Anda di halaman 1dari 26

Sikap &

Pengembangan Sikap

Nurti YK Gea, Ns., M.Kep.,Sp.Kep.A.


01 Pengertian

Sikap
Pengertian
Sikap
Sikap adalah suatu isyarat yang dipancarkan kepada
orang lain, untuk menunjukkan bagaimana kita
mengelola diri, orang lain, pekerjaan, waktu, masalah,
situasi yang dapat dilihat dan dibaca orang lain
melalui tindakan, ucapan, perbuatan atau perilaku
kita sehari- hari.
Sikap terdiri dari 3
komponen pokok
1. 1 Keyakinan (Aspek Kognitif)

Komponen yang berisikan apa yang diyakini dan apa yang dipirkan orang
menngenai suatu objek sikap.

2. 1
Perasaan ( Aspek Afekif )

Perasaan senang atau tidak senang adalah komponen yang penting dalam
pembentukan sikap.

3. Perilaku ( Aspek konotatif )

Bila orang menyenangi sesuatu objek, maka ada kecenderungan orang akan
mendekati objek tersebut dan sebaliknya.
Definisi sikap menurut
para
Menurut Sarnoffahli
(dalam Sarwono, 2000) D.Krech dan R.S

0 02
kesediaan untuk bereaksi (disposition to Crutchfield (dalam
Sears, 1999)
Mengidentifikasikan sikap sebagai
Berpendapat bahwa sikap sebagai
organisasi yang bersifat

1
react) secara positif (ravorably) atau
menetap dari proses
secara negatif (untavorably) terhadap
motivasional , emosional,
obyek – obyek tertentu.
perseptual, dan kognitif
mengenai aspek dunia individu.

La Pierre (dalam Azwar, 2003) G.W Alport dalam (Tri

0 Mendefinisikan sikap sebagai suatu pola


perilaku , tendensi atau kesiapan
antisipatif, predisposisi untuk
menyesuaikan diri dalam situasi sosial,
0 Rusmi
Widayatun, 1999 :218)

3
Sikap adalah kesiapan

4
atau secara sederhana, sikap adalah
seseorang untuk bertindak.
respon terhadap stimuli sosial yang telah
terkondisikan.
0
Tri Rusmi Widayatun Jalaluddin Rakhmat ( 1992 :
Memberikan pengertian sikap adalah
“keadaan mental dan syaraf dari
kesiapan, yang diatur melalui
0 •39Sikap
) adalah kecenderungan
bertindak, berpersepsi,
berpikir, dan merasa dalam

5 6
pengalaman yang memberikan pengaruh menghadapi objek, ide,
dinamik atau terarah terhadap respon situasi, atau nilai
individu pada semua obyek dan situasi • Sikap mempunyai daya
yang berkaitan dengannya. penolong atau motivasi.
• Sikap lebih menetap.
• Sikap mengandung
aspek evaluatif:
Sri Utami Rahayuningsih (2008) • Sikap timbul dari

0
pengalaman:
• Berorientasi kepada respon
• Berorientasi kepada kesiapan respon
• Berorientasi kepada skema triadic
• Thurstone memandang sikap sebagai suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat

7
positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis.
• Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seeorang mengenai objek atau situasi
yang relative ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada
kepada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara yang
tertentu yang dipilihnya
Ciri-
Ciri
Sikap
0
Sikap tidak dibawa Berarti manusia dilahirkan tidak membawa sikap tertentu pada suatu objek. Oleh karenanya maka
sikap terbentuk selama perkembangan individu yang bersangkutan. Karena terbentuk selama
sejak lahir perkembangan maka sikap dapat berubah, dapat dibentuk dan dipelajari. Namun kecenderungannya
sikap bersifat tetap.

