Anda di halaman 1dari 126

Metodelogi Penelitian

Kuantitatif Deskriptif
Pertamuan 2
Cara Memperoleh Pengetahuan
 Pengalaman
 Logika
 Intuisi
 Ex post facto
 Otoritas (tergantung pendapat penguasa)
 Wahyu
MAN IS CURIOUS PEOPLE
HASRAT INGIN TAHU
(CARI KEBENARAN)

ILMIAH

NON ILMIAH LOGIKA


= KEBETULAN PENALARAN
= AKAL SEHAT (COMMON SENSE) PENGEMB. TEORI
= WAHYU
= INTUISI
= TRIAL AND ERROR
= SPEKULASI
= KEWIBAWAAN/OTORITAS
Rancangan Penelitian:
Problems dan Landasan Teori
HASIL PENELTIAN Metodologi Penelitian
Rancangan
PENDEKATAN ILMIAH ------ PROSES BERPIKIR ILMIAH
- MERUMUSKAN MASALAH
- MERUMUSKAN HIPOTESIS
- MENGUMPULKAN DATA
- ANALISIS DATA
- PEMBUKTIAN HIPOTESIS

BERPIKIR ILMIAH -------MENCARI KEBENARAN


ILMIAH:

A. KEBENARAN KOHERENSI -------------------- DEDUKTIF


B. KEBENARAN KORESPONDENSI ------------ INDUKTIF
C. KEBENARAN PRAGMATIS --------------NILAI PRAKTIS/
KEGUNAAN
CARI KEBENARAN METODE ILMIA
CIRI: SERUPA,
KONSISTEN,
OBYEKTIF

LOGIKA
APLIKASINYA LANDASAN TEORI
METODOLOGI PENELITIAN

PROSES YG BERLANGSUNG MELALUI PENELITIAN ILMIAH

DILAKSANAKAN DALAM BENTUK/MELALUI PENELITIAN,


YG METODENYA TUNDUK PADA HUKUM –HUKUM LOGIKA (DEDUKSI DAN
INDUKSI)

PROSES/SIKLUS
PENELITIAN
RISET

LANDASAN TEORITIK DAN METODOLOGI

PELAKSANAAN
PROBLEM TO GET ANSWER
searching for the true

RAGU-RAGU
BER-TANYA 2 FOR AN ANSWER
RUANGLINGKUP DAN SIFAT
PROSES PENELITIAN PENDIDIKAN
GEJALA
Pendidikan/ PENELITI
Kependidikan

KONDISI OBYEKTIF
AGGAPAN DASAR
LANDASAN TEORI

TUJUAN MELAKUKAN
JENIS PENELITIAN PENELITIAN
1. Penelitian murni 1. EKSPLORATIF
2. DESKRIPTIF
2. Penelitian Lapangan
3. VERIVIKATIF
4. DEVELOPMENT
TEORI DAN HIPOTESIS
• THE TRADITIONAL IMAGE OF SCIENCE

RESEARCH PROBLEM

THEORITICAL
UNDERSTANDING

HYPOTHESIS
PROSES PENELITIAN

PENELITIAN Gejala sosial Anggapan Dasar


PENELITI dlm masyarakat Landasan Teori LBM
Kondisi Obyektif

Masalah

Tujuan Pen

Fokus Obyek Tujuan


LBM Penelitian Sumber Data Penelit.
Penelitian Subyek Kualit.
Jenis-Jenis Penelitian Pada Umumnya
Penelitian Labolatorium
Berdasar Penelitian Perpustakaan
tempatnya
Penelitian Lapangan, dll.

Penelitian Ilmu-Ilmu Alam

Penelitian Pendidikan
Berdasar
Bidang
Ilmu Penelitian Pendidikan Islam

Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial


Berdasar Penelitian Dasar (Basic Research)
Penerapan Pencarian terhadap sesuatu karena
nya ada perhatian dan keingintahuan
terhadap hasil suatu aktivitas.
Penelitian ini bertujuan untuk
menemukan, mengembangkan, dan
menguji ilmu.

Penelitian Terapan (Applied Research)

Penelitian yang bertujuan untuk memecahkan


masalah praktis tertentu. Penelitian ini merupakan
aplikasi baru dari penelitian yang sudah ada.
Penelitian Eksploratif
Berdasar Dilakukan jika pengetahuan suatu gejala kurang
Sifatnya sekali atau belum ada

Penelitian Deskriptif
Penelitian untuk memberikan data yang seteliti
mungkin dengan menggambarkan gejala tertentu

Penelitian Eksplanatoris/Verivikatif
Penelitian yang dimaksudkan untuk menguji
hipotesis-hipotesis tertentu

Penelitian Development
Penelitian yang dimaksud untuk melakukan
Eksperiment suatu gejala, Pengembangan suatu
gejala, dan Tindakan/Action suatu gejala
Berdasar Bentuknya

Diagnostik
Penelitian untuk mendapatkan
keterangan mengenai sebab-sebab
terjadinya suatu gejala tertentu
Preskriptif
Penelitian untuk mendapatkan saran-saran dalam
mengatasi masalah tertentu
Evaluatif
Penelitian yang dilakukan untuk menilai program-program
yang dijalankan
Berdasar Pendekatan
Filosofis dan disiplin Ilmu
(terkait dengan data)

Penelitian Kualitatif
Penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku,
persepsi, tindakan, dll, secara holistik dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan naratif pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Penelitian Kuantitatif
Penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan, meramalkan,
mengontrol fenomena melalui pengumpulan data terfokus dari data
numerik
Perbedaan penelitian kualitatif dan
penelitian kuantitatif

Aspek Kuantitatif Kualitatif


1. Maksud Membuat deskripsi obyektif Mengembangkan pengertian
tentang fenomena terbatas tentang individu dan
dan menentukan apakah kejadian dengan
fenomena dapat dikontrol memperhitungkan konteks
melalui beberapa intervensi yang relevan

2. Tujuan Menjelaskan,mengontrol,mer Memahami fenomena sosial


amalkan fenomena melalui melalui gambaran holistik
pengumpulan data terfokus dan
dari data numerik. memperbanyak_pemahaman
yang mendalam.
Aspek Kuantitatif Kualitatif

3. Pendekatan Deduktif, bebas nilai (obyektif), Induktif, berisi nilai-nilai


terfokus, dan berorientasi pada (subyektif), holistik, dan
tujuan. berorientasi pada proses.
4. Model Penemuan fakta sosial tidak Upaya generalisasi tidak dikenal
penjelasan berasal dari persepsi subyektif karena perilaku manusia selalu
dan terpisah dari konteks. terikat konteks dan harus
diinterpretasikan kasus-perkasus.
5. Metode Terstruktur, formal, ditentukan Historikal, etnografis dan studi
terlebih dahulu, tidak luwes, kasus.
dijabarkan secara rinci terlebih
dahulu sebelum penelitian
dilakukan.
Aspek Kuantitatif Kualitatif

6. Pengukuran Deduktif, bebas nilai (obyektif), Induktif, berisi nilai-nilai


terfokus, dan berorientasi pada (subyektif), holistik, dan
tujuan. berorientasi pada proses.

7. Data Random/acak: dimaksudkan Naratif, deskriptif, dalam kata-


dalam sampel yang dianggap kata mereka yang diteliti,
mewakili. dokumen pribadi, catatan
lapangan, artifak, dokumen
resmi, video.

