Mis: X + T P
Syarat: Bila salah satu dari ketiga zat (X, T atau P) mempunyai
absorbans atau absortivitas cukup tinggi pada panjang
gelombang yg digunakan
Syarat: Bila diantara zat-zat yang bersangkutan tidak ada yang mempunyai
absorbans tinggi
Contoh:
Titrasi Cu (II) dengan EDTA secara fotometri dengan menggunakan indikator
pyrocathechol-violet
Keterangan:
•Bila kepada larutan Cu(II) ditambahkan beberapa tetes indikator, maka
sejumlah kecil Cu (II) akan diikat oleh indikator menjadi kompleks Cu-
indikator
•Kemudian titrasi dimulai dengan menambahkan EDTA (dari buret) kepada
larutan yang mengandung Cu(II) bebas dan sedikit kompleks Cu-indikator
•EDTA akan bereaksi dengan Cu(II) bebas
•Bila selama kondisi ini berlaku, maka jalannya kurva akan konstant. Ini
menandakan absorbans dari kompleks Cu-indikator. (Panjang gelombang 440
nm)
•Setelah Cu (II) bebas habis, maka EDTA akan bereaksi dengan Cu-indikator.
Reaksi yg terjadi:
Cu-indikator + EDTA Cu-EDTA + indikator (bebas)
•Absorbans akan bertambah secara menyolok (absorbans dari indikator
Contoh:
Cu-EDTA, maka EDTA hanya akan bereaksi dengan Bi (III) saja sampai
semua Bi (III) habis terbentuk Bi-EDTA sehingga absorbans sama dengan
nol dan jalannya kurva mendatar
•Bila titik akhir titrasi telah tercapai, Bi(III) habis, maka mulai terjadi reaksi
antara Cu(II) dengan EDTA, karena kompleks Cu-EDTA ini menyerap kuat
pada 745 nm, maka penambahan EDTA lebih lanjut akan menyebabkan
absorbansi dan kurva titrasi melonjak tajam
•Setelah Cu(II) habis maka jalan kurva akan kembali mendatar