OLEH :
FIRMAN FLORANTA ADONARA S.H.,M.H
DOSEN FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JEMBER
Tempat & tanggal
pembuatan surat
gugatan
Syarat formal
meterai
tanda tangan
SYARAT-SYARAT
GUGATAN
posita/fundamentum
Syarat substasil
petendi
petitum
Tempat &
Tanggal
Pembuatan
• Dalam surat gugatan disebutkan secara tegas tempat dimana
Surat gugatan dibuat (domicili Penggugat/ kuasanya);
Gugatan • Disebutkan tanggal, bulan dan tahun gugatan dibuat;
• Tanggal yang termuat pada kanan atas surat gugatan
haruslah sama dengan tanggal yang dicantumkan pada
meterai gugatan;
METERAI
Surat gugatan harus ditandatangani oleh Penggugat sendiri atau oleh kuasanya.
Seorang kuasa tidak dibenarkan mengajukan gugatan secara lisan (Putusan MARI No.369
K/Sip/1973);
Suatu gugatan tertulis yang dibubuhi cap jempol dinyatakan tidak dapat diterima (Putusan
MARI No.1077 K/Sip/1972);
Suatu gugatan yang ditandatangani dengan cap jempol yang tidak dilegalisir, maka gugatan
tsb dikembalikan kepada penggugat untuk dilegalisir (Putusan MARI No.769 K/Sip/1975);
IDENTITAS PARA PIHAK
(Pasal 8 RV)
Fakta-fakta hukum
POSITA(FUNDAMENTUM
kualifikasi perbuatan Tergugat
PETENDI)
uraian kerugian
POSITA
dengan Putusan MARI No. 67 K/Sip/1975 :”karena petitum tidak sesuai dengan dalil-dalil
PETITUM
gugatan (posita), maka permohonan kasasi dapat diterima & putusan Pengadilan
Tinggi dan Pengadilan Negeri dibatalkan;
Putusan MARI No. 556 K/Sip/1971, Putusan MARI No. 1245 K/Sip/1974, Putusan
MARI No. 339 K/Sip/1969 : putusan yang mengabulkan lebih daripada yang dituntut,
diijinkan selama masih sesuai dengan keadaan materiil, asal tidak menyimpang dari
apa yang dituntut dan putusan yang hanya meminta sebagian saja, harus dibatalkan.
• Adalah kesimpulan dari suatu gugatan yang
berisi hal-hal yang dimohonkan untuk
diputuskan oleh Hakim atau Pengadilan;
• Petitum terdiri dari 2 (dua) :
1. petitum primair (hal-hal pokok yang mohon
dikabulkan oleh Pengadilan);
PETITUM 2. petitum subsidair (memberi kebebasan
kepada hakim untuk mengabulkan lain dari
petitum primair).
• Pasal 8 RV : petitum yang tidak jelas atau tidak
sempurna dapat berakibat tidak diterimanya
gugatan atau tuntutan itu.
Conservatoir beslag
(Pasal 227 HIR/Pasal
261 RBG/Pasal 720
& Pasal 971 RV)
revidincatoir beslag
(Pasal 226 HIR/Pasal
260 RBG/Pasal 230
WVK)
executorial beslag
tindakan dalam (Pasal 197 HIR/Pasal
bunga moratoir
petitum 200 HIR/Pasal 208
RBG)
dwangsom
Pada posita perlu disinggung tentang bunga apabila hal itu akan dimintakan dalam petitum;
Untuk itu harus dikemukakan alasan-alasannya : apakah bunga tersebut sudah diperjanjikan
dalam perjanjian antara Penggugat & Tergugat sebelumnya, atau karena Penggugat tidak dapat
memanfaatkan uangnya yang berada di tangan Tergugat.