8. Analisis data Deduktif, secara statistik. Induktif, model-model, teori,


Terutama menghasilkan data konsep, metode perbandingan
numerik yang biasanya tetap. Biasanya data dianalisis
dianalisis secara statistik. Data secara deskriptif yang sebagian
kasar terdiri dari bilangan dan besar berasal dari wawancara
analisis dilakukan pada akhir dan catatan pengamatan.
penelitian.
PERBEDAAN KUANTITATIF & KUALITATIF

Kuantitatif Kualitatif

Inferensial Kasus

Variabel Fokus Masalah

Eksplanatif Eksploratif

Mengukur data Mengungkap fakta

Inst. Baku Peneliti sbg Instrumen

Analisis Data Pemaknaan Data/Informasi

Tema Umum Tema Khas


Metode Ilmiah

Rumusan Masalah

Koherensi
Ilmu Pengetahuan Kerangka Berpikir
Deduktif

Pragmatis

Hipotesis

Korespondensi
Induktif
Diterima Pembuktian Ditolak
Hipotesis
Karakteristik Penelitian

 Dapat diulang kembali (hasil sama)

 Terdapat sistem yang “Selfsealing”


yang menghindarkan peneliti dari
pengambilan keputusan yang salah

 Proses berdasarkan logika, empirik dan


deduktif, serta objektif.
Sikap Peneliti

 Skeptik (tidak begitu saja percaya


sebelum diverifikasi)
 Objektif dan tidak memihak manapun
 Selalu berdasarkan fakta, bukan nilai
(value)
 Selalu berusaha untuk bekerja secara
sistematik, teori adalah tentatif.
 DALAM PENELITIAN, DIKENAL VARIABEL
 DATA ---------------- KARAKTERISTIK TERTENTU
 VARIABEL --------- KARAKTERISTIK YANG DAPAT DINYATAKAN
DENGAN NILAI YANG BERBEDA-BEDA

 CONTOH: SEKELOMPOK KARYAWAN DAPAT BERBEDA DALAM:


JENIS KELAMIN, TINGGI BADAN, KECERDASAN, SIKAP, PRESTASI
KERJA, SEMANGAT KERJA, KEPUASAN, KEMAMPUAN, KOMITMEN,
KINERJA, MOTIVASI, DLL.

 KONSTANTA -------- SUATU KARAKTERISTIK YANG DIMILIKI SAMA


OLEH SETIAP KELOMPOK

 CONTOH:
SEMUA MAHASISWA MP YANG DUDUK DI KELAS A
KELAS A --------- KONSTANTA
Variabel adalah konsep yg mempunyai variasi nilai

Secara konsep variabel dibagi atas variabel faktual dan variabel


konseptual

Variabel dapat dibagi atas variabel kontinum dan variabel


diskontinum

Berdasarkan skala pengukurannya, variabel dapat dibedakan


atas :
- Nominal
- Ordinal
- Interval/rasio
 VARIABEL DAPAT DIBEDAKAN DALAM DUA KATEGORI:
A. VARIABEL KONTINU
B. VARIABEL DISKRIT

 DALAM PENELITIAN, DIKENAL ISTILAH VARIABEL BEBAS DAN


VARIABEL TERIKAT
 VARIABEL BEBAS,DIKONTROL OLEH PENELITI DAN DIMANIPU-
LASI SESUAI DENGAN TUJUAN PENELITIAN
CONTOH: PENGARUH KEPEMIMPINAN, PENGAMBILAN
KEPUTUSAN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI
VARIABEL BEBAS, ADA YANG HANYA SEKEDAR DIKLASIFIKASI-
KAN
CONTOH: METODA MENGAJAR (NON MP)

 VARIABEL TERIKAT --------- MERUPAKAN ATAU DIANGGAP


SEBAGAI PRESUMED KONSEKUENSI DARI VARIABEL BEBAS
VARIABEL INILAH YANG (DIANGGAP) DIPENGARUHI OLEH
VARIABEL BEBAS
PENGGOLONGAN JENIS PENELITIAN
Berdasarkan paradigma/pendekatan :
- Penelitian kuantitatif
- Penelitian kualitatif

Berdasarkan fungsi dan tujuan :


- Penelitian dasar
- Penelitian terapan
- Penelitian evaluasi
- Penelitian pengembangan

Berdasarkan jenis metode :


- Survei korelasional
- Survei komparatif
- Eksperimen
- Action research
- Grounded research
Penelitian menurut Pendekatan
1. Penelitian Survey
Kerlinger, penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun
kecil, data diambil dari sampel untuk generalisasi.

2. Penelitian Ex Post Facto


Untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut
ke belakang melalui data tsb. untuk menemukan faktor-faktor yang
mendahului atau menentukan sebab-sebab atas peristiwa yang
diteliti.

3. Penelitian Eksperiment
Penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu
terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara
ketat. Metode eksperiment yaitu, pre experimental, true
experimental, factorial, dan quasi experimental (Tuckman). Pada
umumnya dilakukan di laboratorium.
4. Penelitian Naturalistik
Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alami. Teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), data yang dihasilkan bersifat deskriptif
dan analisis data dilakukan secara induktif. Penelitian ini
menekankan makna (kualitatif).

5. Policy Research (Penelitian kebijakan)


Dilakukan terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar
sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat
keputusan untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan
masalah. Tepat untuk perencana dan perencanaan.

6. Action Research
Tujuan utama penelitian ini untuk mengubah situasi, perilaku,
organisasi termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja dan
pranata.
7. Penelitian Evaluasi
Evaluasi sebagai penelitian berarti berfungsi untuk
menjelaskan fenomena. Penelitian evaluasi formatif
menekankan pada proses untuk meningkatkan program atau
produk, dan evaluasi sumatif menekankan pada efektivitas
pencapaian program yang berupa produk tertentu. (Kidder)

8. Penelitian Sejarah
Berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-
kejadian yang telah berlangsung di masa lalu. Penelitian
sejarah terutama digunakan untuk menjawab pertanyaan
tentang kapan kejadian berlangsung, siapa pelakunya dan
bagaimana prosesnya.

Menurut Tingkat Eksplanasi:


Deskriptif, komparatif, dan Asosiatif.

Menurut jenis data:


Kuantitatif dan kualitatif.
PENELITIAN DESKRIPTIF

Jenis penelitian yang memberi gambaran atau uraian atas suatu


keadaan sejernih mungkin, tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang
diteliti

Ciri-ciri Penelitian deskriptif:


• Berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat itu
• Menguraikan satu variabel, jika ada beberapa variabel, maka
dilakukan satu persatu
• Variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan
(treatment)

Metode: Survey
1. Cross-sectional survey
2. Longitudinal survey
PENELITIAN MEMBANDINGKAN (EKSPERIMENT)

Jenis penelitian yang memberikan penjelasan tentang “alasan


mengapa”. Hubungan sebab akibat dapat diketahui karena
peneliti dimungkinkan untuk melakukan perlakuan (treatment)
terhadap obyek penelitian.

Tiga jenis variabel pada eksperiment:


1. Variabel independen (bebas) yang memberikan perlakuan
2. Variabel dependent yang dipengaruhi variabel independent
3. Variabel confounding (Variabel yang tidak diharapkan
mempengaruhi variabel dependen tetapi dapat
mempengaruhi variabel dependen. Variabel ini perlu
dikendalikan.
Dua macam variabel confounding:
* Variabel intervening (yang tidak dapat diukur secara
langsung, misal: kegugupan, kelelahan, motivasi, dll)
* Variabel ekstraneous (yang dapat diukur secara langsung,
seperti umur, tingkat pendidikan, dll)
PENELITIAN KORELASI
Jenis penelitian mencoba melihat hubungan antara beberapa variabel
sebagaimana adanya tanpa ada perlakuan. Melihat apakah mungkin
perubahan satu variabel berhubungan dengan perubahan vaiabel
lainnya.

Dua macam variabel:


• Varibel Prediksi. Variabel yang digunakan untuk memprediksi
perubahan pada variabel yang satu
• Variabel Kriteria. Variabel yang berubah sesuai dengan
perubahan pada variabel prediksi. Setiap ada perubahan pada
variabel prediksi, variabel kriteria juga diharapkan berubah.

