Anda di halaman 1dari 34

Sistem Pengendalian

Strategik – Proses
Membangun Awareness dan
Alignment
Hubertus Rendy (126202020) Leny Marlina (126202023)
Claudia Tarida Berlina (126202010) William Benedictus R (126202037) 0

Elfina Oktaviani (126202013) Kasun Japar (126202022)


Irianti Pudji Lestari (126202021)
Latar Belakang
Kesuksesan dalam membangun peta strategi dan balance scorecard tingkat korporasi belum tentu dapat
menjamin bahwa strategi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Agar strategi dapat dilaksanakan, maka
perusahaan harus menjamin agar setiap karyawan perusahaan mengetahui dan memahami strategi perusahaan
tersebut. Selain itu, perusahaan juga harus meyakinkan bahwa strategi yang terdapat pada seluruh unit
organisasi tidak bertentangan satu sama lain dan selaras dengan strategi perusahaan secara keseluruhan. Karena
itu, proses membangun awareness dan alignment (keselarasan) menjadi hal berikutnya yang harus dilakukan
perusahaan.

Apabila strategi dapat dilaksanakan dengan baik, maka banyak hal yang dapat mempengaruhinya. Kesuksesan
menggunakan balance scorecard saja tidak lah cukup. Agar strategi dapat dilaksanakan dengan baik, maka
perusahaan harus menggunakan strategi awareness dan keselarasan (alignment).
8 Komponen Membangun Keselarasan (Alignment)
Keselarasan Unit
8 Penunjang di Unit Bisnis &
Kantor Pusat
Keselarasan Unit Bisnis
dengan Pemasok 7
Keselarasan Unit Bisnis
6 dengan Pelanggan
Keselarasan Unit Bisnis
dengan Unit Penunjang 5
Keselarasan Kantor Pusat
4 dengan Unit Bisnis 3
Keselarasan Strategi
Korporasi dengan Unit 33
Penunjang Kantor Pusat Enterprise Value
2 Proposition 1
Board & Shareholders
Alignment 11
Board & Shareholders Alignment
Dalam hal ini Dewan Komisaris mewakili kepentingan pemegang saham harus mengkaji ulang, menyetujui dan
memonitor rencana stratejik dan pelaksanaan rencana stratejik dalam perusahaan.

Perlu diingat bahwa antara BoD dan BoC harus punya keselarasan di dalam merancang rencana strategis
perusahaan.

Penentuan rencana strategis perusahaan dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan menggunakan
analisa:
1. Political, Economic, Social, & Technology (PEST) Analysis.
2. Evaluasi Issue Internal & Eksternal.
3. SWOT Analysis.

Sehingga akhirnya akan ada visi yang sejalan dengan misi dan value perusahaan.
PEST Analysis
Politik Ekonomi Sosial Teknologi

 Perubahan regulasi  Stabilitas ekonomi  Pertumbuhan  Perubahan


pemerintah dalam penduduk teknologi pada
infrastruktur,
bidang bisnis  Nilai tukar mata  Tingkat pendidikan produk dan proses
uang
 Kebijakan  Usia  Perkembangan
pemerintah dalam teknologi
 Kebijakan
bidang lingkungan, keuangan, suku
 Pendapatan rata- mengakibatkan
rata masyarakat perubahan budaya
tanggung jawab bunga
kerja
social, konsumen  Gaya hidup, pola
 Kebijakan fiscal, pembelian  Penemuan baru
tingkat pajak untuk
perusahaan dan  Kepedulian
perorangan masyarakat pada
lingkungan
Evaluasi Issue Internal & Eksternal
Isu-Isu Lingkungan Eksternal dan Kriteria Penentuan Signifikansi Isu-Isu. Apakah Isu memiliki relevansi Signifikan?
Internal terhadap: (Ya/Tidak)
Sasaran dan tujuan Kebutuhan serta Kemampuan
organisasi harapan pelanggan dan organisasi dalam
pihak berkepentingan menyediakan
produk/jasa

