Anda di halaman 1dari 7

Titrasi Spektrofotometri

1. Tanpa menggunakan Indikator

Mis: X + T P

Syarat: Bila salah satu dari ketiga zat (X, T atau P) mempunyai
absorbans atau absortivitas cukup tinggi pada panjang
gelombang yg digunakan

Kurva titrasi fotometri: Grafik yg menyatakan hubungan antara


absorbans (A) terhadap volum larutan
penitrasi
Contoh titrasi fotometri
2. Dengan menggunakan indikator

Syarat: Bila diantara zat-zat yang bersangkutan tidak ada yang mempunyai
absorbans tinggi

Contoh:
Titrasi Cu (II) dengan EDTA secara fotometri dengan menggunakan indikator
pyrocathechol-violet
Keterangan:
•Bila kepada larutan Cu(II) ditambahkan beberapa tetes indikator, maka
sejumlah kecil Cu (II) akan diikat oleh indikator menjadi kompleks Cu-
indikator
•Kemudian titrasi dimulai dengan menambahkan EDTA (dari buret) kepada
larutan yang mengandung Cu(II) bebas dan sedikit kompleks Cu-indikator
•EDTA akan bereaksi dengan Cu(II) bebas
•Bila selama kondisi ini berlaku, maka jalannya kurva akan konstant. Ini
menandakan absorbans dari kompleks Cu-indikator. (Panjang gelombang 440
nm)
•Setelah Cu (II) bebas habis, maka EDTA akan bereaksi dengan Cu-indikator.
Reaksi yg terjadi:
Cu-indikator + EDTA Cu-EDTA + indikator (bebas)
•Absorbans akan bertambah secara menyolok (absorbans dari indikator

bebas), sehingga jalannya kurva akan naik tiba-tiba. Penanjakkan kurva


berlangsung sampai kompleks Cu-indikator habis bereaksi.
•Penambahan EDTA selanjutnya tidak akan mengubah nilai absorbans

sehingga kurva kembali mendatar


Titrasi campuran kation-kation secara fotometri

Contoh:

Titrasi campuran dua kation Bi(II) dengan Cu (II)


•Panjang gelombang yg digunakan untuk mengukur absorbans larutan

adalah 745 nm, dimana hanya kompleks Cu-EDTA yg menyerap dengan


kuat sedang zat lainnya Bi 3+
, Bi-EDTA kompleks, Cu 2+
dan EDTA tidak
melakukan penyerapan
•Kompleks Bi-EDTA (log K stab = 22,8) jauh lebih stabil daripada kompleks

Cu-EDTA, maka EDTA hanya akan bereaksi dengan Bi (III) saja sampai
semua Bi (III) habis terbentuk Bi-EDTA sehingga absorbans sama dengan
nol dan jalannya kurva mendatar
•Bila titik akhir titrasi telah tercapai, Bi(III) habis, maka mulai terjadi reaksi

antara Cu(II) dengan EDTA, karena kompleks Cu-EDTA ini menyerap kuat
pada 745 nm, maka penambahan EDTA lebih lanjut akan menyebabkan
absorbansi dan kurva titrasi melonjak tajam
•Setelah Cu(II) habis maka jalan kurva akan kembali mendatar

Anda mungkin juga menyukai