• Adalah uang paksa yang ditetapkan sebagai denda yang harus dibayar karena
tidak dipenuhinya suatu perjanjian;
• Alasan :
1. Telah diperjanjikan sebelumnya antara Penggugat & Tergugat;
2. Tergugat tidak akan mau secara sukarela melaksanakan putusan
Pengadilan & secara licik mengasingkan harta bendanya agar tuntutan
itu menjadi nihil;
3. Gugatan tidak akan dapat dieksekusi secara riil
Putusan MARI No. 307
Putusan MARI No. 791
K/Sip/1976 : “dwangsom
K/Sip/1972 : “dwangsom
akan ditolak apabila
tidak dapat dituntut
putusan dapat
bersama-sama dengan
dilaksanakan dengan
tuntutan membayar uang”.
eksekusi riil”.
• Alasan : adanya akta otentik sebagai
PUTUSAN bukti;
SERTA MERTA • Putusan serta merta dihindari oleh
Pengadilan, karena sering menimbulkan
masalah apabila Pengadilan Tinggi atau
Mahkamah Agung membatalkan putusan
itu, sementara obyek perkara telah beralih
tangan.
PERUBAHAN GUGATAN
1. Diubah : gugatan tsb sama sekali diubah, baik posita maupun petitumnya;
2. Diperbaiki : hal-hal tertentu dari gugatan tsb diperbaiki, misal : ada
kekuarangan kata dalam kalimat, kesalahan ketik atau kelebihan kata-kata
yang harus dibetulkan;
3. Dikurangi : ada bagian-bagian tertentu dari posita atau petitum gugatan
yang dikurangi, misal : semula digugat mengenai 4 bidang tanah,
kemudian dikurangi menjadi 2 bidang tanah saja, atau misalnya yang
Tergugatnya semula 4 menjadi 2 saja.
4. Ditambah : bagian posita atau petitum dari gugatan tsb ditambahi.
LARANGAN
PERUBAHAN GUGATAN
Apabila dalam suatu perkara yang sedang diperiksa oleh Pengadilan, di luar kedua belah
pihak yang berperkara ada pihak ketiga yang ditarik masuk ke dalam perkara tersebut;
Tergugat dalam jawabannya secara lisan/tertulis mohon kepada majelis hakim, agar
diperkenankan untuk memanggil seorang sebagai pihak yang turut berperkara dalam
perkara yang sedang diperiksa majelis tersebut untuk melindungi Tergugat.
Dalam
pokok Penggugat tetap sebagai Penggugat dan
perkara; Tergugat tetap sebagai Tergugat
1. vrijwaring/garantie formal;
Apabila seseorang diwajibkan untuk menjamin orang lain menikmati suatu
hak atas benda terhadap tuntutan yang bersifat kebendaan.
2. vrijwaring/garantie sederhana
Apabila Tergugat dikalahkan dalam sengketa yang sedang berlangsung,
mempunyai hak untuk menagih kepada pihak lain (pihak ketiga), yakni
penanggung (borg) dengan melunasi hutang, mempunya hak tagih kepada
debitur
• Adalah masuknya pihak ketiga
INTERVENTIE ke dalam perkara yang sedang
berjalan.
MACAM INTERVENTIE
1. Tussenkomst (menengah);
Masuknya pihak ketiga atas kemauan sendiri ke dalam perkara gugatan yang sedang
berlangsung, tidak memihak salah satu pihak (Penggugat/Tergugat), hanya
memperjuangkan kepentingannya sendiri.
2. Voeging (menyertai)
Percampuran pihak ketiga dalam proses perkara gugatan & menggabungkan diri kepada
salah satu pihak (Penggugat/Tergugat).
Dasar hukum : Pasal 132 (a) HIR/Pasal
157 RBG, Pasal 132 (b) HIR/Pasal 158
RBG
NEBIS IN IDEM
Obyek
tuntutan sama
NEBIS IN
Alasan sama
IDEM
Subyek
gugatan sama
DALUWARSA
(VERJARING)
Suatu alat untuk memperoleh sesuatu atau dibebaskan
dari sesuatu perikatan dengan lewatnya suatu waktu
tertentu & atas syarat-syarat yang ditentukan oleh
undang-undang.
Tergugat dapat menggunakan alasan daluwarsa untuk
mempertahankan haknya dari Penggugat.
MACAM DALUWARSA