Kelemahan: Tidak bisa menjawab “mengapa demikian”. Dengan


kata lain,tidak bisa menunjukkan hubungan sebab akibat.
MASALAH PENELITIAN

 MASALAH ----------- diperoleh dari kehidupan sehari-hari karena


menjumpai hal-hal yang aneh atau didorong oleh keinginan
meningkatkan hasil kerja

 SUMBER MASALAH:
1. Diri sendiri
2. Membaca buku (deduksi teori)
3. “Diberi” oleh orang lain
4. Sumber non kependidikan

 KESULITAN DALAM MENGHADAPI MASALAH:


1. Cara memecahkan masalah metodologik
2. Kekurangan fakta-fakta material
Contoh Rumusan Masalah Kuantitatif
(Korelasional/Hubungan)
Contoh Penelitian Korelasional 2 Variabel Bebas dengan 1 Variabel
Terikat

HUBUNGAN ANTARA IMBALAN DAN LINGKUNGAN KERJA


DENGAN KINERJA PADA KEPALA SMP SWASTA KOTA
DEPOK.

1. Apakah terdapat hubungan antara imbalan dengan kinerja?


2. Apakah terdapat hubungan antara lingkungan kerja dengan
kinerja?
3. Apakah terdapat hubungan antara imbalan dan lingkungan
kerja secara bersama-sama dengan kinerja?
Konstelasi Masalah Hubungan

X1

X2

1. Hubungan antara X1 dengan Y


2. Hubungan antara X2 dengan Y
3. Hubungan bersama-sama antara X1 dan X2 dengan Y
Pengaruh

Dengan 3 Variabel ------- X1, X2, dan X3

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP


KOMITMEN ORGANISASI

1. Apakah terdapat pengaruh langsung kepemimpinan terhadap


kepuasan kerja?
2. Apakah terdapat pengaruh langsung kepuasan kerja terhadap
komitmen organisasi?
3. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung kepemimpinan terhadap
komitmen organisasi melalui kepuasan kerja?
Model Hipotetik (Pengaruh)

X1
3

X3
X3
1 3/4

2
X2

X1 = Kepemimpinan
X2 = Kepuasan Kerja
X3 = Komitmen Organisasi

Pengaruh Langsung
Pengaruh tidak langsung
Model Hipotetik (Pengaruh)

1 2
X1 X2 X3

X1 = Kepemimpinan
X2 = Kepuasan Kerja
X3 = Komitmen Organisasi

Pengaruh Langsung
dan tak langsung
TUGAS KELOMPOK:

1. Tentukan 2 variabel bebas (X1 dan X2)


dan 1 variabel terikat (Y) atau X3
2. Buat kajian teorinya lengkap dengan
sintesisnya.
3. Buat Definisi Konseptual dan Definisi
Operasionalnya
4. Buat Kisi-kisi instrumennya.
5. Susun instrumen penelitiannya.
Contoh Rumusan Masalah Kualitatif
Contoh berikut yaitu penelitian M. Junus Melalatoa yang berjudul
“Meneliti Pembangunan Masyarakat Desa Gayo di Aceh Tengah”
dalam Kuntjaraningrat dan Donald K. Emmerson, ed., (1985: 22-23).

Masalah Penelitian:

Mulai akhir triwulan pertama tahun 1974 saya diberi kesempatan oleh
Universitas Indonesia untuk melakukan penelitian di daerah pedesaan Gayo,
Aceh tengah, selama masa satu tahun. Adapun yang menjadi masalah pokok
dalam penelitian ini adalah, meneliti bagaimana faktor-faktor sosial-budaya
mempengaruhi kemakmuran masyarakat desa di daerah ini. Di Samping itu
saya harus berusaha menghimpun sebanyak mungkin data-data etnografis
yang memang sejak deskripsi-etnografis dari C.Snouck Hurgronye Het
Gayoland en Zijn Bewoners (1903) yang sangat kurang lengkap itu, sepanjang
pengetahuan saya belum pernah dilukiskan secara menyeluruh. Masalah
pokok penelitian sudah tentu terlebih dahulu memerlukan perumusan dari
konsep “kemakmuran”, yang sebenarnya bersifat sangat relatif. Konsep
kemakmuran untuk keperluan penelitian ini, saya dasarkan atas pendirian
bahwa orang bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer dalam hal
meningkatkan mutu hidupnya.
Kebutuhan primer dalam kehidupan sehari-hari dari orang
pedesaan Gayo saya ukur dengan metode penelitian anggaran
rumah tangga dari dua sampel rumah tangga petani, dari dua
buah desa yang diperkirakan berbeda kemakmurannya.
Anggaran rumah tangga mengandung unsur-unsur anggaran
penerimaan dan pengeluaran rumah tangga di desa-desa
yang diteliti itu pada khususnya atau di daerah Gayo pada
umumnya, diperlukan adanya unsur-unsur berupa hasil
pertanian ialah hasil sawah, hasil ladang empus seperti kopi,
tembakau, buah-buahan, palawija, kayu api dan lain-lain.
Penerimaan dari pekerjaan sebagai buruh ialah upah, uang
lembur dan lain-lain, atau sebagai pegawai, misalnya gaji,
uang lembur, rumah instansi, kendaraan dinas, memburuh
(tung-upah), guru pengajian, mendukun (guru kampung).
Penerimaan rumah tangga yang lain berasal dari
pemeliharaan ternak, menangkap ikan, usaha dagang, hadiah
atau pemberian, hasil kerajinan, memberi pertunjukan,
menang lotre dan lain-lain.
CARA MEMECAHKAN MASALAH

1. CARA BERPIKIR ANALITIK


2. CARA BERPIKIR SINTETIK
MENGEMUKAKAN MASALAH:

1. Menerangkan dengan jelas apa yang akan


diterangkan/dipecahkan
2. Membatasi ruang lingkup pada suatu per-
soalan khusus
 Latar Belakang Masalah

- Narasi tentang variabel Y (Deduktif)/Teori/


konsep
- Narasi tentang variabel X
- Narasi tentang kondisi/isu faktual/empiris
dari X dan Y (sesuaikan dengan wilayah
kajian penelitian)
- Pentingnya penelitian dilakukan/
pernyataan.
TEORI
Suatu himpunan pengertian yang saling berkaitan, serta
proposisi yang menyajikan pandangan sistematis tentang
gejala-gejala dengan jalan menetapkan hubungan yang ada
diantara variabel-variabel, dengan tujuan:
a. Menjelaskan
b. Mengontrol/mengendalikan
c. Meramalkan/memprediksi gejala-gejala tersebut.

Misal: Teori motivasi dua faktor dari Herzberg


Teori kepemimpinan dari Hersey dan Blanchard
Teori job longevity dari Katz

TEORI PETUNJUK HIPOTESIS (Bukan pengetahuan yang sudah


pasti)
Dalam bidang Administrasi Pendidikan, Hoy dan Miskel (2001)
mendefinisikan bahwa teori adalah seperangkat konsep, asumsi dan
generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan
menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi.

Sebagai konsep dalam administrasi adalah kepemimpinan, kepuasan,


organisasi informal.

Asumsi merupakan pernyataan diterima kebenarannya tanpa


pembuktian.
Contoh:
Administrasi merupakan generalisasi tentang perilaku semua manusia
dalam organisasi.
Administrasi merupakan proses pengarahan dan pengendalian
kehidupan dalam organisasi sosial.
Mengapa pendidikan di Indonesia belum
menghasilkan Sumber Daya Manusia yang
berkualitas, dapat dijelaskan melalui teori yang
berfungsi menjelaskan.

Setelah SDM tidak berkualitas, maka


bagaimana akibatnya terhadap perekonomian
dan iptek nasional, dijawab dengan teori yang
berfungsi prediksi/meramalkan.

Supaya pendidikan di Indonesia dapat


menghasilkan SDM yang berkualitas, dijawab
dengan teori yang berfungsi pengendalian
(fungsi kontrol/mengendalikan)
MENULIS TEORI DI BAB II/TINJAUAN PUSTAKA

1. Variabel Y
Kajian secara narasi dari teori (minimal 5 texbook asing) dan
beberapa pendapat dari literatur Indonesia dan Internet,
kemudian diakhiri dengan sintesis.

2. Variabel X1
Kajian secara narasi dari teori (minimal 5 texbook asing) dan
beberapa pendapat dari literatur Indonesia dan Internet,
kemudian diakhiri dengan sintesis.

