Anda di halaman 1dari 75

ASUHAN KEPERAWATAN

ANESTESI BEDAH UMUM


“PEMBESARAN ADENOID
DAN TONSILITIS KRONIS”

Kelompok 1A D4 Keperawatan Anestesiologi


PEMBESARAN ADENOID DAN TONSILITIS KRONIS
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada bagian tenggorokan.

2) Keluhan lainnya
-Mengalami demam, pilek, batuk
-Nyeri telan
-Mengorok ketika tidur
-Bernapas melalui mulut

3)Diagnosis Medis : Pembesaran Adenoid dan Tonsilitis Kronis

4)Rencana Tindakan Operasi : Adenotonsilektomy (ATE)


5) Data Fokus Anestesi (AMPLE)
(a) Allergies:
-Riwayat alergi makanan : Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan
-Riwayat obat-obatan : Pasien tidak memiliki riwayat alergi pada obat-obatan
-Lainnya :
(b) Medications:
Riwayat penggunaan Obat Antipiretik Paracetamol 500 mg.
(c) Past Illness:
-Riwayat penyakit sistemik sebelumnya: Tidak ada
-Riwayat penyakit keluarga: Tidak ada
-Riwayat operasi sebelumnya: Tidak ada
-Riwayat anestesi sebelumnya: Tidak ada
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang disebutkan.
(d) Last Meal: 07.00 WIB
(e) Environments: Pasien tidak memiliki kebiasaan yang buruk, seperti riwayat merokok dan
mengkonsumsi alkohol, Kondisi lingkungan yang berhubungan dengan penyakit pasien.
2. Pemeriksaan Fisik
1)Keadaan Umum
GCS : Verbal: 5 Motorik: 6 Mata: 4 Total: 15
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda Vital: Nadi = 96 x/menit,
Suhu = 37,5 0 C, TD = 110/70 mmHg,
MAP: 83,3 mmHg, RR =24 x/menit,
Skala nyeri: 4, BB: 35 Kg, TB: 120 Cm, BMI: 24,3
2. Pemeriksaan B6
3. Data Penunjang Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium

Kesimpulan : Hasil
pemeriksaan Laboratorium
tidak normal, diketahui kadar
Limfosit rendah karena
terdapat infeksi pada bagian
tonsil.
b. Pemeriksaan Radiologi :

Hasil Pemeriksaan Radiologi :


Pada hasil Radiografi ditemukan infeksi atau pembesaran tonsil palatin di cavum oris
dan pembesaran Adenoid yang terletak pada bagian hidung posterior. Kondisi thorak
normal, normal chest.
4. Terapi Saat Ini :
Melakukan terapi suportif tonsilitis:
-Pemberian cairan intravena kristaloid NaCl 0,9 % untuk memenuhi kebutuhan hidrasi dan nutrisi
-Pemberian obat analgesic Paracetamol 500 mg dan antiinflamasi Ibuprofen 400 mg sebagai kontrol
demam dan nyeri
-Menggunakan antibiotic oral golongan penisilin 250 mg dikonsumsi 2-3 hari selama
10 hari dan menjaga hygiene mulut yang baik
5. Faktor Penyulit:
- Pasien rewel
- Pasien menangis dan cenderung ingin digendong ibunya
6. Kesimpulan Status Fisik (ASA):
ASA II, Pasien dengan penyakit sistemik ringan tanpa
keterbatasan fungsional dan mengalami batuk pilek.
7. Pertimbangan Anestesi : I. Analisa Data
Jenis Anestesi : GA-ETT
Teknik Anestesi : Inhalasi
Indikasi :
Karena operasi yang dilakukan merupakan
pasien usia 6 tahun (kategori anak-anak) dan salah
satu indikasi dimana lokasi operasi berada pada
cavum oris sehingga dilakukan
Adenotonsilektomy (ATE) atau tindakan operasi
pengambilan Adenoid dan Tonsil kemudian
membutuhkan balance anestesi dengan trias
anestesi (Analgetik, hipnotik, muscle relaxan).
II. Masalah Kesehata Anestesi
1) Pra Anestesi:
1. Prioritas tinggi : Resiko Komplikasi Cedera Anestesi
2. Prioritas sedang : Nyeri
3. Prioritas sedang : Kegawatan Jalan Napas
4. Prioritas sedang : Risiko Gangguan Termoregulasi
5. Prioritas rendah : Cemas
6. Prioritas rendah : Defisit Pengetahuan

