Kes
8
Secara Klinis Thalasemia dibagi:
1. Thalasemia minor merupakan thalasemia
dgn gejala klinis yg tidak jelas
9
Faisal yatim mengelompokan
thalasemia menjadi :
1. Pembawa sifat thalasemia tersembunyi
(silent Carier Thalassemia)
Pada gambaran klinis pemeriksaan
mikroskopis preparat apus darah tepi
tidak jelas memperlihatkan kelainan
Tingkat kurang darah (anemia) sedang
Pada gambaran mikroskopis darah tampak
eritrosit kecil (Mikrositosis) & warna
eritrosit pucat
10
2. Thalasemia jenis alpha () atau
disebut penyakit Hb H:
Secara klinik bisa anemia sedang sampai
berat
11
3. Thalasemia Berat (Anemia Coley)
Secara klinis penderita mengalami anemia
berat
Penderita seorang perempuan & sedang
hamil bayi bisa meninggal. Bayi bertahan
hidup pertumbuhan janin dalam
kandungan sangat terlambat
Pemeriksaan fisik organ limpa & hati
membesar (hepato splenomegali)
Pemeriksaan X-ray tulang sumsum tulang
aktif struktur tulang berubah
12
4. Thalasemia mayor
Penderita thalasemia ini hidupnya sangat
tergantung pd tranfusi darah utk mengatasi
anemianya
5. Thalasemia intermidiate
(pertengahan)
Hidupnya tdk terlalu tergantung pada
transfusi darah tingkat kurang darahnya
tdk seberat thalasemia mayor
Organ limfa membesar
13
ETIOLOGI
Akibat tosisitas kelebihan rantai globin tdk
diketahui penyebabnya
Thalasemia alpha terjadinya berkurangnya
gen pada kromosom 16
Thalasemia beta akibat cacat genetic yg
rumit pada kromosom 11 mengakibatkan
produksi m-RNA abnormal
Gangguan struktur pembentukan Hb
Penurunan sintesa rantai Beta & penurunan
sistesa rantai alpha 14
GEJALA KLINIK
Ekspansi massif sumsum tulang wajah &
kranium Facies mongoloid (Facies Cooley)
Anemia berat menjadi nyata pd 3 –6 bulan
setelah lahir peralihan produksi
mengalami kesulitan mengobati anemia dgn
pengobatan biasa
Hepato splenomegali Haemopoiesis
ekstramedula & kelebihan bebah besi
Sel darah merah tampak kecil (mikrositik) &
berwarna pucat (Hipokhrom)
Volume rata-rata sel darah merah Mean 15
Corpuscular Volume (MCV) berkisar 5 –60 3
Hb F dalam setiap sel darah merah 12 – 18
pg tersebar merata didalam sel
Penambahan jaringan ikat & sel-sel tulang
eritroid Hiperplasia
Pemeriksaan preparat apus darah tepi sebelum
terjadi splenomegali jumlah lekosit & trombosit
meningkat & hitung jenis darah (diferential count)
tetap normal
Hiperplasia tulang mudah fraktur
Kelebihan beban besi kerusakan hati & organ
endokrin gagal tumbuh, pubertas terlambat (tdk
ada), DM
Hemosiderosis
16
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Mikroskopis apus darah tepi
Volume rata-rata sel darah merah MCV (N:
80 –95 3)
Pemeriksaan Hb F Elektroforesis Hemoglobin
mengidentifikasi adanya Hb abnormal,
membedakan anemia sel sabit
X-Ray Eritroid Hiperplasia
Kadar Fe dalam darah meningkat
Pemeriksaan Bilirubin meningkat
Hemolisis 17
PENATALAKSANAAN
1.Tranfusi sel darah merah padat (PRC)
10ml/kgBB/kali. Ada beberapa cara
tranfusi:
Low Tranfusion tranfusi bila Hb < 6 g/dl
High Tranfusion Hb dipertahankan pada
10 g/dl
Super Tranfusion Hb dipertahankan
pada 12 g/dl
18
2. Mencegah/menghambat proses
hemosiderosis:
Absorpsi Fe melalui usus dapat dikurangi dgn
menganjurkan penderita banyak minum teh