3. Variabel X2
Kajian secara narasi dari teori (minimal 5 texbook asing) dan
beberapa pendapat dari literatur Indonesia dan Internet,
kemudian diakhiri dengan sintesis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
HIPOTESIS

DEFINISI HIPOTESIS:
Jawaban sementara yang disarankan sebagai pemecahan
masalah atau sebagai keterangan mengenai suatu
peristiwa tertentu.

FUNGSI HIPOTESIS
1. Memberi keterangan tentatif
2. Hipotesis menyatakan hubungan yang dapat diuji
melalui penelitian.
3. Hipotesis memberikan arah penelitian.
Contoh Hipotesis Penelitian

Contoh Penelitian Hubungan 2 Variabel Bebas dengan 1


Variabel Terikat

Searah (positif) lawannya berlawanan arah (negatif):


 Terdapat hubungan positif antara imbalan dengan kinerja.
 Terdapat hubungan positif antara kepuasan kerja dengan
kinerja.
 Terdapat hubungan positif antara imbalan, dan kepuasan
kerja secara bersama-sama dengan kinerja.

Dua arah:
 Terdapat hubungan antara motivasi dengan kinerja
Contoh Hipotesis Penelitian

Contoh Penelitian Pengaruh 2 Variabel Bebas dengan 1


Variabel Terikat

 Kepemimpinan berpengaruh langsung positif terhadap


komitmen organisasi.
 Kepuasan kerja berpengaruh langsung positif terhadap
komitmen organisasi.
 Kepemimpinan berpengaruh langsung positif terhadap
kepuasan kerja.
 Kepemimpinan berpengaruh tidak langsung terhadap
komitmen organisasi tetapi melalui kepuasan kerja.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian
2. Waktu dan Tempat Penelitian
3. Metode Penelitian
4. Populasi dan Sampel + Teknik Sampling
5. Instrumen + uji coba
6. Teknik Pengumpulan Data
7. Teknik Analisis Data
8. Hipotesis Statistik
Metode Penelitian

1. Studi Kasus
(Tidak dapat digeneralisasikan hasilnya)

2. Survey (Deskriptif, eksploratif)


(Hasil penelitian dapat digeneralisasikan dengan
cara pengambilan sampel). Sampel ------ Populasi

3. Experiment (ada kelompok eksperiment dan kelompok kontrol)


DESAIN PENELITIAN:
1. Desain Survey, digunakan pada penelitian deskriptif, eksploratif,
dan eksperimen.
Kualitas survey antara lain bergantung pada:
a. Jumlah orang yang dijadikan sampel
b. Taraf sampel representatif, dan
c. Tingkat kepercayaan informasi yang diperoleh dari sampel

2. Desain Studi Kasus


Case Study dapat mengenai perkembangan sesuatu, dapat pula
memberikan gambaran tentang keadaan yang ada.
Bahan untuk case study, dapat diambil dari sumber-sumber
seperti:
a Laporan hasil pengamatan
b Catatan pribadi
c Kitab harian atau biografi orang yang diselidiki
d Laporan atau keterangan dari seseorang yang mengetahui
tentang objek/subjek yang sedang diteliti.
3. Desain Eksperiment

Dalam desain eksperimen terdapat kelompok yang disebut


kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.

Kelompok Eksperimen, yaitu kelompok yang sengaja


dipengaruhi oleh variabel-variabel tertentu. Misalnya diberi
latihan.

Kelompok kontrol, yaitu kelompok yang tidak dipengaruhi


oleh variabel-variabel tersebut, misalnya tidak diberi
latihan.
POPULASI DAN SAMPEL
 Populasi adalah keseluruhan unit yg akan diselidiki
karakteristiknya
 Populasi dapat dibagi atas populasi target dan populasi
terjangkau
 Populasi terjangkau terdiri dari keseluruhan unit yg benar-benar
mendapat kesempatan untuk dipilih sbg sampel
 Populasi target adalah populasi yg menjadi daerah generalisasi
hasil penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.
Populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya.
Jika setiap manusia memberikan satu data, maka banyaknya/ukuran
populasi akan sama dengan banyaknya manusia.
Ukuran populasi dapat terhingga dan tak terhingga.
Populasi yang merupakan sasaran ideal dari generalisasi hasil penelitian
disebut populasi sasaran (target population).
Populasi yang merupakan sasaran realistik dari generalisasi hasil penelitian
disebut populasi terjangkau (Available population)

Sampel diambil dari populasi data yang homogen.


UKURAN SAMPEL
 Salah satu faktor penentu kualitas hasil penelitian adalah
ukuran sampel
 Ada empat pertimbangan yg digunakan dalam menentukan
ukuran sampel
 Heterogenitas karakteristik populasi
 Tingkat presisi yang dikehendaki
 Persyaratan teknik statistik yang digunakan dalam analisis
data
 Ketersediaan sumber (tenaga, waktu & biaya)
TEKNIK DASAR PENGAMBLAN
SAMPEL

 Random
 Sistematik
 Stratified (berstrata)
 Cluster (Gugus)
 Multi stage
Sampel dan Teknik Sampling (Representatif)
a. Sampel random atau sampel acak (setiap unsur dalam populasi
memiliki probabilitas yang sama.
b. Sampel berstrata (tingkatan).
c. Sampel wilayah
d. Sampel proporsi (digunakan bersamaan dengan
teknik sampling strata)
e. Sampel bertujuan (pertimbangan pakar di bidang tsb untuk
menentukan ukuran sampel yang representatif)
f. Sampel kuota (saat pengumpulan pendapat menurut pembatasan
tertentu misalnya kelamin tertentu, umur tertentu, penghasilan
tertentu)
g. Sampel kelompok/gugus (Bila populasi sangat besar atau tersebar di
wilayah yang luas)
Distribusi Sampling (James T. McClave)

Apabila sampel acak yang besarnya n berulang-ulang


diambil dari sebuah populasi normal, dengan rata-rata µ dan
variansi σ², maka distribusi sampling dari rata-rata sampel
akan normal dengan rata-rata µ dan σ²/n.

Dalam kehidupan nyata tidak ada populasi normal secara


sempurna.

Ambil sampel acak dari populasi n. Dari setiap sampel ini


diperoleh rata-rata sampel yang akan bervariasi dan
membentuk kluster sekitar rata-rata populasi µ . Hasilnya
adalah kurva normal.

Selanjutnya simpangan baku dan distribusi normal rata-rata


sampel menjadi σ/√n. Makin besar sampel yang dipilih, makin
kecil simpangan baku pada distribusi sampling sehingga
makin mengelompok rata-rata sampel.
Formula yang dapat digunakan (Simple Random Sampling):

1. Tabel Bilangan Random (William G. Cochran)


2. Tabel Krejcie Morgan (ditentukan jumlah populasi terjangkau, lalu
ukuran sampelyang harus diambil)
3. Slovin
4. Distribusi sampling dengan distribusi normal rata-rata sampel.
Roscoe dalam Research Methods For Business menyarankan ukuran
sampel sebagai berikut:

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30 sampai


dengan 500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita,pegawai
negeri-swasta), maka jumlah sampel setiap kategori minimal 30.
3. Bila dalam penelitian melakukan analisis dengan multivariate
(korelasi atau regresi ganda), maka jumlah sampel minimal 10 kali
jumlah varibel yang diteliti.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing antara 10 s/d
20.
Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara
a. Bebas
b. Terpimpin
c. Bebas terpimpin
2. Observasi
a. Non Sistematis
b. Sistematis
3. Kuesioner
4. Dokumentasi
5. Focus Group Discution
INSTRUMEN PENELITIAN

 Tes
- Tes tertulis
- Tes lisan
- Tes perbuatan
 Kuesioner
Skala Sikap
Skala Penilaian
 Format observasi
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN
INSTRUMEN
 Mengkaji konsep
 Konstruk
- definisi konsep
- definisi operasional
 Mengembangkan dimensi & indikator
 Membuat kisi-kisi
 Menetapkan rentang parameter
 Identifikasi ciri kutup
 Menulis butir instrumen
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN
INSTRUMEN (lanjutan)

 Proses validasi konsep


- telaah/jastifikasi pakar
- panel
 Perbaikan/revisi
 Proses validasi empiris
- uji coba instrumen
- analisis data hasil uji-coba (uji validitas)
 Seleksi butir valid
 Perakitan instrumen
Validitas dan Reliabilitas

Validitas ---------apakah suatu alat mampu mengukur apa


yang seharusnya diukur oleh alat tersebut.