Isu-Isu Lingkungan Eksternal

Penurunan suku bunga perbankan 3 2 2 Ya

Perubahan kebijakan perburuhan 2 2 3 Ya

Pencabutan subsidi listrik oleh 2 3 3 Ya


pemerintah
Isu-Isu Lingkungan Internal

Peningkatan kemampulabaan di tahun 3 3 3 Ya


2018
Diprediksi turnover over karyawan di 3 2 3 Ya
tahun 2018 mengalami kenaikan
SWOT Analysis
Vision, Mission, & Strategy
Mission
 Providing a friendly and unique experience showcasing the
best of Indonesia and the World
 Providing the most complete and the highest quality brands, Values
Vision services, entertainment and international cuisine.
 Customer
To be an Ultimate One  Continually developing and improving a service oriented
Satisfaction
Stop Destination for organization committed to a safe, clean, healthy, convenient,
 Innovative and
shopping, and environmentally friendly shopping town.
creative
entertainment,  To be a people oriented organization abreast with
 Learning
business, living, and technology, focusing on people and teamwork development
organization
hospitality in Indonesia through continuous improvement
 Teamwork
 To meet shareholders expectations in monetary and non
 Professionalism
monetary performance, industry recognition and reputation.
Enterprise Value Proposition
Dalam hal ini perusahaan (dalam tingkatan korporasi) harus membuat strategi yang selaras antara satu sama
lain, yang nantinya dapat dijadikan dasar untuk pembuatan strategi pada tingkatan yang lebih bawah. Untuk
mencapai hal ini, maka korporasi harus membagi strategi menjadi empat perspektif, dan memetakannya dalam
bentuk peta strategi, seperti yang telah dibahas dalam modul balanced scorecard.

Langkah awal biasanya dilakukan melakukan pemetaan Strategic Articulation Map (corporate) dengan melihat
dari 4 perspektif yang ada.

Langkah selanjutnya adalah dengan menentukan Key Performance Indicatior (KPI) untuk corporate strategy ini.
KPI ini dibuat sebagai dasar penilaian tercapainya kinerja perusahaan.
Enterprise Value Proposition
FINANCIAL PERSPECTIVE CUSTOMER PERSPECTIVE PROCESS PERSPECTIVE LEARNING PERSPECTIVE
Sound and Healthy Customer Satisfaction Operational Excellence High Quality People
Financial
Optimize utilization Intimacy with Efficient Talent retention
of space with customer Process management
reasonable
profitability KPI:
KPI: • Response time in handling
• Number of customer traffic customer complaint KPI:
KPI: • Number of prospective • Number of initiative in cost • Employee productivity ratio
• Collection rate reduction
tenant and renewal • Turnover rate of high
• Rental rate • Cost efficiency potential talent

Unique and
integrated
Program (not limited
to marketing)
KPI:
• Number of successful event /
program conducted
Enterprise Value Proposition
Keselarasan Strategi Korporasi dengan Unit Penunjang
Keselarasan antara strategi korporasi dengan unit penunjang yang terdapat di kantor pusat sangat dibutuhkan.
Strategi yang telah ditentukan korporasi tentunya akan dilaksanakan. Salah satu yang akan melaksanakan
adalah unit-unit penunjang yang terdapat di kantor pusat tersebut. Karena itu, harus terdapat keselarasan antara
strategi, peta strategi, dan tolak ukur secara korporasi dengan unit-unit penunjang di kantor pusat yang akan
melaksanakan.

Untuk strategi unit penunjang, misalnya department housekeeping harus memiliki strategi yang selaras dengan
strategi korporasi. Halaman berikutnya mencerminkan contoh dari strategi unit department housekeeping.
Keselarasan Strategi Korporasi dengan Unit Penunjang