Sikap selalu
Sikap terbentuk karena hubungan dengan objek-objek tertentu, melalui persepsi terhadap objek
berhubungan tersebut.
dengan
objek
Sikap dapat tertuju Bila seseorang memiliki sikap negatif pada satu orang maaka ia akan menunjukkan sikap yang
pada satu objek dan negatif pada kelompok orang tersebut.
sekumpulan objek

Sikap itu dapat Jika sikap sudah menjadi nilai dalam kehidupan seseorang maka akan berlangsung lama bertahan,
berlangsung lama tetapi jika sikap belum mendalam dalam diri seseorang maka sikap relaatif dapat berubah.
atau sebentar

Sikap mengandung
perasaan atau Sikap terhadap sesuaatu akan diikuti oleh perasaan tertentu baik positif maupun negatif.
motivasi Sikap juga mengandung motivasi atau daya dorong untuk berperilaku.
03 Teori
Selanjutnya, Setyobroto (2004) merangkum batasan sikap dari berbagai ahli
psikologi sosial diantaranya pendapat G.W. Alport, Guilford, Adiseshiah dan John
Farry, serta Kerlinger yaitu :

1. Sikap bukan pembawaan sejak lahir


2. Dapat berubah melalui pengalaman
3. Merupakan organisasi keyakinan-keyakinan
4. Merupakan kesiapan untuk bereaksi
5. Relatif bersifat tetap
6. Hanya cocok untuk situasi tertentu
7. Selalu berhubungan dengan subjek dan objek tertentu
8. Merupakan penilaian dari penafsiran terhadap sesuatu
9. Bervariasi dalam kualitas dan intensitas
10. Meliputi sejumlah kecil atau banyak item
11. Mengandung komponen kognitif, afektif dan konatif
Sesuai dengan pendapat serta sifat-sifat yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan
pengertian sikap sebagai organisasi keyakinan-keyakinan yang mengandung aspek kognitif,
konatif dan afektif yang merupakan kesiapan mental psikologis untuk mereaksi dan bertindak
secara positif atau negatif terhadap objek tertentu. Dari definisi di atas dapat juga
disimpulkan bahwa sikap bukanlah pembawaan sejak lahir, sikap dapat berubah melalui
pengalaman, merupakan organisasi keyakinan, merupakan kesiapan untuk memberikan reaksi,
relatif tetap, hanya cocok untuk situasi tertentu, serta merupakan penilaian dan penafsiran
terhadap sesuatu.
0 Pengemb
an gan
Sikap
Metode Penelitian menurut Branscombe & Byron
2017

Mengembangkan sikap merupakan bagian kecil namun penting untuk dilakukan


oleh mereka yang sedang berburu keberhasilan. Sebab sebuah keberhasilan tidak
pernah datang dengan sendirinya. Akan tetapi dilatar belakangi oleh palng tidak
tiga faktor utama, yang antara lain adalah: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Oleh karena sikap memegang peranan yang sangat menentukan dalam menggapai
keberha-silan, maka tidak berlebihan jikalau sejenak kita harus memusatkan
perhatian kita pada sikap. Dengan harpaan agar kita dapat mengembangkan sikap
ke arah yang jauh lebih baik lagi, supaya dengan sikap yang unggul keberhasilan
boleh menjadi milik kita! Oleh karenaattitude development (pengembangan sikap)
akan menjadi pokok pembahasan berserial guna membantu para pembaca agar
dapat mengembangkan sikap positip yang ada pada diri pembaca.
0
HUBUNGAN
SIKAP &
PERILAKU
Sikap yang dilakukan oleh setiap individu sangatlah berpengaruh terhadap
perilaku individu. Pengaruh tersebut terletak pada individu sendiri terhadap
respon yang ditangkap ,kecenderungan individu untuk melakukan tindakan
dipengaruhi oleh berbagai faktor bawaan dan lingkungan sehingga menimbulkan
tingkah laku.
0 Pembentu
kan Sikap
Pembentukan perilaku dengan konsidioning atau kebiasaan

Cara ini didasarkan atas teori belajar konsidioning yang dikemukakan


oleh Pavlov, Thorndike dan Skinner. Dengan cara membiasakan diri
untuk berperilaku seperti yang diharapkan, akan terbentuklah perilaku
tersebut.
Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight).