Validitas langsung (analisa rasional dan putusan profesi


(Professional judgment).
Validitas deriatif bergantung pada pembuktian statistik dan
empiris.

Kerlinger membagi validitas:


a. Validitas isi tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka.
Melalui butir-butir tes dapat diketahui wilayah isi yang
sedang diukur (dengan test)
b. Validitas konstruk---- validitas internal (analisis butir
kuesioner)
c. Validitas kriteria----prediktif (ada data prediktor dan data

patokan misal nilai yang diperoleh seseorang dalam suatu


mata kuliah)
Validitas konkuren

ditentukan melalui analisis korelasi atau diskriminasi. Koefisien


korelasi dihitung antara skor hasil instrumen yang baru
dikembangkan dan skor hasil instrumen lain yang telah ada (dibuat)
sebelumnya yang digunakan pada waktu yang bersamaan atau
berbeda.
Reliabilitas

Indeks yang menunjukkan apakah suatu alat ukur dapat


dipercaya atau dapat diandalkan.

Reliabilitas dapat dilakukan dengan reliabilitas eksternal yaitu


dengan teknik paralel (dengan menyusun dua stel instrumen)
dan teknik ulang. Masing-masing dihitung dengan korelasi.

Sedangkan reliabilitas internal dilakukan dengan mengadakan


pengetesan dengan menggunakan rumus belah dua, rumus
K-R, rumus Alpha Cronbach, dsb.
K-R, Validitas Biserial/point biserial
Alpha Cronbach , Pearson
Catatan: Indeks Reliabilitas tidak dikonsultasikan dengan r
tabel (r kritis)
MENULIS INSTRUMEN DI BAB III

1. Variabel X1
a. Definisi Konseptual
b. Definisi Operasional
c. Kisi-kisi Instrumen
d. Validasi Instrumen
1) Uji Validitas
2) Perhitungan Reliabilitas
2. Variabel X2
a. Definisi Konseptual
b. Definisi Operasional
c. Kisi-kisi Instrumen
d. Validasi Instrumen
1) Uji Validitas
2) Perhitungan Reliabilitas
Variabel Y atau X3

a. Definisi Konseptual
b. Definisi Operasional
c. Kisi-kisi Instrumen
d. Validasi Instrumen
1) Uji Validitas
2) Perhitungan Reliabilitas
CONTOH DEFINISI KONSEPTUAL

 Kepemimpinan adalah aktivitas


mempengaruhi anggota organisasi dalam
mencapai hasil kerja yang di harapkan.
Aktivitas tersebut dapat berupa: (1)
pemberian tugas, (2) pendelegasian
wewenang, (3) hubungan antar anggota,
dan (4) pemberian penghargaan.
CONTOH DEFINISI OPERASIONAL

 Kepemimpinan adalah penilaian guru


terhadap aktivitas mempengaruhi kepala
sekolah dalam mencapai hasil kerja yang
di harapkan diperoleh dari skor jawaban
responden yang mengukur tentang: (1)
pemberian tugas, (2) pendelegasian
wewenang, (3) hubungan antar anggota,
dan (4) pemberian penghargaan.
KISI-KISI INSTRUMEN
No. Variabel Indikator No. Item

1. Kepemimpinan 1. Pemberian 1-10


tugas
2. Pendelegasian 11-15
wewenang
3. Hubungan antar 16-20
anggota
4. Pemberian
21-30
penghargaan

2. Budaya Organisasi
Instrumen (Kuantitatif)

No. Pernyataan SS ST R TS STS

1.
2.
3.
Dst.
CONTOH

1. Kepala sekolah memberikan tugas kepada guru dengan


memperhatikan kemampuan profesionalnya

SSR SR JR PH TPH

2. Kepala sekolah memberikan arahan pada setiap tugas yang


diberikan

SSR SR JR PH TPH
CONTOH DEFINISI KONSEPTUAL

 Pengetahuan Kepemimpinan adalah


kemampuan kognisi seseorang berupa
aspek mengetahui, memahami, dan
mengaplikasi untuk mempengaruhi
anggota organisasi dalam mencapai hasil
kerja yang di harapkan dengan indikator:
(1) pemberian tugas, (2) pendelegasian
wewenang, (3) hubungan antar anggota,
dan (4) pemberian penghargaan.
CONTOH DEFINISI OPERASIONAL

 Pengetahuan Kepemimpinan adalah


penilaian terhadap kemampuan kognisi
mengetahui, memahami, dan mengaplikasi
yang dimiliki kepala sekolah dalam
mempengaruhi guru dan staf administasi
untuk mencapai hasil kerja yang di
harapkan diukur dengan indikator: (1)
pemberian tugas, (2) pendelegasian
wewenang, (3) hubungan antar anggota,
dan (4) pemberian penghargaan.
Aspek Mengetahui Memahami Mengaplikasi Jumlah

Indikator
1. Pemberian 1,2,3 4,5,6 7, 8,9 9
tugas
2. Pendelega Dst.
sian
wewenang
3. Hubungan
antar
anggota
4. Pemberian
pengharga
an
Analisis Data

Korelasional/Hubungan:

a. Uji prasyarat
1. Normalitas data (Liliefors Galat Taksiran)
2. Homogenitas varians (Uji-F atau Uji Bartlett)

b. Uji hipotesis (Uji korelasi sederhana + Uji signifikansi (uji-t),


determinasi/kontribusi, regresi sederhana + uji keberartian regresi
dengan uji-F, uji korelasi parsial + uji signifikansi)
Uji Korelasi Ganda + uji signifikansi, determinasi/kontribusi, Uji
Regresi Ganda + Uji Keberartian regresi, Rangkuman hasil uji
hipotesis)
Analisis Data

Analisis Jalur (Pengaruh):

a. Uji prasyarat
1. Normalitas data (Liliefors Galat Taksiran)
2. Homogenitas varians (Uji-F atau Uji Bartlett)

b. Uji hipotesis (Uji korelasi sederhana + Uji signifikansi (uji-t), uji


jalur/model hipotetik, Rangkuman hasil uji hipotesis/model
empiris)
HIPOTESIS STATISTIK
1.Korelasional/Hubungan

a. H0: ρy1 = 0
H1: ρy1 > 0

b. H0: ρy2 = 0
H1: ρy2 > 0

c. H0: ρy.12 = 0
H1: ρy.12 > 0

ρ = rho
HIPOTESIS STATISTIK
2. Pengaruh/Kausal/Analisis Jalur:

a. H0: p12 = 0
H1: p12 > 0

b. H0: p23 = 0
H1: p23 > 0

c. H0: p13.2 = 0
H1: p13.2 > 0

p = phi
B. PEMBAHASAN (Kuantitatif dan kualitatif)
1. Temuan Hipotesis Pertama

2. Temuan Hipotesis Kedua

3. Temuan Hipotesis Ketiga

Bahas temuan penelitian (model empirik) dengan model teoritik


atau teori yang relevan dari Bab II + hasil penelitian yang relevan
(jika ada).
Metodologi Penelitian Kualitatif

1. Metodologi Penelitian dan Positivisme


2. Metodologi Penelitian dan Rasionalisme
3. Metodologi Penelitian dan Postpositivisme
Phenomenologi Interpretif

Penelitian kualitatif lebih mengarah ke penelitian proses daripada


produk dan membatasi pada satu kasus.

Data dalam kualitatif disajikan dalam bentuk kata verbal .


Olahan data kata verbal dimulai dengan menuliskan hasil obser-
vasi, wawancara, atau rekaman, mengedit, mengklasifikasi,
mereduksi, dan menyajikan.