FINANCIAL PERSPECTIVE CUSTOMER PERSPECTIVE PROCESS PERSPECTIVE LEARNING PERSPECTIVE


Sound and Healthy Customer Satisfaction Operational Excellence High Quality People
Financial
Increase customer High Quality
Effective & efficient satisfaction Service Increase
budget planning &
KPI:
productivity
control • # of completed cleaning
KPI: plan Discipline people
• Response time for initial • Score of building exterior
KPI:
• % HK Budget Variance contact to customer / cleanliness KPI:
tenant • % of daily toilet completed • Workforce productivity
• Investigation time check list • % of man days lost
• # complaints of
cleanliness
Keselarasan Kantor Pusat dengan Unit Bisnis
Hal ini pada prinsipnya sama dengan point sebelumnya, dimana harus ada keselarasan antara strategi korporasi
dengan strategi unit bisnis dibawahnya. Misalkan, Citibank USA, harus menjamin bahwa terdapat keselarasan
strategi antara strategi kantor pusat dengan strategi dari Citibank yang terdapat di seluruh dunia. Hal ini berarti,
penyusunan strategi, strategi map, dan balanced scorecard Citibank Indonesia misalnya harus mengacu dan
selaras dengan Citibank Pusat.
Keselarasan Unit Bisnis dengan Unit Penunjang
Keselarasan ini mirip dengan persyaratan keselarasan antara strategi korporasi dengan unit penunjang, hanya
bedanya penekanan keselarasan ini terjadi pada unit bisnis. Misalkan, pada poin keselarasan antara strategi
korporasi dengan unit penunjang, harus dijamin ada keselarasan antara strategi korporasi dengan unit penunjang
di kantor pusat Citibank, maka dalam bagian ini harus ada keselarasan antara strategi Citibank Indonesia
dengan unit bisnis yang menunjang atau melaksanakan strategi tersebut di Indonesia.
Keselarasan Unit Bisnis dengan Pelanggan
Seperti yang dijelaskan dalam modul balanced scorecard, salah satu hal yang paling penting dalam penyusunan
peta strategi dan balanced scorecard adalah customer value proposition yang berisi mengenai hal-hal yang
dijanjikan oleh perusahaan pada customer agar customer mau membeli produk atau jasa perusahaan. Dalam hal
ini, perusahaan harus meyakinkan agar customer value proposition ini benar-benar disampaikan pada customer,
dan hasilnya dapat diukur dan tercermin dalam tolak ukur yang terdapat pada balanced scorecard perusahaan.
Bagian ini juga telah dibahas dalam modul balanced scorecard.

Keselarasan ini harus tergambar pada balance scorecard, terutama di bagian yang terkait dengan Pelanggan.
Hal ini akan sangat tergambar dari sisi customer perspective.
Keselarasan Unit Bisnis dengan Pelanggan
FINANCIAL PERSPECTIVE CUSTOMER PERSPECTIVE PROCESS PERSPECTIVE LEARNING PERSPECTIVE
Sound and Healthy Customer Satisfaction Operational Excellence High Quality People
Financial
Service & quality
Increase customer Talent retention
Effective & efficient improvement
satisfaction management
budget planning &
KPI:
control
KPI:
KPI: • # of staff who achieve • Number of best
• Response time in min score for Store and
KPI: employee of the month
• % CS Budget Variance handling customer’s product knowledge test
complaint • # uniform design
approved
Discipline people
• % correct on line
courtesy
KPI:
• % absenteeism

Keselarasan akan sangat terlihat dari


sisi Customer Perspective
Keselarasan Unit Bisnis dengan Pemasok
Keselarasan antara unit bisnis dengan pemasok juga harus dilakukan agar pemasok mengetahui value dari
perusahaan dan hal-hal yang ingin dicapai oleh Perusahaan.

Umumnya keselarasan ini akan terlihat dari sisi balance scorecard, terutama dari sisi yang terkait dengan
pemasok.

Jika dilihat dari data di slide berikutnya, maka keselarasan ini akan terlihat dari sisi minimnya complain dari
customer internal (departemen lain di dalam perusahaan), karena jika ada complain, maka sebenarnya belum
ada keselarasan antara bagian GA dengan supplier yang menyebabkan departemen lain di dalam perusahaan
melakukan complain.
Keselarasan Unit Bisnis dengan Pemasok

FINANCIAL PERSPECTIVE CUSTOMER PERSPECTIVE PROCESS PERSPECTIVE LEARNING PERSPECTIVE


Sound and Healthy Customer Satisfaction Operational Excellence High Quality People
Financial
Increase internal Process Well trained
Effective & efficient customer standardization people
budget planning & satisfaction KPI:
• # of SOP completed
control • % manual ticket KPI:
High quality service • % GA People
Development Program
KPI:
KPI: Speed up the realization
• % GA Budget Variance
• # of complaint process
• # incident

Accuracy

KPI:
• % on time delivery
• % data discrepancy
• % on time renewal
Keselarasan Unit Penunjang di Unit Bisnis dan KP
Pembahasan akan difokuskan ada pembangunan keselarasan antara unit-unit yang terdapat dalam perusahaan.