Disamping pembentukan perilaku dengan kondisioning,


pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan pengertian
(insight). Cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar
yang disertai dengan adanya pengertian, seperti yang dikemukakan
Kohler.
Pembentukan perilaku dengan menggunakan model atau
contoh.

Jadi, perilaku itu dibentuk dengan cara menggunakan model atau


contoh yang kemudian perilaku dari model tersebut ditiru oleh
individu. Hal ini didasarkan atas teori belajar sosial (sosial learning
theory) atau observational learning theory yang dikemukakan oleh
Bandura
0 Pengukur
an Sikap
Secara Tidak
Secara Langsung
Langsung

subjek secara langsung dimintai pendapat


bagaimana sikapnya terhadap suatu masalah atau
Pengukuran sikap dengan menggunakan tes.
hal yang dihadapkan kepadanya.
Dalam hal ini dapat dibedakan tes proyektif dan non
Secara langsung yang tidak berstruktur misalnya proyektif. Tes proyektif adalah tes dimana kepada
mengukur sikap dengan wawancara bebas (free subjek disajikan rangsangan yang relatif ambigius
interview), dengan pengamatan langsung atau (tidak jelas), dari cara subjek menanggapi rangsangan
dengan survey (misal public opinion survey). tersebut, tester dapat menduga dan menyimpulkan motif
Sedangkan secara langsung berstruktur, yaitu dan emosi yang melandasi persepsinya. Misal : Tes Rho,
dengan pengukuran sikap dengan menggunakan TAT, CAT, Grafis.
pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun
Sedangkan tes non proyektif adalah tes dimana disajikan
sedemikian rupa dalam suatu alat yang telah
stimulus yang cukup jelas. Tes non proyektif berbentuk
ditentukan, dan langsung diberikan kepada subjek
skala/inventari misalnya : EPPS, 16 PF.
yang diteliti. Misal pengukuran sikap dengan
skala Bogardus, Thurstone, dan Likert.
0 Determinan
Sikap
Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (Notoatmodjo, 2010);
(Irwan, 2017):
1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik individu yang
bersangkutan, yang bersifat bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat
emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
2. Determinan atau faktor eksternal, yakni pengaruh dari lingkungan atau luar
individu yang bersangkutan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang
dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
Bentuk perubahan perilaku sangat bervariasi, sesuai dengan konsep yang
digunakan oleh para ahli dalam pemahamannya terhadap perilaku. Menurut
WHO dalam (Notoatmodjo, 2007), perubahan perilaku itu dikelompokkan
menjadi tiga:
1. Perubahan alamiah (Natural Change) Perilaku manusia selalu berubah.
Sebagian perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah. Apabila
dalam masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan lingkungan fisik atau
sosial budaya dan ekonomi, Bab 3 Determinan Perilaku Kesehatan 53 maka
anggota-anggota masyarakat di dalamnya juga akan mengalami
perubahan.
2. Perubahan terencana (Planned Change) Perubahan ini terjadi karena
direncanakan sendiri oleh subjek. Misalnya, seseorang perokok berat yang
pada suatu saat terserang batuk yang sangat mengganggu, ia memutuskan
untuk mengurangi rokok sedikit demi sedikit, dan akhirnya berhenti
merokok sama sekali.
3. Kesediaan untuk berubah (Readiness to Change) Apabila terjadi suatu
inovasi atau program-program pembangunan di dalam masyarakat, maka yang
sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi atau
perubahan tersebut (berubah perilakunya), dan sebagian orang lagi sangat
lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Hal ini disebabkan
setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah (readiness to change) yang
berbeda-beda. Setiap orang di dalam masyarakat mempunyai kesediaan untuk
berubah yang berbeda-beda meskipun kondisinya sama

Anda mungkin juga menyukai