Pada penelitian kualitatif, pekerjaan pengumpulan data harus


langsung diikuti dengan pekerjaan menuliskan, mengedit, meng-
klasifikasi, mereduksi, dan menyajikan yang disebut sebagai
analisis selama pengumpulan data (Miles dan Huberman, 1984).
Positivisme (Korespondensi) Paradigma
kuantitatif
Ontologi:
Realitas dapat dipecah-pecah, dapat dipelajari independen,
dieliminasikan dari obyek yang lain, dan dapat dikontrol.
Kerangka teori dirumuskan spesifik dan menuntut
pembuatan kerangka teori.

Epistemologi:
Menuntut pilahnya subyek peneliti dengan obyek
penelitian. Tujuan penelitian adalah menyusun bangunan ilmu
nomo- thetik (ilmu yang berupaya membuat hukum dari generali-
sasi). Kebenaran dicari lewat hubungan kausal-linier, tiada
akibat tanpa sebab, dan tiada sebab tanpa akibat.
Teori kebenaran yang dibangun termasuk teori
korespondensi (ada realita empirik sensual/indriawi)

Aksiologi:
Dituntut penelitian bebas nilai (Value free). Dapat
ditampilkan prediksi atau hukum yang bebas waktu dan tempat.
Rasionalisme (Koherensi)
Secara ontologi dan aksiologi terdapat perbedaan yang mendasar antara
positivisme dengan rasionalisme.

Positivisme secara ontologi lemah dalam membangun konsep teoritik (tidak


jelas), tiada teori baru, kecuali pembenahan-pembenahan, dan
tetap menampilkan kontroversi yang tak terselesaikan.

Positivisme secara aksiologi, kebenaran empirik (sensual) hanya diukur


dengan kebenaran indriawi, tanpa empirik logik dengan ketajaman
pemikiran.

Dalam rasionalisme proses berpikir tidak terbatas pada proses linier antara
sebab dan akibat atau bukan dalam makna deduksi induksi saja,
tetapi proses ada dalam tata pikir logik lainnya, misalnya konver-
gensi-divergensi (pertemuan pada suatu titik – perbedaan/
penyimpangan), instrumental-substansial ( berkenaan dengan -
berjumlah besar) sentral-perifer (terpusat – terendah) dan lain-lain.

Persamaan positivisme dan rasionalisme yaitu berusaha memilahkan antara


subyek peneliti dengan obyeknya.
Dalam rasionalisme, ada dua tahap generalisasi yaitu generalisasi dari obyek
spesifik atas hasil uji-makna-empirik, dan pemaknaan hasil uji
reflektif kerangka teoritik dengan pemaknaan indikasi empirik.
Postpositivisme Phenomenologi
Interpretatif
Ontologi:
Menuntut pendekatan holistik, mendudukkan obyeknya
dalam suatu konstruksi ganda, melihat obyeknya dalam satu
konteks natural bukan parsial.

Epistemologi:
Menolak penggunaan kerangka teori sebagai langkah
persiap- an penelitian. Obyek dilihat dalam konteksnya dan
mengguna- kan tata pikir logik. Subyek peneliti bersatu dengan
subyek pendukung obyek peneliti.

Aksiologi:
Mengakui kebenaran etik (akal budi/moral), ada value
bound (Egon G. Guba).
Phenomenologi mengakui kebenaran sensual, empirik
logik, empirik etik, dan empirik transendental (maha tinggi).
Paradigma Naturalistik
 Egon G. Guba mengatakan ada 14 karakteristik dalam penelitian
kualitatif naturalistik yang saling berkaitan jika digunakan.
1. Konteks natural, yaitu suatu konteks kebulatan menyeluruh.
Suatu phenomena hanya dapat dimaknai dalam keseluruhan dan
merupakan hasil peran timbal balik.
2. Instrumen human, yaitu hanya dapat dilakukan oleh peneliti itu
sendiri sebagai instrumen.
3. Pemanfaatan pengetahuan tak terkatakan yang memperkaya
hal-hal yang diekspresikan.
4. Metoda kualitatif
5. Pengambilan sampel secara purposive, yaitu dipilih pada kasus- kasus
ekstrim untuk dicari maknanya. Hasilnya bukan untuk generalisasi,
Guba mengatakan satu kasus mungkin dapat transferabel pada kasus
lain. Dengan konsep positivistik, hasil penelitian dapat
digeneralisasikan pada parent population-nya, yaitu pada populasi
yang memiliki ciri kasus tersebut. Konsep generalisasi pada positivistik
diganti konsep transferabilitas.
6. Analisis data induktif.
7. Grounded theory (penyusunan teori yang diangkat dari empiri).
8. Desain sementara.
9. Hasil yang disepakati, yaitu menyepakatkan makna dan tafsir
atas data yang diperoleh dengan sumbernya.
10. Modus laporan studi kasus.
11. Penafsiran idiographik (keberlakuan khusus)
12. Aplikasi tentatif (interaksi antara peneliti dengan responden
itu bersifat khusus dan tak dapat dipublikasikan).
13. Ikatan konteks terfokus. Dengan pengambilan fokus, ikatan
keseluruhan tidak dihilangkan, tidak dilepaskan dari sistem
nilai lokalnya.
14. Kriteria kepercayaan. Guba mengistilahkan kredibilitas, trans-
ferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas.
Paradigma naturalistik memperoses data secara induksi murni.
Guba menunjuk cara kerja Glasser dan Strauss dalam men-
deskripsikan tahap-tahap kerja metoda konstan komparatif yang
sesuai dengan jiwa naturalistik.
Tahap-tahap kerja tersebut adalah:
1. Memperbandingkan kejadian yang cocok dengan kategorinya.
2. Mengintegrasikan kategori dengan ciri-cirinya.
3. Merumuskan teori.
4. Menuliskan teori.

Grounded Theory, yaitu teori berdasarkan data, seperti teori


birokrasi dari Weber dan teori bunuh diri dari Durkheim.
Pedoman untuk melahirkan suatu teori antara lain adalah:
1. Digunakan logika yang konsisten
2. Kejelasan masalah
3. Efisiensi
4. Integrasi
5. Ruang lingkup, dll. yang prosesnya didasarkan data empirik
bukan hasil berpikir deduktif.
Model Ethnographik

 Ethnographik merupakan salah satu model penelitian yang


banyak terkait dengan anthropologi, yang mempelajari peristiwa
kultural, dan menyajikan pandangan hidup subyek yang menjadi
obyek studi.
 Ethnographik menyajikan deskripsi tentang cara mereka (obyek
studi ilmu-ilmu sosial) berpikir, hidup, dan berperilaku.
 Peneliti ethnographik dituntut memahami lebih dalam konteks
yang diteliti tanpa membawa prakonsep atau praduga atau teori
yang dimiliki.
 Peneliti harus mengkonstruksi konsepnya berdasar proses
induktif atas empiri, dikonstruksi sesuai dengan cara memandang
atau pola perilaku masyarakat yang menjadi obyek penelitiannya.
 Peneliti ethnographik berupaya memasuki kawasan yang tak di-
kenalnya tanpa membuat generalisasi berdasarkan pengalaman-
nya sendiri.
 Peneliti mempelajari phenomena sebagai kejadian wajarnya.
 Contoh antropologi adalah “masyarakat petani”, “organisasi
kekerabatan”, “masyarakat kota”, “kepercayaan rakyat”, atau
“kolonialisme”.
 Desain penelitian ethnographik memerlukan waktu partisipasi
antara 6 bulan sampai 3 tahun.
 Bogdan menyarankan:
1. Jadilah praktisi (tidak terlalu luas/kompleks)
2. Pilihlah tempat di mana anda agak asing.
3. Jangan terlalu berpegang kaku pada rencana anda, sebaiknya
lakukan penjajagan dahulu di lapangan.
4. Sejumlah topik sulit untuk dijadikan penelitian, seperti “spesi-
fikasi anggaran dan belanja instansi”, “kebijakan personalia”,
dsb. yang diperkirakan sulit menembus tembok kerahasiaan.