Dalam hal ini, maka proses penyelarasan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Vertical Alignment
b. Horizontal Alignment
Vertical Alignment
Vertical alignment berarti harus ada keselarasan antara strategy map dan balanced scorecard yang dibuat pada
level korporasi, dengan strategy map dan balanced scorecard untuk tingkatan-tingkatan di bawahnya, seperti
pada tingkatan departemen, divisi, bahkan perorangan.

Alignment vertikal berarti setiap unit bisnis dan unit pendukung berkontribusi pada tujuan strategis tingkat
tinggi organisasi sementara pada saat yang sama menerapkan strategi lokal yang akan memungkinkannya
sukses di pasar sasarannya. Istilah penurunan strategy map dan balance scorecard disebut dengan casecading.

Proses cascading pertama adalah penurunan dari tingkatan korporasi ke tingkatan departemen. Hal pertama
yang harus diperhatikan adalah bentuk pusat pertanggung jawaban dari departemen tersebut. Jika departemen
tersebut merupakan profit center atau investment center, maka format strategy map untuk departemen akan
sama dengan format strategy map korporasi. Namun, jika departemen merupakan cost center atau revenue
center, maka format dari strategy map akan sedikit berbeda.
Vertical Alignment
Tujuan utama dari unit bisnis yang bersifat cost center bukanlah mencari laba, sehingga perspektif keuangan
tidak dapat ditempatkan pada posisi yang paling atas. Misalkan, salah satu tujuan strategic dalam departemen
Sumber Daya Manusia adalah meminimalkan biaya SDM, sedangkan salah satu tujuan stratejik dalam
perspektif pelanggan adalah meningkatkan ketepatan perhitungan gaji. Jika pada departemen SDM, perspektif
keuangan tetap ditempatkan pada posisi yang paling atas, seperti yang terdapat pada peta strategi korporasi,
dimana ketepatan peningkatan ketetapan biaya gaji akan menyebabkan efisiensi baiaya departemen SDM.
Karena itu, pembuatan strategi untuk unit bisnis yang bersifat cost center dan revenue center dapat
mempergunakan format seperti yang terdapat pada peta strategi organisasi non profit.
Vertical Alignment
Kembali lagi pada proses cascading, maka proses vertical alignment (cascading) dapat dilakukan dengan empat
tahap, yaitu :

1. Semua tujuan stratejik (strategic objective) yang terdapat dalam strategy map korporasi akan diturunkan ke
masing-masing departemen berdasarkan controllability masing-masing tujuan stratejik tersebut. Misalkan
tujuan stratejik peningkatan pendapatan akan diturunkan ke departemen pemasaran, sedangkan tujuan stratejik
peningkatan kualitas akan diturunkan ke departemen produksi.

2. Terdapat pula tujuan stratejik departemen, yang merupakan penurunan dari tujuan stratejik korporat, namun
memiliki nama tujuan stratejik yang berbeda. Misalkan dalam tingkatan korporat, tujuan stratejik adalah
meminimalkan total biaya perusahaan, sedangkan tujuan strategi dari departemen pembelian adalah purchase
price variance yang favourable.
Vertical Alignment
3. Terdapat pula tujuan stratejik yang muncul pada tingkatan departemen, tapi tidak ada pada tingkatan
korporasi. Misalnya pada departemen sumber daya manusia terdapat tujuan stratejik perhitungan biaya gaji
yang akurat. Tujuan stratejik ini tidak akan muncul pada tingkatan korporasi, karena tujuan stratejik tersebut
penting pada tingkatan departemen, namun bukan merupakan prioritas pada tingkatan korporasi.