Alasan prioritas :
RK Cedera Anestesi menjadi salah satu masalah kesehatan anestesi prioritas tinggi. Hal ini dikarenakan
faktor pada penggunaan obat-obatan anestesi, jenis tindakan anestesi yang diberikan. Jika terjadi sedikit
kelalaian saja sangat berpotensi menimbulkan cedera bahkan kematian jika tidak dilakukan dengan hati-hati
dan sesuai prosedur dibandingkan masalah kesehatan anestesi.
2) Intra Anestesi:
1. Prioritas tinggi : Resiko cedera trauma fisik pembedahan
2. Prioritas sedang : RK gangguan fungsi kardiovaskular
3. Prioritas sedang : RK gangguan fungsi respirasi
4. Prioritas sedang : RK kesulitan intubasi

Alasan prioritas :
Resiko cedera trauma fisik pembedahan menjadi prioritas pertama pada masalah kesehatan anestesi pada
fase intra anestesi. Pasalnya, jika terjadi resiko cedera trauma fisik pembedahan, dapat berakibat fatal jika
tidak mendapat penanganan dengan tepat dan cepat, juga dapat beresiko jika tidak diantisipasi. Hal ini akan
membuat terhentinya fungsi jantung yang akhirnya dapat mengancam nyawa pasien jika dibandingkan
dengan gangguan pada RK gangguan fungsi kardiovaskular, RK gangguan fungsi respirasi dan RK
kesulitan intubasi.
3) Pasca Anestesi:
1. Prioritas sedang : RK gangguan fungsi gastrointestinal
2. Prioritas sedang : Resiko jatuh
3. Prioritas sedang : Nyeri

Alasan prioritas :
RK gangguan fungsi gastrointestinal menjadi prioritas pertama pada masalah kesehatan anestesi pada
fase pasca anestesi. Pasalnya, RK gangguan fungsi gastrointestinal dapat menyebabkan aspirasi jika pasien
mengalami mual muntah akibat agen anestesi, Hal tersebut jika tidak diatasi atau diantisipasi dengan tepat
dapat berdampak buruk pada pasien dibandingkan resiko komplikasi lainnya
III. Rencana tindakan
1) Pra Anestesi:
Nama : Ny. L No. CM : 01234567
Umur : 6 tahun Dx : Pembesaran Adenoid dan
Tonsilitis kronis
Jenis kelamin : Perempuan Ruang : OK
2) Intra Anestesi
3) Pasca Anestesi
IV. Implementasi dan Catatan Perkembangan

1) Pra Anestesi:
Nama : Ny. L No. CM : 01234567
Umur : 6 tahun Dx : Pembesaran Adenoid dan
Tonsilitis kronis
Jenis kelamin : Perempuan Ruang : OK
2. Intra Anestesi
3. Pasca Anestesi
VI. Catatan
Perkembangan
VII. SERAH TERIMA KAMAR
OPERASI KE RUANG
PEMULIHAN
VIII. Serah Terima Ruang Pemuihan ke Ruang Rawat Inap

Nama : Ny. F No. CM : 01234567


Umur : 52 tahun Dx : Carcinoma Mammae
Jenis kelamin : Perempuan Ruang : OK
SEKIAN
TERIMAKASIH
Disusun Oleh:

Kelompok 1
1) Wafiq Aida Qurotul Ain (2213014)
2) Inayah Nurriska (2213025)
3) Renando Alfareza Fazria H. (2213013)
4) Muhammad Faizin (2213020)
5) Wildan Aditya Bimantara (2213038)
6) Mohammad Akbar Ramadhana (2213041)
7) Wefi Mardhariza (2213092)

Anda mungkin juga menyukai