Dua macam desain ethnographik yaitu studi kasus/multi-case


studies (lebih dari satu subyek) dan multiple site and subject
studies (diarahkan pada pengembangan teori, dan memerlukan
banyak lokasi dan subyek, pendekatannya adalah induksi analitik)
SPRADLEY (1980), mengemukakan
langkah-langkah dalam penelitian:
(merupakan siklus)
a. Menentukan objek penelitian
b. Menanyakan pertanyaan
ethnographik
c. Mengumpulkan data ethnographik
d. Membuat catatan ethnographik
e. Melakukan analisis data
f. Menulis laporan.
TEKNIK KALIBRASI KEABSAHAN DATA
Kriteria: (Menurut Burgess, 1984)
a. cukup waktu
b. kredibilitas
c. signifikan
d. komprehensif
Kredibilitas data (Lincon dan Guba, 1985):
a. Perpanjangan waktu tinggal di lokasi penelitian
b. Mengadakan observasi secara tekun/terus menerus terhadap
subjek yang diteliti
c. Menguji secara triangulasi (sumber,metode, peneliti, dan teori) Miles &
Huberman, 1984 , Mathison, 1988; Patton, 1986; dan Lincon & Guba,
1985.
d. Mengadakan analisis kasus negatif
e. Mengadakan pengecekan anggota dalam rangka memeriksa data yang
telah dikumpulkan guna mencocokkan persepsi antara peneliti dengan
anggota peneliti lainnya
f. Mengadakan diskusi dengan teman sejawat
g. Mengadakan pengecekan kecukupan referensi.
Triangulasi teori, penjelasan banding melalui pengecekan referensi

(jika fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya


melalui cara lain).

Triangulasi Sumber:
Dilakukan dengan membandingkan:
a. Data hasil wawancara dengan beberapa orang kunci (key informan)
dengan data pengamatan
b. Data tentang apa yang dikatakan subjek penelitian dengan
situasi/waktu yang berbeda
c. Membandingkan pendapat dan pandangan antara orang-orang
kunci yang dengan yang lain
d. Membandingkan data yang diterima dari orang-orang kunci dengan
dokumen yang ada.
Triangulasi metode
Dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu strategi
penelitian.
Triangulasi peneliti
Dilakukan dengan memanfaatkan orang-orang kunci maupun
subjek sebagai penyelidik pembantu

Kriteria Signifikan
Dilakukan dengan menuliskan secara lengkap termasuk kutipan
secara langsung hasil wawancara dengan partisipant, atau
catatan tentang apa yang dilakukan peneliti, kejadian-kejadian
yang berkaitan dengan pemberian makna, dan fenomena
konkrit dalam bahasa partisipant (Burgess, 1984).
Kriteria Menyeluruh (Comprehensiveness)
Dimaksudkan untuk mendapatkan sumber informasi alternatif.
Konfirmasi merupakan suatu proses yang mengacu kepada
hasil penelitian.
Apabila data cukup koheren, maka temuan penelitian dianggap
memenuhi syarat. Jika tidak, maka temuan dianggap gugur,
dan peneliti ke lapangan kembali.
Langkah-langkah Penelitian:
(Contoh di dalam pelaksanaannya)

1. Mengadakan grand tour observation untuk mengetahui kondisi awal


dari objek yang diteliti
2. Menentukan fokus atau masalah penelitian melalui informasi dari
beberapa orang kunci (key information)---- sifatnya sementara
3. Menentukan lokasi penelitian setelah permasalahannya dapat dilihat
secara jelas
4. Pengumpulan data lapangan, misalnya dilakukan dengan tahapan-
tahapan atau waktu
5. Penetapan orang-orang kunci (key informan) sebagai pemberi data
6. Mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen: wawancara,
observasi, dan menelaah dokumen-dokumen
7. Menyusun format analisis data
8. Menganalisis data pada waktu pengumpulan data dan setelah data
terkumpul
9. Menyusun hasil penelitian dan membahas hasil penelitian dengan
membandingkannya dengan kepustakaan/referensi
10. Memberikan makna terhadap hasil penelitian, dan pengambilan
kesimpulan.
ANALISIS DATA (Kualitatif)
1. Analisis Selama Pengumpulan Data
Milles & Huberman, 1984, mengemukakan metode:
a. Mengembangkan catatan lapangan mengkategorikan data
dan memberi kode pada data
b. Memasukkan data ke dalam format analisis
c. Mengembangkan pertanyaan untuk mengumpulkan data
selanjutnya.
2. Analisis Setelah Data Terkumpul
a. Mengumpulkan dan memberi nomor secara kronologis
sesuai dengan waktu pengumpulan data
b. Meneliti ulang data dan mengelompokkannya dalam satu
format kategori dan klasifikasi data sesuai dengan kodenya
c. Memaparkan data yang telah dianalisis dengan fokus
masing-masing penelitian
d. Penarikan beberapa kesimpulan.
Penelitian tindakan/Action Research

Stephen Kemmis:

 Refleksi diri yg dilakukan partisipan


 Penelitian yg bersifat partisipatif dan
kolaboratif
 Metoda yg handal untuk menjembatani
teori dan praktek
Pengertian: Riset Aksi/Action Research

 Penelitian tentang, untuk, dan oleh kelompok sasaran bersama


peneliti, dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan
kolaborasi bersama dengan kelompok sasaran

 Suatu strategi pemecahan masalah dengan memanfaatkan


tindakan nyata untuk mendeteksi dan memecahkan masalah
dalam rangka mengembangkan kemampuan kelompok
sasaran

 Dalam praktek, riset ini menggabungkan antara tindakan


bermakna dengan prosedur penelitian, untuk memecahkan
suatu masalah serta mencari dukungan ilmiahnya. Peneliti dan
masyarakat sasaran secara sadar dan bersama-sama
merumuskan suatu tindakan atau intervensi yang cermat
untuk memperbaiki situasi yang diinginkan.
Prinsip-prinsip dalam Riset Aksi
 Tindakan atau intervensi dan observasinya tidak boleh
mengganggu kegiatan utama.

 Metode dan tekniknya tidak boleh terlalu dipaksakan, baik dari


segi kemampuan maupun waktunya

 Metodologi yang digunakan harus direncanakan secara cermat,


sehingga tindakan dapat dirumuskan dalam suatu hipotesis
yang dapat diuji di lapangan

 Permasalahan yang dipilih harus benar-benar nyata, menarik,


mampu ditangani, berada dalam jangkauan kewenangan
peneliti dan masyarakat untuk melakukan perubahan.

 Peneliti harus tetap memegang etika dan tatakrama penelitian


dan rambu-rambu yang berlaku umum.

 Kegiatan riset aksi merupakan kegiatan berkelanjutan (on-


going), jika perlu dilakukan untuk beberapa siklus, sampai
tindakan perbaikan benar-benar dapat dilakukan.
Jenis Penelitian Tindakan
Partisipatory Action Research
 Biasanya dilakukan sebagai strategi transformasi sosial yang
menekankan pada keterlibatan masyarakat, rasa ikut memiliki
program, dan analisis problem sosial berbasis masyarakat.

 Disini suatu rekayasa untuk perubahan sosial direncanakan,


kemudian dilakukan, diamati dan dievaluasi/ dilakukan
refleksi setelah berjalan selama jangka waktu tertentu.
Critical Action Research
 Biasanya dilakukan oleh kelompok yang secara kolektif
mengkritisi masalah praksis, dengan penekanan pada komitmen
untuk bertindak menyempurnakan situasi, misal hal-hal yang
terkait dengan ketimpangan jender atau ras.

 Kelompok peneliti masuk dan bergabung dengan kelompok


sasaran, untuk mengetahui lebih dalam berbagai hal yang
menjadi fokus riset aksi, sambil melakukan tindakan yang
telah direncanakan bersama kelompok sasaran.
Classroom Action Research
 Biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia
mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan proses dan praksis pembelajaran.