Ekskresi Fe dapat ditingkatkan dgn
pemberian Fe Chelating agent
Desferioxamin dosis 25 mg/kgBB/hari 5
hari dalam seminggu
4. Pemeriksaan fisik
Status Hematologi
1) Kadar Hb menurun (< 6 g/dl)
2) Hemosiderosis (hiperpigmentasi kulit)
3) Epistaksis berulang
22
Sistem Pernafasan
1) Sesak Hyperpnoe (RR > 30x/mnt)
2) Hypoksia Kronik ; gelisah, anoreksia, nafas
cuping hidung, retraksi otot bantu nafas
(+), PO2 < 75 – 100 mmHg & saturasi O2 <
95%
Sistem Pencernaan
1) Hepato Splenomegali
2) Selera makan menurun
3) Malnutrisi (Berat Badan tdk sesuai usia
atau < 18 kg)
23
Sistem Kardiovaskuler
1) Arythmia
2) Congetive Heart Failure ; Nadi > 105
x/menit, RR. 30x/mnt, sesak sianosis, rales
basah, distensi vena jugularis, edema
dependen & periorbital, tingkat kesadaran
menurun
Sistem Integumen
1) Ikterus atau sub ikterus
2) Hiperpigmentasi
3) Bronze skin
24
Sistem Muskuloskeletal
1) Facies Cooley, facies rodent
2) Osteoporosis fraktur
3) Atropi
Sistem Endokrin
1) Pertumbuhan terhambat
2) Kelainan hormonal Hipotiroid,
disfungsi gonad
25
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
berkurangnya komponen selular yg penting utk
menghantarkan O2/ zat nutrisi ke sel
2. Resiko tinggi injury internal : Perdarahan
berhubungan dengan pemecahan sel darah merah
(Hemolisis)
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan menurunnya nafsu makan
(anoreksia), vomiting, nusea
4. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan
dengan osteoporosis 26
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
tidak seimbangnya kebutuhan pemakaian &
suplai O2
28
Rencana Tindakan :
Monitor tanda-tanda vital, pengisian kapiler,
warna kulit, membran mukosa
Meninggikan posisi kepala di tempat tidur
Memeriksa dan mendokumentasikan adanya
rasa nyeri
Observasi adanya keterlambatan respon verbal,
kebingungan, atau gelisah
Mengobservasi adanya rasa dingin
Mempertahankan suhu lingkungan agar tetap
hangat sesuai kebutuhan tubuh
Memberi oksigen sesuai kebutuhan 29
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan tidak seimbangnya kebutuhan
pemakaian & suplai O2
Kriteri Hasil :
Kebutuhan ADL terpenuhi makan,
Hygiene, bermain, dll
Injury tidak terjadi
Tanda-tanda vital dalam batas normal
30
Rencana Tindakan :
Menilai kemampuan anak dalam melakukan
aktivitas sesuai dengan kondisi fisik dan tugas
perkembangan anak
Monitor tanda-tanda vital selama dan setelah
melakukan aktivitas dan mencatat adanya respon
fisiologis terhadap aktivitas (peningkatan denyut
jantung, Peningkatan TD dan nafas)
Memberikan informasi kepada pasien atau
keluarga untuk berhenti melakukan aktivitas jika
terjadi gejala-gejala peningkatan denyut jantung,
TD, nafas cepat, pusing atau kelelahan
31
Beri dukungan kepada anak untuk melakukan
kegiatan sehari-hari sesuai dengan kemampuan
anak
Mengajarkan kepada orang tua teknik
memberikan reinforcement terhadap partisipasi
anak dirumah
Membuat jadwal aktivitas bersama anak dan
keluarga dengan melibatkan tim kesehatan lain
Menjelaskan dan memberikan rekomendasi
kepada sekolah tentang kemampuan anak dalam
melakukan aktivitas, monitor kemampuan
melakukan aktivitas secara berkala
32
33