi frekuensi sarcopenia pada pasien
dengan hipertensi dan untuk menyelidiki hubungan antara
penggunaan ACE inhibitor dan sarcopenia.

4
METODE PENELITIAN
Participants
• Sebanyak 272 orang dewasa yang tinggal di komunitas (≥45 tahun)
yang dirawat di klinik rawat jalan kedokteran fisik dan rehabilitasi
dari rumah sakit universitas perawatan tersier direkrut.

Analisis statistic
• Metode cross sectional study
• Statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS 23.
• Signifikansi statistik ditetapkan pada p<0,05.
KRITERIA PENELITIAN

Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi


1. (≥45 tahun) 1. Subyek yang memiliki penyakit
2. Dirawat di klinik rawat jalan neuromuskular atau rematik,
kedokteran fisik dan riwayat Pembedahan ortopedi
rehabilitasi dari rumah sakit dan keterbatasan mobilitas
universitas perawatan tersier menggunakan alat bantu
3. Pasien terdaftar dan menyetujui
penelitian

9/3/20XX 6
Pengukuran ultrasonografi
• Ketebalan otot paha anterior diukur dengan USG.
• Pengukuran dilakukan antara fasia luar rektus femoris dan periosteum
femur
Kekuatan cengkeraman dan evaluasi kinerja

• Kekuatan genggaman diukur dengan dinamometer Jamar (Baseline


Hydraulic Hand dynamometer Irvington, NY, USA).

• Untuk evaluasi kinerja dengan menggunakan chair stand test


(CST),pengukuran kecepatan berjalan,dan durasi waktu (antara awal dan
akhir) diukur dengan kronometer dan diubah menjadi m/s.
• Tiga pengukuran untuk tes kinerja diperoleh dan nilai rata-rata diambil ke
dalam analisis.
Diagnosa Sarkopenia

• Massa otot yang rendah didiagnosis dengan adanya nilai sonographic


thigh adjustment ratio (STAR) yang rendah

• Sedangkan sarkopenia didiagnosis jika nilai STAR rendah digabungkan


dengan kekuatan otot yang rendah dan/atau kinerja fisik yang rendah
juga.

• Nilai cut-off diambil sebagai 1,0 dan 1,4 untuk STAR dan 19 kg pada
wanita dan 32 kg pada pria untuk kekuatan cengkeraman. Nilai cut-off
adalah 1,00 m/s untuk kecepatan berjalan dan 12 detik untuk CST pada
kedua jenis kelamin.
HASIL
PENELITIAN

Secondary Outcome

10
HASIL
PENELITIAN

Primary Outcome

11
Sarcopenia dengan obat anti hipertensi

• Analisis sub kelompok dewasa > 65 th dengan hipertensi (N=90)


mengungkapkan bahwa :
• Sarkopenia (N=34 pasien, 37,8%) (p=0,003) pada pasien yang
menggunakan ACE inhibitor (2/23 pasien, 8,7%) dibandingkan
mereka yang menggunakan angiotensin receptor blocker (ARB)
(19/39 pasien, 48,7%) dan obat antihipertensi lainnya (yaitu alfa/beta
blocker, diuretik, calcium channel blocker) (13/28 pasien, 46,4%)

15
DISKUSI
• Studi ini menunjukkan bahwa sarcopenia (32,2% vs 7,8%) lebih umum
pada dewasa >65 th dengan hipertensi bila dibandingkan dengan pasien
normotensif. Dimana Hipertensi meningkatkan (6,5 kali) risiko sarkopenia
pada orang dewasa yang lebih tua. Menariknya, penggunaan ACE inhibitor
untuk hipertensi tampaknya mencegah perkembangan sarkopenia.

• Studi terbaru (pada 166 orang dewasa yang lebih tua dengan usia rata-rata
77,2 tahun) mengevaluasi prevalensi sarkopenia dengan
mempertimbangkan 99 variabel,dimana usia, hipertensi arteri
sistolik,penilaian gizi, jumlah penyakit kronis dan kadar natrium darah
dilaporkan menjadi penentu sarkopenia.
17
• Dalam penelitian sebelumnya, hubungan antara sarkopenia dan hipertensi
telah dievaluasi berdasarkan pengukuran massa otot total.Namun, pada
penelitian menggunakan paha anterior.

• Mekanisme Sarcopenia yang tinggi pada dewasa >65 th disebabkan


aktivasi RAS yang meningkatkan tingkat sirkulasi dari Angiotensin II
yang pada gilirannya, dapat berkontribusi pada perkembangan sarkopenia
dan hipertensi.

18
• Aktivasi reseptor mineralokortikoid juga menyebabkan hilangnya miosit
jantung dan otot rangka secara progresif karena apoptosis pada gagal
jantung yang merupakan proses yang menyerupai sarkopenia.

• Hipertensi memiliki efek pada fungsi fisik juga, dimana kecepatan


berjalan yang rendah telah dikaitkan dengan kecepatan berjalan tidak
hanya melalui kelainan white matter pada sistem saraf pusat tetapi juga
karena aterosklerosis pada arteri perifer.

19
• CST(chair stand test) yang rendah lebih umum pada pasien hipertensi
lebih tua,dimana CST dapat lebih bermanfaat daripada tes kekuatan
otot untuk deteksi dini sarkopenia.

• Active classical RAS axis memiliki efek merusak pada otot


rangka.Oleh karena itu, penghambatannya penting dalam pengobatan
pada beberapa patologi yang mempengaruhi otot rangka (misalnya
resistensi insulin, atrofi otot, fibrosis, dll.)

20
Penelitian lain mengenai sarcopenia dan Ace inhibitor
• Dalam kohort Women's Health and Aging Study, penggunaan ACE inhibitor
secara terus-menerus telah terbukti memberikan dampak yang menguntungkan
pada kecepatan berjalan dan kekuatan otot ekstensor lutut setelah follow-up
selama 3 tahun

• Dalam sebuah studi Kesehatan, Penuaan dan Komposisi Tubuh pasien yang
menggunakan ACE inhibitor memiliki massa otot ekstremitas bawah yang lebih
tinggi daripada mereka yang menggunakan obat antihipertensi lainnya

• Penelitian lain mengatakan ACE inhibitor tampaknya bersifat preventif terhadap


perkembangan sarkopenia.Penjelasan yang mungkin adalah bahwa ACE inhibitor
meningkatkan pembentukan bradikinin (vasodilator kuat) yang meningkatkan
aliran darah otot, pengambilan glukosa dan hipertrofi melalui reseptor tipe 2.

21
BATASAN PENELITIAN

PRESENTATION TITLE
LIMITASI
• Subjek penelitian dalam
skala kecil

22
KESIMPULAN

PRESENTATION TITLE
Sarkopenia sangat lazim (sekitar satu dari tiga) pada orang dewasa yang lebih
tua (≥65 th) dengan hipertensi dan di antara banyak obat antihipertensi, ACE
inhibitor tampaknya memiliki efek yang menguntungkan pada kedua gangguan
tersebut.

SARAN
Diperlukan Uji coba studi longitudinal lebih lanjut dalam skala yang lebih besar

23
CRITICAL APPRAISAL

PRESENTATION TITLE
CROSS SECTIONAL

24
9/3/20XX 33

PRESENTATION TITLE

TERIMA
KASIH
9/3/20XX 34

PRESENTATION TITLE

Click icon to add picture

Click icon to add picture

Click icon to add picture


Click icon to add picture

Anda mungkin juga menyukai