 Guru merencanakan perubahan yang akan dilakukan


bersama dengan para siswa, bersama observer lainnya (jika
ada) sambil melakukan observasi, dan proses belajar
berlangsung sesuai dengan jadwal belajar seperti biasanya.
Institutional Action Research
 Biasanya dilaksanakan oleh pihak manajemen atau orgnisasi
untuk meningkatkan kinerja, proses dan produktivitas dalam
suatu lembaga. Intinya juga tindakan yang berupaya
memecahkan masalah-masalah organisasi atau manajemen
melalui pertukaran pengalaman secara kritis.

 Riset aksi dilakukan bersama konsultan yang memiliki


keahlian di dalam melakukan tindakan perubahan dalam
rangka meningkatkan kinerja organisasi atau manajemen
Karakteristik Riset Aksi
 Riset aksi itu sifatnya situasional, terkait dengan pemecahan
masalah dalam konteks tertentu, dan masalah yang dipecahkan
terkait langsung dengan kehidupan sosial kelompok sasaran yang
diteliti.

 Riset aksi merupakan upaya kolaboratif antara peneliti dengan


kelompok sosial yang menjadi obyek riset, untuk secara bersama
memecahkan masalah yang ada di kelompok sasaran tersebut.

 Riset aksi bersifat self-evaluatif, kegiatan modifikasi dari praksis


secara kontinyu, dievaluasi dalam situasi yang terus berjalan, yang
akhirnya dilakukan perbaikan dalam praktek nyata.
 Riset aksi bersifat luwes dan menyesuaikan, sehingga
prosedurnya cocok untuk situasi sosial yang sedang berjalan,
yang kadang memiliki masalah-masalah yang kompleks

 Riset aksi terutama memanfaatkan data pengamatan dan


perilaku empirik, untuk melihat ada kemajuan atau tidak,
sementara prosesnya terus berjalan.

 Keketatan ilmiah Riset aksi memang agak longgar, sebagai


antitesis dari desain riset eksperimental yang ketat. Sifat
sasarannya situasional-spesifik, untuk memecahkan masalah
praksis. Temuan-temuannya tidak dapat digeneralisasi, namun
pengumpulan data dan cara mengolahnya secermat mungkin
dengan keteguhan ilmiah.
Kurt Lewin:

Planning

Reflecting Acting

Observing
Disain Penelitian Tindakan Model
Kemmis & Taggart
Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan
 Penetapan Masalah Penelitian
 Perencanaan Tindakan:
a. Implementasi tindakan Hipotesis Tindakan
b. Analisis Kelaikan Hipotesis Tindakan
c. Persiapan Tindakan
 Observasi/Pelaksanaan Tindakan:
a. Pelaksanaan Tindakan
b. Observasi dan Interpretasi
c. Diskusi Balikan
 Analisis dan Refleksi
a. Analisis Data
b. Refleksi
 Perencanaan Tindak Lanjut
Monitoring dalam penelitian tindakan
 Objek monitoring:
Perubahan apa saja yang telah terjadi dalam proses?
Perubahan apa saja yang telah terjadi dalam hasil belajar?

 Teknik dan alat monitoring:


Pedoman pengamatan
Tes
Catatan lapangan dan Anecdotal Records
Analisis dokumen
Kartu
Portfolio
Angket dan wawancara
Perekaman suara/gambar
Sosiometri
Bukti dokumen
Slide
Observasi dalam penelitian tindakan

 Observasi Peer
(Pengamatan sejawat)
 Supervisi Klinis
 Observasi terstruktur
Analisis dalam penelitian tindakan kelas
A. Kerangka kerja analisis (Diuraikan
1. Validasi hipotesis
2. Interpretasi dengan acuan teori
3. Tindakan untuk perbaikan
B. Koleksi data
C. Validasi hipotesis
D. Interpretasi
E. Tindakan/Implementasi (makna data, rencana strategi,
monitoring/evaluasi)
Validasi Hipotesis

 Dengan menggunakan teknik yang


sesuai:
a. Saturasi = apakah tidak ditemukan
lagi data tambahan
b. Triangulasi= informasi “segitiga”
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
(R & D)
Adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.

Penelitian ini bersifat longitudinal.

Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang


bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk
tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan
penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.
Langkah-langkah R & D

Potensi dan Pengumpulan


Desain Produk Validasi Desain
Masalah data

Ujicoba Pemakaian Ujicoba Produk Revisi Desain


Revisi Produk

Revisi Produk Produksi Masal


Penyusunan Proposal (Kuantitatif)

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Identifikasi Masalah
3. Pembatasan Masalah
4. Rumusan Masalah
5. Manfaat Penelitian:
a. Teoretis (keilmuan)
b. Praktis (tempat, responden)
B. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIK DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
1. Kajian Teori/Konsep (Selalu dirumuskan sintesa teori dari
masing-masing variabel)
2. Kerangka Teoretik
3. Hipotesis Penelitian (Hanya H1 atau Hipotesa Kerja)

C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Tujuan Operasional Penelitian (sesuai rumusan masalah)
2. Tempat dan Waktu Penelitian
3 Metode Penelitian (Jelaskan alasannya)
4. Populasi dan Sampel (Sertakan teknik sampling yang
digunakan)
5. Instrumen (Buat sesuai Variabel Penelitiannya, yaitu Y, X1,
dan X2) terdiri dari:
a. Definisi Konseptual
b. Definisi Operasional + Indikator
c. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
d. Pengujian Validitas dan Perhitungan Reliabilitas.
6. Teknik Pengumpulan Data (Uraikan langkah-langkah
penelitiannya)
7. Teknik Analisis Data
a. Uji Prasyarat Analisis (Gunakan Uji
Normalitas Populasi Galat Taksiran
(Liliefors), Regresi Linear, dan Uji
Homogenitas Varians)
b. Uji Hipotesis (Sesuaikan dengan rumusan
masalah, skala pengukuran, dan disain penelitian)
1) Rumus Uji Hipotesis (Uji korelasi
sederhana + uji parsial, Uji
Keberartian regresi, dan Uji Signifikansi (uji-t)
2) Hipotesis Statistik (H0 dan Ha)

DAFTAR PUSTAKA
Penyusunan Proposal (Kualitatif)

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Fokus Penelitian
3. Rumusan Masalah/Pertanyaan Penelitian
4. Tujuan Penelitian
5. Manfaat Penelitian:
a. Teoretis (keilmuan)
b. Praktis (tempat, responden)
B. TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Teori/Konsep sesuai fokus penelitiannya

C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Setting Penelitian (kondisi lokasi/letak geografis, tempat
penelitian, waktu, dan gambaran awal penelitian
sebagai hasil studi penjajagan/grand tour observation
diuraikan dengan jelas dan lengkap termasuk peta
lokasi/gambaran tempat/foto-foto awal studi penjajagan)
2. Metode Penelitian (Jelaskan alasannya)
3. Sumber Data/Key Informan
4. Instrumen Penelitian (Jelaskan instrumen penelitian yang
digunakan dan bagaimana penggunaannya di lapangan)
5. Langkah-langkah Penelitian (uraikan mulai peneliti
menjadi partisipan/instrumen sampai proses pengolahan
data/informasi)
6. Teknik Pengolahan Data (Jelaskan prosedur pengolahannya)
7. Kredibilitas Keabsahan Data

DAFTAR PUSTAKA
CATATAN:

BEBERAPA MODEL RISET TERBARU DAN SEGERA


DISOSIALISASIKAN DI PPs. UNJ AKAN DISUSULKAN
DALAM BENTUK PEDOMAN PENULISAN TESIS YANG
HARUS DIMILIKI MAHASISWA.

ANTARA LAIN:
PENELITIAN EVALUASI PROGRAM/KEBIJAKAN
PENELITIAN TINDAKAN
PENELITIAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN
PENELITIAN PENGEMBANGAN MODEL
PENELITIAN EKSPERIMENT
“Jika Anda tidak berusaha
melakukan sesuatu
melampaui apa yang telah
Anda kuasai saat ini, Anda
tidak pernah akan tumbuh”

Anda mungkin juga menyukai