4. Untuk departemen-departemen penunjang, customer value proposition pada perspektif pelanggan merupakan
apa yang dijanjikan oleh departemen penunjang pada departemen yang dilayaninya. Prinsip yang sama akan
diberlakukan untuk proses cascading pada tingkatan-tingkatan berikutnya. Proses alignment terakhir adalah
dengan meningkatkan KPI-KPI tersebut dengan sistem kompensasi perusahaan.
Horizontal Alignment
Horizontal alignment berarti semua peta strategi, tujuan stratejik, balance scorecard yang terdapat dalam
masing-masing unit bisnis yang berada dalam satu tingkatan juga tidak boleh bertentangan satu sama lainnya.
Misalkan strategi yang dibuat pada departemen produksi dengan departemen pemasaran tidak boleh ada yang
bertentangan. Untuk menjamin keselarasan tersebut, maka setelah diselesaikan proses cascading untuk masing-
masing unit bisnis, maka peta strategi dan balance scorecard untuk masing-masing unit bisnis tersebut harus
diperiksa lagi untuk menjamin adanya keselarasan tersebut. Salah satu contoh paling jelas dari horizontal
alignment adalah proses penyusunan peta startegi dan balance scorecard untuk unit penunjang. Unit penunjang
perusahaan seperti bagian sumber daya manusia, bagian akuntansi, internal audit dan sebagainya tidak
berhubungan langsung dengan pelanggan perusahaan, karena unit penunjang dibentuk untuk menunjang unit
atau divisi lain yang terdapat dalam perusahaan. Karena itu, costumer value proportion dari unit penunjang
adalah apa yang harus diberikan oleh unit penunjang tersebut pada divisi atau unit lain yang terdapat dalam
perusahaan, agar unit atau divisi lainnya tersebut dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Horizontal Alignment
Penyelarasan horizontal memungkinkan organisasi secara keseluruhan menikmati sinergi yang datang saat unit
bisnis berkolaborasi:
 Untuk menyampaikan pengalaman dan nilai pelanggan secara terpadu.
 Untuk memperkuat nilai merek.
 Untuk mencapai skala ekonomi.
 Untuk berbagi pengetahuan dan praktik terbaik.
 Untuk memberikan pelatihan yang baik dan jalur pengembangan karir.
Horizontal Alignment
Penggunaan peta strategi cascading dan balanced scorecard dapat dilakukan dengan cara ini:

1. Kantor pusat perusahaan menentukan proposisi nilai perusahaan dan menjelaskan bahwa dalam peta strategi
dan balanced scorecard

2. Setiap unit bisnis kemudian mengartikulasikan proposisi nilainya sendiri dan menyesuaikan peta strategi
perusahaan dan balanced scorecard untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan pasarnya sendiri juga.

3. Semua unit layanan salah satu mekanisme terbaik untuk menciptakan kesejajaran vertikal dan horizontal
adalah bersama juga mengambil peta strategi perusahaan dan balanced scorecard dan mencari cara untuk
meminimalkan biaya dan mendukung strategi unit bisnis dan spesifik perusahaan.

4. Karyawan dipelihara dalam lingkaran dengan menyadari apa yang dibutuhkan. insentif dan program
penghargaan kemudian bisa dilakukan. Karyawan dapat fokus pada kinerja taktis yang sejajar.
Horizontal Alignment
Kelebihan gaya pelurusan cascading ini cukup jelas dan bermanfaat ketika unit bisnis diselaraskan dengan
strategi organisasi tunggal yang koheren, semua jenis sinergi berbeda masuk ke dalam bingkai:

 Sinergi keuangan - setiap orang menggunakan modal secara efisien.


 Sinergi pelanggan - pengalaman konsisten terjadi.
 Proses sinergi - skala ekonomi bisa terjadi.
 Belajar sinergi - tahu - bagaimana menyebar di sekitar.
 Sinergi platform - teknologi umum mendapat leveraged.

Cascading peta strategi dan balanced scorecards work sangat baik dalam hal ini. Mereka adalah alat yang sangat
baik bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkannya terhadap karyawannya. Komunikasi
semacam ini bisa membentuk budaya yang ada di dalam perusahaan juga. Ketika kompensasi insentif kemudian
dikaitkan dengan ukuran scorecard, karyawan secara alami menjadi sangat bersemangat mengenai rincian
strategi. Keterkaitan ini juga membuat perusahaan ini serius mengenai strategi yang ditunjukkan oleh scorecard.
Awareness
Awareness adalah kemampuan calon pembeli atau konsumen untuk mengenali maupun mengingat sebuah
merek. Dalam hal ini tentunya bisa melipti nama, gambar/logo, serta slogan tertentu yang digunakan para
pelaku pasar untuk mempromosikan produk-produknya.

