HIRSCHPRUNG DISEASE
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah :Asuhan Keperawatan Anestesi
Pembedahan Khusus Dosen Pengampu : Made Suandika, S.Kep., Ns., M.Kep.,
Ph.D
Oleh
Kelompok 1A:
ACHMAD ALFAN A. 210106003 DEWI UMAYAH NUR R. 210106038
AILEN FITRIA 210106006 DILLA PUSPITA SARI 210106043
ALFINA INAYAH P. 210106011 DYAH TRI WULAN 210106046
AMANDHA CRISTIANI H. 210106014 ESA DAHAN PRAYOGA 210106051
ARDANDA SATRIA W 210106019 FAIKA KUM 210106054
BIMA BAYU NINGRAT 210106027 FEBBY FEBRIAN DENNI 210106059
CHANDRA AHMAD 210106030 FEBRIANTI 210106062
CLARESTA DOVEL D 210106035 FUTUH EL HALAWAH 210106067
HABIBIE AULIA 210106070
KELAS B
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJA
NA TERAPAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2023
A. Pengkajian
Anamnesis
a) Identitas Pasien
Nama : An. P
Usia : 1 tahun
Jenis kelami : perempuan
No. CM :
Agama :
Alamat :
Tanggal masuk :
Tanggal pengkajian :
Diagnosa madis : hirschprung disease
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Usia :
Agama :
Pekerjaan :
Alamat :
d) Pertimbangan anestesi
1) Penyulit: fisiologi bayi yang berbeda dengan orang dewasa
2) Jenis anestesi: Anestesi inhalasi
3) Teknik anestesi: Anestesi umum
5) Obat premedikasi
- Midazolam 0,05 mg/kg iv
Penggunaan midazolam sebagai antiansietas digunakan untuk
mengurangi stimulasi simpatis karena ketakutan, stress, maupun
menangis yang dapat meningkatkan konsumsi oksigen dan kerja
miokard.
- Ketamin 1 mg/kg
Ketamin memberikan efek yang menguntungkan pada anak-anak
dengan kelainan jantung bawaan dengan mempertahankan SVR dan
kinerja ventrikel, tanpa menimbulkan peningkatan PVR.
- Atracurium 0,4 mg/kg
Diberikan sebagai pelumpuh otot sebelum dilakukan pemasangan pipa
endotracheal No. 4 cuff kedalaman 12 cm untuk mencegah aspirasi
dengan miller blade 1,5.
- Sulfas atropine dengan dosis 0,01 mg/kg
Mengurangi sekresi lendir dan menurunkan efek bronchial dan kardial
yang berasal dari perangsangan parasimpatis akibat obat anestesi atau
tindakan operasi.
6) Persiapan pasien
- Lama puasa yang harus dipersiapkan pasien adalah stop susu 4 jam
dan pemberian air gula 2 jam sebelum anestesi untuk umur < 6 bulan.
Stop susu 6 jam dan pemberian air gula 3 jam sebelum anestesi untuk
umur 6-36 bulan.
E. Analisis Data
a. Pre Anestesi datda subyektif dan obytektif
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya distensi
abdomen
Symptom Etiologi Problem
DS : Orang tua pasien Faktor situasional Gangguan rasa nyaman
mengatakan bahwa
anaknya tidak dapat
buang air besar sejak
lahir
DO : Ekspresi wajah
terlihat
TD : 82/43 mmHg
Sp02 : 98%
a. Pre Anestesi
No Problem Tujuan Intervensi
(Masalah)
2 Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan Manajemen nyeri
berhubungan dengan asuhan keperawatan, Observasi:
adanya distensi abdomen. diharapkan tingkat - Identifikasi
nyeri menurun, lokasi,
dengan kriteria karakteristik,
hasil: durasi,
- Kebutuhan frekuensi,
rasa nyaman intensitas
terpenuhi nyeri
dengan - Identifikasi
kriteria skala nyeri
tenang, Kolaborasi
- tidak -Kolaborasi
menangis, pemberian obat
- tidak analgetik bersama
mengalami dokter anestesi.
gangguan
pola tidur.
b. Intra Anestesi
c. Post Anestesi
b.Klien tidak
mengalami nyeri
hebat pasca
bedah
c. Tanda-tanda
vital dalam batas
normal
(Tekanan darah
120/80 mmHg,
respirasi rate :
16-20X/mnt,
nadi
60-100X/menit),
SpO2
2. Resiko Diharapkan - Observasi TTV - Mengobservasi TTV
kekurangan pasien tidak secara rutin secara rutin
volume mengalami - Kaji intake dan - Mengkaji intake dan
cairan kekurangan output cairan output cairan
berhubungan cairan - Kaji keadaan fisik - Mengkaji keadaan
dengan pasien fisik pasien
pendarahan - Kolaborasi - Mengkolaborasikan
pemberian obat pemberian obat