Bisa dikatakan, brand awareness menjadi salah satu faktor penting yang dibutuhkan para pelaku usaha untuk
memperkuat brand produknya. Sebab, tak bisa kita pungkiri bila semakin banyak konsumen yang mengingat
brand produk, maka semakin besar pula intensitas pembelian yang akan mereka lakukan.
Awareness
Brand awareness sendiri didefinisikan menjadi 4 tingkatan, yakni
sebagai berikut:

1. Unaware brand (tidak menyadari merek) adalah tingkat


terendah dalam piramida merek, dimana konsumen tidak
menyadari adanya suatu merek.
2. Brand recognition (pengenalan), dimana para konsumen
baru mengenal sebuah merek dan masih membutuhkan alat
bantu untuk bisa mengenal merek tersebut.
3. Brand recall (mengingat kembali), kesadaran merek
langsung muncul dibenak para konsumen setelah merek
tertentu disebutkan.
4. Top of mind (puncak) adalah tingkatan tertinggi dimana
merek tertentu telah mendominasi benak para konsumen,
sehingga dalam level ini mereka tidak membutuhkan
pengingat apapun untuk bisa mengenali merek produk
tertentu.
Awareness
Beberapa cara untuk membangun awareness:

a. Target Market
Semakin jelas target market yang dimiliki, tentu membuat kita menjadi semakin mudah untuk membangun
bisnis. Kita tentu paham siapa yang menjadi pengguna produk atau jasa yang kita tawarkan. Bedakan dengan
melihat secara spesifik elemen berikut ini:

 Umur
 Jenis kelamin
 Pekerjaan
 Penghasilan
 Kebutuhan,
 Hobi

Dengan mengetahui target market yang kita miliki, proses membangun brand bisa menjadi semakin mudah.
Kita bisa langsung tepat sasaran ketika melakukan promosi.
Awareness
b. Desain logo sebaik mungkin

Sebelum McDonald’s begitu popular seperti sekarang ini, orang tidak akan ambil pusing dengan merek huruf
M. Akan tetapi, karena logo tersebut telah popular, huruf tersebut mengandung arti bukan? Orang bisa
langsung membayangkan dan mengerti apa itu logo M pada merek McDonald’s. Nah dari sini kita bisa
mengetahui bahwa, logo merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Tidak memandang berapa
pun sekala usaha Anda, baik itu untuk usaha kecil, menengah ataupun besar. Logo memegang peranan penting.

c. Buat tagline yang menarik


Slogan bisa sangat membatu brand awarness. Ia berfungsi sebagai anchor atau kalimat menarik yang bisa
mendeskripsikan produk atau jasa yang ada pada brand Anda. Sebagai contoh, coba per
hatikan slogan yamaha “semakin didepan”, Nike dengan slogan “Just do it ” dan masih banyak contoh tagline
yang bisa Anda perhatikan untuk dijadikan pedoman dalam membuat slogan. Slogan yang menarik, bisa
membantu tingkat awareness yang tinggi dan dapat menimbulkan desire atau keinginan bagi calon konsumen.
Awareness
d. Iklan sesuai budget

Sekarang ini banyak sekali tempat yang bisa kita manfaatkan untuk meningkatkan brand awarness. Tak ada
batasan media yang bisa Anda gunakan, bisa menggunakan media online dan offline. Untuk menggunakan jasa
media online, anda bisa mencoba iklan dengan menggunakan Google Ad-word. Google Adword merupakan
media iklan yang bisa menargetkan kemana iklan Anda akan tayang. Berdasarkan lokasi, hobi dan
semacamnya. Akan tetapi, yang menjadi catatan penting adalah, Anda harus bisa memperhitungkan budget
yang anda miliki. Perhatikan manajemen keuangan Anda agar
budget antara iklan dan biasanya operasional tetap terjaga dengan baik dan bisa memberikan profit untuk Anda.

e. Gunakan media sosial

Bagi Anda yang memiliki bisnis dengan jenis penjualan langsung ke konsumen. Anda bisa memanfaatkan
media sosial untuk berinteraksi dengan konsumen Anda. Cara ini memang cukup efektif mengingat pengguna
media sosial di Indonesia terbilang cukup tinggi. Ada banyak sekali jenis media sosial yang bisa dimanfaatkan.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai